BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
5. Komunikasi
a. Pengertian komunikasi
Istilah komunikasi dalam bahasa Inggris “communication” berasal dari kata bahasa Latin, yaitu kata “communicare”, yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah terjadi kesamaan makna atau
pengertian. Jika kita mengkomunikasikan suatu ide, atau gagasan,
maka kita harus terlebih dahulu menetapkan suatu dasar titik temu
yang sama dalam mencapai suatu pemahaman atau pengertian.
Komunikasi minimal harus memiliki kesamaan makna antara dua
belah pihak yang terlibat. Dikatakan minimal karena kegiatan
komunikasi tidak hanya bersifat informatif (agar orang lain mengerti
dan tahu), tetapi juga harus persuasif (orang lain bersedia menerima
Bermacam-macam definisi yang dikemukakan oleh para ahli
untuk memberikan batasan terhadap apa yang dimaksud dengan
Komunikasi adalah sebagai berikut :
Komunikasi dapat didefinisikan sebagai proses dimana
informasi ditukar dan dipahami oleh dua orang atau lebih, biasanya
dengan maksud untuk memotivasi atau mempengaruhi perilaku, dan
komunikasi tidak sekedar mengirimkan informasi (Daft, 2006:414).
Menurut Tisnawati dan Saefullah (2005:295) komunikasi
adalah proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan
pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan
berita atau informasi dari seseorang ke orang lain (Thoha, 2005:167).
Menurut Griffin (2002:105) komunikasi adalah proses
penyampaian informasi dari satu orang ke orang lain.
Dari berbagai perngertian tentang komunikasi di atas dapat
disimpulkan bahwa :
1) Komunikasi selalu menyangkut usaha mentransmisikan
informasi/gagasan dari seseorang kepada oaring lain sehingga
penerima (receiver) mengerti akan informasi yang dikirim oleh
2) Komunikasi selalu menyangkut dua pihak yaitu pengirim (sender)
dan penerima (receiver).
3) Komunikasi merupakan suatu usaha untuk menciptakan
pengertian diantara penerima (receiver) dan pengirim (sender).
4) Komunikasi menekankan juga pada tujuan untuk merubah
tingkah laku orang lain yang meliputi perubahan pengetahuan,
sikap dan tindakan penerima (receiver).
b. Komponen Dasar Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan dan menerima pesan
verbal dan non-verbal, dengan harapan muncul umpan balik atau
feedback dari si penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan efektif
apabila pesan yang diberikan dapat dimengerti sepenuhnya oleh
penerimanya dan si penerima memberikan reaksi atau tanaggapan
seperti yang diharapkan si pemberi pesan.
Proses komunikasi antar orang perorangan atau perusahaan
melibatkan lima elemen pokok, yaitu:
1) Pemberi Pesan
Pemberi pesan adalah orang atau individu yang mengirim
pesan. Salah satu tanggung jawab pemberi pesan adalah
memformulasikan pesan akan diberikan sedemikian rupa sehingga
dapat dimengerti sepenuhnya oleh penerima pesan. Apabila pesan
resiko terjadi kesalahan pengertian atau mis-komunikasi.
Akibatnya si pemberi pesan tidak akan menerima tangapan yang
sesuai.
2) Pesan
Pesan adalah informasi yang diberikan kepada penerima
pesan. Pesan yang diberikan terdiri dari simbol-simbol yang
menggambarkan informasi, pendapat, introduksi, petunjuk,
penjelasan, perintah, usul, pertanayaan dan larangan yang ingain
disampaikan. Simbol-simbol tersebut dapat berbentuk verbal
(menggunakan kata-kata secara lisan maupun tulisan) atau
non-verbal (tanpa kata-kata, misalnya dengan gerakan tubuh atau
isyarat).
3) Jalur dan Media
Pesan yang ingin diberikan pemberi pesan dapat
disampaikan melalui dua jalur utama, yaitu: jalur tulisan dan jalur
lisan. Dengan demikian komunikasi dapat dikelompokan menjadi
dua golongan utama, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi
tertulis.
Jalur komunikasi manajemen yang akan digunakan
tergantung dari kebutuhan atau kondisi yang sedang dihadapi
pemberi pesan. Apabila pesan yang akan diberikan cukup penting,
penerima pesan, jalur lisan lebih cocok untuk digunakan. Adapun
media yang dapat dipergunakan antara lain: percakapan tatap
muka, rapat, pertemuan formal lainnya, pesawat telpon, dan
teleconference.
Sedangkan apabila pesan yang ingin disampaikan cukup
rumit, panjang lebar, sangat teknis, tidak membutuhkan tanggapan
cepat dan membutuhkan laporan tertulis untuk arsip, jalur tulisan
lebih cocok untuk digunakan. Adapun media lain yang dapat
dipergunakan antara lain: memorandum, surat, telefax letter,
e-mail, laporan singkat tertulis atau laporan panjang tertulis, dan
sebagainya.
4) Penerima Pesan
Penerima pesan adalah mereka yang menerima pesan secara
tertulis maupun lisan. Mereka menerima pesan melalui
pendengaran atau penglihatan, terkadang juga melalui sentuhan.
Bagaiman penerima pesan mengartikan atau memberikan
reaksi terhadap pesan-pesan yang mereka terima dapat
dipengaruhi oleh persepsi dan sikap mereka terhadap isi pesan dan
terhadap pembawa pesan. Pengalaman dan lingkungan hidup juga
dapat membentuk persepsi dan sikap seseorang terhadap suatu
pesan. Dan faktor lain yang mempengaruhi persepsi dan sikap
penerima pesan antara lain latar belakang pendidikan, tingkat
5) Tanggapan
Tanggapan adalah respon atau umpan balik si penerina
pesan terhadap pesan yang diterima dari si pemberi pesan.
Tanggapan atau reaksi penerima pesan dipengaruhi oleh
kemampuan penerima untuk dapat memahami dan mengartikan
pesan yang diberikan. Bentuk dari tanggapan dapat berupa lisan,
tulisan, tindakan atau kombinasi dari dua atau ketiga-tiganya.
Tanggapan dapat berupa persetujuan, penolakan, permintaan,
penjelasan lebih lanjut, keputusan yang diharapkan atau tidak
diharapkan oleh pembawa pesan. Efektivitas komunikasi juga
ditentukan oleh tanggapan yang diberikan penerima pesan.
c. Bentuk Komunikasi
Bentuk-bentuk komunikasi dalam suatu organisasi atau
perusahaan dapat dikelompokan menjadi berapa jenis, yaitu:
1) Ditinjau dari unsur formalitas, komunikasi dapat dibagi menjadi
dua, yaitu:
a) Komunikasi Formal
Komunikasi faormal merupakan penyebaran informasi yang
dilakukan secara resmi dalam suatu perusahaan atau
b) Komunikasi Non-formal
Komunikasi non-formal lebih bersifat pribadi, dan komunikasi
nonformal tidak mengarah kepada kepentingan organisasi atau
perusahaan.
2) Dilihat dari tingkatan, komunikasi dapat dibagi menjadi dua,
yaitu:
a) Komunikasi Vertikal
Komunikasi vertikal menggabarkan penyebaran informasi
yang dilakukan antar karyawan dari tingkatan yang berbeda,
baik dari
atasan ke bawahan (downward communication) maupun dari
bawahan ke atasan (upward communication).
i. Komunikasi ke Bawah (Downward Comunication)
Komunikasi ke bawah adalah pesan yang mengalir dari
atasan kepada bawahannya yang berkenaan dengan
tugas-tugas (A. Mulyono dan H. Indriyo, 1998:170). Pesan
tersebut berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin,
perintah, pertanyaan dan kebijakan umum.
ii. Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Menurut A. Mulyono dan H. Indriyo (1998:170)
komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari
tingkat yang lebih tinggi. Tujuan komunikasi ini adalah
untuk memberikan umpan balik, saran dan mengajukan
pertanyaan
b). Komunikasi Horisontal
Komunikasi horisontal merupakan komunikasi antar
karyawan pada tingkatan yang sama dalam perusahaan atau
organisasi. Komunikasi horisontal yang efektif membantu
individu yang menjadi bagian dari organisasi atau perusahaan
dapat memecahkan problem yang dihadapi bersama dan
sarana untuk menyamamakan persepsi, pendapat dan pola
pikir antar bagian. Dengan demikian ia mendapat sarana
untuk membangun keharmonisan hubungan kerjasama antar
bagian dan perusahaan.
3) Ditinjau dari sifat, komunikasi dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a)Komunikasi Personal
Komunikasi personal merupakan komunikasi individu-individu
didalam perusahaan. Percakapan individu merupakan salah
satu contoh bentuk komunikasi personal.
b)Komunikasi Non-Personal
Komunikasi non-personal merupakan komunikasi yang tidak
terjadi antara individu di dalam perusahaan dengan media
d. Komunikasi dalam Organisasi
Untuk menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, para
pemimpin eksekutif, dan karyawan perusahaan perlu beraksi, bereaksi
dan berkomunikasi. Komunikasi tersebut baik dilakukan antara
mereka sendiri (komunikasi intern) Maupun dengan orang-orang
diluar organisasi perusahaan (komunikasi ekstern). Komunikasi intern
dan ekstern tersebut wajib dilakukan secara efektif. Komunikasi
intern dilakukan oleh atasan dengan bawahan, oleh bawahan dengan
atasan dan di antara rekan kerja yang setingkat.
S. Sutojo dan M. Setiawan (2003:2) mengemukakan bahwa
komunikasi yang efektif mempunyai dua tujuan utama yaitu:
1) Mendapatkan pemahaman penuh tentang makna yang diberikan
kepada pihak lain baik didalam maupun diluar perusahaan.
2) Mendapat tanggapan, tindakan atau persetujuan dari si penerima
pesan seperti yang diharapkan si pemberi pesan. Pesan itu sendiri
dapat berbentuk berita, introduksi tentang suatu hal baru,
penyampaian pendapat, informasi, penjelasan, rekomendasi,
perintah, pernyataan atau himbauan untuk berbuat sesuatu.
e. Efektivitas Komunikasi
American Manajemen Associations (AMA) telah menyusun sejumlah
prinsip-prinsip komunikasi yang disebut “The Ten Commandments of Good Communication” (sepuluh pedoman komunikasi yang baik).
Pedoman ini disusun secara ringkas untuk meningkatkan efektivitas,
komunikasi organisasi, yang secara ringkas adalah sebagai berikut:
1) Cari kejelasan gagasan-gagasan terlebih dahulu sebelum
dikomunikasikan.
2) Teliti tujuan sebenarnya setiap komunikasi.
3) Pertimbangkan keadaan fisik dan psikis manusia keseluruhan
kapan saja komunikasi dilakukan.
4) Konsultasi dengan pihak-pihak lain bila perlu, dalam perencanaan
komunikasi.
5) Perhatikan tekanan nada dan ekspresi lainnya sesuai isi dasar
berita selama berkomunikasi.
6) Ambil kesempatan, bila timbul untuk mendapatkan segala sesuatu
yang membantu atau umpan balik.
7) Ikuti lebih lanjut komunikasi yang telah dilaksanakan
8) Perhatikan konsistensi komunikasi.
9) Tindakan atau perbuatan harus mendorong komunikasi.
10)Jadilah pendengar yang baik, berkomunikasi tidak hanya untuk
f. Keuntungan Komunikasi yang Efektif
Komunikasi yang efektif membawa manfaat bagi pemimpin,
eksekutif dan karyawan maupun untuk perusahaan. S. Sutojo dan M.
Setiawan (2003:4-5) menjelaskan manfaat komunikasi organisasi
yang efektif sebagai berikut:
1) Manfaat Komunikasi Intern yang Efektif:
a) Komunikasi dari atas ke bawah
Komunikasi dari atas ke bawah yang efektif akan
menciptakan suasana kerja yang kondusif serta kepuasan
kerja bagi bawahan. Suasana kerja yang kondusif tersebut
dapat meningkatkan moral, motivasi dan efisiensi
perusahaan.
b) Komunikasi dari bawah ke atas
Komunikasi dari bawah ke atas yang efektif mempunyai
banyak manfaat bagi atasan yang professional. Disamping
laporan tertulis yang disampaikan bawahan secara periodik,
atasan yang profesional ingin mendengar komentar,
pendapat, usul, keinginan, kesan bahkan keluhan tentang
berbagai macam hal secara jujur dan terbuka dari
bawahannya. Sebagai kelanjutannya mereka dapat
c) Komunikasi Horisontal
Komunikasi horizontal yang efektif membantu individu dan
bagian perusahaan dalam bekerjasama memecahkan
problem yang dihadapi bersama. Ia juga merupakan sarana
untuk menyamakan persepsi, pendapat dan pola berpikir
antar bagian. Dengan demikian ia dapat menjadi sarana
untuk membangun keharmonisan hubungan dan antar
kerjasama antar bagian dalam perusahaan.
2) Manfaat Komunikasi Ekstern yang Efektif
Komunikasi bisnis dengan pihak ketiga yang efektif membawa
dampak positif dalam keberhasilan usaha bisnis dan upaya
membangun citra perusahaan di masyarakat.
3) Manfaat Bagi Staff dan Eksekutif
Kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat menunjang
perkembangan karier pekerjaan mereka. Kita mampu
melaksanakan komunikasi dengan baik maka kita akan dapat
mengambil manfaat tertentu seperti:
a) Kelancaran tugas-tugas lebih terjamin
Berkomunikasi dengan baik dan memudahkan orang lain
demikian kita tidak perlu mengadakan pengulangan
berkali-kali terhadap pesan yang kita sampaikan.
b) Biaya-biaya dapat ditekan
Selain membantu kelancaran tugas-tugas, komunikasi yang
baik akan membentu menekan pembengkakan biaya-biaya
yang diakibatkan oleh komunikasi yang kurang baik.
c) Dapat meningkatkan pertisipasi
Komunikasi timbal balik antara atasan dan bawahan atau
antara karyawan dengan pihak perusahaan akan
menimbulkan partisipasi yang baik dari perusahaan.
d) Pengawasan dapat dilakukan dengan baik
Dengan adanya komunikasi dengan baik berarti hubungan
antara atasan dengan bawahan dapat terjalin dengan baik.
Ini berarti pengawasan dari pimpinan terhadap tugas-tugas
yang diberikan dapat dilaksanakan dengan baik.