• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Koping .1 Pengertian koping .1 Pengertian koping

TINJAUAN PUSTAKA

2.3 Konsep Koping .1 Pengertian koping .1 Pengertian koping

Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah, menyesuaikan diri dengan perubahan, respon terhadap situasi yang mengancam (Keliat, 1998). Upaya individu dapat berupa perubahan cara berpikir (kognitif), perubahan perilaku atau perubahan lingkungan yang bertujuan untuk menangani stres yang dihadapi. Koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi. Koping adalah perubahan kognitif dan perilaku secara konstan dalam upaya untuk mengatasi tuntutan internal dan atau eksternal khusus yang melelahkan atau melebihi sumber individu (Lazarus, 1985)

Koping dapat didefenisikan melalui respon, manifestasi (tanda dan gejala) dan pernyataan individu saat wawancara (Ratna, 2006). Koping menunjukkan upaya baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi atau meminimalisasi suatu situasi atau kejadian yang penuh dengan tekanan, dengan kata lain strategi koping merupakan suatu proses dimana individu berusaha menangani dan menguasai situasi stres sebagai akibat dari masalah yang sedang dihadapi dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya (zainun, dikutip dari Mutadin, 2002). Koping dapat dikaji melalui beberapa aspek yaitu dari aspek fisiologis dan psikologis (Kelliat, 1999).Setiap orang mungkin mempunyai pendekatan yang berbeda dalam menanggulangi dan mengurangi stres (Ratna, 2006).

2.3.2 Sumber-sumber Koping

Folkman, et al (1997) dalam Ratna, 2006 menggambarkan lima jenis sumber koping untuk mengurangi efek yang buruk dari stres dan mempengaruhi penyesuaian diri.

Sumber koping yang pertama adalah keahlian menyelesaikan masalah dimana orang akan lebih efektif dalam mengidentifikas masalah dan mengembangkan solusi yang dapat mengatasi stres. Kedua yaitu jaringan sosial yang didefenisikan sebagai hubunga dukungan yang potensial seperti pasangan, teman, keluarga yang memfasilitasi adaptasi positif terutama selama kritis. Ketiga adalah sumber-sumber yang bermanfaat seperti penghasilan, pendidikan, intervensi dari luar dan peayanan professional lainnya. Keempat adalah keyakinan umum maupun spesifik termasuk kontrol diri, self efeciency, dan spiritulitas.Kelima yaitu kesehatan, energi, moral yang mencerminkan tingkat kesejahteraan fisik, emosi.

2.3.3 Mekanisme Koping

Dalam kehidupan sehari-hari, individu menghadapi pengalaman yang mengganggu ekuilibirium kognitif dan afektifnya. Individu dapat mengalami perubahan hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri cara negatif. Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan perilaku pemecahan masalah (mekanisme koping) yang bertujuan meredakan ketegangan tersebut.Equilibrium merupakan proses keseimbangan yang terjadi akibat adanya proses adaptasi manusia terhadap kondisi yang akan menyebabkan sakit. Proses menjaga keseimbangan dalam tubuh manusia terjadi secara dinamis dimana

manusia berusaha menghadapi segala tantangan dari luar sehingga keadaan seimbang dapat tercapai (Sulistiawati, dkk. 2005).

Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awal timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan bukan hanya bagaimana lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi temperamen individu, persepsi, serta kognisi terhadap stressor tersebut.

Efektivitas koping memiliki kedudukan sangat penting dalam ketahanan tubuh dan daya penolakan tubuh terhadap gangguan maupun serangan penyakit (fisik maupun psikis). Jadi, ketika terdapat stressor yang lebih berat (dan bukan yang biasa diadaptasi), individu secara otomatis melakukan mekanisme koping, yang sekaligus memicu perubahan neurohormonal. Kondisi neurohormonal yang terbentuk akhirnya menyebabkan individu mengembangkan dua hal baru: perubahan perilaku dan perubahan jaringan organ.

Mekanisme koping menunjuk pada baik mental maupun perilaku, untuk menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Mekanisme koping merupakan suatu proses di mana individu berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.

Penggolongan mekanisme koping menurut Lazzarus and Folkman dalam ratna 2006, yaitu:

a. Koping yang berfokus pada masalah (problem-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif dalam penanganan stres atau coping dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres. Strategi yang biasa digunakan untuk memecahkan masalah antara lain :

menentukan masalah, menciptakan pemecahan alternaif, menimbang nimbang alternatif berkaitan dengan biaya dan manfaat, memilih salah satunya dan mengimplementasikan alternatif yang dipilih.

b. Koping yang berfokus pada emosi (emotion-focused coping) adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.

Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang lingkup kehidupan sehari-hari. Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Contoh: seseorang cenderung menggunakan problem-solving focused coping dalam menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya ia akan cenderung menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang menurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalah yang

berhubungan dengan penyakit yang tergolong berat seperti kanker atau HIV/ Aids.

Penggolongan mekanisme koping menurut Folkman dan Lazarus adalah:

1. Planful problem solving (Problem-focused)

Individu berusaha menganalisa situasi untuk memperoleh solusi dan kemudian mengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah

2. Confrontative coping(Problem focus)

Individu mengambil tindakan asertif yang sering melibatkan kemarahan atau mengambil resiko untuk merubah situasi

3. Seeking social support (Problem or emotion- focused)

Usaha individu untuk memperoleh dukungan emosional atau dukungan informasional.

4. Distancing (Emotion – focused)

Usaha kognitif untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi untuk menciptakan pandangan yang positif terhadap masalah yang dihadapi

5. Escape – Avoidanceting (Emotion – focused)

Menghindari masalah dengan cara berkhayal atau berfikir dengan penuh harapan tentang situasi yang dihadapi atau mengambil tindakan untuk menjauhi masalah yang dihadapi

6. Self Control (Emotion – focused)

Usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan perasaan apapun tindakan dalam hubungannya dengan masalah.

7. Accepting Responsibility (Emotion – Focused)

Mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan berusaha untuk memperbaikinya

8. Possitive Reappraisal (Emotion – focused)

Usaha individu untuk menciptakan arti yang positif dari masalah yang dihadapi.

2.4 Konsep kepribadian