• Tidak ada hasil yang ditemukan

metode inversi Bostick

a. pengolahan Data magnetotellurik (mT)

B. pemodelan dan interpretasi Data magnetotellurik (mT)

3. metode inversi Bostick

Metoda inversi Bostick (Jones, 1983) merupakan cara yang cepat dan mudah untuk memperkirakan variasi tahanan-jenis terhadap kedal-aman secara langsung dari kurva sounding tahanan-jenis semu. Metode ini diturunkan dari hubungan analitik antara tahananjenis, frekuensi dan kedalaman investigasi atau skin depth. Namun perlu diingat bahwa me-toda ini bersifat aproksimatif sehingga hanya dapat dilakukan sebagai usaha pemodelan dan interpretasi pada tahap pendahuluan. Dalam me-toda inversi kuadrat terkecil (least-square), model awal dimodifikasi secara iteratif hingga diperoleh model yang responsnya cocok dengan data.

Adanya aproksimasi atau linearisasi fungsi non-linier antara data dan parameter model menyebabkan metode tersebut sangat sensitif ter-hadap pemilihan model awal. Oleh karena itu model awal biasanya di-tentukan dari hasil pemodelan tak-langsung atau hasil inversi Bostick.

Kecenderungan terakhir menunjukkan bahwa metode inversi tidak hanya ditujukan untuk menentukan satu model saja melainkan sejumlah besar model yang memenuhi kriteria data (misalnya, metode Monte-Carlo). Estimasi statistik dari model-model yang diperoleh digunakan untuk menentukan solusi metoda inversi. Kecenderungan baru

terse-but terutama ditunjang dengan tersedianya komputer pribadi (PC) dan workstations yang dilengkapi dengan processor berkecepatan tinggi.

v. aplikasi metode magnetotellurik

Magnetotellurik adalah salah satu metode geofisika pasif yang memanfaat-kan gelombang elektromagnetik alami sebagai sumbernya. Saat ini metode ini sudah banyak dilakukan terutama untuk eksplorasi geothermal, hidrologi, dan lain lain. Berikut adalah beberapa kasus penelitian yang menggunakan metode magnetotellurik (MT).

Identifikasi Sesar Menggunakan Metode Gravitasi dan Audio-Mag-1.

netotelluric (amT) pada area Geothermal kamojang, Jawa Barat Penelitian dengan menggunakan metode gravitasi dan Audio-Fre-quency Magnetotelluric (AMT) di daerah Kamojang, Jawa barat telah dilakukan pada tanggal 24-26 April 2009. Penelitian ini bertujuan un-tuk mengidentifikasi salah satu sesar yang ada di Lapangan Geothermal Kamojang. Sesar ini merupakan zona resapan untuk keluarnya aliran fluida panas yang ada di daerah sekitarnya. Didapatkan 24 titik amat gravitasi yang membentuk dua lintasan, dengan spasi antar titik 100 m dan spasi antar lintasan 300 m. Dari metode gravitasi dilakukan in-terpretasi kualitatif dengan melihat kontur anomali bouguer lengkap di bidang datar yang menunjukkan indikasi adanya suatu sesar turun dan dimodelkan dengan menggunakan software Grav2dc. Indikasi sesar turun tersebut turut didukung oleh adanya kontras resistivity bawah permukaan hasil dari analisis data Audio-frequency Magnetotelluric. (Zakaria, 2011)

Eksplorasi Magnetotellurik

magnetotelluric exploration of the sipoholon Geothermal field, 2.

indonesia

Lapangan geothermal Sipoholon berlokasi di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Lapangan geothermal ini dikarakteristikan dengan 15 mata air panas yang berada di basin terpisah tarutung dan tambahan 8 mata air panas diluar basin. Kesulitan utama dalam memahami kondisi geothermal adalah distribusi

tempelatur mata air panas, yang muncul secara acak, berdasarkan keberadaan 3 gunung api tidak aktif disekitar basin.

Disini kami melaporkan hasil pendahuluan dari dua percobaan MT yang dilakukan di Sipoholon, pada Desember 2010 dan Juli 2011. Kualitas data secara umum baik dengan pengecualian daerah dari area populasi graben, yang terganggu. Hasil pemodelan pendahuluan meng-indikasikan lapisan konduktivitas tinggi shallow di daerah grabem yang umumnya disebabkan oleh pengisian sedimen. Struktur konduktif yang lebih dalam muncul di timur graben. Selanjutnya pengolahan data dan pemodelan dibutuhkan untuk menentukan jika zona konduktivitas tinggi berhubungan dengan tudung lempung atau fluida hidrotermal. (Niasari, 2011)

moDeL sUB sisTem peTroLeUm BerDasarkan DaTa 3.

GeoLoGi permUkaan Dan BaWaH permUkaan Den-Gan penDekaTan meToDe aUDio maGneToTeLUrik (amT): studi kasus Lapangan minyak Cipluk, kabupaten ken-dal, Jawa Tengah

Dalam sepuluh tahun terakhir produksi minyak Indonesia menurun secara konstan yang disebabkan oleh rendahnya kegiatan ekplorasi, selain itu juga disebabkan oleh kondisi lapangan minyak di Indonesia sebagian besar telah tua.

Salah satu lapangan minyak tua yang pernah berproduksi pada jaman belanda dengan kapsitas produksi 400 ton selama kurun waktu 1903 sid 1912 adalah lapangan minyak Cipluk. Lapangan minyak Cipluk yang merupakan bagian dari sub Cekungan Kendal telah terbukti sebagai lapangan lapangan minyak, namun hal yang berkaitan dengan sistem petroleum belum terungkap secara tuntas . Hal ini disebabkan oleh kon-disi tatanan geologinya yang komplek atau berada pada daerah yang terpatahkan dan terlipatkan ( thrust fold belt zone). Disamping itu be-lum adanya informasi geologi permukaan dan bawah permukaan yang baru. Melalui kegiatan riset yang didukung oleh program peningkatan kemampuan peneliti dan perekayasa tahun anggaran 2010 diharapkan dapat memberikan solusi masalah terse but di atas.

Tujuan penelitian adalah membuat model sub sistem petroleum lapangan minyak skala kecil Cipluk, Kendal Jawa tengah. Sasaran dari kegiatan ini terwujudnya informasi geologi permukaan informasi nilai tahanan jenis bawah permukaan. Sasaran akhir adalah gambaran model sub sistem petroleum daerah lapangan minyak Cipluk hasil kompilasi informasi geologi dan geofisika dan konsep baru sistem petroleum.

Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah me-tode pengamatan dan pengukuran unsur -unsur geologi permukaan dan pengukuran geofisika dengan menggunakan metode audio magnetotel-lurik.

Hasil studi ini secara teknis akan memberikan pemahaman tentang kondisi struktur geologi bawah permukaan dalam sistem petroleum. Secara ekonomis, daerah yang telah terdeliniasi kemungkinan berpros-pek hidrokarbon dapat dipakai sebagai acuanl model untuk eksplorasi ditempat lain yang sama kondisi geologi dan tektoniknya dan secara khusus bermanfaat sebagai bahan pendidikan dan latihan bagi penye-lenggara diklat migas. (Handayani, 2010).

Ekplorasi CSAMT

i. pendahuluan

Secara umum pada metoda elektromagnetik, gelombang yang berasal dari sumber, jika sampai ke permukaan, maka sebagian ada yang dipantulkan dan sebagian lagi ditransmisikan. Sedangkan gelombang yang ditransmisikan, jika mengenai anomaly (bahan konduktif) akan menimbulkan medan, dan medan ini yang kemudian dicatat oleh receiver. Karena ada sebagian gelombang yang dipantulkan, maka medan yang tercatat pada receiver adalah medan totalnya, yaitu medan primer yang berasal dari sumber dan medan sekunder yang beras-al dari induksi oleh anomberas-ali. Namun untuk kasus CSAMT efek medan primer tidak tercatat, karena sumber gelombangnya langsung diinjeksikan ke dalam bumi.

CSAMT (controlled-source audio-frequency magnetotellurics) adalah metode pendugaan dalam (sounding) elektromagnetik kawasan frekuensi yang menggunakan HED (horizontal electrical dipole) atau VMD (vertical magnetic dipole) sebagai sumber buatan. Kedua sumber tersebut terletak di permukaan bumi. Metode ini mirip metode magnetotelurik (MT) dan audio-frequency magnetotellurics (AMT) yang menggunakan sumber alami. Kedua jenis metode tersebut (yang bersumber buatan dan alami) dimasukkan dalam keluarga magnetotelurik. Metode CSAMT ini pada umumnya digunakan

Dokumen terkait