• Tidak ada hasil yang ditemukan

(1) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka pelaksanaan Peraturan Daerah yang berkaitan dengan penataan ruang daerah yang telah ada dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka :

a. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan dan telah sesuai dengan Peraturan Daerah ini tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya;

b. izin pemanfaatan ruang yang telah dikeluarkan tetapi tidak sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan :

1. untuk yang belum dilaksanakan pembangunannya, izin tersebut disesuaikan dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

2. untuk yang sudah dilaksanakan pembangunannya, pemanfaatan ruang dilakukan sampai izin terkait habis masa berlaku dan dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini;

3. untuk yang sudah dilaksanakan dan tidak memungkinkan untuk dilakukan penyesuaian dengan fungsi kawasan berdasarkan Peraturan Daerah ini, izin yang telah diterbitkan dapat dibatalkan dan terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dapat diberikan penggantian yang layak;

4. penggantian terhadap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalan izin tersebut dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Tabalong yang membatalkan/ mencabut izin dimaksud;.

5. penggantian yang layak sebagaimana dimaksud pada angka 3 (tiga) dilakukan dengan memperhatikan indikator sebagai berikut :

a) memperhatikan harga pasaran setempat;

b) sesuai dengan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP); dan c) sesuai dengan kemampuan daerah.

6. ketentuan lebih lanjut, mengenai teknis penggantian yang layak diatur dengan Peraturan Bupati.

c. pemanfaatan ruang yang izinnya sudah habis dan tidak sesuai dengan Peraturan Daerah ini dilakukan penyesuaian berdasarkan Peraturan Daerah ini; dan

d. pemanfaatan ruang di daerah yang diselenggarakan tanpa izin ditentukan sebagai berikut:

1. yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, pemanfaatan ruang yang bersangkutan ditertibkan dan disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini;

2. yang sesuai dengan ketentuan Peraturan Daerah ini, dipercepat untuk mendapatkan izin yang diperlukan; dan

3. Perizinan dan hak atas tanah yang telah diterbitkan tetap berlaku sampai jangka waktunya berakhir.

Pasal 79

(1) Kawasan hutan yang telah ditunjuk atau ditetapkan yang secara teknis tidak dapat dipetakan dalam Lampiran Peraturan Daerah ini, dinyatakan tetap berlaku.

(2) Dalam hal batas kawasan hutan yang berimpit dengan batas-batas sungai dan/atau danau, maka batas kawasan hutan bersifat dinamis mengikuti fenomena perubahan batas alam tersebut.

(3) Izin pemanfaatan hutan atau izin penggunaan kawasan hutan yang masih berlaku sebelum Peraturan Daerah ini mulai berlaku, dinyatakan tetap berlaku sampai dengan izinnya berakhir.

(4) Izin yang telah diterbitkan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten yang berada pada areal bukan kawasan hutan dan berdasarkan Peraturan Daerah ini ditetapkan menjadi kawasan hutan dinyatakan masih tetap berlaku sampai dengan izinnya berakhir.

(5) Izin usaha perkebunan yang telah diterbitkan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Kabupaten yang berada dalam kawasan hutan berdasarkan Peraturan Daerah ini, dinyatakan masih tetap berlaku dan diperbolehkan

menggunakan kawasan tersebut untuk usaha perkebunan selama 35 (tiga puluh lima) tahun terhitung sejak penanaman pertama.

(6) Sebelumnya berakhirnya penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dapat diajukan permohonan perubahan peruntukan kawasan hutan menjadi bukan kawasas hutan dan/atau dikembalikan berdasarkan fungsi hutan semula sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(7) Kegiatan plasma perkebunan masyarakat yang telah diterbitkan sertifikat hak miliknya yang berada dalam kawasan hutan berdasarkan Peraturan Daerah ini dinyatakan masih tetap berlaku.

(8) Kegiatan budidaya perkebunan masyarakat (kebun mandiri) yang berada di kawasan hutan berdasarkan Peraturan Daerah ini, diarahkan pada program Hutan Tanaman Rakyat (HTR) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

(9) Areal Penggunaan Lain (APL) yang telah dikuasai oleh konsesi pengusahaan hutan (Hak Pengusahaan Hutan/Hutan Tanaman Industri) berdasarkan Peraturan Daerah ini dapat dilakukan tukar menukar kawasan dengan konsesi usaha perkebunan (Hak Guna Usaha/Izin Lokasi) yang berada dalam kawasan hutan sesuai dengan ketentuan yang berlaku .

(10) Pengusahaan kawasan hutan, pengusahaan perkebunan dan pengusahaan pertambangan beserta fasilitasnya, yang telah berakhir masa konsesinya, dinyatakan menjadi milik Pemerintah Kabupaten untuk pengembangan wilayah.

(11) Kawasan permukiman dengan status wilayah administrasi pemerintahan berupa dusun, desa, kecamatan beserta dengan fasilitas sosial dan fasilitas umum dan merupakan investasi dan aset Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah Kabupaten yang berada dalam kawasan hutan berdasarkan Peraturan Daerah ini, dinyatakan tetap sebagai kawasan permukiman dan secara bertahap dilakukan tata batas dan

enclave dari kawasan hutan tersebut.

(12) Pengembangan sarana dan prasarana wilayah yang bersifat strategis berupa jalan, jembatan, kawasan industri, dan fasilitas umum lainnya, baik yang sudah ada maupun yang direncanakan yang berada dalam kawasan hutan berdasarkan Peraturan Daerah ini, dapat dimanfaatkan dan selanjutnya diprioritaskan perubahan peruntukannya menjadi bukan kawasan hutan.

(13) Reposisi kawasan hutan dalam Peraturan Daerah ini diprioritaskan perubahan peruntukannya menjadi bukan kawasan hutan dan/atau kawasan hutan.

(14) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan dalam Peraturan Daerah ini, berlaku ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kehutanan.

(15) Perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (14) selanjutnya diintegrasikan dalam perubahan rencana tata ruang wilayah.

(16) Perubahan kawasan dan fungsi kawasan hutan serta penggunaan kawasan hutan sebagaimana dimaksud pada ayat (14) dapat dilaksanakan sebelum ditetapkan perubahan rencana tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (15).

(17) Batas wilayah administratif, batas kawasan hutan, pembesaran skala peta kawasan hutan skala 1 : 250.000 yang merupakan ketentuan tentatif (sementara) sampai adanya penetapan batas wilayah administratif, batas kawasan hutan, peta kawasan hutan skala 1: 50.000 dan/atau skala 1 : 25.000 yang definitif.

BAB XV

KETENTUAN PENUTUP

Dokumen terkait