• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah yuridis normatif yaitu penelitian yang mengacu pada teori-teori, doktrin-doktrin, norma-norma, dan asas-asas serta kaidah-kaidah hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan maupun di dalam

putusan pengadilan.57 Penelitian yuridis normatif mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat di dalam peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan pengadilan serta juga terhadap norma-norma yang ada dalam masyarakat.58

Penelitian hukum normatif mengacu pada teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti,

59

dan juga meneliti terhadap kaedah-kaedah dan asas-asas hukum.60 Sedangkan sifat penelitian ini adalah deskriptif analitis, yaitu menggambarkan dan menguraikan serta sekaligus menganalisis mengani fakta-fakta melalui pendekatan peraturan perundang-undangan61

Alasan menggunakan yuridis normatif di dalam penelitian ini sehubungan dengan tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dan memahami karakteristik perbedaan antara wanprestasi dengan delik penipuan dalam suatu perjanjian. Dasar normatif yang menjadi fokus kajian adalah KUH Perdata yang mengatur mengenai perjanjian dan wanprestasi, serta berfokus pada kajian terhadap KUH Pidana yang mengatur mengenai delik penipuan.

dan pendekatan kasus.

Selanjutnya untuk mengatahui dan menganalisis penerapan perbuatan wanprestasi dan delik penipuan di dalam praktik di pengadilan, dilakukan pendekatan kasus terhadap beberapa putusan pengadilan yang berkaitan dengan wanprestasi

57

Johny Ibrahim, Teori dan Metedologi Penelitian Hukum Normatif, (Surabaya: Bayumedia, 2008), hal. 282.

58

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: IU Press, 1996), hal. 51.

59

C.F.G. Sunaryati Hartono, PeneLitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-2, (Bandung: Alumni, 1994), hal. 12.

60

Soerjono Soekanto dan Sri Mamuji, (Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994), hal. 13.

61

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2005), hal. 96.

dalam perjanjian yang dijatuhkan hakim terbukti bersalah melakukan delik penipuan, dan ada pula putusan yang dibebaskan dari segala tuntutan karena perbuatannnya terbukti tetapi bukan merupakan delik pidana.

2. Sumber Data

Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder, meliputi:

a. Bahan hukum primer yaitu: Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) dan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUH Pidana) serta Putusan-Putusan Pengadilan terhadap:

1) Kapang Jaya:

a) Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 3165/Pid.B/2010/PN.Mdn, tanggal 3 Maret 2011.

b) Putusan Pengadilan Tinggi Nomor: 336/Pid/2011/PT-Mdn, tanggal 27 Juni 2011.

c) Putusan Mahkamah Agung Nomor: 688 K/Pid/2012, tanggal 28 Mei 2012.

2) Suwarno, yaitu Putusan Pengadilan Negeri Sampang Nomor: 71/Pid.B/2012/PN.Spg, tanggal 11 Juli 2012.

3) Stevie Rondonuwu:

a) Putusan Pengadilan Negeri Amurang Nomor: 46/Pid.B/2012/PN.Amg, tanggal 18 September 2012.

b) Putusan Mahkamah Agung Nomor: 2200 K/Pid/2012, tanggal 26 Juni 2013.

4) Sundar Hariram:

a) Putusan Pengadilan Negeri Surabaya Nomor: 1631/Pid.B/2003/PN.Sby, tanggal 19 Januari 2004.

b) Putusan Mahkamah Agung Nomor 208 K/Pid/2013, tanggal 12 September 2013.

5) Nastak Hendriono:

a) Putusan Pengadilan Negeri Banyuwangi Nomor: 344/Pid.B/1999/PN,Bwi, tanggal 11 Maret 2000.

b) Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1811/K/Pid/2001, tanggal 16 April 2007.

6) Ina Malombasi:

a) Putusan Pengadilan Negeri Makassar Nomor: 1349/Pid.B/2008/PN.Mks, tanggal 12 November 2012.

b) Putusan Mahkamah Agung Nomor: 1905K/Pid/2010, tanggal 27 April 2011.

7) Billu, yaitu Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2.533/Pid.B/2013/PN.Mdn, tanggal 3 April 2014.

b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan yang memberikan penjelasan dan ulasan-ulasan terhadap bahan hukum primer, antara lain: buku-buku, makalah, majalah, jurnal ilmiah, artikel, surat kabar, bahkan dokumen pribadi atau

pendapat dari para pakar hukum yang relevan dengan wanprestasi dan delik penipuan.

c. Bahan hukum tersier yaitu bahan hukum penunjang yang dapat memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, antara lain berupa Kamus Bahasa Hukum.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara studi pustaka (library

research) di perpustakaan. Mengumpulkan bahan-bahan hukum tertulis yang relevan

dengan masalah di dalam penelitian ini,62

Studi dokumen diperlukan untuk memperoleh bahan-bahan dalam bentuk putusan antara lain putusan atas perkara terhadap Kapang Jaya, Suwarno, Stevie Rondonuwu, Sundar Hariram, Nastak Hendriono, Billu, dan Ina Malombasi. Putusan-putusan tersebut diperoleh secara langsung dari PN Medan, PT. Medan, MA, atau dengan cara tidak langsung mendownload dari direktori Mahkamah Agung yang dipublikasikan di website resmi Mahkmah Agung Republik Indonesia.

yakni bahan-bahan hukum tertulis yang berkaitan dengan perjanjian dan wanprestasi, baik berupa buku-buku, makalah, jurnal, maupun artikel, dan bahan-bahan hukum berupa KUH Pidana yang mengatur tentang delik penipuan, serta putusan-putusan pengadilan.

Cara memperoleh bahan-bahan hukum (primer, sekunder, maupun tersier), diperoleh melalui membaca referensi, melihat, mendengar melalui seminar,

62

Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 160.

pertemuan-pertemuan ilmiah, mendownload artikel melalui internet dan melakukan studi dokumen untuk memperoleh putusan-putusan pengadilan yang memutus perbuatan wanprestasi dan delik penipuan. Semua bahan yang diperoleh akan dipilah-pilah dan diurutkan guna memperoleh data yang sesuai dengan rumusan perbuatan wanprestasi dan rumusan perbuatan penipuan dalam perjanjian.

4. Analisis Data

Putusan-putusan yang berkaitan dengan perbuatan wanprestasi dan delik penipuan di dalam perjanjian yang telah dikumpulkan tersebut akan dianalisis secara kualitatif. Analisis secara kualitatif maksudnya adalah menganalisis data dengan mengaitkan kasus-kasus tersebut terhadap teori kesepakatan dan teori merumuskan tindak pidana, norma-norma, doktrin-doktrin, prinsip-prinsip, dan ketentuan pasal-pasal tentang perjanjian dan wanprestasi di dalam KUH Perdata serta ketentuan tentang delik penipuan di dalam KUH Pidana. Mukti Fajar dan Yulianto Achmad menyebut analisis kualitatif ini adalah analisis yang didasarkan pada tingkat relevansi data dengan rumusan masalah yang sedang diteliti, bukan didasarkan pada banyaknya data (kuantitatif).63

Putusan-putusan yang akan dianalisis adalah putusan-putusan atas perkara terhadap Kapang Jaya, Suwarno, Stevie Rondonuwu, Sundar Hariram, Nastak Hendriono, Billu, dan Ina Malombasi, yang pada intinya putusan-putusan hakim pengadilan ini berkenaan dengan wanprestasi dalam perjanjian.

Menganalisis putusan-putusan tersebut sekaligus memberikan

argumentasi-63

argumentasi hukum tentang wanprestasi, argumentasi hukum tentang perjanjian, dan argumentasi hukum tentang perjanjian dengan delik penipuan. Argumentasi-argumentasi hukum tentang wanprestasi, perjanjian dengan delik penipuan tersebut dikemukakan secara deduktif pada setiap sub bab dalam bentuk uraian yang sistematis.64

Penarikan kesimpulan dilakukan secara perskriptif,

Argumentasi hukum yang bersifat umum dikemukakan dengan mendasarkan kepada KUH Perdata dan KUH Pidana, sedangkan argumentasi hukum yang bersifat khusus didasarkan kepada perjanjian-perjanjian yang diingkari sebagaimana yang telah dijatuhkan di dalam putusan-putusan pengadilan seperti putusan-putusan pengadilan tersebut di atas.

65

yakni memberikan argumentasi-argumentasi yuridis terhadap permasalahan di dalam penelitian yang dilakukan misalnya memberikan penilaian apa dan bagaimana yang semestinya menurut teori-teori, doktrin-doktrin, asas-asas, norma-norma, dan kaidah-kaidah dalam penanganan perkara wanprestasi dan penipuan di Indonesia. Data yang dikemukakan secara deduktif66 tersebut akan diuraian secara sistematis dengan menjelaskan hubungan antara berbagai jenis data dengan teori-teori perjanjian dan teori-teori hukum pidana termasuk pula asas-asas atau prinsip-prinsip, norma-norma dan kaidah-kaidah yang berkaitan dengan perjanjian dan penipuan.

64 Ibid., hal. 192. 65 Ibid, hal. 183-184. 66 Ibid, hal. 109.

Dokumen terkait