• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di kota Tual, desa Ohoira, desa Ohoidertawun dan desa Abean, Kecamatan Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara. Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Desember 2011 sampai dengan Januari 2012; sedangkan pemasokan dan pengolahan data dilakukan selama satu bulan, yaitu dari akhir bulan Januari-akhir Pebruari 2012.

Materi

Kelelawar yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kelelawar pemakan serangga dan buah-buahan. Kelelawar pemakan serangga dan buah-buahan yang diamati meliputi sembilan spesies; sebanyak 254 ekor (127 jantan dan 127 betina). Tabel 3 menyajikan distribusi kelelawar dari berbagai spesies yang diamati. Penentuan spesies kelelawar yang diamati dilakukan berdasarkan keputusan penentuan spesies oleh Tim Konservasi dan Inventarisasi Hutan Kei, yang bersama-sama melakukan penelitian (pendampingan penelitian).

Tabel 3. Distribusi Jumlah Kelelawar yang Diamati pada Berbagai Spesies

Spesies Jenis Pakan Jantan Betina Total

---(ekor)---

Nyctimene minutus Buah 15 15 30

Megaderma spasma Serangga 9 9 18

Nycteris javanica Serangga 15 15 30

Harpiocephalus harpia Serangga 15 15 30

Rhinolophus keyensis Serangga 15 15 30

Hipposideros cervinus Serangga 15 15 30

Mosia nigrescens Serangga 15 15 30

Rhinopoma microphyllum Serangga 15 15 30

Chaerephon plicata Serangga 13 13 26

19 Penelitian ini menggunakan beberapa alat berupa jaring kabut dan perangkap tradisional sebagai alat penangkap, timbangan gantung, tangga, jangka sorong digital, stoching, gunting, obor, senter kepala, sarung tangan karet, tali nilon dangolok. Pengolahan dibantu data dengan peranti lunak statistik MINITAB®15.1.20.0. Alat dokumentasi data yang digunakan berupa lembar data, alat tulis dan kamera.

Prosedur Penangkapan Kelelawar

Penangkapan kelelawar dilakukan pada siang hari pada saat kelelawar istirahat (tidur) dengan menggunakan jaring kabut. Jaring kabut dibentang di depan mulut gua dan pepohonan besar (sukun, mangga dan kelapa). Obor digunakan untuk menghalau kelelawar dari dalam gua, sehingga kelelawar terperangkap pada jaring kabut dan segera dimasukkan ke dalam stoching setelah terlebih dahulu menggunting jaring kabut seukuran dengan tubuh kelelawar. Gambar 12 dan 13 menyajikan peralatan yang digunakan pada penelitian.

Gambar 12. Peralatan Penangkapan dan Pengukuran (a) Jaring Kabut (b) Perangkap Tradisional (c) Timbangan Gantung (d) Stoching (e) Obor (f) Jangka Sorong

20 Gambar 13. Peralatan Penangkapan dan Alat Dokumentasi (a) Tangga, (b) Senter

Kepala, (c) Sarung Tangan Karet, (d) Golok, (e) Tali Nilon dan (f) Kamera Digital

Pengukuran ukuran-ukuran linear permukaan tubuh kelelawar segera dilaksanakan yang meliputi: panjang tarsometatarsus (X1), lingkar tarsometatarsus (X2), panjang telinga (X3), panjang ekor (X4), panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang (X5), panjang fibula (X6), panjang kaki belakang tanpa cakar (X7) dan panjang lengan bawah sayap (X8); seperti yang disajikan pada Gambar 14.

Panjang Tarsometatarsus (X1)

Panjang tarsometatarsus diukur dari pertemuan antara tarsometatarsus dengan jari. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm. Lingkar Tarsometatarsus (X2)

Lingkar tarsometatarsus diukur melingkar pada bagian tengah tulang pergelangan kaki. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm.

21 Gambar 14. Variabel-variabel Ukuran Linear Permukaan Tubuh Kelelawar yang

Diamati Sumber : Suyanto (2001)

Keterangan: X1=Panjang Tarsometatarsus; X2=Lingkar Tarsometatarsus; X3=Panjang Telinga; X4=Panjang Ekor; X5=Panjang Kaki Belakang dengan Cakar Terpanjang; X6=Panjang Fibula; X7=Panjang Kaki Belakang Tanpa Cakar; X8=Panjang Lengan Bawah Sayap

Panjang Telinga (X3)

Panjang telinga diukur pada jarak dari pangkal sampai ujung telinga yang terjauh. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm.

Panjang Ekor (X4)

Panjang ekor diukur dari pangkal ekor sampai ujung ekor. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm.

Panjang Kaki Belakang dengan Cakar Terpanjang (X5)

Panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang diukur dari tumit sampai ujung jari dengan cakar terpanjang. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm.

Panjang Fibula (X6)

Panjang fibula diukur dari lutut sampai pergelangan kaki. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm.

22 Panjang Kaki Belakang Tanpa Cakar (X7)

Panjang kaki belakang tanpa cakar diukur dari tumit sampai ujung jari terpanjang tanpa cakar. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm.

Panjang Lengan Bawah Sayap (X8)

Panjang lengan bawah sayap diukur dari luar siku sampai sisi luar pergelangan tangan pada sayap melengkung. Pengukuran menggunakan jangka sorong digital dengan satuan mm.

Rancangan dan Analisis Data Analisis Deskriptif

Data yang diperoleh diolah secara deskriptif. Nilai rataan, simpangan baku dan koefisien keragaman pada masing-masing variabel diolah berdasarkan rumus Steel dan Torrie (1993) sebagai berikut:

=

i n Xi

=

SB

= √

i XiX̅ n KK

=

X̅

x 100%

Keterangan: ̅ = Rataan ̅ = Data ke-i

n = Banyak data contoh SB = Simpangan baku KK = Koefisien keragaman Uji T2-Hotelling

Uji T2-Hotelling digunakan untuk membandingkan ukuran-ukuran linear permukaan tubuh pada setiap dua spesies kelelawar yang diamati. Pengujian T2 -Hotelling dilakukan berdasarkan Gaspersz (1992) dengan hipotesis sebagai Berikut:

H0: U1 = U2 artinya vektor nilai rata-rata dari spesies pertama sama dengan spesies kedua

23 Rumus T2-Hotelling menurut Gaspersz (1992) adalah:

= n n

n n ( 1 - 2)' SG-1 ( 1 - 2); selanjutnya besaran:

F = - - - T

2

akan berdistribusi F dengan derajat bebas V1 = p dan V1 = Keterangan:

T2 = Nilai T2-Hotelling F = Nilai hitung T2-Hotelling

= Jumlah data pengamatan pada spesies pertama = Jumlah data pengamatan pada spesies kedua

1 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari spesies pertama

2 = Vektor nilai rata-rata variabel acak dari spesies kedua SG−1

= Invers matriks gabungan (invers dari matriks SG) P = Banyaknya variabel yang diukur

Analisis Komponen Utama

Analisis Komponen Utama (AKU) digunakan untuk membentuk kerumunan data pada masing-masing spesies kelelawar yang diamati; berdasarkan skor ukuran dan skor bentuk. Dua komponen utama berdasarkan keragaman total yang tinggi; digunakan sebagai persamaan ukuran dan bentuk untuk perhitungan skor ukuran (sumbu X) dan skor bentuk (sumbu Y); menurut Nishida et al. (1980) dan Everitt dan Dunn (1998). Penciri ukuran diperoleh berdasarkan nilai vektor Eigen tertinggi pada persamaan ukuran. Penciri bentuk diperoleh berdasarkan nilai vektor Eigen tertinggi pada persamaan bentuk.

Keragaman total tertinggi dimiliki komponen utama pertama (persamaan ukuran) dengan model persamaan (Gaspersz, 1992) sebagai Berikut:

Y1 = a11X1 + a21X2 + a31X3 + a41X4 + a51X5 + a61X6 + a71X7 + a81X8

Keterangan:

Y1 = Komponen utama pertama (ukuran) X1 = Panjang tarsometatarsus

X2 = Lingkar tarsometatarsus X3 = Panjang telinga

24 X4 = Panjang ekor

X5 = Panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang X6 = Panjang fibula

X7 = Panjang kaki belakang tanpa cakar X8 = Panjang lengan bawah sayap

a -a8 = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P , , … , 8

Keragaman total tertinggi setelah komponen utama pertama dimiliki komponen utama kedua yang disetarakan dengan persamaan bentuk dan memiliki model persamaan (Gaspersz, 1992) sebagai Berikut:

Y2 = a12X1 + a22X2 + a32X3 + a42X4 + a52X5 + a62X6 + a72X7 + a82X8 Keterangan:

Y2 = Komponen utama kedua (bentuk) X1 = Panjang tarsometatarsus

X2 = Lingkar tarsometatarsus X3 = Panjang telinga

X4 = Panjang ekor

X5 = Panjang kaki belakang dengan cakar terpanjang X6 = Panjang fibula

X7 = Panjang kaki belakang tanpa cakar X8 = Panjang lengan bawah sayap

a -a8 = Vektor ciri atau vektor Eigen ke-P untuk P , , … , 8

Korelasi antara skor ukuran dan masing-masing variabel yang diamati diperoleh dari perkalian antara vektor Eigen dan akar dari nilai Eigen masing-masing yang dibagi dengan simpangan baku dari masing-masing perubah (Gaspersz, 1992). Hal yang sama juga dilakukan pada korelasi antara skor bentuk dan masing-masing variabel yang diamati. Vektor dan nilai Eigen yang digunakan untuk perhitungan korelasi tersebut berasal dari Analisis Komponen Utama (AKU) yang diturunkan dari matriks kovarian (Gaspersz, 1992).

Rumus yang digunakan sebagai Berikut:

r

ZiYj

= r

ij

=

aij

25 Keterangan:

r

ZiYj = Koefisien korelasi variabel ke-i dari komponen ke-j

a

ij = Vektor Eigen variabel ke-i dari komponen ke-j = Nilai Eigen (akar ciri) komponen utama ke-j = Simpangan baku variabel ke-i

Diagram Kerumunan

Diagram kerumunan dibuat berdasarkan skor ukuran dan skor bentuk tubuh yang diperoleh dari persamaan komponen utama pertama yang disetarakan dengan sumbu X dan persamaan komponen kedua yang disetarakan dengan sumbu Y. Setiap plot pada diagram kerumunan mencerminkan data setiap individu. Kesamaan juga perbedaan ukuran dan bentuk tubuh di antara spesies kelelawar yang diamati ditentukan berdasarkan diagram kerumunan data pada masing-masing spesies.

Pengolahan Data

Pengelolaan data untuk uji T2-Hotelling dan Analisis Komponen Utama dibantu dengan peranti lunak statistik MINITAB®15.1.20.0.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait