• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

8. Gudang Produks

2.7.4. Mesin dan Peralatan a Mesin Produks

Pada PT. Perkebunan Nusantara III Gunung Para mesin-mesin yang digunakan untuk proses pembuatan sheet adalah sebagai berikut:

1. Mesin Sheeter Kapasitas : 500 Kg/Jam, Power : 75 Hp, Tegangan : 220/380V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz, Putaran : 1415 Rpm. Jumlah : 5 buah.

Fungsi : Mengiling koagulum dari bak koagulasi menjadi lembaran sheet dengan tebal 3 mm.

2. Balling Press Kapasitas : 1000 Kg/Jam, Power : 75 Hp, Tegangan : 220/380V, 3 fasa, Frekwensi : 50 Hz, Putaran : 1450 Rpm

Fungsi : Untuk memadatkan lembaran sheet menjadi bentuk bandela seberat 331/3 Kg dan ball 113 Kg (lose ball). 3. Mesin Agigator

Power : 30 Hp,

Tegangan : 220/380 V, 3 fasa, Frekwensi : 50 hz,

Putaran : 930 Rpm

Fungsi : Untuk menghomogenkan air dengan lateks murni (karet alam).

Agar proses produksi tidak terganggu, maka perawatan mesin harus dilakukan secara rutin yang ditanggungjawabi oleh Kepala Dinas Teknik. Di Kebun PTP. Nusantara III Kebun Gunung Para perawatan mesin ini terdiri dari perawatan terencana dan perawatan tidak terencana.

1. Perawatan Terencana

Perawatan terencana dilakukan setiap hari dengan mengecek mesin-mesin. Selain itu setelah satu minggu digunakan, pada hari Minggu juga dilakukan perawatan dengan memberi minyak dan mengganti bagian-bagian mesin yang

telah aus. Perawatan mesin seperti ini biasa pula disebut sebagai pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan proses produksi.

2. Perawatan Tidak Terencana

Perawatan tidak terencana dilakukan jika terjadi gangguan mesin produksi pada saat mesin sedang berproduksi. Hal seperti ini sangat dihindari karena dapat mengganggu jalannya produksi.

b. Peralatan Untuk Pengolahan Sheet

Pada PT. Nusantara III Gunung Para peralatan yang digunakan untuk proses pengolahan sheet adalah sebagai berikut :

1. Bak Penerimaan

Bak penerimaan berfungsi tempat penerimaan latex dari lapangan sekaligus proses pengenceran latex menjadi DRC 13-15 %.

2. Bak Koagulasi

Bak koagulasi berfungsi sebagai tempat latex yang telah diencerkan untuk pembekuan dengan Formic acid 7.5-9.00 kg/ton kering dengan kapasitas bak 650 liter/bak. Panjang : 3 meter Lebar : 0.72 meter Tinggi : 0.39 meter Isi : 650 liter Penyekat : 74 buah

Jumlah bak : 80 buah Jarak antara sekat : 10 cm 3. Lori sheet

Lori sheet adalah sebagai alat mengangkut lembaran karet yang akan dimasukkan ke kamar asap. Pemeliharaannya tetap dilakukan secara intensif diantaranya rail dan roda – roda lori tetap berfungsi baik dan berikan minyak pelumas secukupnya. Lori sheet berfungsi tempat penjemuran sheet, pengeringan sheet sebelum masuk kamar Asap kapasitas Lori sheet = 456 lembar.

a. Tempat kayu kilas terbuat dari kayu

Satu baris terbuat dari : 42 batang Satu batang terdiri dari : 3 lembar Banyaknya tingkatannya ada : 4 tingkatan Satu lembar beratnya ada : 4 tingkat Satu lembar beratnya :1,2 kg Berat sheet 1 lori 42 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 42 x 3 x 4 = 504 lembar b. Tempat kayu kilas terbuat dari besi

Satu baris terbuat dari : 46 batang Satu batang terdiri dari : 3 lembar Banyaknya tingkatannya ada : 4 tingkatan Satu lembar beratnya ada : 4 tingkat Satu lembar beratnya :1,2 kg

Berat sheet 1 lori 46 x 3 x 4 x 1.2 = 662.4 kg Banyaknya lembaran sheet 46 x 3 x 4 = 552 lembar 4. Kamar Asap

Kamar asap berfungsi untuk mengeringkan sekaligus membentuk warna

sheet selama 5 hari temperatur 45-65 ºC, kapasitas kamar asap = 3000

kg/kamar, dengan tahapan temperatur : Hari Pertama : 40-45 ºC

Hari kedua : 45-50 ºC Hari Ketiga : 50-55 ºC Hari Keempat : 55-60 ºC Hari Kelima : 60-65 ºC Kamar asap subur

Jumlah kamar : 8 kamar Kapasitas kamar : 6 lori/kamar

Kamar asap air wood

Jumlah kamar : 6 kamar Kapasitas kamar : 12 lori/kamar 5. Ruangan Sortasi

Ruangan sortasi berfungsi menyortir lembaran sheet untuk memperoleh mutu RSS-I, RSS-II, RSS-III, dan cutting. Dimana RSS-I adalah harus bebas dari segala kotoran dan gelembung-gelembung, karet cukup kering, bebas jamur, dan elastisitas cukup baik tidak melekat. RSS-II adalah harus

terpencar-pencar masih dibenarkan, sedangkan syarat lain sama dengan mutu RSS-I. RSS-III adalah dibenarkan sedikit kotoran serta gelembung- gelembung yaitu gelembung-gelembung halus merata dan gelembung besar yang menumpuk terpencar-pencar, bekas-bekas jamur yang telah dibersihkan, serta lembaran yang koyak dapat dibenarkan. Sedangkan

cutting adalah bekas-bekas potongan kecil dari lembaran sheet sewaktu

pensortiran, ukuran cutting maximal 15 cm persegi.

6. Packing

Packing lose ball berat 113 kg/ball dan untuk bentuk pallet 1200 kg/

pallet.

7. Gudang Produksi

Untuk menyimpan produksi siap ekspor.

Sarana pendukung pada Kebun PT. Nusantara III Kebun Gunung Para antara lain :

a. Listrik

Energi listrik diperoleh dari PLN dan jika listrik padam digunakan genset untuk menggerakkan mesin-mesin.

b. Air

Air yang digunakan oleh Kebun PTP. Nusantara III Kebun Gunung Para berasal dari sumur bor.

c. Utilitas

Utilitas yang dipakai pada PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para adalah :

1. Mesin Genset

Mesin Genset berfungsi sebagi alat pembangkit listrik apabila terjadi pemadaman listrik oleh PLN. Mesin genset yang dimiliki PT. Perkebunan Nusantara III kebun Gunung Para 2 unit

Spesifikasi mesin Genset : Merk : Kipor Frekwensi : 50 Hz Putaran : 5000 Rpm 2. Tangki Air

Tangki Air berfungsi menampung air hujan Tinggi : 12 m

Kapasitas : 6000 liter Diameter : 8 m

d. Program Safety and and Fire Protection

Di samping masalah kesejahteraan pekerja, pihak perusahaan juga harus memperhatikan masalah keselamatan kerja pekerjanya. Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan kerja, cacat dan kematian yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja. Kecelakaan kerja yang terjadi dapat

secara tidak langsung seperti kerusakan mesin dan peralatan kerja, terhentinya proses produksi untuk beberapa saat hal ini akan menyebabkan tingginya biaya produksi.

Jadi salah satu usaha untuk memperkecil biaya produksi adalah dengan menggunakan mesin-mesin yang dilengkapi dengan alat pelindung yang aman guna memperkecil akibat yang ditimbulkan mesin tersebut jika terjadi kecelakaan.

Masalah keselamatan dan kecelakaan kerja ini amat penting diperhatikan dari saat perancangan dan bukan baru dipikirkan setelah pabrik dibangun, namun pada saat pabrik telah dibangun, perencanan amat penting untuk mencapai standart keselamatan dan kecelakaan kerja yang tinggi. Terdapat beberapa prinsip dalam perencanaan keselamatan dan efisiensi produksi yaitu :

1. Ciptakan keadaan yang aman untuk berjalan dilantai, tangga-tangga, tempat dan daerah kerja lainnya.

2. Usahakan pengolahan material dan bahan dengan kontak yang sedikit mungkin.

3. Sediakan lantai yang cukup bagi mesin dan peralatan. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi tujuan tenaga kerja.

4. Adakan keselamatan bagi pekerjaan-pekerjaan yang melakukan perawatan dan perbaikan, seperti pembersihan kaca dan jendela pada gedung-gedung yang bertingkat tinggi.

5. Upayakan pencapaian seaman mungkin ke setiap tempat yang menjadi tujuan setiap tenaga kerja.

7. Tersedianya peralatan pemadam kebakaran yang memadai pada berbagai tempat yang rawan kebakaran.

8. Pengisolasian tempat-tempat berbahaya.

Cara mencegah terjadinya kecelakaan dapat dilakukan dengan menggunakan alat pelindung diri, penggunaannya harus merupakan solusi terakhir untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja.

Adapun beberapa alat pelindung diri yang dapat digunakan yaitu :

1. Pakaian kerja khusus yang tahan panas untuk melindungi badan pekerja dari panas yang dikeluarkan oleh tanur listrik, billet panas, terak/slag yang panas. 2. Kaca mata biasa dan kacamata khusus unutk melihat cairan logam sebagai

peralatan pelindung mata dari cairan besi yang berpijar akibat busur listrik dari tanur listrik.

3. Pelindung telinga khusus digunakan khusus bagi pekerja yang mendapatkan kebisingan dari tanur busur listrik, generator listrik, mesin-mesin diesel, kompresor dan sebagainya.

4. Pelindung pernapasan berupa masker khusus untuk melindungi dari pencemaran akibat gas, uap logam, debu dan sebagainya.

5. Sepatu pengaman untuk melindungi pekerja dari kecelakaan yang disebabkan oleh benda berat yang menimpa kaki, benda tajam yang mungkin terinjak, logam pijar dan sebagainya.

6. Topi/helm khusus untuk melindungi kepala pekerja saat bekerja dari benda yang jatuh atau melayang dari atas.

7. Sarung tangan khusus untuk melindungi tangan dari tusukan, sayatan, terkena benda panas, bahan kimia, aliran listrik dan sebagainya.

8. Tali pengaman (safety belt) untuk pekerja yang bekerja ditempat-tempat tinggi.

Disamping alat pelindung diri juga merupakan perlengkapan pelindung mekanis terutama untuk mesin-mesin penggerak, bagian-bagian yang berputar, penghubung gerak dan roda gigi, roda penggerak dengan sabuk harus tertutup dan ada kaca pelindung untuk mesin tertentu.

Untuk pengamanan arus listrik maka saklar-saklar harus ditempatkan pada posisi yang mudah di jangkau dan tertutup, sekring-sekring harus pada panel tertutup, kabel listrik harus terpasang yang bagus agar tidak terjadi korslet antara aliran listrik bila terjadi hal-hal yang membahayakan keselamatan pekerja.

Untuk instalasi listrik penempatannya dilakukan pada daerah-daerah yang gampang dijangkau dan terlindungi. Kabel disusun dengan rapi agar idak terjadi konslet dan kesemerautan sehingga apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dapat segera diatasi.

PT. Perkebunan Nusantara III Kebun Gunung Para menerapkan sistem pengamanan kebakaran dengan mengacu kepada :

1. Instruksi no.2/V/inst/PA/1972 tgl 25-2-5-1972 tentang penerbitan alat-alat kebakaran :

a. Tiap pintu 2 tabung busa

b. Tiap gudang harus ada 3 buah CO2

2. Instruksi no.6/VI/PA/1974 tanggal 1 juni 1974 tentang peningkatan upaya kesiagaan dan kewaspadaan pencegahan kebakaran penerbitan penyelidikan dan pemakaian alat-alat pemadam kebakaran di tentukan :

a. Penyediaan alat-alat persediaan kebakaran berdasarkan luas gedung masing-masing standart :

1. Tiap 80 m2 disediakan 1 alat pemadam kebakaran 2. Tiap pintu gudang disediakan 1 grup alat bantu

b. Standart penyediaan alat pemadam api pada kantor-kantor jawatan instansi/perusahaan disediakan yang sesuai diatas ditempat-tempat rawan, vital.

Bila terjadi kebakaran atau bencana alam petugas kamar mesin dan petugas keamanan atau hansip segera membuyikan lonceng sesegera mungkin. 1. Tanda Bahaya

a. pemukulan lonceng dipukul satu – satu kali dengan nada cepat minimum 2 menit.

b. Sirine; dibunyikan dengan nada bergelombang selam diperlukan minimum 1 menit.;

2.Tanda berkumpul

a. Pemukulan lonceng ; dipukul dua – dua kali dengan nada biasa minimum 2 menit.

3.Tanda aman

a. Pemukulan lonceng; dipukul tiga - tiga kali dengan nada biasa minimum 2 menit.

b. Dibunyikan dengan nada panjang selama 3 kali.

Tujuan dari mengenal semua tanda yang telah ditentukan bertujuan untuk menjamin pengamanan atau penanggulan keadaan darurat dengan lancar, terkoordinir dan terlaksana dengan baik dan setiap regu tanggap darurat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya.

Ruang lingkup

Prosedur ini menjelaskan tentang penanganan/penanggulangan yang terjadi di afdeling I – IV kebun gunung para.

Keadaan darurat adalah :

1. Kebakaran atau peledakan 2. Bencana alam

3. Kerusuhan massal. Bahan – bahan yang berbahaya: 1.Sulfur Acid (H2SO4)

Bahaya ledakan timbul akibat kelebihan pengeluaran gas hidrogen pada tanki yang mengandung H2SO4 pada saat pengelasan.

2.Terpentin

Bahaya kebakaran timbul akibat tumpahan yang terjadi saat pelarutan / pemanasan infra merah.

3.Sodium Hydroksida Natrium Hydroksida

Bahaya ledakan timbul akibat adanya gas hidrogen yang dihasilkan dari reaksi soda dengan logam-logam magnesium, aluminium, dan krom.

e. Waste Treatment

Bentuk-bentuk limbah terdiri dari: 1. Limbah padat

2. Limbah cair

Limbah padat berupa : sisa-sisa proses dari pengolahan sheet berupa lateks yang menggumpal pada rubber trap (perangkap getah khusus untuk sheet) yang terdiri dari 6 bak dan 12 bak khusus untuk crumb rubber.

Seluruh aliran keluar dari rubber trap dialirkan menjadi 1 aliran yang diteruskan menuju kolam-kolam pengolahan limbah, di dalam saluran yang berbentuk parit, parit tersebut diberi saringan untuk menangkap potongan kecil dari pengolahan karet. Selanjutnya dapat di proses untuk pabrik yang lain dengan standar mutu di bawah pabrik karet PTPN III Kebun Gunung Para.

Kolam limbah terdiri dari 3 kolam dengan 3 tahap penetralan yaitu:

1. Kolam Innet

Kolam ini berukuran 100 x 30 x 5 m, berfungsi sebagai pengolahan limbah tahap awal dengan penggunaan tanaman seperti enceng gondok untuk mengendalikan kadar. Pada saluran dipasang pipa dengan diameter

2. Kolam Aerobic

Kolam ini berukuran 60 x 35 x 5 m, berfungsi sebagai pengolahan limbah tahap selanjutnya dengan penggunaan air rotor terdiri dari 2 unit dengan prinsip kerja penggunaan baling-baling untuk menghasilkan gelembung udara yang sangat dibutuhkan mikroorganisme bakteri berkembang dan bakteri.

3. Kolam Outlet

Kolam ini berukuran 100 x 30 x 5 m, berfungsi sebagai pengolahan limbah tahap akhir dengan penggunaan tanaman seperti enceng gondok untuk menngendalikan kadar. Pada saluran dipasang pipa dengan diameter 30 Cm.

Setelah melalui 3 kolam, limbah yang telah dinetralkan dan telah memenuhi syarat dari KEP MENLH 5/X/1995 dapat dibuang ke lingkungan masyarakat dalam hal ini digunakan sungai sebagai pembuangan akhir.

BAB III

Dokumen terkait