• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIFO PHYSICAL

Dalam dokumen PENGANTAR-AKUNTANSI-2 (Halaman 30-40)

PERPECTUAL

Tg Pembelian Penjualan Saldo

Q @ T.

Harga Q @ HargaT. Q @ T. Harga

¼ 750 1.50 0 1.125.000 ¾ 800 1.30 0 1.040.000 1.550 1.397 2.165.000 7/4 950 1.45 0 1.377.500 2.500 1.417 3.542.500 11/4 1.00 0 1.350 1.350.000 3.500 1.398 4.892.500 15/4 1.60 0 1.398 2.236.800 1.900 1.398 2.656.200 18/4 500 1.50 0 750.000 2.400 Dan seterusnya……… LIFO PHYSICAL Persediaan awal 750 Kg x Rp. 1.500 Rp. 1.125.000 Pembelian

800 kg x 1.300 Rp. 1.040.000 950 kg x 1.450 Rp. 1.377.500 1.000 kg x 1.350 Rp. 1.350.000 500 kg x 1.500 Rp. 750.000 1.050 kg x 1.650 Rp. 4.620.000 Rp. 10.817.500

Tersedia untuk dijual Rp. 11.942.500

Persediaan akhir (7.850-6.800 = 1.050) 750 x Rp. 1.500 = Rp. 1.125.000

300 x 1.300 = Rp. 390.000 (Rp. 1.515.000)

Harga pokok penjualan Rp. 10.427.500

LIFO PERPECTUAL

Tangga l

Pembelian Penjualan Saldo

Q @ T.

Harga Q @ HargaT. Q @ T. Harga

¼ 750 1.500 1.125.000 ¾ 800 1.30 0 1.040.000 750 1.500 1.125.000. 800 1.300 1.040.000 7/4 950 1.45 0 1.377.500 750 1.500 1.125.000 800 1.300 1.040.000 950 1.450. 1.377.500 11/4 1000 1.35 0 1.350.000 750 1500 1.125.000 800 1300 1.040.000 950 1.450 1.377.500 1000 1350 1.350.000 15/4 1.00 0 1350 1.350.000 750 1500 1.125.000 600 1450 870.000 800 1300 1.040.000 350 1450 507.500 18/4 500 1.50 0 750.000 750 1500 1.125.000 800 1.300 1.040.000 350 1.450 507.500 500 1500 750.000 21/4 500 1500 750.000 100 1.500 150.000

350 1450 507.500 800 1300 1.040.00 0 650 1500 975.000 24/4 1.05 0 1.600 1.680.000 100 1.500 150.000 1.05 0 1.600 1.680.000 26/4 2.80 0 1.650 4.620.000 100 1.500 150.000 1.05 0 1.600 1.680.000 2.80 0 1.650 4.620.000 28/4 1600 1650 2.640.00 0 100 1500 150.000 1.05 0 1.600 1.680.000 1.20 0 1.650 1.980.000 30/4 1.20 0 1.650 1.980.00 100 1500 150.000 100 1.65 0 165.000 950 1.600 1.520.000 Contoh :

Berikut ini informasi yang berhubungan dengan persediaan barang dagang yang dimiliki oleh PT.A selama bulan Oktober 2009 sebagai berikut :

01/10 : Persediaan awal 3.600 unit @ Rp. 2.500

04/10 : Pembelian 5.000 unit @ Rp. 2.550 09/10 : Pembelian 7.200 unit @ Rp. 2.450 14/10 : Penjualan 6.000 unit 18/10 : Penjualan 7.500 unit 25/10 : Pembelian 4.900 unit @ Rp. 2.600 29/10 : Penjualan 3.000 unit

Hitunglah : Persediaan akhir barang dagang dan harga pokok penjualan dengan menggunakan metode penilaian FIFO, LIFO dan AVERAGE dan metode pencatatan Physical dan perpetual.

INVESTASI JANGKA PANJANG / LONG TERM INVESTMENT

Investasi Jangka Panjang adalah:

Investasi yang dilakukan dalam jangka waktu beberapa tahun dan tidak dimaksudkan untuk memutarkan kelebihan uang kas.

Investasi jangka panjang dapat dilakukan dalam bentuk : a. Investasi dalam Obligasi

INVESTASI DALAM OBLIGASI

Bagi perusahaan yang mengeluarkannya, obligasi pada hakekatnya adalah surat pengakuan hutang, ia berbentuk surat dengan mencantumkan nilai nominal dan bunga yang telah ditetapkan. Perusahaan yang mengeluarkan obligasi mengakui berhutang kepada pemegang obligasi.

Biasanya Investasi dalam surat berharga ini dilakukan dengan maksud untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam jangka panjang.

Contoh :

Piko membeli obligasi PT. Pooh pada tanggal 1 Mei 2008 sebanyak 2.500 lembar obligasi dengan kurs 102%, nominal perlembar obligasi Rp. 50.000. Biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian sebesar Rp. 300.000, bunga 10% pertahun dibayarkan pada tanggal 1 Maret dan 1 September. Jatuh tempo dari obligasi pada tanggal 1 April 2011.

Perhitungan : Harga beli : 2.500 lbr x Rp. 50.000 x 102% = Rp. 127.500.000 Biaya pembelian = Rp. 300.000 ---Harga perolehan Rp. 127.800.000 Bunga berjalan : 2/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 2.083.333

---Kas yang dikeluarkan Rp. 129.883.333

Jurnal :

1 Mei 2008 : Saat terjadi transaksi

Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 127.800.000 Pendapatan bunga obligasi Rp. 2.083.333

Kas Rp. 129.883.333

1 September 2008 : Penerimaan bunga obligasi

Kas Rp. 6.250.000

Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.250.000 6/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

31 Desember 2008 : Jurnal penyesuaian

Pendapatan bunga obligasi Rp. 4.166.667 4/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 4.166.667

Pendapatan bunga obligasi Rp. 640.000

Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 640.000 ( 8 x Rp. 80.000 = Rp. 640.000 ) Lama investasi : 1 Mei 2005 : 8 bulan Tahun 2006 : 12 bulan Tahun 2007 : 12 bulan Tahun 2008 : 3 bulan Total : 35 bulan HP – NN = Rp. 127.800.000 – 125.000.000 = Rp. 2.800.000 --- AGIO Rp. 2.800.000 / 35 = Rp. 80.000 / bln

1 Januari 2009 : Jurnal balik

Pendapatan bunga obligasi Rp. 4.166.667

Piutang bunga obligasi Rp. 4.166.667

1 Maret 2009 : Penerimaan bunga obligasi

Kas Rp. 6.250.000

Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.250.000 6/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

1 September 2009 : Penerimaan bunga obligasi

Kas Rp. 6.250.000

Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.250.000 6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

31 Desember 2009 : Jurnal penyesuaian

Piutang bunga obligasi Rp. 4.166.667

Pendapatan bunga obligasi Rp. 4.166.667 4/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 4.166.667

Pendapatan bunga obligasi Rp. 960.000

( 12 x Rp. 80.000 = Rp. 960.000 )

1 Januari 2010 : Jurnal balik

Pendapatan bunga obligasi Rp. 4.166.667

Piutang bunga obligasi Rp. 4.166.667

1 Maret 2010 : Penerimaan bunga obligasi

Kas Rp. 6.250.000

Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.250.000 6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

1 September 2010 : Penerimaan bunga obligasi

Kas Rp. 6.250.000

Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.250.000 6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

31 Desember 2010 : Jurnal penyesuaian

Piutang bunga obligasi Rp. 4.166.667

Pendapatan bunga obligasi Rp. 4.166.667 4/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 4.166.667

Pendapatan bunga obligasi Rp. 960.000

Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 960.000 ( 12 x Rp. 80.000 = Rp. 960.000 )

1 Januari 2011 : Jurnal balik

Pendapatan bunga obligasi Rp. 4.166.667

Piutang bunga obligasi Rp. 4.166.667

1 Maret 2011 : Penerimaan bunga obligasi

Kas Rp. 6.250.000

Pendapatan bunga obligasi Rp. 6.250.000 6/12 x10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 6.250.000

1 April 2011 : Pada saat jatuh tempo

Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 125.000.000 Pendapatan bunga obligasi Rp. 1.041.667 ( 1/12 x 10% x 2.500 lbr x Rp. 50.000 = Rp. 1.041.667 )

Pendapatan bunga obligasi Rp. 240.000

Investasi dalam obligasi PT. Pooh Rp. 240.000 ( 3 x Rp. 80.000 = Rp. 240.000 )

Contoh :

Pada tanggal 1 Juni 2008 Piko membeli obligasi PT. Pimping sebanyak 6.000 lembar obligasi dengan kurs 98%, nominal perlembar obligasi Rp. 40.000, biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian sebesar Rp. 500.000. Bunga 12% pertahun dibayarkan setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 31 Mei 2011.

Diminta : Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan untuk memcatat transaksi diatas !

Contoh :

Pada tanggal 1 Oktober 2008 Piko membeli obligasi PT. Pimping sebanyak 10.000 lembar obligasi dengan harga beli perlembar obligasi Rp. 32.000, nominal perlembar obligasi Rp. 30.000, biaya yang dikeluarkan pada saat pembelian sebesar Rp. 350.000. Bunga 11% pertahun dibayarkan setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Obligasi akan jatuh tempo pada tanggal 31 Mei 2012.

Diminta : Buatlah perhitungan dan jurnal yang diperlukan untuk mencatat transaksi diatas !

INVESTASI DALAM SAHAM

Berdasarkan besarnya pengawasan/Kontrol yang dapat dilakukan maka investasi dalam saham dapat digolongkan menjadi 3 keadaan yaitu:

1. Perusahaan yang melakukan investasi tidak dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan dimana ia melakukan investasi.

2. Perusahaan induk hanya dapat melakukan sebagian kontrol saja terhadap perusahaan anak tetapi mempunyai oengaruh yang cukup berarti.

3. Perusahaan induk secara pasti dapat melakukan kontrol terhadap perusahaan anak

Ad 1.

Bila suatu perusahaan memiliki sebagian kecil saja dari saham yang beredar, maka investasi dinilai berdasarkan harga pokok. Pendapatan dari perusahaan anak diakui dan dicatat pada saat deviden telah diputuskan akan dikeluarkan.

Contoh : Pada tanggal 1 Juni 2009 FIGA membeli 500 Lembar saham PT. Nadya dengan harga Rp. 50.000.000 sedah termasuk komisi T Materai.

Jumlah saham yang dibeli merupakan sebagian kecil dari saham PT. Nidya. Tanggal 1 Februari 2012 PT. Nidya memutuskan untuk membagikan deviden sebesar Rp. 5.000 Perlembar saham.

Tanggal 1 Maret 2012 seluruh saham PT Nidya yang dimiliki oleh FIGO dijual kembali dengan total harga Rp. 51.000.000.

Jurnal : Percatatan atas transaksi diatas o FIGO adalah

1/6-2000 : Investasi dalam saham Rp. 50.000.000

Kas Rp. 50.000.000

½-2001 : Piutang Deviden Rp. 2.500.000

Pendapatan Deviden Rp. 2.500.000

1/3-2001 : Kas Rp. 51.000.000

Investasi dalam saham Rp. 50.000.000

Laba Rp. 1.000.000

AKTIVA TETAP Aktiva tetap adalah :

Aktiva yang sifatnya tetap dan permanen, digunakan untuk kegiatan operasional, bukan untuk diperdagangkan dan memiliki nilai yang cukup besar.

Penilaian dan Pelaporan Aktiva tetap

Aktiva tetap dinilai sebesar nilai bukunya, yaitu harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiaiasi / penyusutan. Tetapi apabila manfaat ekonomi dari suatu aktiva tetap tidak lagi sebesar nilai bukunya, maka aktiva tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang sepadan dengan nilai manfaat ekonomi

yang tersisa. Penurunan nilai kegunaan aktiva tersebut dicatat sebagai kerugian.

Cara memperoleh aktiva tetap : 1. Dibeli secara tunai 2. Dibeli secara kredit

3. Ditukar dengan aktiva tetap

a. Dengan aktiva tetap yang sejenis b. Dengan aktiva tetap yang tidak sejenis 4. Dibangun sendiri

5. Dari hadiah

Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli secara tunai Contoh :

Dibeli mesin dengan harga perolehan sebesar Rp. 30.000.000 dan sebuah kendaraan dengan harga Rp. 60.000.000 secara tunai.

Maka jurnal sebagai berikut :

Mesin Rp. 30.000.000

Kendaraan Rp. 60.000.000

Kas Rp. 90.000.000

Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli secara kredit Contoh :

Dibeli sebuah mesin dengan harga perolehan sebesar Rp. 50.000.000, dibayar tunai sebesar Rp. 10.000.000 pada tanggal 1 Januari 2009. Sisanya dibayar selama 4 kali pembayaran dengan jumlah yang sama setiap akhir tahun dan bunga sebesar 10% dari sisa angsuran.

Maka jurnal sebagai berikut : 1 Januari 2009 : Mesin Rp. 50.000.000 Kas Rp.10.000.000 Hutang Usaha Rp.40.000.000 31 Desember 2009 Hutang Usaha Rp. 10.000.000 Biaya Bunga Rp. 4.000.000 Kas Rp. 14.000.000 31 Desember 2010 Hutang Usaha Rp. 10.000.000 Biaya Bunga Rp. 3.000.000 Kas Rp. 13.000.000 Dan seterusnya ………..

Metode Depresiasi Aktiva tetap : 1. Metode Garis Lurus

3. Metode saldo menurun ganda 4. Metode unit produksi

5. Metode jam kerja

Metode Garis Lurus

Dalam metode ini , beban depresiasi periodic sepanjang masa pemakaian aktiva tetap adalah sama besarnya.

Rumus :

Depresiasi = Harga perolehan – Nilai sisa Umur Ekonomis

Metode jumlah angka tahun

Metode jumlah angka tahun akan menghasilkan biaya depresiasi yang lebih tinggi pada tahun – tahun awal dan semakin kecil pada tahun – tahun akhir. Rumus :

Depresiasi = Angka tahun x ( Harga perolehan – Nilai sisa )

Metode Saldo menurun ganda

Dalam metode saldo menurun, biaya depresiasi dari tahun ketahun semakin menurun, hal ini terjadi karena perhitungan biaya depresiasi periodik didasarkan pada nilai buku ( harga perolehan dikurangi dengan akumulasi depresiasi ) aktiva yang semakin menurun dari tahun ke tahun.

Biaya depresiasi pertahun dihitung dengan cara mengalikan nilai buku aktiva pada awal tahun dengan tariff depresiasi. Dalam hal ini tarif depresiasi tetap sama pada setiap tahun, akan tetapi nilai buku setiap tahun semakin menurun. Tarif depresiasi yang sering digunakan adalah tarif metode garis lurus yang dikalikan dua.

Rumus :

Depresiasi = Tarif depresiasi X Nilai buku setiap awal periode

Metode unit produksi

Dalam metode ini, pemakaian aktiva tidak dinyatakan dengan jangka waktu, melainkan dengan jumlah satuan ( unit ) yang dapat dihasilkan oleh aktiva yang bersangkutan. Metode unit produksi ini cocok digunakan untuk depresiasi perusahaan manufaktur / pabrik.

Dalam dokumen PENGANTAR-AKUNTANSI-2 (Halaman 30-40)

Dokumen terkait