• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kondisi Kelembagaan Non Pemerintah

Dalam dokumen RPI2JM Kabupaten Lombok Barat (Halaman 32-36)

Kelembagaan non pemerintah yang terkait dengan RPIJM di Kab. Lombok Barat adalah Badan Keswadayaan Masyarakat ( BKM ) yang dibentuk oleh program PNPM , P2KP, NUSSP di masing masing kelurahan yang mendapat program yang bersangkutan. BKM telah menyusun program-program infrastruktur terkait dengan penanggulangan kemiskinan ( Pronangkis ). Program-program yang telah disusun oleh BKM dan belum bisa dilaksanakan fisiknya khususnya bidang keciptakaryaan menjadi bahan masukan dalam penyusunan RPI2JM Kab. Lombok Barat.

10.3 Analisis Kelembagaan

Dengan mengacu pada kondisi eksisting kelembagaan perangkat daerah, bagian ini menguraikan analisis permasalahan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya.

10.3.1 Analisis Keorganisasian Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis keorganisasian adalah untuk mengetahui permasalahan keorganisasian bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

berlaku. Tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab organisasi yang terlibat dalam RPI2JM yang tertuang dalam Keputusan Bupati Lombok Barat No 9 tahun 2011 masih sangat umum, sehingga diperlukan uraian tugas, fungsi, wewenang dan tanggungjawab yang lebih terinci sehingga masing-masing Dinas daerah dan Lembaga Teknis Daerah dapat bekerja secara optimal dan terarah.

10.3.2 Analisis Ketatalaksanaan Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis permasalahan ketatalaksanaan kelembagaan bidang cipta karya adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Perangkat peraturan daerah yang mendukung penyelenggaraan RPIJM masih sangat terbatas. Disamping Keputusan Bupati tentang Pembentukan Tim Koordinasi RPIJM Bidang PU/ Cipta karya yang ada masih diperlukan peraturan – peraturan lain khususnya peraturan di masing – masing sektor seperti perda tentang sampah, drainase dan lainya.

10.3.3 Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Bidang Cipta Karya

Tujuan analisis Sumber Daya Manusia adalah untuk mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPI2-JM Bidang Cipta Karya.

Kualitas SDM di Pemerintah Kab. Lombok Barat pada dasarnya sudah cukup memadai hal ini dapat dilihat dari pendidikan pegawai yang ada. Sebagian besar pegawai berpendidikan S1, masalah yang timbul adalah posisi ketua / kepala pada Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah di jabat oleh pejabat yang baru sehingga memerlukan penyesuaian dan peningkatan kapasitas pada tingkatan sistem, tingkatan kelembagaan dan tingkatan individu. Dari sisi kuantitas jumlah tenaga dibidang IT software masih terbatas , hal ini akan dapat menghambat proses perencanaan khususnya dari sisi pencapaian target waktu.

10.3.4 Analisis SWOT Kelembagaan

Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT. Berdasarkan penjabaran dari kondisi eksisting kelembagaan, serta pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam analisis kelembagaan, maka diperlukan melakukan analisis

manusia.

Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada (strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).

Berdasarkan informasi yang disusun dari pertanyaan serta analisis tentang keorganisasian, tata laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya, selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan. Perumusan strategi bidang kelembagaan

berdasarkan

Analisis SWOT diharapkan dapat menjadi acuan dalam rencana pengembangan

kelembagaan.

Tabel 10.1 Matriks Analisis SWOT Kelembagaan

Faktor Eksternal

Faktor Internal

Peluang (O)

a. Sebagai ibukota provinsi, Kab. Lombok Barat memiliki akses yang cukup baik untuk meningkatkan kualitas SDM pemerintah.

b. Terdapat peraturan yang memberikan kewenangan terhadpa daerah untuk mengurus daerahnya, termasuk peningkatan kualitas, kuantitas dsb. c. Meningkatnya tuntutan terhadap good

governance

d. Kerjasama internasional yang telah terjadi beberapa kali memberikan peluang kepada SDM pemerintah untuk meningkatkan kapasitasnya.

Ancaman (T)

Kekuatan (S)

a. Lembaga teknis dan dinas

daerah memiliki Etos Kerja yang cukup baik.

b. Koordinasi antara lembaga

teknis dan dinas daerah berjalan cukup baik

c. Tingkat pendidikan SDM

cukup baik terutama SDM di Bappeda Kab. Lombok Barat

d. Lembaga daerah dan dinas

daerah telah memiliki tupoksi yang jelas

Strategi SO (Kuadran 1)

a. Memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk memaksimalkan dan terus meningkatkan kualitas SDM, Etos kerja, dsb.

Strategi ST (Kuadran 2)

Kelemahan (W)

a. Kualitas staff (dari kasie kebawah) belum memadai. b. Penempatan pegawai belum

sesuai dengan latar belakang pendidikan

Strategi WO (Kuadran 3)

1. Memanfaatkan peluang-peluang yang ada untuk meingkatkan kualitas staff

Strategi WT (Kuadran 4)

Bagian ini menguraikan rencana dan usulan kelembagaan Pemerintah kabupaten/kota yang menangani bidang Cipta Karya. Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT sebelumnya, maka dapat dirumuskan tiga kelompok strategi meliputi strategi pengembangan organisasi, strategi pengembangan tata laksana, dan strategi pengembangan sumber daya manusia. Berdasarkan strategi-strategi tersebut, dapat dikembangkan rencana pengembangan kelembagaan di daerah.

10.4.1 Rencana Pengembangan Keorganisasian

Untuk merumuskan rencana pengembangan keorganisasian, dengan mengacu pada analisis SWOT, dilandaskan pada efektifitas dan efisiensi yang akan tercipta dari penataan struktur organisasi dan tupoksinya.

Rencana pengembangan keorganisasian dilakukan dengan mengacu pada analisis dan evaluasi tugas dan fungsi satuan organisasi termasuk perumusan dan pengembangan jabatan struktural dan fungsional di lingkungan Pemda, serta menyusun analisis jabatan dan beban kerja dalam rangka mendayagunakan dan meningkatkan kapasitas kelembagaan satuan organisasi di masing-masing unit kerja di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya bidang Cipta Karya.

Rincian kewenangan, tugas dan tanggung jawab Lembaga Teknis dan Dinas Daerah yang terkait dengan penyelenggaraan pembangunan prasarana kota mengacu pada Peraturan Daerah Kab. Lombok Barat No. 9 Tahun 2011, yakni Koordinasi Program menjadi tugas Bappeda sedangkan tugas pelaksanaan dan operasi pemeliharaan dilaksanakan oleh dinas-dinas dan diatur lebih lanjut melalui Surat Keputusan Bupati Lombok Barat.

10.4.2 Rencana Pengembangan Tata Laksana

Untuk merumuskan rencana pengembangan tata laksana, dengan mengacu pada analisis SWOT sebelumnya, antara lain diperlukan evaluasi tata laksana, pengembangan standar dan operasi prosedur, serta pembagian kerja dan program yang jelas antar unit dalam instansi ataupun lintas instansi di lingkungan Pemerintah Daerah, khususnya di bidang Cipta Karya.

Usulan peraturan daerah baru untuk mendukung penyelenggaraan program pembangunan prasarana kota di Kab. Lombok Barat adalah sebagai berikut.

a. Peraturan Daerah tentang Mekanisme Penyelenggaraan RPIJM Bidang PU/Cipta Karya b. Peraturan Daerah tentang Rusunawa

c. Peraturan Daerah tentang Drainage d. Peraturan Daerah tentang Persampahan e. Peraturan Daerah tentang Sanitasi

10.4.3 Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk merumuskan rencana pengembangan Sumber Daya Manusia, dengan mengacu pada analisis SWOT, antara lain diperlukan perencanaan karier setiap pegawai sesuai dengan kompetensi individu dan kebutuhan organisasi. Guna meningkatkan pelayanan kepegawaian, maka perencanaan pegawai hendaknya mengacu pada analisis jabatan yang terintegrasi sesuai dengan kebutuhan organisasi.

Selain itu, rencana pengembangan SDM dapat dilakukan dengan peningkatan jenjang pendidikan serta mendukung pembinaan kapasitas pegawai melalui pelatihan. Sesuai dengan lingkup kegiatan bidang Cipta Karya, dalam rangka peningkatan kualitas SDM terdapat beberapa pelatihan yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian PU.

Peningkatan SDM pada Lembaga Teknis dan Dinas Daerah ditujukan khususnya untuk Bappeda Kab. Lombok Barat dan Dinas PU Kab. Lombok Barat. Peningkatan kwantitas diusulkan untuk penambahan jumlah tenaga perencana pada tingkat strata S 1 yaitu untuk tenaga ahli Planologi dan tenaga ahli Geodesi. Sedangkan untuk peningkatan kualitas SDM aparatur pemerintah Kab. Lombok Barat diusulkan untuk penyelenggaraan kursus / pelatihan untuk peningkatan kapasitas aparatur yang terlibat dalam penyusunan program prasarana kota maupun pendidikan untuk penjenjangan karir.

Dalam dokumen RPI2JM Kabupaten Lombok Barat (Halaman 32-36)

Dokumen terkait