Bab 5 Pembelajaran Eksplorasi Gerak Tari
C. Materi Pembelajaran
1. Konsep Ragam Gerak Dasar Tari Tradisional
Peserta didik telah mengamati tari dari berbagai sumber belajar. Peserta didik juga telah mendiskusikan hasil pengamatan tersebut. Tentu di antara peserta didik memiliki persepsi berbeda karena mungkin tari yang diamati juga berbeda. Setiap tari memiliki ragam gerak berbeda tetapi memiliki kesamaan yaitu memiliki tenaga, ruang dan waktu. Mungkin saja ada gerak yang sama seperti ukel yang terdapat pada tari: Jawa, Sunda, Bali, Melayu, Sulawesi, dll, tetapi tekniknya agak berbeda. Akan tetapi ada juga yang tekniknya sama tetapi memiliki nama yang berbeda. Dalam hal ini kesempatan bagi Guru untuk menekankan bahwa setiap etnis memiliki karakteristik yang berbeda dan seyogyanya manusia Indonesia menerima dan menghargai setiap kekhasan untuk menciptakan pergaulan antar etnis yang cinta damai.
Sumber: Dok. Pribadi
Indonesia memiliki keragaman gerak tari yang berbeda antar etnis. Gerak tari pada gambar 5.1 menunjukkan gerak tari memiliki unsur tenaga yang kuat, gerak dilakukan secara rampak oleh para penari, seorang penari yang diangkat oleh penari lainnya seperti mengangkat sebuah benda dengan tenaga yang kuat. Tenaga yang digunakan oleh penari untuk menyangga temannya tentu lebih besar dibandingkan dengan tenaga penari yang berada di atas. Kekuatan tenaga menahan temannya tertumpu pada kedua tangan. Setiap melakukan gerak, tentu saja diperlukan sebuah tenaga. Penggunaan dalam tenaga memiliki intensitas kuat, sedang dan lemah tergantung cara penggunaan atau penyaluran tenaga.
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.2 Pose gerak tangan membuka lebar
Gerak tari yang ditunjukkan pada gambar 5.2 menunjukkan pose gerak dengan ruang gerak luas yang terlihat antara badan dan lengan yang dilakukan penari secara berkelompok. Masing-masing penari melakukan ruang gerak yang sama. Gerak di dalam ruang dapat dilakukan sendiri, berpasangan atau kelompok.
Selain gerak memerlukan tenaga dan ruang, dalam gerak juga memerlukan waktu. Setiap gerakan yang dilakukan membutuhkan waktu. Perbedaan cepat, lambat gerak berhubungan dengan tempo. Jadi tempo merupakan cepat atau lambat gerak yang dilakukan. Fungsi tempo pada gerak tari untuk memberikan kesan dinamis sehingga tarian enak untuk dinikmati. Lihat pada gambar 5.3 pose gerak hormat diantara penari yang satu dengan penari yang lainnya berbeda. Penari yang satu dilakukan dengan tempo yang cepat sementara penari berikutnya dilakukan dengan tempo yang lambat, sehingga menghasilkan tempo yang berbeda dengan melakukan gerakan yang sama.
Sumber: Dok. Pribadi
2. Teknik Ragam Gerak Dasar Tari Tradisional
Teknik ragam gerak dasar kepala pada tari tradisional beragam. Indonesia memiliki keragaman tari yang berbeda-beda setiap daerahnya. Teknik ragam gerak dasar tari tradisional adalah dasar untuk mengeksplorasi berapa banyak keanekaragaman gerak yang dapat dirangkai menjadi sebuah tarian. Teknik ragam gerak dasar ini terdiri dari: gerak kepala, gerak badan, gerak tangan dan gerak kaki. Dari keempat teknik inilah yang dapat dikembangkan menjadi sebuah kesatuan tarian yang utuh.
Untuk memperjelas bahasan teknik ragam gerak dasar tari tradisional ini, seyogyanya guru memiliki bahan materi yang beragam yang bisa diunduh dari internet, buku atau bahkan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk menemukan teknik ragam gerak tari tradisional dari seniman atau nara sumber lainnya. Sebagai contoh gambar di bawah ini. Ragam Gerak Kepala
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.4 Gerak Kepala Gedheg ( Jawa) atau Godeg (Sunda)
Gerak kepala menunduk, lalu gerakan dan bayangkan bapak-ibu guru membuat angka 8 dengan dahi
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.5 Gerak Kepala Gilek
(Sunda)
Bayangkan bapak-ibu guru menggerakan dagu dengan arah seperti membuat angka 8
Ragam Gerak Badan
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.6 Pose penari dengan badan yang lurus ke depan, tangan dan kaki yang terbuka lebar
Coba perhatikan, posisi penari ini dengan badan yang lurus ke depan
Posisi seperti ini (gambar 5.6) badan tegak arah hadap ke depan. Badan ini dapat digerakkan dengan diputar ke kiri, dan diputar ke kanan. Apabila diputar ke arah kanan badan menjadi serong kanan, apabila badan di putar ke kiri menjadi serong kiri. Gerak dari badan juga dapat dilakukan ke atas, dan ke bawah. Hampir disetiap tari di Indonesia menggunakan arah hadap yang bervariasi. Gerak badan yang berputar 1800 terdapat pada Topeng Cirebon Gaya Losari yang disebut ngelier.
Sumber: www.youtube.com
Ragam Gerak Tangan
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.8 Gerak Lontang kembar (Sunda)
Coba perhatikan kedua telapak tangannya, membuka ke depan
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.9 Gerak Tumpang Tali (Sunda)
Coba perhatikan pergelangan dan tangan silang dengan jari-jari menghadap ke bawah
Ragam Gerak Kaki
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.10Adeg-adeg Kanan (Sunda)
Coba perhatikan kedua kakinya, membuka ke depan berat badan berada di kaki kiri
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.11 Gerak Sonteng Kanan (Sunda)
Kaki kanan diangkat ke atas setinggi betis, tumpuan badan berada di kaki kiri
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.12 Gerak Engke Gigir (Sunda)
Pose kaki kiri yang menapak ke lantai dan pose kaki kanan yang jinjit. Bergerak melangkah ke samping kiri.
Sumber: Arini, 2012
Gambar 5.13 Gerak agem (Bali)
Sumber: watimenari.blogspot.com
Gambar 5.14 tanjak kanan-kiri ( Jawa)
Sumber: Arini, 2012
3. Eksplorasi Merangkai Gerak Dasar Tari Tradisional
Hawkins dalam bukunya Moving from Within: a New Method for Dance Making yang diterjemahkan oleh I Wayan Dibia dengan judul Bergerak Menurut Kata Hati (2003) memaparkan bahwa untuk merangkai gerak dan membentuk komposisi tari, dilakukan melalui empat tahap kreatif yang terdiri dari, sebagai berikut.
a. Eksplorasi
yaitu pengalaman melakukan penjajakan gerak, untuk menghasilkan ragam gerak. Pada kegiatan ini berupa imajinasi melakukan interpretasi terhadap apa yang telah dilihat, didengar, atau diraba. Peserta didik dapat bebas bergerak mengikuti kata hatinya, mengikuti imajinasi dan interpretasinya.
b. Improvisasi
yaitu pengalaman secara spontanitas mencoba-coba atau mencari-cari kemungkinan ragam gerak yang telah diperoleh pada waktu eksplorasi. Dari setiap ragam gerak yang dihasilkan pada waktu eksplorasi, dikembangkan dari aspek tenaga, ruang dan waktu sehingga menghasilkan ragam gerak yang sangat banyak.
c. Evaluasi
yaitu pengalaman untuk menilai dan menyeleksi ragam gerak yang telah dihasilkan pada tahap improvisasi. Dalam kegiatan ini peserta didik mulai menyeleksi dengan cara membuat ragam gerak yang tidak sesuai dan memilih ragam gerak yang sesuai dengan gagasannya. Hasil inilah yang akan digarap oleh peserta didik pada tahap komposisi tari.
d. Komposisi
yaitu tujuan akhir dari tahapan ini untuk memberikan bentuk terhadap apa yang peserta didik temukan. Melalui tahapan-tahapan eksplorasi (penjajakan gerak), improvisasi (mencari dan menemukan gerak), evaluasi (pemilahan dan pemilihan gerak), untuk pada akhirnya peserta didik dapat membentuk dan merangkaikan gerak menjadi sebuah komposisi.
Latihan Eksplorasi Ragam Gerak
Kegiatan ini memberikan kesempatan kepada guru dalam memotivasi peserta didik untuk menemukan kekhasan geraknya sendiri. Eksplorasi dalam pembelajaran seni adalah penggalian terhadap apa yang dilihat, didengar, dan diraba artinya dalam pembelajaran ini melatih kepekaan pancaindera peserta didik untuk menemukan hal yang dianggap menarik, menyenangkan, dan indah serta pantas untuk dikembangkan dalam gerak.
Selanjutnya adalah tahap improvisasi, yaitu pencarian dan percobaan mengembangkan beragam gerak, yang kemudian dilanjutkan dengan evaluasi yaitu pemilihan terhadap gerak-gerak yang dianggap cocok sesuai dengan kata hatinya dan kesepakatan kelompoknya. Peserta didik diberikan kebebasan untuk mencari sampai menemukan sendiri geraknya yang dia inginkan, yang selanjutnya dirangkai dalam komposisi kelompok. Peran guru adalah membimbing, memotivasi, mengarahkan dan mengawasi proses. Apapun hasilnya nanti tak ada yang salah atau benar. Penilaian adalah bagaimana proses dilaksanakan, bagaimana peserta didik bekerja sama dalam memecahkan problem yang mereka hadapi. Yang perlu
diketahui oleh guru, adalah alasan peserta didik dalam memilih dan mengembangkan ragam gerak tradisional. Mungkin ada saja jawaban yang dianggap ‘nyleneh’, tapi itu bukankah salah satu ciri kreatif ? Di bawah ini adalah contoh ragam gerak tari tradisional.
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.16 Gerak tangan proses
ukel (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.17 Gerak tangan proses
ukel (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.18 Gerak tangan proses
ukel (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.19 Gerak tangan lontang kembar (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.20 Gerak tangan lontang kembar kiri (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.21 Gerak tangan lontang kembar (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.22 Gerak tangan sembada
kiri (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.23 Gerak tangan tumpang tali (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.24 Gerak engke gigir (Sunda)
Sumber: Dok. Pribadi
Gambar 5.25 Gerak kaki pada Zapin (Melayu)