• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40 Kecamatan yang Ada di Kabupaten Bogor dengan Kecamatan yang Ada di Kabupaten Bogor dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3. Analisis Penentuan Lokasi Optimal Pasar Induk

5.3.1. Berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor

5.3.2.1. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40 Kecamatan yang Ada di Kabupaten Bogor dengan Kecamatan yang Ada di Kabupaten Bogor dengan

Mempertimbangkan 6 Kecamatan yang Ada di Kota Bogor

Dalam menentukan lokasi pasar induk Kabupaten Bogor berdasarkan 40 kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor dengan mempertimbangkan 6 kecamatan yang ada di Kota Bogor, menggunakan asumsi bahwa pasar induk hanya akan terbangun di Kabupaten Bogor karena berdasarkan revisi RTRW Kota Bogor, tidak ada rencana pembangunan pasar induk lagi di Kota Bogor, dan semua kecamatan di Kabupaten Bogor memiliki peluang yang sama untuk pengembangan pasar induk. Dalam analisis ini digunakan empat model optimasi dengan indikator yang digunakan berbeda-beda. Model pertama yang digunakan sebagai pertimbangan adalah permintaan (demand) dan jarak terdekat, model kedua adalah permintaan (demand) dan waktu tempuh tercepat, model ketiga adalah permintaan (demand), produksi dan jarak terdekat, dan model keempat adalah permintaan (demand), produksi dan waktu tempuh tercepat. Berdasarkan hasil perhitungan program, hasilnya dapat terlihat pada Tabel 34.

Gambar 28. Produksi Sayuran dan Buah-buahan Kabupaten Bogor, 2008 PARUNG 

Tabel 34. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40 Kecamatan yang Ada di Kabupaten Bogor dengan Mempertimbangkan 6 Kecamatan yang Ada di Kota Bogor

No Model Optimasi

Lokasi Alternatif 1 Lokasi Alternatif 2 Lokasi Alternatif 3 Kecamatan Objective Value Kecamatan Objective Value Kecamatan Objective Value 40 Kecamatan Kabupaten Bogor dan 6 Kecamatan Kota Bogor

1 Demand-Jarak Terdekat Dramaga 723.134,51 Ciomas 732.866,31 Bojonggede 748.737,64

2 Demand-Waktu Tercepat Ciomas 952.074,31 Ciawi 952.965,69 Dramaga 956.760,77

3 Demand-Produksi-Jarak Terdekat Dramaga 6.127.932,78 Ciomas 6.486.937,38 Ciampea 6.733.612,22 4 Demand-Produksi-Waktu Tercepat Kemang 8.457.065,77 Dramaga 8.513.616,90 Ciawi 8.557.052,81 Sumber: Hasil Analisis

Berdasarkan hasil perhitungan yang tertera pada Tabel 34 dengan menggunakan model pertama yang mempertimbangkan permintaan (demand) dan jarak terdekat, maka alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Kecamatan Dramaga dengan objective value sebesar 723.134,507. Nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton kilometer. Dalam hal ini diasumsikan bahwa ongkos angkut merupakan fungsi dari demand dan jarak. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciomas dengan objective value sebesar 732.866,312. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Kecamatan Bojonggede dengan objective value sebesar 748.737,637. Model kedua yang mempertimbangkan permintaan (demand) dan waktu tempuh tercepat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciomas dengan objective value sebesar 952.074,3071. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 952.965,692. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Kecamatan Dramaga dengan objective value sebesar 956.760,7712. Nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton menit.

Model ketiga yang mempertimbangkan permintaan (demand) produksi dan jarak terdekat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Kecamatan Dramaga dengan objective value sebesar 6.127.932.782. Alternatif kedua adalah Kecamatan Ciomas dengan objective value sebesar 6.486.937,375. Sedangkan alternatif ketiga lokasi pasar induk adalah Kecamatan Ciampea dengan objective value sebesar 6.733.612,221. Nilai-nilai terebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton kilometer.

Model keempat yang mempertimbangkan permintaan (demand) produksi dan waktu tempuh tercepat, alternatif pertama lokasi pasar induk adalah Kecamatan Kemang dengan objective value sebesar 8.457.065,770. Alternatif kedua lokasi pasar induk adalah Kecamatan Dramaga dengan objective value sebesar 8.513.616,897. Sedangkan alternatif ketiga adalah Kecamatan Ciawi dengan objective value sebesar 8.557.052,807. Nilai-nilai tersebut menunjukkan total minimum biaya transportasi dalam satuan ton menit.

Berdasarkan keempat model dengan berbagai pertimbangan, maka Kecamatan Dramaga memiliki kecenderungan menjadi lokasi pasar induk

alternatif pertama karena memiliki objective value yang paling kecil. Kecamatan Ciomas menjadi lokasi pasar induk alternatif kedua, sedangkan untuk alternatif ketiga pasar induk dapat dilokasikan di Kecamatan Bojonggede atau Kecamatan Ciampea, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 29.

Tabel 34

Kecamatan Dramaga sebagai lokasi pasar induk alternatif pertama, saat ini mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat ditandai mulai bermunculan perumahan-perumahan dan sarana perdagangan di sekitar Dramaga. Kelebihan yang dimiliki kecamatan ini sebagai lokasi pasar induk adalah:

1. Lingkungannya masih memungkinkan untuk pembangunan pasar induk karena Kecamatan Dramaga masih memiliki banyak lahan kosong

2. Memiliki lokasi cukup strategis karena berdekatan dengan beberapa kecamatan yang memiliki produksi sayuran yang cukup tinggi di Kabupaten Bogor seperti Kecamatan Cibungbulang, Kecamatan Ciampea dan Kecamatan Leuwiliang

3. Kecamatan Dramaga memiliki lokasi yang cenderung berada di tengah-tengah yang berdekatan dengan Kota Bogor

Gambar 29. Lokasi Optimal Pasar induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40 Kecamatan Kabupaten Bogor dan 6 Kecamatan di Kota Bogor

PARUNG 

4. Memiliki potensi perkembangan yang pesat

5. Lokasi Kecamatan Dramaga dilalui jalan kolektor primer I (jalan nasional) yang menghubungkan batas Kabupaten Lebak/Jasinga–Leuwiliang– Ciampea dan Kota Bogor

6. Adanya rencana Bogor Ring Road (jalan lingkar luar Bogor) yang direncanakan sampai ke Kecamatan Dramaga, hal tersebut akan semakin meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju Kecamatan Dramaga

7. Adanya rencana pembangunan jalan baru lingkar selatan Kota Bogor dari Jalan Sindangbarang ke Jalan Raya Sukabumi yang akan semakin meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju Kecamatan Dramaga.

Berdasarkan kelebihan-kelebihan tersebut maka Kecamatan Dramaga sangat potensial untuk dibangun Pasar Induk Kabupaten Bogor.

Lokasi pasar induk alternatif kedua adalah Kecamatan Ciomas, Kecamatan Ciomas memiliki tingkat kepadatan yang tinggi dibandingkan dengan kecamatan lain di Kabupaten Bogor, kelebihan dan kekurangan yang dimiliki Kecamatan Ciomas sebagai lokasi pasar induk adalah :

1. Kecamatan Ciomas memiliki jumlah penduduk sedang, bila dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kabupaten Bogor, namun memiliki tingkat kepadatan tinggi yang ditandai dengan banyaknya perumahan dan sarana perdagangan yang dibangun di kecamatan tersebut.

2. Kecamatan Ciomas memiliki Terminal Laladon. Namun dalam pengoperasiannya terminal ini belum dibarengi dengan pemberlakuan regulasi terhadap trayek-trayek angkutan umum yang melalui wilayah tersebut.

3. Dilalui jalan kolektor primer I (jalan nasional) yang menghubungkan batas Kabupaten Lebak/Jasinga–Leuwiliang–Ciampea dan Kota Bogor.

4. Telah ada pasar yang dibangun pada Kecamatan Ciomas yang berdekatan dengan Terminal Laladon. Tujuan dibangunnya pasar ini adalah untuk lebih mengoptimalkan dan menstimulasi utilitas dari Terminal Laladon. Namun hingga saat ini pasar tersebut relatif sangat sepi.

5. Adanya rencana pembangunan jalan baru lingkar selatan Kota Bogor dari Jalan Sindangbarang ke Jalan Raya Sukabumi yang akan semakin meningkatkan aksesibilitas dari dan menuju Kecamatan Ciomas.

Lokasi pasar induk alternatif ketiga adalah Kecamatan Bojonggede dan Kecamatan Ciampea. Kecamatan Bojonggede termasuk dalam tipe maju dengan komunitas industri dan pertumbuhan jasa. Kecamatan ini termasuk dalam kawasan Cibinong Raya yang memiliki fungsi sebagai kota simpul jasa dan distribusi pemasaran, produksi dan pusat pelayanan utama untuk wilayah Kabupaten Bogor. Kecamatan ini memiliki ketersediaan lahan yang cukup terbatas, dimana pada saat ini perkembangan daerah Bojonggede sebagai salah satu wilayah permukiman penduduk yang cukup padat dan kondisi topografi yang kurang menguntungkan karena memiliki kontur tanah yang bervariasi. Kecamatan Ciampea didominasi desa–desa dengan tipe tertinggal dengan komunitas pertanian. Kecamatan Ciampea dilalui jalan kolektor primer I (jalan nasional) yang menghubungkan batas Kabupaten Lebak/Jasinga–Leuwiliang– Ciampea dan Kota Bogor. Berdasarkan data primer dari 10 pasar eksisting Kecamatan Ciampea merupakan salah satu pemasok sayuran bayam dan kangkung di pasar-pasar eksisting.

5.3.2.2. Lokasi Optimal Pasar Induk Kabupaten Bogor Berdasarkan 40