• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah studi kasus pada Credit Union Cindelaras Tumangkar. Studi kasus adalah suatu penelitian terhadap obyek tertentu untuk mengamati, menganalis dan mengevaluasi, serta memecahkan masalah yang timbul sehingga kesimpulan yang diambil berdasar penelitian ini hanya berlaku terbatas bagi obyek yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Credit unionCindelaras Tumangkar Jl. Rajawali Raya 116 Manukan , RT 05/05, Condong Catur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Waktu penelitian antara bulan Maret sampai bulan Juni 2014.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subyek penelitian dalam penulisan ini : a. Manajer Credit Union.

b. Bagian perkreditan. c. Bagian keuangan.

2. Obyek Penelitian Data yang dicari :

a. Sejarah perkembangan Credit Union Condong Catur. b. Struktur organisasi Credit Union Condong Catur. c. Laporan keuangan lima tahun terakhir.

d. Dokumen-dokumen, antara lain : 1) Formulir permohonan kredit. 2) Formulir perjanjian kredit 3) Formulir keputusan kredit.

4) Formulir Penilaian Barang Jaminan

5) Formulir APBK (Anggaran Pendapatan dan Belanja Keluarga)

e. Pedoman prosedur pemberian kredit.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi : Dokumen-dokumen yang dipakai dalam pemberian kredit dari bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2013 Sampel : Sebagian lembar dokumen-dokumen yang dipakai dalam

pemberian kredit dari bulan Januari 2013 sampai bulan Desember 2013.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab secara langsung. Teknik pengumpulan data dengan wawancara digunakan untuk mencari data tentang gambaran umum Credit Union Cindelaras Tumangkar serta informasi yang lebih rinci mengenai sistem pemberian kredit beserta pengendalian internnya. Wawancara dilakukan kepada bagian persiapan kredit, bagian analisis kredit, bagian keputusan kredit, bagian pelaksana dan administrasi kredit, serta bagian supervisi dan pembinaan debitur.

2. Observasi

Tujuan observasi ini adalah untuk memperoleh tambahan data yang mendukung analisis data dan sistem pemberian kredit serta gambaran umum credit union.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan meneliti dokumen dan arsip Credit Union. Teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan memeriksa formulir pemberian kredit, analisis penilaian kelayakan peminjaman kredit, syarat-syarat pemberian kredit, formulir keputusan pemberian kredit, surat

perjanjian pinjaman dan buku pedoman dan pelatihan anggota dan laporan keuangan koperasi.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah pemahaman pendahuluan dengan mengacu pada Kurnianto (TA: 2009) dan pengujian kapatuhan untuk menjawab masalah kedua. Langkah-langkah teknik analisis data yang digunakan yaitu:

1. Pemahaman Pendahuluan

Pemahaman pendahuluan dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengendalian intern sistem pemberian kredit yang dilakukan di Koperasi. Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut: a. Mendeskripsikan sistem sistem pemberian kredit di Koperasi. b. Mendeskripsikan dokumen-dokumen yang digunakan dalam

sistem pemberian kredit di Koperasi.

c. Mendeskripsikan catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit di Koperasi.

d. Membuat bagan alir (flowchart).

e. Mendeskripsikan unsur pengendalian intern dalam sistem pemberian kredit di Koperasi.

2. Menentukan efektivitas pengendalian intern sistem pemberian kredit dengan melakukan pengujian kepatuhan Stop-or-Go Sampling (Mulyadi : 2002) , antara lain dengan :

a. Menentukan Tujuan penelitian :

1. Adanya penggunaan nomor urut tercetak untuk masing-masing dokumen-dokumen pemberian kredit.

2. otorisasi pejabat yang berwenang.

3. kesesuaian antara catatan yang tercantum dalam dokumen-dokumen pemberian kredit dengan yang tercantum dalam catatan akuntansi.

4. Dibuat saat transaksi terjadi atau segera sesudahnya (ketepatan waktu).

b. Menentukan Attribute, berupa prosedur permohonan kredit.

Adanya kelengkapan dokumen-dokumen yang dilampirkan pada posedur permohonan kredit yang terdiri dari :

a. Surat Permohonan Pinjaman b. Keputusan bagian kredit c. Surat Perjanjian kredit

d. Surat Pernyataan Penyerahan dan Kuasa Menjual Jaminan (SPP & KMJ)

f. Nilai Kelayakan Pinjaman Individu (NKPI)

g. Tujuan Pinjaman, Kerajianan Menabung, Kemampuan mengembalikan pinjaman, Prestasi dan Partisipasi (TUKKEPPAR)

h. Data Konsultasi Kredit (DKK) i. Slip Uang Masuk ( SUM) j. Slip Uang Keluar (SUK)

c. Setelah menentukan attribute, maka langkah berikutnya adalah menentukan populasi. Populasi yang akan diambil sampelnya adalah dokumen-dokumen pemberian kredit. Populasi yang akan diambil adalah dari 1 Januari 2013 sampai 31 Desember 2013. d. Besarnya sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

1. Menentukan tingkat keandalan (R%) dan DUPL.

Pada prosedur ini auditor menentukan tingkat keandalan yang akan dipilih dan tingkat kesalahan maksimum yang masih diterima. Tabel yang tersedia dalam stop-or-go sampling menyarankan auditor untuk memilih tingkat kepercayaan 90%, 95%, dan 97,5%.

2. Menentukan sampel pertama yang harus diambil dengan menggunakan tabel besarnya sampel minimum.

Tabel 3.1 Tabel Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian

Acceptable Uper Precision Limit

Sample Size Based on Confidence Levels

90% 95% 97.5% 10% 24 30 37 9% 27 34 42 8% 30 38 47 7% 35 43 53 6% 40 50 62 5% 48 60 74 4% 60 75 93 3% 80 100 124 2% 12 150 185 1% 240 300 370 Sumber : Mulyadi (2002: 265)

3. Memilih anggota sampel dari seluruh anggota populasi secara acak.

Agar setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel anggota, maka pemilihan sampel dari keseluruhan anggota populasi harus dilakukan secara acak. Sampel yang diambil ini sebanyak 60. Sampel ini diambil dengan tujuan untuk memperkirakan besarnya DUPL.

4. Pemeriksaan terhadap attribute yang menunjukkan efektivitas pengendalian intern.

Dalam pengujian kepatuhan, atribut yang sudah ditentukan di atas diuji apakah ketiga atribut tersebut ada pada sampel yang diambil. 5. Membuat tabel stop-or-go decision.

Tabel stop-or-go decision berisi informasi tentang jumlah sampel awal dan tindakkan yang harus diambil jika terdapat kesalahan. Adapun langkah-langkah untuk menyusun stop-or-go decision yaitu:

Tabel 3.2 Tabel Stop-or-Go Decision Langkah Besarnya sampel kumulatif yang digunakan Berhenti jika kesalahan kumulatif yang terjadi sama dengan Lanjutkan ke langkah berikutnya jika kesalahan yang terjadi sama dengan Lanjutkan ke langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar 1 60 0 1 4 2 96 1 2 4 3 126 2 3 4 4 156 3 4 4 Sumber: Mulyadi (2002: 266)

Langkah 1

Jika pemeriksaan terhadap 60 sampel tersebut tidak ditemukan kesalahan atau DUPL = AUPL, maka pengambilan sampel dihentikan. AUPL dihitung dengan menggunakan rumus:

AUPL=

Tabel 3.3, confidence level factor pada R = 95% dan tingkat kesalahan = 0 adalah 3, maka AUPL = 3/60 adalah 5%. Jika kesalahan yang dijumpai = 0 dan DUPL = AUPL maka pengambilan sampel dihentikan.

Tabel 3.3 Attribute Sampling for Determining Stop-or-Go

Sample Size and Upper Precision Limit Population Occurance Rate Base on Sample Result

Number of Occurance Confidance Levels 90% 95% 97.5% 0 2.4 3.0 3.7 1 3.9 4.8 5.6 2 5.4 6.3 7.3 3 6.7 7.8 8.8 4 8.0 9.2 10.3 5 9.3 10.6 11.7

6 10.6 11.9 13.1 7 11.8 13.2 14.5 - - - - - - - - 51 61.5 64.5 67.0 Sumber: Mulyadi (2002: 268-269) Langkah 2

Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan anggota sampel = 1 maka confidence level factor pada R = 95% adalah 4,8 dan AUPL = 4,8/60 adalah 8%. Karena AUPL > DUPL, maka perlu mengambil sampel tambahan dengan rumus:

SampleSize =

Besar sampel dihitung sebagai berikut : 4,8/5% = 96. Angka besarnya sampel kemudian dicantumkan dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 2.

Jika kesalahan yang dijumpai dalam pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel = 1, maka AUPL = 4,8/96 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel dihentikan.

Langkah 3

Jika pemeriksaan terhadap 96 anggota sampel pada langkah 2 ditemukan dua kesalahan maka perlu diambil sampel tambahan. Besarnya sampel dihitung sebagai berikut : 6,3/5% = 126. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 3. Jika 126 anggota sampel tersebut hanya terdapat dua kesalahan, maka AUPL = 6,3/126 adalah 5%. Karena AUPL = DUPL, maka pengambilan sampel dihentikan.

Langkah 4

Jika dalam pemeriksaan terhadap 126 anggota sampel ditemukan tiga kesalahan atau penyimpangan, maka harus diambil sampel tambahan. Besarnya sampel dihitung sebagai berikut : 7,8/5% = 156. Angka besarnya sampel ini kemudian dimasukkan ke dalam kolom “besarnya sampel kumulatif yang digunakan” pada baris langkah 4.

Jika 156 anggota sampel tersebut hanya terdapat tiga kesalahan, akuntan akan mengambil kesimpulan bahwa sistem pengendalian intern adalah efektif, dan akuntan akan menghentikan pengambilan samplenya, karena AUPL sama dengan DUPL. Namun jika dari 156 anggota sample tersebut akuntan menemukan 4 kesalahan, maka AUPL menjadi sebesar 5,9% (9,2/156). Dalam keadaan ini

akuntan beralih ke langkah kelima, yaitu mengambil kesimpulan bahwa elemen sistem pengawasan intern yang diperiksanya tidak dapat dipercaya atau akuntan dapat menggunakan fixed

sample-size-attribute sampling sebagai alternatif.

6. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel

Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel dilakukan dengan cara membandingkan antara tingkat kesalahan maksimum yang dapat diterima (DUPL) dengan tingkat kesalahan yang dicapai (AUPL). Apabila AUPL = DUPL, dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif. Tetapi bila AUPL > DUPL, maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern tidak efektif.

49 BAB IV

Dokumen terkait