• Tidak ada hasil yang ditemukan

Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

Secara geografis wilayah Provinsi Jawa Barat terletak di antara 5o50’-7o

Jawa Barat adalah sebuah Provinsi di Indonesia. Ibu kotanya berada di Kota Bandung. Perkembangan sejarah menunjukkan bahwa Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia (staatblad

Nomor: 378). Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan Provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan Daerah Khusus Ibukota Jakarta, ibu kota negara Indonesia. Pada tahun 2000, Provinsi Jawa Barat dimekarkan dengan berdirinya Provinsi Banten, yang berada di bagian barat.

50’ Lintang Selatan dan 104o48'-108o48' Bujur Timur, dengan batas-batas wilayahnya adalah sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta, sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia, serta sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Banten (Gambar 9).

Luas wilayah Provinsi Jawa Barat meliputi wilayah daratan seluas 3.710.061,32 Hektar dan garis pantai sepanjang 724,85 Km. Secara administratif sejak tahun 2008, kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat berjumlah 26 kabupaten/kota terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota dengan 625 kecamatan dan 5.877 desa/kelurahan. Jawa Barat terbagi dalam 4 Badan Koordinasi Pemerintahan Pembangunan (Bakor PP) Wilayah, sebagai berikut wilayah I Bogor meliputi Kab. Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab. sukabumi, Kota Sukabumi dan Kab. Cianjur. Wilayah II Purwakarta meliputi Kab. Purwakarta, Kab. Subang, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, dan Kota Bekasi. Wilayah III Cirebon meliputi Kab. Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka, dan Kab. Kuningan. Wilayah IV Priangan meliputi Kab. Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumedang, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, dan Kota Banjar.

Kependudukan

Provinsi Jawa Barat dengan luas total 35.377,76 km2 saat ini didiami penduduk sebanyak 46.497.175 juta jiwa. Penduduk ini tersebar di 26 Kabupaten/Kota, 625 Kecamatan dan 5.899 Desa/Kelurahan. Jumlah penduduk terbesar terdapat di Kabupaten Bogor sebanyak 4.966.621 Jiwa (11,03 %), sedangkan penduduk terkecil terdapat di Kota Banjar yaitu sebanyak 192.903 Jiwa (0,43 %). Sebaran atau distribusi jumlah penduduk di wilayah Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan tahun 2011 disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10 Distribusi jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan tahun 2011 per kabupaten/kota Kabupaten/Kota Luas Wilayah (Km2) Tahun 2005 Tahun 2011

Jiwa % Density Jiwa % Density

Kabupaten 1 Bogor 2.976,47 4.100.934 10,3 1.378 4.966.621 10,7 1.669 2 Sukabumi 4.161,74 2.224.993 5,6 535 2.575.590 5,5 619 3 Cianjur 3.614,36 2.098.644 5,3 581 2.631.896 5,7 728 4 Bandung 1.726,63 4.263.934 10,7 2.470 3.672.994 7,9 2.127 5 Garut 3.110,08 2.321.070 5,8 746 2.706.586 5,8 870 6 Tasikmalaya 2.709,70 1.693.479 4,2 625 1.738.359 3,7 642 7 Ciamis 2.732,51 1.542.661 3,9 565 1.756.636 3,8 643 8 Kuningan 1.215,01 1.096.848 2,7 903 1.269.135 2,7 1.045 9 Cirebon 1.071,96 2.107.918 5,3 1.966 2.388.562 5,1 2.228 10 Majalengka 1.309,39 1.191.490 3,0 910 1.243.439 2,7 950 11 Sumedang 1.563,44 1.067.361 2,7 683 1.184.187 2,5 757 12 Indramayu 2.101,59 1.760.286 4,4 838 2.001.520 4,3 952 13 Subang 2.174,39 1.421.973 3,6 654 1.619.088 3,5 745 14 Purwakarta 994 770.660 1,9 775 928.451 2,0 934 15 Karawang 1.918,99 1.985.574 5,0 1.035 2.190.358 4,7 1.141 16 Bekasi 1.264,71 1.953.380 4,9 1.545 2.212.255 4,8 1.749 17 Bandung Barat 1.296,01 0 0,0 0 1.854.159 4,0 1.431 Kota 18 Bogor 117,71 844.778 2,1 7.177 870.197 1,9 7.393 19 Sukabumi 48,84 287.760 0,7 5.892 330.798 0,7 6.773 20 Bandung 172,44 2.315.895 5,8 13.430 2.536.649 5,5 14.710 21 Cirebon 38,99 281.089 0,7 7.209 329.669 0,7 8.455 22 Bekasi 215,65 1.994.850 5,0 9.250 2.098.805 4,5 9.732 23 Depok 202,77 1.373.860 3,4 6.775 1.783.113 3,8 8.794 24 Cimahi 44,45 493.698 1,2 11.107 606.699 1,3 13.649 25 Tasikmalaya 184,98 594.158 1,5 3.212 808.506 1,7 4.371 26 Banjar 133,83 173.576 0,4 1.297 192.903 0,4 1.441

Total Jawa Barat 37.100,64 39.960.869 1.077 46.497.175 1.253

Sumber: Jawa Barat Dalam Angka Tahun 2005 dan 2011, BPS

Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa kabupaten yang memiliki jumlah penduduk paling banyak adalah Bogor dengan jumlah total penduduknya adalah sebesar 4.966.621 jiwa (10,7 % dari total jumlah penduduk di Provinsi Jawa Barat), disusul berikutnya oleh Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung pada Tahun 2007 mengalami pemekaran menjadi 2 (dua) wilayah administratif kabupaten, yaitu Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat, sehingga jumlah penduduk di Kabupaten Bandung mengalami penurunan dari 4.263.934 jiwa (10,7 %) pada Tahun 2005 menjadi 3.672.994 (7,9 %) pada Tahun 2011. Sebaran pertumbuhan jumlah

penduduk per kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat ditunjukkan pada Gambar 10.

Gambar 10 Grafik pertumbuhan jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan tahun 2011

Gambar 11 Grafik kepadatan jumlah penduduk (density) Provinsi Jawa Barat tahun 2005 dan tahun 2011 0 500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000 4.500.000 5.000.000 J u m la h P e n d u d u k ( J iw a ) Tahun 2005 Tahun 2011 0 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 K e p a d a ta n P e n d u d u k (J iw a / H a ) Density 2005 Density 2011

Berdasarkan grafik tren perkembangan kepadatan penduduk (density) tahun 2005 dan tahun 2011 di Provinsi Jawa Barat, dapat diketahui bahwa kepadatan penduduk tertinggi berada di wilayah Kota Bandung dengan 14.710 jiwa/km2, disusul berikutnya oleh Kota Cimahi dengan kepadatan penduduk 13.649 jiwa/km2 serta Kota Bekasi dengan kepadatan penduduknya 9.732 jiwa/km2. Sebaran dan peta tingkat kepadatan penduduk (density) per kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat ditunjukkan pada Gambar 11 dan Gambar 12. Terlihat pada Gambar 12 bahwa tingkat kepadatan penduduk di wilayah Provinsi Jawa Barat lebih terkonsentrasi di kota-kota besar seperti Kota Bogor, Kota Depok, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kota Sukabumi dan Kota Tasikmalaya.

Pola Curah Hujan dan Tipe Iklim Pola Curah Hujan

Indonesia dibagi menjadi 3 (tiga) pola curah hujan, yaitu pola curah hujan region A (region monsoon tengara/Australian monsoon), pola curah hujan region B (region semi-monsoon/NE Passat monsoon) serta pola curah hujan region C (region anti-monsoon/Indonesian through flow). Pembagian zona pola iklim region disajikan pada Gambar 13. Region atau daerah A, pola curah hujannya berbentuk huruf U (paling kiri), sedang pola Region B, pola curah hujannya berbentuk huruf M ( tengah) dengan dua puncak curah hujan.Sedangkan pola Region C berbentuk huruf U terbalik (kanan) atau berkebalikan dengan Region A. Garis merah merupakan curah hujan dalam milimeter sedangkan garis hitam merupakan deviasinya.

Berdasarkan data pengamatan curah hujan dari 281 stasiun curah hujan yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Barat, tipe hujan di wilayah Provinsi Jawa Barat termasuk kedalam tipe moonsunal atau pola curah hujan region A (region monsoon

tengara/Australian monsoon), dengan curah hujan rata-rata tahunan mencapai 2.000 mm/tahun, namun di beberapa daerah pegunungan bisa mencapai 3.000 - 5.000 mm/tahun. Sebaran rataan pola curah hujan tahun 1998-2010 di wilayah Provinsi Jawa Barat disajikan pada Gambar 14.

Sebagai daerah beriklim tropis yang dipengaruhi oleh angin muson, Jawa Barat menerima curah hujan rata-rata cukup berlimpah, curah hujan tahunan bervariasi dari 2000 mm/tahun pada daerah pantai sampai lebih dari 4000 mm/tahun pada daerah pegunungan. Distribusi curah hujan musiman sangat tergantung pada angin muson. Musim hujan terjadi selama bulan-bulan Nopember – Maret, sementara musim kemarau terjadi pada bulan-bulan Juni – September. Pada daerah-daerah pantai utara penguapan bisa melebihi jumlah curah hujan, terutama pada musim kering, sehingga pertanian pada umumnya hanya dimungkinkan bila ada sistem irigasi, yang tidak demikian halnya di daerah pegunungan. Rata-rata curah hujan tahun 1998-2010 dan peta tebal hujan (isohyet) Provinsi Jawa Barat disajikan pada Tabel 11 dan Gambar 15

Tipe Iklim

Bedasarkan sistem klasifikasi Koppen yang merupakan sistem klasifikasi yang mendasarkan hubungan antara iklim dan pertumbuhan vegetasi, wilayah Provinsi Jawa Barat termasuk kedalam tipe iklim Afa (dimana: A merupakan iklim hujan tropik dengan suhu bulan terdingin >18 oC; f adalah selalu basah dengan hujan setiap bulan

>60 mm; serta a adalah suhu rata-rata dari bulan terpanas >22,2 oC). Sedangkan jika berdasarkan sistem klasifikasi Scmidth-Ferguson yang hanya memperhatikan unsur iklim hujan dan memerlukan data hujan bulanan paling sedikit 10 tahun, adalah termasuk tipe iklim B.

Gambar 13 Pembagian 3 (tiga) zona region pola iklim di Indonesia

Gambar 14 Grafik rata-rata curah hujan tahun 1998-2010 Provinsi Jawa Barat

Tipe iklim B tersebut berdasarkan perbandingan antara rata-rata bulan kering (55,47 mm/bulan) dengan rata-rata bulan basah (262 mm/bulan) di wilayah Provinsi Jawa Barat, dimana dihasilkan nilai Q sebesar 21,17 % (termasuk kedalam kisaran nilai Q untuk tipe iklim B, antara 14,3 – 33,3

0,00 50,00 100,00 150,00 200,00 250,00 300,00 350,00 400,00

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Tebal Hujan 374,57 339,64 336,59 239,95 144,21 88,17 58,55 26,79 66,13 128,15 224,21 234,15 C ur a h Huj a n ( m m / b ul a n )

Tabel 11 Rata-rata curah hujan Provinsi Jawa Barat tahun 1998-2010

Tahun Bulan Jumlah

Tahunan

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

1998 293,83 362,64 416,71 287,40 184,17 183,77 138,45 88,17 106,41 266,22 339,44 291,95 2.959,17 1999 422,38 283,11 329,14 246,59 149,43 88,50 53,05 35,75 31,64 225,44 326,05 254,69 2.445,77 2000 342,50 277,87 268,83 246,17 160,76 79,93 57,71 41,69 56,58 197,68 361,45 208,29 2.299,46 2001 405,18 302,31 337,94 299,50 137,10 134,30 91,14 33,60 81,04 263,67 458,51 181,78 2.726,07 2002 522,90 285,98 363,12 303,05 98,59 67,43 84,49 20,45 25,89 84,68 263,35 332,10 2.452,03 2003 325,80 336,75 315,70 210,88 121,23 48,43 12,56 23,86 70,84 192,40 240,45 288,28 2.187,18 2004 432,62 357,68 386,56 228,23 181,08 60,41 76,61 13,87 69,35 98,32 247,39 261,99 2.414,12 2005 365,90 361,87 372,69 249,53 122,04 130,52 88,27 42,49 89,66 141,79 172,63 210,56 2.347,95 2006 392,03 376,72 324,88 249,33 146,48 75,25 48,52 21,30 37,53 110,66 204,13 266,56 2.253,38 2007 297,08 364,55 335,56 308,61 129,86 105,04 50,03 25,67 64,91 138,14 251,62 275,44 2.346,50 2008 332,56 297,38 374,45 254,47 106,86 65,39 47,74 34,18 78,08 151,39 288,42 241,96 2.272,88 2009 335,93 315,68 237,68 177,55 166,51 100,13 36,85 16,45 51,41 99,16 153,77 115,17 1.806,28 2010 368,77 369,65 318,23 169,35 221,33 131,33 74,32 36,25 106,67 105,37 154,07 115,27 2.170,59 Rata2 372,11 330,17 337,04 248,51 148,11 97,73 66,13 33,36 66,92 159,61 266,25 234,16 2.360,11

Sumber: BMKG, 1998-2010, hasil analisis

Ketinggian (Elevasi)

Wilayah Provinsi Jawa Barat memiliki ketinggian yang sangat beragam, dengan titik tertingginya sekitar 3.000 mdpl yang berada di sekitar wilayah puncak Gunung Pangrango. Berdasarkan hasil analisis ketinggian dengan menggunakan data Citra Aster QDEM tahun 2010 (resolusi 30 meter), didapatkan hasil model elevasi di Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh ketinggian 0-100 mdpl sebesar 30.3 % dari luas total Provinsi Jawa Barat, kemudian berturut-turut adalah elevasi 250-500 mdpl sebesar 18.6 %, elevasi 50-750 mdpl sebesar 15.5 % dan 100-250 mdpl sebesar 13.4 % dari luas total Provinsi Jawa Barat (Gambar 16 dan Gambar 17).

Gambar 16 Grafik prosentase luas ketinggian di wilayah Provinsi Jawa Barat

Fisio-topografi wilayah Propinsi Jawa Barat berupa barisan tengah pegunungan berapi dan tepinya berupa dataran-dataran pantai yang luas. Daerah tangkapan air permukaan berupa daerah-daerah aliran sungai yang dipisahkan secara topografis dan membagi Jawa Barat menjadi 40 (empat puluh) Daerah Aliran Sungai (DAS) yang dikelompokkan menjadi 6 (enam) Wilayah Sungai (WS), dari arah barat ke timur, yaitu wilayah Cisadane-Ciliwung, wilayah Citarum dan Cimanuk-Cisanggarung, yang ketiga-tiganya mengalir menuju pantai utara Laut Jawa, sementara tiga wilayah lainnya yang berada di bagian selatan dari arah timur ke barat yaitu wilayah Citanduy, wilayah Ciwulan, dan wilayah Cisadea-Cikaingan dari mana sungai-sungainya mengalir ke arah pantai selatan Samudera Hindia.

Kemiringan Lereng

Wilayah Provinsi Jawa Barat didominasi oleh kemiringan lereng datar sampai dengan landai, dengan prosentase luas 24,3 % berupa lahan-lahan dengan kelerengan datar (<2 %), serta 23,9 % berupa lahan-lahan dengan kelerengan landai (2-8 %). Kemudian berturut-turut adalah lahan-lahan dengan kemiringan lereng berombak (8-15 %) seluas 20.6 %, kemiringan lereng bergelombang (15-25 %) seluas 17,4 % serta kemiringan lereng curam (25-40 %) seluas 10,7 % dari total luas wilayah Provinsi Jawa Barat. Sedangkan daerah dengan kimiringan lereng yang terjal (>40 %), terdapat hanya 3,12 % dari luas total wilayah Provinsi Jawa Barat. Sebaran kemiringan lereng di wilayah Provinsi Jawa Barat disajikan dalam Tabel 12 dan Gambar 18.

Tabel 12 Proporsi luas kemiringan lereng di wilayah Provinsi Jawa Barat

No. Kelas Kemiringan Lereng Luas

(Ha) (%) 1 < 2 (Datar) 914.671 24,30 2 2 – 8 (Landai) 898.502 23,87 3 8 – 15 (Berombak) 775.663 20,61 4 15 – 25 (Bergelombang) 655.654 17,42 5 25 – 40 (Curam) 401.584 10,67 6 > 40 (Terjal) 117.362 3,12 Total 3.763.436 100,00

Sumber: hasil analisis, 2012 0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 0-25 25-50 50-75 75-100 100-250 250-500 500-750 750-1.000 1.000-1.250 1.250-1.500 1.500-1.750 1.750-2.000 > 2.000 17,7 % 5,5 % 4,2 % 3,2 % 13,5 % 18,6 % 15,4 % 9,0 % 5,7 % 3,7 % 2,2 % 0,8 % 0,5 % Lu as ( H a)

Gambar 18 Grafik prosentase luas kemiringan lereng di wilayah Provinsi Jawa Barat Terlihat pada Gambar 19 di atas bahwa sebaran kemiringan lereng <2 % (datar) terdapat sebagian besar di daerah pantai utara Pulau Jawa, serta di sekitar Kota Bandung dan Kota Cimahi. Berdasarkan posisi geografisnya Kota Bandung dan Kota Cimahi terletak di tengah-tengah wilayah Provinsi Jawa Barat, dimana jika menilik dari sejarah pembentukannya kedua daerah tersebut merupakan bagian dari cekungan purba yang membentuk daerah Jawa Barat, sehingga memiliki kondisi fisiografi lahan yang datar sampai dengan landai.

Bentuk Lahan (Landform)

Bentang lahan ialah bagian ruang permukaan bumi yang terdiri atas sistem-sistem yang dibentuk oleh interaksi dan interdependensi antara relief, batuan, bahan pelapukan batuan, tanah, air, udara, tetumbuhan, hewan, laut tepi pantai, energi dan manusia yang secara keseluruhan membentuk satu kesatuan. Analisis komponen bentang alam pada umumnya didasarkan atas relief, struktur dan proses, yang dinamakan bentuk lahan (landform). Bentuk lahan sebagai satuan alami dapat digunakan sebagai satuan analisis dalam analisis bentang lahan dengan menggunakan pendekatan keruangan, kelingkungan dan kompleks wilayah. Satuan-satuan bentuk lahan di dalam Peta Geomorfologi Pulau Jawa ada 11 satuan bentukan asal, yaitu: Bentukan asal Struktur (S), Gunungapi (V), Denudasi (D), Fluvial (F), Laut (M), Pelarutan (K), Angin (A), Gunungapi terdenudasi (VD), FluvialGunungapi (FV), Struktur Terdenudasi (SD) dan Fluvial Danau (FL).

Terdapat 10 bentuk lahan (landform) di wilayah Provinsi Jawa Barat, yang terdiri dari Dataran Alluvial (Alluvial Plains), Lembah Alluvial (Alluvial Valleys), Pantai (Beaches), Kipas dan Lahar (Fans and Lahar), Perbukitan (Hills), Pegunungan (Mountains), Dataran (Plains), Teras (Terraces), Rawa (Tidal Swamp), dan Tubuh Air. Dari 10 bentuk lahan tersebut, wilayah Provinsi Jawa Barat didominasi oleh Dataran (Plains) sebesar 30.4 %, Perbukitan (Hills) sebesar 19.8 %, Pegunungan (Mountains) sebesar 19.4 % dan Dataran Alluvial (Alluvial Plains) sebesar 15.6 %. Sedangkan bentuk lahan yang lain berupa Kipas dan Lahar (Fans and Lahar), Pantai (Beaches), Lembah Alluvial (Alluvial Valleys) dan Rawa (Tidal Swamp) yang jumlahnya kurang lebih 10 % dari luas total Provinsi Jawa Barat. Peta dan sebaran proporsi luasan bentuk lahan di wilayah Provinsi Jawa Barat ditunjukkan pada Gambar 20 dan Gambar 21.

0 100.000 200.000 300.000 400.000 500.000 600.000 700.000 800.000 900.000 1.000.000 < 2 % 2 - 8 % 8 - 15 % 15 - 25 % 25 - 40 % > 40 % 24,5 % 23,7 % 20,4 % 17,4 % 10,8 % 3,2 % L u as ( H a)

Gambar 21 Grafik proporsi luas bentuk lahan (landform) Provinsi Jawa Barat

Penggunaan Lahan (Landuse)

Berdasarkan hasil analisis citra satelit Landsat tahun 2000, tahun 2005 dan tahun 2012 wilayah Provinsi Jawa Barat, dengan menggunakan metode visual interpretation, dihasilkan pembagian kelas tutupan lahan sebanyak 12 kelas, yaitu hutan, kebun campuran, mangrove, perkebunan, permukiman, rawa, sawah, semak/ belukar, tambak/empang, tanah terbuka, tegalan/ladang dan tubuh air. Sebaran proporsi luas perubahan penggunaan lahan tahun 2000 sampai dengan tahun 2012 di wilayah Provinsi Jawa Barat disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13 Proporsi luas perubahan penggunaan lahan tahun 2000-2012 Provinsi Jawa Barat

No Penggunaan

Lahan

Luas Penggunaan Lahan Perubahan

Tahun 2000-2012

Tahun 2000 Tahun 2005 Tahun 2012

Ha % Ha % Ha % Ha % 1 Hutan 406.868 11,0 209.426 5,7 184.795 5,0 -222.073 -5,99 2 Kebun Campuran 598.748 16,1 880.347 23,7 972.747 26,2 373.999 10,08 3 Mangrove 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0,00 4 Perkebunan 235.679 6,4 289.522 7,8 289.941 7,8 54.262 1,46 5 Permukiman 352.685 9,5 444.371 12,0 453.044 12,2 100.359 2,71 6 Rawa 1.932 0,1 63 0,0 63 0,0 -1.868 -0,05 7 Sawah 1.111.289 30,0 1.310.322 35,3 1.323.822 35,7 212.533 5,73 8 Semak/Belukar 397.041 10,7 61.552 1,7 60.764 1,6 -336.277 -9,07 9 Tambak/ Empang 46.287 1,3 53.481 1,4 53.481 1,4 7.193 0,19 10 Tanah Terbuka 44.524 1,2 12.897 0,4 12.852 0,4 -31.672 -0,85 11 Tegalan/ Ladang 470.831 12,7 403.147 10,9 313.026 8,4 -157.805 -4,25 12 Tubuh Air 43.432 1,2 44.189 1,2 44.782 1,2 1.350 0,04 Total 3.709.317 3.709.317 3.709.317

Sumber: Program Menuju Indonesia Hijau, KLH – Tahun 2012

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 Alluvial Plains Alluvial Valleys

Beaches Fans and Lahars

Hills Mountains Plains Terraces Tidal Swamps Water 15,8 % 1,5 % 2,7 % 8,6 % 19,8 % 19,6 % 30,3 % 0,1 % 1,3 % 0,5 % L u as ( H a)

Berdasarkan Tabel 13 dapat diketahui bahwa pada tahun 2012 penggunaan lahan di wilayah Provinsi Jawa Barat didominasi oleh sawah dengan luas total 1.323.822 ha atau 35,7 % dari luas total Provinsi Jawa Barat, disusul berikutnya dengan kebun campuran seluas 972.747 ha atau 26,2 %, permukiman seluas 453.044 ha atau 12,2 % dan tegalan/ladang seluas 313.026 ha atau 8,4 % dari luas total Provinsi Jawa Barat. Sedangkan perubahan penggunaan lahan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2012 (12 tahun terakhir), dapat diketahui bahwa kebun campuran mengalami peningkatan/ penambahan yang cukup signifikan sebesar 373.999 ha atau 10,08 %, disusul kemudian dengan sawah dengan peningkatan luas sebesar 212.533 ha atau 5,73 % serta permukiman dengan peningkatan luas sebesar 100.359 ha atau 2,71 %.

Disamping terjadi peningkatan/penambahan luas pada beberapa penggunaan lahan, terdapat juga penurunan/pengurangan luas penggunaan lahan secara signifikan, seperti pada kelas penggunaan lahan hutan yang mengalami tren penurunan luasan pada tahun 2012 sebesar 222.073 ha atau 5,99 % dari luas total hutan pada tahun 2000. Penurunan luas penggunaan lahan yang cukup signifikan juga terjadi pada kelas penggunaan lahan semak/belukar sebesar 336.277 ha atau 9,07 %, dan tegalan/ladang sebesar 157.805 ha atau 4,25 % dari luas total sebelumnya pada tahun 2000. Sedangkan beberapa kelas penggunaan lahan yang lainnya seperti mangrove, perkebunan, rawa, tambak/empang, dan tanah terbuka tidak terlalu mengalami perubahan penggunaan lahan yang cukup signifikan (dalam batas kisaran 0-1,4 %).

Dalam penyajian informasi spasial terkait dengan data perubahan penggunaan lahan tahun 2000 sampai dengan tahun 2012, dituangkan dalam peta 2 (dua) dimensi untuk memudahkan visualisasi tren perubahannya. Berikut ini disajikan berturut-turut peta penggunaan lahan dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2012 (Gambar 22 sampai dengan Gambar 24).

Jenis Tanah (Great Soil Group)

Data jenis tanah yang digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada informasi peta tanah semi detil lembar wilayah Provinsi Jawa Barat, produksi dari PUSLITANAK tahun 1995. Berdasarkan data tersebut, diketahui bahwa Provinsi Jawa Barat memiliki 10 kelompok jenis tanah (great soil group) yang terdiri dari kelompok tanah Aluvial, Andosol, Grumusol, Latosol, Litosol, Mediteran, Organosol, Podsolik, Regosol dan Rensina. Dari 10 jenis tanah tersebut, wilayah Jawa Barat didominasi oleh jenis tanah Latosol dengan luas 1.373.012 ha atau 36,48 % dari luas total Provinsi Jawa Barat, disusul kemudian oleh jenis tanah Podsolik dengan luas 819.673 ha atau 21,78 %, jenis tanah Aluvial dengan luas 692.513 ha atau 18,40 %, serta jenis tanah Andosol dengan luas 358.726 ha atau 9,53 %. Beberapa jenis tanah yang mendominasi di wilayah Provinsi Jawa Barat merupakan jenis tanah yang sudah dalam tahap pelapukan tingkat lanjut (khususnya untuk jenis tanah Latosol dan Podsolik), dengan kadar bahan organik yang rendah. Sedangkan jenis tanah Aluvial yang memiliki kedalaman solum dangkal (0-50 cm) atau tanpa solum, tidak mengalami pelapukan tingkat lanjut. Sebaran proporsi luas jenis tanah di wilayah Provinsi Jawa Barat disajikan pada Gambar 25, sedangkan peta jenis tanah (great soil group) di wilayah Provinsi Jawa Barat disajikan pada Gambar 26.

Gambar 25 Grafik proporsi luas jenis tanah di wilayah Provinsi Jawa Barat

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000

Aluvial Andosol Grumusol Latosol Litosol Mediteran Organosol Podsolik Regosol Resina

14,3 % 9,6 % 4,5 % 36,2 % 0,1 % 2,4 % 4,2 % 21,9 % 3,6 % 3,2 % L u as ( H a)

Geologi

Proses geologi yang terjadi jutaan tahun lalu menyebabkan Provinsi Jawa Barat, dengan luas 3,7 juta hektar, terbagi menjadi sekitar 60 % daerah bergunung dengan ketinggian antara 500-3.079 mdpl dan 40 % daerah dataran yang memiliki variasi tinggi antara 0-500 mdpl. Wilayah pegunungan umumnya menempati bagian tengah dan selatan Jawa Barat. Pada bagian tengah dapat ditemukan gunung-gunung berapi aktif seperti Gunung Salak (2.211 m), Gede-Pangrango (3.019 m), Ciremai (3.078 m) dan Tangkuban Perahu (2.076) berpadu dengan deretan pegunungan yang sudah tidak aktif seperti Gunung Halimun (1.744 m), Gunung Ciparabakti (1.525 m) dan Gunung Cakrabuana (1.721 m). Demikian pula halnya di wilayah selatan, gunung-gunung berapi masih umum dijumpai seperti Gunung Galunggung (2.168 m), Papandayan (2.622 m), dan Guntur (2.249 m); bersama deretan pegunungan yang sudah tidak aktif seperti pegunungan selatan Jawa. Keadaan sebaliknya dijumpai di wilayah utara Jawa Barat yang merupakan daerah dataran sedang hingga rendah dengan didominasi oleh dataran aluvial.

Secara geologis daratan Jawa Barat merupakan bagian dari busur kepulauan gunung api (aktif dan tidak aktif) yang membentang dari ujung utara Pulau Sumatera hingga ujung utara Pulau Sulawesi. Berdasarkan informasi geologi atau satuan batuan yang diperoleh dari peta geologi lembar wilayah Provinsi Jawa Barat dengan skala 1:100.000 produksi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung, terdapat 4 (empat) struktur batuan/geologi yang utama di wilayah Provinsi Jawa Barat sebagai berikut:

1. Batuan Endapan Permukaan, terdapat 17 satuan batuan (Qa, Qac, Qad, Qaf, Qal, Qav, Qbr, Qc, Qd, Qha, Qht, Qnd, Qoa, Qs, Qsd, Qt, Quk), dengan luas total 915.030 ha atau 24,31 % dari luas total wilayah Provinsi Jawa Barat.

2. Batuan Gunung Api, terdapat 73 satuan batuan (Mt, Pb, Pl, Pt, Qb, Qgpk, Qhl, Qhp, Qhv, Qkl, Qkp, Qlk, Qmm, Qmt, Qob, Qoh, Qol, Qopu, Qos, Qot, Qpg, Qpv, Qsu, QTv, QTvb, QTvc, QTvd, QTvk, Qv, Qvas, Qvb, Qvba, Qvep, Qvg, Qvgl, Qvgy, Qvk, Qvl, Qvp, Qvpo, Qvpy, Qvr, Qvsb, Qvsl, Qvst, Qvt, Qvu, Qwb, Qyb, Qyc, Qyd, Qyg, Qyh, Qyk, Qyl, Qypu, Qyt, Qyu, Qyw, Temv, Tlvs, Tmbc, Tmbv, Tmc, Tmkt, Tmt, Tmtl, Tmvs, Tnvb, Tomv, Tpb, Tpv, vi), dengan luas total 1.720.488 ha atau 45,72 % dari luas total wilayah Provinsi Jawa Barat.

3. Batuan Sedimen, terdapat 78 satuan batuan (Md, Mdc, Mdl, Mdm, Mdq, Mk, Mn, Msb, Msc, Mss, Mtb, Mtjl, Mtjs, Mts, Mttb, Mttc, Mtts, Omc, Oml, Pk, Ql, Qpb, Qps, Tess, Tlss, Tmb, Tmbe, Tmbk, Tmbl, Tmbo, Tmbs, Tmbu, Tmcb, Tmcm, Tmcs, Tmd, Tmhg, Tmj, Tmjc, Tmjg, Tmjp, Tmjt, Tmjv, Tmk, Tmkl, Tmle, Tmn, Tmnl, Tmnt, Tmp, Tmpa, Tmpb, Tmph, Tmpl, Tmpt, Tmrs, Tms, Tmsb, Tmss, Tmst, Tmtb, Tns, Tnsb, Tomj, Toml, Tomr, Tomsb, Toss, Tow, Tpc, Tpch, Tpcl, Tpg, Tpk, Tpkw, Tpsb, Tpss, Tpt), dengan luas total 1.040.419 ha atau 27,65 % dari luas total wilayah Provinsi Jawa Barat.

4. Batuan Terobosan, terdapat 23 satuan batuan (a, b, da, ha, ma, pa, sh, Tba, Tda, Tgd, Tlls, Tlmi, Tma, Tmda, Tmdi, Tmi, Tmi(d), Tml, Tmls, Tmqd, Tomy, Tpi(a), Tpi), dengan luas total 66.386 ha atau 1,76 % dari luas total wilayah Provinsi Jawa Barat.

Gambar 27 Grafik proporsi luas batuan geologi Provinsi Jawa Barat

Terlihat pada Gambar 27 di atas bahwa Batuan Gunung Api mendominasi luas total struktur batuan geologi di wilayah Provinsi Jawa Barat dengan prosentase luasan sebesar 45,72 %, disusul kemudian oleh Batuan Sedimen sebesar 27,65 % dan Batuan Endapan Permukaan sebesar 24,31 %. Peta struktur batuan geologi Provinsi Jawa Barat disajikan dalam Gambar 28.

0 200.000 400.000 600.000 800.000 1.000.000 1.200.000 1.400.000 1.600.000 1.800.000

Endapan Permukaan Gunung Api/Vulkanik Sedimen Terobosan Tubuh Air 24,4 % 45,7 % 27,6 % 1,7 % 0,6 % L u as ( H a)

Dokumen terkait