• Tidak ada hasil yang ditemukan

NAMA : ... KELAS/NO. Absen : ... TANGGAL PENILAIAN : ...

No .

Aspek Rincian Nilai

Kurang Cukup Baik Amat baik

D (10) C (15) B (20) A (25)

1 Sikap 1.Terlibat secara aktif 2.Menghargai dan

memperhatikan pendapat yang lain. 2 Bahasa 1.Runtut dan terstruktur

dengan baik.

2.Komunikatif dan mudah dipahami.

3.Efektif singkat dan jelas. 4.Menggunakan bahasa baku 3 Kualitas gagasan 1.Pembicaraan tidak menyimpang dari topik pembicaraan.

2.Kreatif dan kritis dalam mengungkapkan

gagasan.

3.Pendapat disertai dengan alasan yang logis.

4 Prensen -tasi

1.Menyampaikan gagasan dengan baik dan

sitematis.

2.Menanggapi pertanyaan dengan cepat dan tepat. Jumlah skor

Skor Maksimal : No. 1-4 = 100 Jumlah = 100

Penghitungan nilai akhir dengan skala 0-100 adalah sebagai berikut,

Perolehan Skor

Nilai akhir X skor ideal (100) = ... Skor maksimum (100)

Mengetahui,

LAMPIRAN MATERI

1. Naskah puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda yang kurang sekolahan Memandang jagung itu, sang pemuda melihat ladang ia melihat petani;

ia melihat panen; dan suatu hari subuh,

para wanita dengan gendongan pergi ke pasar ... Dan ia juga melihat

suatu pagi hari di dekat sumur gadis-gadis bercanda sambil menumbuk jagung menjadi maisena.

Sedang di dalam dapur tungku-tungku menyala. Di dalam udara murni tercium bau kuwe jagung. Seonggok jagung di kamar dan seorang pemuda. Ia siap menggarap jagung Ia melihat kemungkinan otak dan tangan

siap bekerja. Tetapi ini:

Seonggok jagung di kamar

dan seorang pemuda tammat S.L.A.

Tak ada uang, tak bisa menjadi mahasiswa. Hanya ada seonggok jagung di kamarnya. Ia memandang jagung itu

dan melihat dirinya terlunta-lunta.

Ia melihat dirinya ditendang dari discotique. Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalage. Ia melihat saingannya naik sepeda motor.

Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal. Seonggok jagung di kamar

tidak menyagkut pada akal, tidak akan menolong. Seonggok jagung di kamar

tak akan menolong seorang pemuda

yang pandangan hidupnya berasal dari buku, dan tidak dari kehidupan.

Yang tidak terlatih dalam metode, dan hanya penuh hafalan kesimpulan. Yang hanya terlatih sebagai pemakai, tetapi kurang latihan bebas berkarya.

Pendidikan telah memisahkannya dari kehidupan. Aku bertanya:

Apakah gunanya pendidikan

bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing di tengah kenyataan persoalannya ?

Apakah gunanya pendidikan bila hanya mendorong seseorang menjadi layang-layang di ibu kota kikuk pulang ke daerahnya ? Apakah gunanya seseorang

belajar filsafat, sastra, teknologi, ilmu kedokteran, atau apa saja,

bila pada akhirnya,

ketika ia pulang ke daerahnya, lalu berkata: “Di sini aku merasa asing dan sepi !”

2. Unsur Fisik dan unsur Batin puisi (penginderaan, pikiran, perasaan, dan

imajinasi).

a. Pikiran/Tema

Tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang . Tema adalah

gagasan pokok yang dikemukakan penyair melalui puisinya. Semua karya

terkhusus karya sastra pasti memiliki tema yang merupakan pokok

permasalahan yang diangkat dalam menulis karya sastra itu.

b. Perasaan

Sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam

puisinya. Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang

sosial dan psikologi penyair, misalnya latar belakang pendidikan, agama,

jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam masyarakat, usia, pengalaman

sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan. Kedalaman pengungkapan tema

dan ketepatan dalam menyikapi suatu masalah tidak bergantung pada

kemampuan penyair memilih kata-kata, rima, gaya bahasa, dan bentuk puisi

saja, tetapi lebih banyak bergantung pada wawasan, pengetahuan,

pengalaman, dan kepribadian yang terbentuk oleh latar belakang sosiologis

dan psikologisnya.

c. Imajinasi/Penginderaan

Citraan atau pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian berikut:

kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris,

seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Dengan demikian, orang harus

sebuah pengalaman inderaan objek-objek yang disebutkan atau diterangkan.

Secara imajinatif membangun semacam pengalaman di luar hal-hal yang

berhubungan, sehingga kata-kata akan secara sungguh-sungguh berarti kepada

pembaca atau pendengarnya. Jadi, dengan adanya citraan dapat lebih

mengingatkan kembali dari pada membuat baru kesan pikiran, sehingga

pembaca terlibat dalam kreasi puitis. Maka pembaca akan mudah menanggapi

hal-hal yang dalam pengalamannya telah tersedia simpanan imaji-imaji yang

94 BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, dapat ditarik

kesimpulan tentang unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” dan

implementasinya dalam pembelajaran sastra di SMA. Unsur fisik yang dianalisis

meliputi diksi, pengimajinasian, kata konkret, bahasa figurasi, versifikasi,

tipografi. Unsur batin yang dianalisis meliputi tema, rasa, nada, dan amanat.

Hasil analisis terhadap unsur fisik puisi “Seonggok Jagung” adalah sebagai berikut.

1) Diksi : Pemilihan kata-kata oleh penyair adalah yang dipergunakan

sehari-hari sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Dalam hal ini penyair

menggunakan kata dan frasa yang saling mendukung dalam menentukan

makna puisi. Penyair sangat memperhatikan diksi/pilihan kata untuk

menimbulkan sugesti pada pembacanya.

2) Pengimajinasian : Berdasarkan hasil analisis, ada 4 jenis citraan yang

terdapat dalam puisi “Seonggok Jagung” yaitu citraan penglihatan, citraan

pendengaran, citraan penciuman, dan citraan gerak,. Penggunaan citraan

visual lebih mendominasi pada puisi tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa

pada umumnya. Citraan yang diciptakan penyair memperkuat argumentasi

untuk mengungkapkan makna yang terdapat dalam puisinya.

3) Bahasa figuratif: Dalam puisi “Seonggok Jagung” majas yang digunakan

oleh penyair adala majas metafora dan majas ironi.

4) Kata konkret : Dalam puisi “Seonggok Jagung”, penyair sudah memberikan

gambaran mengenai protesnya akan ketidakadilan dalam dunia pendidikan.

Pengkonkretan kata oleh penyair tersebut, dapat membantu pembaca

membayangkan secara jelas peristiwa atau kejadian yang dilukiskan oleh

penyair.

5) Versifikasi : Berdasarkan hasil analisis, rima dalam puisi Seonggok Jagung

terdapat aliterasi, asonansi, rima awal, tengah, dan rima akhir.

6) Tipografi: Tipografi yang digunakan penyair dalam puisi “Seonggok Jagung” tidak menyimpang dari tipografi puisi pada umumnya. Dari tipografinya nampak jelas bahwa bentuk karangan Rendra tersebut adalah

puisi.

Hasil analisis terhadap unsur batin puisi “Seonggok Jagung” adalah sebagai

berikut.

1) Tema : Berdasarkan hasil analisis tema umum puisi “Seonggok Jagung”

mengenai pendidikan. Puisi tersebut berbicara mengenai kegagalan dalam

pendidikan dan kurangnya lapangan pekerjaan. Hal itu mengakibatkan

2) Nada dan Suasana : Nada dan suasana puisi “Seonggok Jagung” disesuaikan

dengan tema puisi tersebut. Tema puisi tersebut adalah pendidikan. Penyair

mengungkapkan kekesalan atau kritiknya terhadap ketidakadilan dunia

pendidikan bangsa kita. Hal ini menunjukkan bahwa penyair berharap, agar

pembaca menjiwai rasa kepedulian penyair terhadap situasi yang terjadi

pada negeri ini.

3) Perasaan : Pada puisi “Seonggok Jagung”, penyair memiliki rasa kepedulian

terhadap situasi pendidikan yang terjadi. Selain itu juga, penyair sangat

prihatin dengan kondisi pendidikan bangsa kita.

4) Amanat : Amanat yang hendak disampaikan W. S. Rendra dalam puisi

tersebut yaitu (1) ketidakadilan terhadap dunia pendidikan adalah musuh

terbesar yang harus diberantaskan, (2) pemerintah diharapkan menyediakan

lapangan pekerjaan yang memadai untuk mengurangi adanya pengangguran,

(3) pemimpim harus memiliki ketulasan hati dalam melayani masyarakat,

(4) isi puisi ini juga secara tidak langsung mengingatkan pada pelajar yang

mampu, agar mereka tidak menyia-nyiakan pendidikan mereka, karena tidak

semua orang bisa bersekolah seperti mereka.

5.2 Implikasi

Analisis unsur fisik dan unsur batin puisi “Seonggok Jagung” karya WS

Rendra dapat memudahkan siswa dalam memahami suatu karya sastra. Hal ini

berimplikasi pada pembelajaran puisi di SMA kelas X semester 1 dan 2.

hasil penelitian ini dapat menjadi contoh cara menganalisis karya sastra bagi

siswa SMA.

Langkah konkret pembelajaran puisi “Seonggok Jagung” sebagai materi

pembelajaran sastra disajikan dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Silabus dan RPP itu digunakan untuk kelas X semester 1 dan

2 karena disesuaikan dengan kemampuan siswa dan perkembangan materi yang

sudah dan harus dikuasai siswa.

5.3 Saran

Penelitian terhadap puisi “Seonggok Jagung” karya WS Rendra, diharapkan dapat bermanfaat terhadap ilmu sastra. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan alternatif untuk pembelajaran sastra di SMA.

Penelitian ini baru menganalisis unsur fisik dan unsur batin, masih banyak hal

yang menarik dalam puisi Seonggok Jagung yang dapat dijadikan sebagai bahan

penelitian. Peneliti menyarankan agar peneliti selanjutnya dapat mengangkat hal

yang berbeda dari sudut pandang lain sebagai obyek penelitian. Selain itu juga,

peneliti selanjutnya dapat meneliti kemampuan siswa menganalisis puisi

98

Dokumen terkait