• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dihasilkan dari penelitian ini yaitu :

(1) Kegiatan yang mengarah pada tindak kejahatan di Laut Arafura yang ditemui yaitu kegiatan illegal fishing dan Unreported fishing. Jenis kegiatan illegal fishing yaitu; Kapal-kapal penangkap ikan tidak dilengkapi dengan Surat Izin Penangkapan Ikan (SIUP) dan Surat Penangkapn Ikan SPI), kapal-kapal ikan tidak melakukan ketentuan yang tertera dalam SIUP atau SIPI (jenis dan ukuran alat tangkap yang tidak sesuai, pelanggaran

fishing ground), kapal tidak dilengkapai dengan Vessel Monitoring system (VMS.), dan kegiatan pair trawl. Jenis kegiatan unreported fishing yang terjadi yaitu nelayan melakukan pembongkaran dan penjualan ikan (transhipment) di tengah laut. Pelaku kegiatan IUU-Fishing yaitu nelayan asing dan nelayan Indonesia.

(2) Hasil matriks IFAS diperoleh nilai 2.18. Nilai ini menunjukkan faktor-faktor internal dalam upaya penanggulangan IUU-Fishing di Laut Arafura berada pada posisi yang lemah atau upaya penanggulangan IUU-Fishing di Laut Arafura yang dilakukan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua belum secara optimal dilakukan. Sedangkan matriks EFAS diperoleh nilai 1.85 yang berarti sistim penanggulangan IUU-Fishing di Laut Arafura belum mampu merespon kondisi lingkungan yang ada yang ada.

(3) Strategi kebijakan penanggulangan IUU-Fishing di Laut Arafura yang dapat dilakukan oleh Pemerintah Daerah Propinsi Papua melaui Dinas Perikanan dan Kelautan yaitu : meningkatkan peran Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) perikanan melalui pembentukan pengadilan khusus perikanan, pengadaan kapal pengawas perikanan untuk kegiatan pengawas perikanan di sekitar perairan selatan Papua, membangun sarana penunjang berupa pelabuhan perikanan di sekitar Laut Arafura, penataan koordinasi antara instansi terkait dan melibatkan masyarakat, menambah jumlah personil

PPNS bidang perikanan, dan meningkatkan jumlah dana pengawasan bidang perikanan.

S a r a n

Saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

(1) Penyusunan program untuk pengawasan sumberdaya perikanan di Laut Arafura agar mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh demi mewujudkan sasaran yang ingin dicapai

(2) Pemantauan dan pengawasan penangkapan ikan di Laut Arafura sebaiknya dilakukan berdasarkan batas-batas geografis wilayah.

(3) Perlu adanya dukungan semua pihak dalam upaya menanggulangi kegiatan

DAFTAR PUSTAKA

Abdurachman 1973. Kerangka Pokok-pokok Management Umum. PT. Ikhtiar Baru. Van Hoeve. Jakarta. 59 hal.

Andrews K.R. . 1980. The Concept of Corporate Strategy. Hommewood, Richard D. Irwin.

[BRKP] Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2003. Prosidding Forum Pengkajian Stok Ikan Laut (WPP : Samudera Hindia, Laut Arafura, Laut Cina Selatan dan Laut Jawa). Pusat Riset Perikanan Tangkap – Departemen Kelautan dan Perikanan. Jakarta.

Barry. 1985. Strategic Planning Workbook for Nonprofit Organisations. Hal. 10

Chaffe, E.E,. 1985. ”Three Models of Strategy”, Academic of Management Review. Hal. 89-98.

Chanddler 1962. Strategy dan Strukcure : Chapters in the History of American Industri Enterpraise. Chambridge. The MIT Press.

Darmawan 2006. Analisis Kebijakan Penanggulangan IUU Fishing dalam Pengelolaan Perikanan Tangkap. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 180 hal.

Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Statistik Perikanan Tangkap Tahun 2005. Jakarta. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap-DKP. hal. 7-13

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2003. Urgensi Implementasi Code of Conduct for Responsible Fisheries Dalam Pengusahaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Jakarta. Direktorat Kelembagaan Internasiona – DKP. 37 hal.

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2005. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Direktorat Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 56 hal

[DKP] Departemen Kelautan dan Perikanan. 2006. Standar Operasional dan Prosedur (SOP) Pengawasan Penangkapan Ikan. Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan. Jakarta. 84 hal.

[DPK] Dinas Perikanan dan dan Kelautan Provinsi Papua. 2006. Laporan Tahunan Pembangunan Perikanan dan Kelautan Tahun Anggaran 2006. 78 hal.

[DPK] Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Merauke. Laporan Tahunan 2006. 63 hal.

[FAO] Food and Agriculture Organisation, 2001. International Plan of Action to Prevent, Deter and Eliminate Illegal, Unreported and Unregulated Fishing. Rome. 24p.

[FAO] Food and Agriculture Fisheries Departemen, 2002. Implementational of the International Plan of Action to Prevent, Deter, and Eliminate Illegal, Unreported, and Unregulated Fiheries. FAO Tecnical Guidelines for Responsible Fisheries. No.9 Rome, 122p.

Haluan J., Monintja D. R., Yusfiandayani R., 2002. Permasalahan Kapal Asing di Indonesia Buletin Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Volume XI. No.1. Jurusan Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK – IPB. Hal. 29-41.

Lewaherilla, N. E. 2006. Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya Kawasan Taman Wisata Teluk Youtifa Jayapura. Disertasi Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 224 hal

Lubis E. 2002. Pengantar Pelabuhan Perikanan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. 67 hal

Monintja D.R, Sularso A., Sondita F.A., Purbayanto A., 2006. Perspektif Pengelolaan Perikanan Tangkap Laut Arafura. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. 226 hal.

Monintja D.R., 2006. Kumpulan Pemikiran tentang Teknologi Perikanan Tangkap yang bertanggung jawab. Departemen Pemanfaatan sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor.

Murdiyanto, B. 2004. Pengelolaan Perikanan Pantai. Proyek Pembangunan Masyarakat Pantai dan Pengelolaan Sumber Daya Perikanan. IPB. Bogor. 200 hal.

Naamin, N. 1984. Dinamika Populasi udang jerbung (Penaeus merguiensis de Man) di Perairan Arafura dan Alternatif Pengelolaannya. Disertasi Fakultas Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.281 hal

Nazir, M. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Nikijuluw, V.P.H. 2005. Politik Ekonomi Perikanan. Bagaimana dan Kemana Bisnis Perikanan. Fery Agung Corperation (Feraco). Jakarta. 314 hal

Rangkuti F. 2005. Analisis SWOT Teknik Membeda Kasus Bisnis.Reorientasi Konsep Perencanaan Strategis untuk Menghadapi Abab 21. Jakarta. PT. Gramedia Pustaka Utama. 188 hal.

Sadhotomo BP, Rahardjo dan Wedjadmiko. 2003. Pengkajian Kelimpahan dan Distribusi Sumberdaya Ikan Demersal dan Udang di Perairan Laut Arafura. Forum Pengkajian Stok Ikan Laut. Jakarta. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. Hal. 33-35.

Sarana H., Haluan J., Monintja D.R. 2007. Desain Monitoring, Controol and Surveillance Nasional dalam rangka Pembangunan Kelautan Indonesia. Buletin PSP Volume XVI No. 1 Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan. Hal. 27 – 48.

Schmidt, C.C. 2005. Ekonomic Drivers of Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fisheries. The International Journal of Marine and Coastal Law. Vol. 20 (3-4). Martinus Nijhoff Publishers.

Sobari M.P., Kingseng R.A., Priyatna N. F. 2003. Membangun Model Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan Berdasarkan Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Nelayan. Tinjauan Sosiologi Antropologi. Buletin Ekonomi Perikanan Departemen Sosial ekonomi Perikanan FPIK- IPB. Hal. 41-48.

Sularso, A. 2005. Alternatif Pengelolaan Perikanan Udang di Laut Arafura. Disertasi. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. 130 hal

Tripomo T, Udan. 2005. Manajemen Srategi. Bandung. Rekayasa Sains. 242 hal.

Widayati M. 1997. Bagaimana Mendapatkan dan Mempertahankan Pekerjaan. Solo. Dabara Publisher. 258 hal

Lampiran 1 Kegiatan pelanggaran penangkapan ikan di Laut Arafura tahun 2003 – 2006 TAHUN 2003

Pelaku Pelanggaran/Kebangsaan

Penangkap

MODUS OPERANDI PELANGGARAN Penyelesaian

OLEH WAKTU DAERAH/POSISI

1 2 3 4 5 6 7 01. MV. MIN FA ( RRC) Polair Merauke dengan menggunakan kapal nelayan

27 April 2003 Perairan Merauke mengumpulkan ikan tidak sesuai dengan SIKPIA

Kompensasi lepas oleh Bupati Merauke pada bulan Juli 2003 senilai Rp

1.000.000.000,- 02 MV. HEU DUC 77

( KOREA) KP. HIU 005 10 Juni 2003 Laut Arafura

Pengumpulan ikan tidak sesuai dengan daerah

yang diberikan (SIKPIA)

03 MV. RETNO 12

( KOREA) KP. HIU 005 10 Juni 2003 Laut Arafura

Penggunaan alat tangkap Pukat Udang tidak sesuai dengan ijin di SPI 04 DAFU MARINER

KII KP. HIU 005

4 September

2003 Laut Arafura

Melakukan pemindahan muatan di tengah laut (transhipment) 05 KM. KOMPAK 25 KII (349 GT) KP. HIU 005 4 September 2003 Laut Arafura

Penyalahgunaan ijin (habis masa berlaku tanggal 17 Oktober 2002) dan/atau melakukan

pemindahan muatan di tengah laut (transhipment)

06

KM. KOMPAK 26

KII (349 GT) KP. HIU 005 4 September

2003 Laut Arafura

Penyalahgunaan ijin (habis masa berlaku tanggal 17 Oktober 2002) dan/atau melakukan

pemindahan muatan di tengah laut (transhipment) 07 MV. RUAMCHOK – 12

KRI STO - 887 10 Nopember

2003 Laut Arafura

Alokasi Penagkapan Ikan Asing (APIA) tidak sesuai dengan SIKPI

Diselesaikan secara adat

08 KARYA MINA

SAMUDERA (KII) KRI Tongkol - 813 10 Desember 2003 Laut Arafura SIUP dan SPI di duga palsu

09 KM.LANGGENG

JAYA (KII) KRI Tongkol - 813 18 Desember 2003 Laut Arafura

Pemalsuan dokumen kapal (IUP, SIKPI), IKTA & LLO nihil serta jumlah ABK tidak sesuai

dengan Crew List

Dilepas tanpa proses

TAHUN 2004

1 2 3 4 5 6 7

175 GT (CHINA) Perairan Laut Arafura Pada Posisi 060 16' 52 '' LS – 1370 35' 20'' BT tangkap trawl 1 2 3 4 5 6 7 02 MV. KYUNG IL ACE. 850 GT. KRI.Senaputra 9 Januari 2004.

Laut Aru, Arafura Prop. Papua Pada Posis 07º08’30”LS-134º47’06”BT.

Mengangkut Ikan Tanpa Dilengkapi Dokumen

Adhock ke Lanal Tual Kab. Maluku Tenggara.

03 MV. RUAMCHOKE-12.

KRI Januari 2004 Laut Aru, Arafura Prop. Papua

Pelanggaran alat tangkap (mata jaring 40 mm) Adhock ke Lanal Tual Kab. Maluku Tenggara.

04 KM. LANGGENG

JAYA-003

KRI Januari 2004 Laut Aru, Arafura Prop. Papua

Pelanggaran alat tangkap (mata jaring 40 mm) Adhock ke Lanal Tual Kab. Maluku Tenggara. 05 KM. KARYA MINA

SAMUDERA-08

KRI Februari 2004. Laut Aru, Arafura

Prop. Papua

Pemalsuan Dokumen Adhock ke Lanal Tual

Kab. Maluku Tenggara. 06 KM. TAGULAI BAY KRI Februari 2004. Laut Aru, Arafura

Prop. Papua

Penyalahgunaan alat tangkap Adhock ke Lanal Tual Kab. Maluku Tenggara.

07 KM. BUDI JAYA KRI Maret 2004. Laut Aru, Arafura

Prop. Papua

Pelanggaran alat tangkap Adhock ke Lanal Tual Kab. Maluku Tenggara.

08 MV. SNUCK-9 KRI Maret 2004. Laut Aru, Arafura

Prop. Papua

Tidak ada dokumen Adhock ke Lanal Tual

Kab. Maluku Tenggara.

09 MV. XIANG FAN KRI Maret 2004. Laut Aru, Arafura

Prop. Papua

Transhipmen di laut Adhock ke Lanal Tual

Kab. Maluku Tenggara.

10 MV. CHEN LONG KRI Maret 2004. Laut Aru, Arafura

Prop. Papua

Transhipmen di laut Adhock ke Lanal Tual

Kab. Maluku enggara. 11 MV. FU YUAN YU-555 KRI

NUKU-873

11 Maret 2004.

Laut Aru, Arafura Prop. Papua

Menggunakan alat tangkap pair trawl tidak dilengkapi SPI-OA

Adhock ke Lanal Tual Kab. Maluku Tenggara. 12 KM. NUSANTARA MINA KRI. LAYANG 25 Oktober 2004.

ZEEI Perairan Laut Arafura

Ilegal Fishing Adhock ke Dermaga

Lanal Tual

13 KM. SAHAPAIBON-1 Pemilik : KRI. LAYANG 25 Oktober 2004.

ZEEI Perairan Laut Arafura

Ilegal Fishing Adhock ke Dermaga

Lanal Tual TAHUN 2005

1 2 3 4 5 6 7

01 KM. FU YUAN YU 376 KRI April 2005 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan pair trawl dan ijin palsu

TNI-AL Lanal Tual

1 2 3 4 5 6 7

02 KM. FU YUAN YU F 66

KRI. KS TUBUN

31 Mei 2005 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan tanpa ijin - 03 KM. INSIKO 1604

-

KRI. KS TUBUN

31 Mei 2005 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan tanpa ijin - 04 . KM. SHENG YIH 808 GT : - Pemilik : - KRI. KS TUBUN

31 Mei 2005 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan tanpa ijin -

05 KM. MUTIARA JAYA 16

KRI. KS TUBUN

31 Mei 2005 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan tanpa ijin -

06 KM. AVONA JAYA 27 Opsgab Polda Papua dengan Pemda

Mei 2005 Perairan Merauke Melakukan penangkapan ikan dengan menggunakan SPI yang telah mati

Polairud Polda Papua

07 KM. MIN PING YU 9721 Kapal Polisi Tanjung Youtifa 301 23 Nopember 2005

Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan tanpa dokumen dan alkap terlarang

Adhock Pel. Rakyat Poumako Kab. Mimika 08 KM. LIAO ZHONG YUAN YU 0021 Kapal Polisi Tanjung Youtifa 301 23 Nopember 2005

Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan tanpa dokumen dan alkap terlarang

Adhock Pel. Rakyat Poumako Kab. Mimika 09 MV. HENG LI 168

GT : -

Kapal Polisi 9 Desember 2005

Perairan Laut Arafura Melakukan transhipment di tengah laut Polairud Polda Papua

Tahun 2006

1 2 3 4 5 6 7

01 MV LIAO CHANG YU 6501

KIA China

KRI HIU-804 Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan tidak memiliki SIUP, SIPI, LLO, SIB . Melanggar Pasal 27 ayat (2) Jo Pasal 93 ayat (2) Jo Pasal Jo Pasal 7

TNI-AL Lanal Timika

ayat (2) huruf d Jo Pasal 100 Jo Pasal 42 ayat (2) Jo Pasal 98 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan 02 MV LIAO CHANG YU 6502 KIA China

KRI HIU-804 Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan tidak memiliki SIUP, SIPI, LLO, SIB . Melanggar Pasal 27 ayat (2) Jo Pasal 93 ayat (2) Jo Pasal Jo Pasal 7 ayat (2) huruf d Jo Pasal 100 Jo Pasal 42 ayat (2) Jo Pasal 98 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

03 MV HAI XING 7 dan MV HAI XING 8 KIA China

KRI

DEWANTARA-364

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl Melangar Pasal Pasal 9 Jo Pasal 85 Jo Pasal Jo Pasal 7 ayat (2) huruf a Jo Pasal 100 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl Melangar Pasal Pasal 9 Jo Pasal 85 Jo Pasal Jo Pasal 7 ayat (2) huruf a Jo Pasal 100 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

04 MV HAI XING 8 KIA China GT : - Pemilik : - KRI DEWANTAR A-364

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl Melangar Pasal Pasal 9 Jo Pasal 85 Jo Pasal Jo Pasal 7 ayat (2) huruf a Jo Pasal 100 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

05 KM. MITRA 211 KII

KRI

SENAPUTRA-878

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan bongkar muat bukan di pelabuhan pangkalan. Melangar Pasal 41 ayat (4) UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

06 KM. MITRA 888 KII

KRI

SENAPUTRA-878

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan bongkar muat bukan di pelabuhan pangkalan. Melangar Pasal 41 ayat (4) UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

07 KM. MITRA 268 KII

KRI

SENAPUTRA-878

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan bongkar muat bukan di pelabuhan pangkalan. Melangar Pasal 41 ayat (4) UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

08 KM. MITRA 126 KII

KRI

SENAPUTRA-878

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan bongkar muat bukan di pelabuhan pangkalan. Melangar Pasal 41 ayat (4) UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

09 KM. HASUDA 1801 KII

KRI

SENAPUTRA-Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan bongkar muat bukan di pelabuhan pangkalan dan panjang alkap tidak sesuai

TNI-AL Lanal Timika

878 dengan SIPI. Melangar Pasal 41 ayat (4) Jo Pasal 7 ayat (2) huruf a Jo Pasal 100 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan 10 MV HAI XING 1 KIA China KRI FATAHILAH 361

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl,. Melangar Pasal 9 Jo Pasal 84 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

11 MV HAI XING 2 KIA China

KRI FATAHILAH 361

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl,. Melangar Pasal 9 Jo Pasal 84 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

12 MV MENG YUAN YU 18 KIA China

KRI NALA-368

Oktober 2006 Perairan Laut Arafra Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl dan tidak memiliki SIB. Melangar Pasal 9 Jo Pasal 84 Jo Pasal 42 ayat (2) Jo Pasal 98 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

1 2 3 4 5 6 7 13 MV MENG YUAN YU 15 KIA China KRI NALA-368

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl dan tidak memiliki SIB. Melangar Pasal 9 Jo Pasal 84 Jo Pasal 42 ayat (2) Jo Pasal 98 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

14 MV LIAO DA ZHONG YU 1189 KIA China KRI KI HAJAR DEWANTAR A-364

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl. Melangar Pasal 9 Jo Pasal 84 Jo Pasal 7 ayat (2) huruf a Jo Pasal 100 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

15 KM. MAPRO 03 KII

KRI FATAHILAH 361

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap tidak sesuai dengan SIPI . Melangar Pasal 9 Jo Pasal 85 Jo Pasal 7 ayat (2) huruf a Jo Pasal 100 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan

TNI-AL Lanal Timika

16 KM. MAPRO 02 KII

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap tidak sesuai dengan SIPI . Melangar Pasal 9 Jo Pasal 85 Jo Pasal 7 ayat (2) huruf a Jo Pasal 100 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan.

TNI-AL Lanal Timika

17 MV LIAO CHANG YU 6131 KIA China

KRI KI HAJAR DEWANTARA-364

Oktober 2006 Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan dengan alkap pair trawl, tidak memiliki LLO, tidak memiliki SIB. Melangar Pasal 9 Jo Pasal 84 Jo Pasal 7 ayat

(2) huruf d Jo Pasal 100 Jo Pasal 42 ayat (2) Jo Pasal 98 UU No 31 Th 2004 tentang Perikanan 18 KM. HASUDA 1801

GT : - KII

KP. HIU 008 1 Desember 2006

Perairan Laut Arafura Melakukan penangkapan ikan secara ilegal dengan menggunakan alkap Pukat Ikan (Fish Net) yang tidak sesuai dengan SIPI Melanggar Pasal 7 ayat (2) huruf a UU NO.31 TH 2004 19 KM. BAHARI MAKMUR KII HIU MACAN 002 10 Desember 2006 Pada posisi 08°01’927”LS-135°26’457”BT di ZEEI Perairan Laut Arafura

Melakukan transhipment tidak sesuai dengan ijin SIUP-OA dan SIKPI-OI Melanggar Pasal 94 Jo Pasal 28 ayat (1) Jo Pasal 92 Jo Pasal 26 ayat (1) Jo Pasal 96 Jo Pasal 36 ayat (1) Jo Pasal 90 Jo Pasal 21 Jo Pasal 104 ayat (2) UU NO.31 TH 2004 20 MV. FU YUAN YU F68 KII HIU MACAN 002 10 Desember 2006 Pada posisi 08°01’927”LS-135°26’457”BT di ZEEI Perairan Laut Arafura

Melakukan transhipment tidak sesuai dengan ijin SIUP-OA dan SIKPI-OI Melanggar Pasal 94 Jo Pasal 28 ayat (1) Jo Pasal 92 Jo Pasal 26 ayat (1) Jo Pasal 96 Jo Pasal 36 ayat (1) Jo Pasal 90 Jo Pasal 21 Jo Pasal 104 ayat (2) UU NO.31 TH 2004

Lampiran 2 Sarana dan prasarana pengawasan perikanan di Perairan Papua

Lembaga Pengawas Sarana dan prasarana yang dimiliki

Keterangan

Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Papua - PPNS Perikanan 15 orang - Pelabuhan Perikanan - Sarana komunikasi (HT) - Kapal patroli DKP PPNS perikanan tersebar pada beberapa kabupaten di Papua

TNI – AL Radar dan sarana komunikasi;

Unit Kapal patroli masing-masing 27 knot ; 1 buah meriam

12,7 mm ; Senjata M16 ; 12 personil AL setiap patroli, Penyidik TNI AL tersebar pada

masing-masing lanal. Lamtamal X, Lanal Sorong, Mimika, Merauke, Fak-fak dengan daerah pengawasan di daerah

teritorial dan ZEEI L. Arafura

SATPOLAIR - 1 unit kapal patroli (Kp. Teluk

Youtefa ; speed boat pada setiap pos ; Personil polisi yang

tersebar pada pos-pos SATPOLAIR di setiap

Kabupaten/kota.

Pengawasan terbatas hanya di perairan teritorial dan pesisir

Lampiran 3 Prosedur pelaksanaan operasi pengawasan di laut dengan menggunakan kapal pengawas perikanan (SK. Menteri Kelautan dan Perikanan No.KEP.02/MEN/2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan)

I. Persiapan pelaksanaan pengawasan

1) Menyusun rencana operasi pengawasan di laut dengan menggunakan

kapal pengawas

2) Rencana operasi pengawasan diajukan ke pimpinan untuk mendapat

persetujuan

3) Permintaan personil pengawas pada unit perikanan lainnya untuk tenaga

pengawas di atas kapal

4) Penyiapan kapal dan logistik

II. Operasi pengawasan di laut dengan kapal pengawas

1) Pendeteksian sasaran melalui informasi dari berbagai sumber dan/atau

peralatan deteksi seperti sonar, radar dan pengawasan visual

2) Pengenalan sasaran dengan peralatan elektronik atau alat visual lainnya

apakah sasaran patut dicurigai sedang melakukan kegiatan yang bertentangan dengan UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

3) Penilaian sasaran dengan mencatat posisi dan tanggal waktu deteksi; bila

tidak ada kecurigaan sasaran diabaikan

4) Penghentian kapal perikanan yang diduga atau patut diduga melakukan

tindak pidana perikanan oleh nakhoda kapal pengawas

5) Pemeriksaan kapal perikanan oleh pengawas perikanan dengan materi

pemeriksaan :

¾ Pemeriksaan dokumen kapal perikanan

¾ Pemeriksaan fisik kapal perikanan

¾ Pemeriksaan alat penangkapan ikan

¾ Pemeriksaan alat bantu penangkapan ikan

¾ Pemeriksaan jumlah dan komposisi ABK

¾ Pemeriksaan pelabuhan pangkapal muat dan singah (kapal

pengangkut)

¾ Pemeriksaan daerah operasi penangkapan

¾ Pemeriksaan hasil tangkapan dan asal ikan

¾ Pemeriksaan penerapan LBP dan SLO kapal perikanan

¾ Pemeriksaan penerapan VMS

6) Klarifikasi keabsahan status perizinan

7) Terdapat dugaan awal tindak pidana perikanan, kapal di adhoc ke

pelabuhan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut dan jika tidak terdapat tindak pidana perikanan kapal segera dilepaskan dan diizinkan

melanjutkan kegiatannya.

8) Pembuatan berita acara calon tersangka dan barang bukti kepada

pengawas perikanan setempat dan/atau kepala dinas atau kepala pelabuhan untuk penyelidikan lebih lanjut

9) Pemeriksaan kapal perikanan hanya dapat dilakukan apabila terdapat

bukti atau petunjuk ynag kuat bahwa kapal tersebut melakukan pelanggaran terhadap UU No. 31 tahun 2004 tentang Perikanan

10)Setelah selesai pemeriksaan, petugas yang melakukuan pemeriksaan

nakhoda kapal yang diperiksa tentang hasil dan jalannya pemeriksaan, serta dituangkan dalam format laporan yang telah ditentukan

III. Tindak lanjut hasil operasi pengawasan dengan kapal pengawas

1) Pengawas perikanan yang diberi tanggung jawab, melakukan analisa jenis

pelanggaran kapal perikanan yang diadhock

2) Apabila ditemukan dugaan tindak pidana umum dilakukan koordinasi dengan

pihak terkait (POLRI). Sedangkan apabila ditemukan dugaan tindak pidana perikanan, dilakukan hal sebagai berikut :

¾ Pembuatan berita acara calon tersangka dan barang bukti kepada PPNS

untuk proses penyidikan

¾ Pengawas perikanan menyampaikan informasi penanganan kapal dengan

dugaan tindak pidana perikanan kepada Ditjen P2SDKP atau dinas di daerah yang membidangi tupoksi pengawasan sumberdaya perikanan

¾ Ditjen P2SDKP menyurat kepada Ditjen Perikanan Tangkap kaitannya

dengan proses administrasi perizinan kapal dimaksud dan menyurat ke Ditjen Imigrasi dengan tembusan kepada DEPLU, KEDUBES negara terkait dan Pemda setempat untuk penanganan ABK asing

¾ PPNS perikanan melakukan proses penyidikan dan/atau pidana

Lampiran 4 Form Surat Izin Usaha Perikanan dan Surat Penangkapan ikan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Provinsi Papua

SURAT IZIN USAHA PERIKANAN ( SIUP )

REPUBLIK INDONESIA PEMERINTAH PROVINSI PAPUA SURAT IZIN USAHA PERIKANAN

N0. : 523.3/ 580 / SIUP / 2005

PERUSAHAAN REFERENSI

NAMA PERUSAHAAN/PERORANGAN INDONESIA : SURAT PERMOHONAN SIUP : SIUP Baru.

KOPERASI NELAYAN SEJAHTERA Nomor : 08/KNS/VIII/2005

ALAMAT : TANGGAL :

NO. TELEPON :

NO. FAX : - JENIS KEGIATAN

EMAIL :

NPWP :

NO. AKTE PENDIRIAN/PERUBAHAN :

KAPAL DAN DAERAH USAHA

Dokumen terkait