• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

3.8 Metode Analisis Data

3.8 Metode Analisis Data

Berdasarkan data pokok yang terkumpul, dilakukan proses tabulasi, dan pengelompokan data untuk dijadikan sumber data. Data tersebut dianalisis secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif yang disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

3.8.1 Analisis Model Bisnis

Perancangan model bisnis BTNGP menggunakan pendekatan Model Bisnis Kanvas (MBK) menurut Osterwalder dan Pigneur (2010), yaitu kerangka model bisnis berbentuk kanvas yang divisualisasikan dalam susunan sembilan kotak yang saling berkaitan. Kotak tersebut berisikan komponen-komponen penting yang menggambarkan bagaimana organisasi menciptakan manfaat untuk pelanggannya dan mendapatkan manfaat dari para pelanggannya. Deskripsi komponen pembangun model bisnis tersebut disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6 Deskripsi komponen model bisnis (PPM Manajemen 2012)

No Komponen Deskripsi

1 Kelompok Pelanggan Pihak yang menggunakan jasa/produk dan berkontribusi pada organisasi

2 Proposisi Nilai Manfaat yang ditawarkan organisasi kepada kelompok pelanggan

3 Saluran Sarana untuk menyampaikan proposisi nilai pada pelanggan

4 Hubungan Pelanggan Cara organisasi menjalin ikatan dengan pelanggannya

5 Aliran Dana Deskripsi bagaimana organisasi memperoleh uang dari pelanggan

6 Sumberdaya Kunci Sumberdaya organisasi yang digunakan mewujudkan proposisi nilai

7 Kegiatan Kunci Kegiatan utama organisasi untuk dapat menciptakan proposisi nilai

8 Kemitraan Kunci Mitra kerjasama pengoperasian organisasi

9 Struktur Biaya Komposisi biaya untuk mengoperasikan organisasi mewujudkan

proposisi nilai

Perancangan MBK dilakukan melalui 3 (tiga) tahap, yaitu: 1) pemetaan potret kondisi model bisnis saat ini (BTNGP); 2) penilaian kekuatan, kelemahan, tantangan, dan ancaman (SWOT) komponen model bisnis BTNGP; dan 3) penyempurnaan model bisnis BTNGP. Hasil penyempurnaan model bisnis tersebut merupakan rancangan model bisnis BTNGP Mandiri, yaitu model bisnis yang dirancang dapat membiayai paling tidak 80 persen pengelolaan taman nasional dari hasil pemanfaatan kondisi lingkungan melalui sistem pengusahaan yang diperkuat dengan investasi pemerintah dan swasta sehingga dapat menjamin keberlanjutan pendanaan serta mendukung upaya perlindungan dan pengawetan.

Teknik yang digunakan dalam merancang model bisnis dalam penelitian ini ialah teknik ideation yang memiliki dua fase. Fase pertama: pembangkitan ide (idea generation). Fase kedua: sintesis dimana ide-ide dibahas, digabungkan, dan dipersempit ke sejumlah kecil pilihan yang layak. Epicenter yang digunakan sebagai titik awal dalam inovasi model bisnis tersebut ialah resources-driven, yaitu inovasi yang bertitik tolak dari infrastruktur organisasi yang sudah ada atau kemitraan untuk memperluas atau mengubah model bisnis (Osterwalder & Pigneur 2010). Selanjutnya Osterwalder dan Pigneur (2010) merinci tahapan kegiatan yang dilakukan dalam merancang MBK yaitu:

1) brainstorming : mengeksplorasi latar belakang, gagasan, dan tanggapan

sebagai langkah untuk menghasilkan alternatif model bisnis terbaik;

2) prototyping : merancang model bisnis berdasarkan hasil pembahasan

gagasan yang dituangkan ke dalam diagram model bisnis untuk dilakukan pengujian;

3) testing (pengujian) : menguji rancangan model bisnis yang potensial dengan

para pakar, klien, atau calon klien untuk mendapatkan umpan balik;

4) selecting (pemilihan) : pemilihan dan penentuan rancangan model bisnis

yang sesuai dengan konsep dan kebijakan pengembangan taman nasional mandiri.

Model bisnis divisualisasikan dalam susunan sembilan kotak dalam bentuk kanvas dimana satu kotak dengan yang lain saling memperkokoh bentuk rencana bangunan usaha yang akan dieksplorasi (Osterwalder dan Pigneur 2010). Kanvas tersebut digunakan untuk menuntun pengisian setiap kotak dengan hal-hal yang relevan. Format MBK disajikan pada Gambar 7.

33

3.8.2 Anaslisis SWOT

Analisis SWOT digunakan untuk mengidentifikasi, menilai, dan memperbandingkan suatu obyek dalam organisasi secara internal dan eksternal (Rangkuti 1998). Kombinasi analisis SWOT dan model bisnis menjadi cara yang efektif dalam pengambilan keputusan untuk melakukan inovasi model bisnis. Analisis SWOT menyediakan empat perspektif untuk menilai unsur-unsur model bisnis, sedangkan diagram model bisnis memberikan fokus yang diperlukan sebagai bahan diskusi secara terstruktur (Ostelwalder & Pigneur 2010). Keempat perspektif tersebut, yaitu: 1) kekuatan; 2) kelemahan; 3) peluang; dan 4) ancaman yang teridentifikasi dalam komponen model bisnis.

Analisis SWOT dilakukan pada setiap komponen MBK BTNGP melalui wawancara terhadap lima orang pegawai BTNGP yang dianggap mengetahui kondisi pengelolaan TNGP, yaitu: Kepala Balai TNGP, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Kordinator PEH, Penyuluh Kehutanan, dan Polisi Kehutanan. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan penilaian model bisnis yang diadopsi dari Osterwalder dan Pigneur (2010). Setiap jawaban pada kuisioner telah diberikan nilai bobot yang berkisar antara 1-5. Kemudian nilai bobot tersebut dihitung dalam bentuk persentase dan diperbandingkan berdasarkan aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) komponen model bisnis BTNGP.

Hasil analisis SWOT setiap komponen model bisnis BTNGP digunakan sebagai bahan penyempurnaan model bisnis BTNGP yang hasilnya merupakan rancangan model bisnis BTNGP Mandiri. Selain itu, hasil analisis SWOT juga digunakan sebagai input atau masukan dalam perumusan anternatif strategi pengembangan BTNGP Mandiri. Proses perumusan alternatif strategi tersebut dilaksanakan melalui penggabungan faktor-faktor utama pada aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman komponen model bisnis BTNGP. Salah satu alat yang sering digunakan pada tahap penggabungan faktor-faktor tersebut ialah matriks SWOT. Pada matriks SWOT daftar peluang dan ancaman diletakan pada sumbu Y, sedangkan daftar kekuatan dan kelemahan diletakan pada sumbu X. Matriks SWOT memiliki sembilan kolom dengan satu kotak dibiarkan kosong. Bentuk matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7 Matriks SWOT Kekuatan (S) S1: S2: S3: dst Kelemahan (W) W1: W2: W3: dst Peluang (O) O1: O2: O3: dst Strategi S – O 1. 2. 3. dst Strategi W – O 1. 2. 3. dst Ancaman (T) T1: T2: T3: dst Strategi S – T 1. 2. 3. dst Strategi W – T 1. 2. 3. dst

Strategi yang diperoleh dari matriks dibagi dalam empat macam strategi, yaitu: 1) strategi S-O (Strengths-Opportunities), yaitu alternatif strategi yang memaksimalkan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada; 2) strategi W-O (Weaknesess-Opportunities), yaitu alternatif strategi yang miminimalkan kelemahan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada; 3) strategi S-T (Strengths-Threats), yaitu alternatif strategi yang menggunakan kekuatan untuk menghadapi ancaman; dan 4) strategi W-T (Weaknesses-Threaths), yaitu alternatif strategi yang meminimalkan kelemahan untuk menghadapi ancaman. Langkah penyusunan matriks SWOT tersebut, yaitu: 1) daftarkan peluang utama komponen model bisnis BTNGP;

2) daftarkan ancaman utama komponen model bisnis BTNGP; 3) daftarkan kekuatan utama komponen model bisnis BTNGP; 4) daftarkan kelemahan komponen model bisnis BTNGP;

5) cocokkan kekuatan utama dengan peluang utama komponen model bisnis BTNGP dan menghasilkan kolom strategi S-O;

6) cocokkan kelemahan utama dengan peluang utama komponen model bisnis BTNGP dan menghasilkan kolom strategi W-O;

7) cocokkan kekuatan utama dengan ancaman utama komponen model bisnis BTNGP dan menghasilkan kolom strategi S-T;

8) cocokkan kelemahan utama dengan ancaman utama komponen model bisnis BTNGP dan menghasilkan kolom strategi W-T.

Faktor Internal

35

3.8.3 Kelayakan Finansial

Kelayakan finansial dilakukan dengan menggunakan analisis laba rugi, metode Net Present Value (NPV), dan Internal Rate of Return (IRR). NPV dan IRR digunakan untuk menilai kelayakan rencana investasi, sedangkan analisis laba rugi dilakukan untuk menilai kinerja keuangan rencana pengusahaan kondisi lingkungan.

(1) Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah bentuk laporan keuangan yang memuat hal-hal yang berhubungan dengan hasil usaha perusahaan selama waktu tertentu. Hasil usaha tersebut diperoleh dengan cara membandingkan semua penerimaan dengan semua pengeluaran (Rangkuti 2000). Proyeksi laba rugi dibuat berdasarkan atas pendapatan yang besarnya disesuaikan dengan proyeksi penjualan dan harga jual produk, serta selisihnya terhadap biaya produksi atau biaya operasional setiap tahun. Pembuatan proyeksi laba rugi ditetapkan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan masa pengembalian kredit dan umur ekonomis dari peralatan dan perlengkapan yang dipakai.

(2) Net Present Value (NPV)

Kriteria untuk menerima dan menolak rencana investasi dengan metode NPV, yaitu : 1) terima kalau NPV > 0; tolak kalau NPV < 0; dan kemungkinan diterima kalau NPV = 0. NPV > 0 berarti proyek tersebut dapat menciptakan cash flow dengan persentase lebih besar dibandingkan opportunity cost modal yang ditanamkan. Rumus untuk menghitung Nilai NPV sebagai berikut:

n

NPV = Σ Ct _ Co

t=1 (1 + k)t

Ct = net cash flow tahun ; n = perkiraan umur proyek; Co = biaya investasi; t = tingkat bunga.

(3) Internal Rate of Return (IRR)

IRR digunakan untuk mengukur suatu tingkat investasi, yaitu suatu tingkat bunga dimana seluruh net cash flow setelah dikalikan discount factor atau telah di-

present value-kan, nilainya sama dengan initial investment (biaya investasi). Nilai

IRR dapat dihitung dengan mencari tingat bunga (discount rate) yang akan menghasilkan NPV = 0, sedangkan apabila IRR > suku bunga cost of funds maka rencana investasi tersebut layak untuk dilakukan. Rumus untuk menghitung IRR sebagai berikut:

IRR = i1 + PV (i1 - i2) PV(+)+ PV(-) IRR = Internal Rate of Return

PV(+) = Present value positif dengan discount rate tertentu yang lebih rendah (i1) PV(-) = Present value negatif dengan discount rate tertentu yang lebih tinggi (i2)

3.8.4 Analisis Isi

Analisis isi adalah teknik untuk mengumpulkan dan menganalisis isi teks. Teks dapat berupa kata-kata, frasa, kalimat, paragraf, gambar, simbol, atau ide (Neuman 2006). Teknik analisis tersebut dapat dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif (Ekomadyo 2006). Terdapat dua cara dalam melakukan analisis isi, yaitu: isi tersurat (manifest content) dan isi tersirat (latent content). Analisis isi tersurat dilakukan melalui identifikasi sumber data berdasarkan arti yang dapat dipahami secara langsung, sedangkan analisis isi tersirat dilakukan dengan membuat kesimpulan terhadap sumber data yang dilihat berdasarkan komposisi, maner, dan ordernya (Pratiwi 2008).

Analisis isi digunakan untuk mengkaji kata, paragraf, dan teks yang tertulis dalam suatu dokumen yang terkait dengan fokus penelitian. Dokumen yang dianalisis berupa peraturan perundangan dan dokumen perencanaan yang terkait dengan pengelolaan taman nasional dan pengembangan taman nasional mandiri. Analisis isi dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: 1) identifikasi dokumen terkait dengan fokus penelitian; 2) identifikasi isi dokumen yang relevan; 3)

review teori dan penelitian sebelumnya; dan 4) memberikan kesimpulan terhadap

isi dokumen yang relevan. Hasil analisis isi dijadikan masukan dalam perumusan rencana sistem pengusahaan dan pola pengelolaan taman nasional mandiri.

Dokumen terkait