• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 7 Pasar Kabupaten Bogor yang Ada Saat Ini (Eksisting)Kabupaten Bogor yang Ada Saat Ini (Eksisting)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pasar Induk

5.3.1. Berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor

5.3.2.4. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 7 Pasar Kabupaten Bogor yang Ada Saat Ini (Eksisting)Kabupaten Bogor yang Ada Saat Ini (Eksisting)

Dalam menentukan lokasi pasar induk Kabupaten Bogor berdasarkan 7 pasar yang ada saat ini (eksisting) di Kabupaten Bogor digunakan empat model optimasi dengan indikator yang digunakan berbeda-beda. Model pertama yang digunakan sebagai pertimbangan adalah permintaan (demand) dan jarak terdekat, model kedua adalah permintaan (demand) dan waktu tempuh tercepat, model ketiga adalah permintaan (demand), produksi dan jarak terdekat, dan model keempat adalah permintaan (demand), produksi dan waktu tempuh tercepat. Berdasarkan hasil perhitungan program, hasilnya dapat terlihat pada Tabel 38.

Berdasarkan hasil perhitungan yang tercantum dalam Tabel 38 dengan menggunakan model pertama yang mempertimbangkan permintaan (demand) dan jarak terdekat, maka alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Pasar Cibinong yang berada di Kecamatan Cibinong dengan objective value sebesar 705.305,152. Nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton kilometer. Dalam hal ini diasumsikan bahwa ongkos angkut merupakan fungsi dari demand dan jarak.

Tabel 38. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 7 Pasar Kabupaten Bogor yang Ada Saat Ini (Eksisting)

No Model Optimasi

Lokasi Alternatif 1 Lokasi Alternatif 2 Lokasi Alternatif 3 Pasar Objective Value Pasar Objective Value Pasar Objective Value 7 Pasar Eksisting Kabupaten Bogor

1 Demand-Jarak Terdekat Cibinong 705.305,15 Ciawi 714.440,62 Citeureup 798.120,55 2 Demand-Waktu Tercepat Ciawi 879.269,23 Cibinong 910.516,71 Citeureup 911.848,11 3 Demand-Produksi-Jarak Terdekat Ciawi 6.827.691,36 Cibinong 7.330.280,21 Parung 7.590.134,01 4 Demand-Produksi-Waktu Tercepat Ciawi 8.483.356,34 Cibinong 9.422.336,27 Citeureup 9.638.706,43 Sumber: Hasil Analisis

Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Pasar Ciawi yang berada di Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 714.440,623. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Pasar Citeureup yang berada di Kecamatan Citeureup dengan objective value sebesar 798.120,549.

Model kedua yang mempertimbangkan permintaan (demand) dan waktu tempuh tercepat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Pasar Ciawi yang berada di Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 879.269,230. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Pasar Cibinong yang berada di Kecamatan Cibinong dengan objective value sebesar 910.516,707. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Pasar Citeureup yang berada di Kecamatan Citeureup dengan objective value sebesar 911.848,108. Nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton menit.

Model ketiga yang mempertimbangkan permintaan (demand) produksi dan jarak terdekat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Pasar Ciawi yang berada di Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 6.827.691,360. Alternatif kedua adalah Pasar Cibinong yang berada di Kecamatan Cibinong dengan objective value sebesar 7.330.280,208. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Pasar Parung yang berada di Kecamatan Parung dengan objective value sebesar 7.590.134,009. Nilai-nilai terebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton kilometer.

Model keempat yang mempertimbangkan permintaan (demand) produksi dan waktu tempuh tercepat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Pasar Ciawi yang berada di Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 8.483.356,344. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Pasar Cibinong yang berada di Kecamatan Cibinong dengan objective value sebesar 9.422.336,274. Sedangkan alternatif ketiga adalah Pasar Citeureup yang berada di Kecamatan Citeureup dengan objective value sebesar 9.638.706,426. Nilai-nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton menit.

Berdasarkan keempat model dengan berbagai pertimbangan, maka diketahui bahwa Pasar Ciawi yang berada di Kecamatan Ciawi memiliki kecenderungan menjadi lokasi pasar induk alternatif pertama, Pasar Cibinong yang berada di Kecamatan Cibinong menjadi lokasi pasar induk alternatif kedua,

sedangkan untuk alternatif ketiga pasar induk adalah di Pasar Citeureup yang berada di Kecamatan Citeureup (Gambar 34).

Pasar Ciawi yang berada di Kecamatan Ciawi memiliki lokasi yang cukup strategis karena dekat dengan akses jalan tol yang menghubungkan antara Kabupaten Bogor, Kota Bogor dan DKI Jakarta, berada di jalan arteri primer Ciawi–Sukabumi, selain itu akan didukung dengan adanya rencana pembangunan tol Ciawi–Sukabumi, inner ring road dan adanya rencana pembangunan terminal tipe–B di Kecamatan Ciawi sehingga lokasi ini memiliki aksesibilitas yang tinggi, sehingga mudah dicapai dari berbagai lokasi.

Saat ini Pasar Ciawi termasuk dalam pasar kelas II, yaitu pasar yang melayani wilayah terbatas pada wilayah tertentu sekitar pasar. Namun berdasarkan lokasinya yang strategis, pasar ini layak untuk dikembangkan menjadi pasar induk, karena memiliki aksesibilitas yang sangat baik dan mudah untuk diakses dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten dan Kota Bogor.

Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Pasar Cibinong. Pasar Cibinong termasuk dalam Pasar Kelas I, yaitu pasar dengan cakupan pelayanan wilayah daerah dan sekitarnya. Pasar Cibinong ini terletak di ibukota Kabupaten Gambar 34. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 7

Bogor yang memiliki fasilitas perekonomian yang lengkap bila dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bogor. Kegiatan perdagangan sayuran dan buah-buahan di Pasar Cibinong mulai ramai semenjak pukul 19.00 wib hingga pagi hari.

Alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Pasar Citeureup yang berlokasi di Kecamatan Citeureup. Pasar ini termasuk dalam Pasar Kelas I, yaitu pasar dengan cakupan pelayanan wilayah daerah dan sekitarnya. Namun pada lokasi ini sering terjadi kemacetan yang berlangsung sepanjang hari mulai pagi hari hingga pukul 19.00 wib. Kemacetan ini karena adanya hambatan samping yang tinggi karena adanya pasar dan pedagang kaki lima yang berdagang di atas trotoar atau di sebagian badan jalan, angkutan umum yang ngetem, banyak terjadi naik dan turun penumpang, dan banyak penyeberang jalan. Sehingga apabila lokasi ini terpilih menjadi lokasi pasar induk, maka harus dicari solusi untuk mengurai kemacetan di lokasi tersebut.

5.4. Keterkaitan Kondisi Optimasi Pasar Induk Kabupaten Bogor dengan