BAB III METODE PENELITIAN
F. Metode Pengambilan Data
Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah skala kepercayaan diri. Metode skala yang digunakan dalam skala kepercayaan diri adalah summated rating dengan menggunakan skala Likert yang terdiri atas empat kategori jawaban. Yaitu : (SS) Sangat Setuju, (S) Setuju, (TS) Tidak Setuju, (STS) Sangat Tidak Setuju. Peneliti tidak menggunakan respon jawaban ragu-ragu karena biasanya subjek memiliki kecenderungan untuk memilih jawaban yang ada ditengah atau yang disebut
control tendency effect. Untuk menghindari kecenderungan tersebut maka peneliti tidak memberikan jawaban tengah dan hanya memberikan 4 pilihan jawaban.
Setiap aitem diberi skor sesuai dengan jawaban yang telah diberikan subjek. Penilaian untuk aitem-aitem yang bersifat favorable bergerak dari angka 4 sampai dengan angka 1. sedangkan untuk aitemunfavorablebergerak dari angka 1 sampai dengan angka 4. pemberian skor dapat dilihat pada tabel diberikut.
Tabel I
Skor Jawaban Skala Kepercayaan Diri Pernyataan Jawaban Favorable Unfavorable SS → (Sangat Setuju) 4 1 S → (Setuju) 3 2 TS → (Tidak Setuju) 2 3
STS → (Sangat Tidak Setuju) 1 4
Dari defenisi operasional mengenai variabel penelitian dengan aspek-aspeknya, peneliti mengembangkan menjadi 67 aitem yang terbagi menjadi 34 aitem Favorable dan 31 aitem unfavorable. Dikatakan favorable jika suatu pernyataan mendukung sikap kepercayaan diri yang ada dan dapat dikatakan
Unfavorablejika suatu pernyataan tidak mendukung adanya rasa kepercayaan diri.
Berikut ini adalah aitem-aitem favorable dan unfavorable yang terdapat dalam angket penelitian ini.
Tabel II
Jumlah Aitem Setiap Aspek Sebelum Uji Coba Skala Kepercayaan Diri Jumlah Pertanyaan
Sikap
Favorable Unfavorable
Percaya akan kompetensi/kemampuan diri 14 13
Punya pengendalian diri yang baik 5 5
Memilikiinternal locus of control 5 5
Mempunyai cara pandang yang positif 10 10
Tabel III
Sebaran Aitem-aitem Skala Kepercayaan Diri Sebelum Uji Coba
Sikap
F / UF Nomor Soal Jumlah Total Item F 1, 3, 12, 13, 22, 31, 40, 42, 43, 47, 49, 50, 52, 55,Percaya akan kompetensi/kemampuan diri UF 2, 5, 6, 14, 16, 20, 21, 23, 32, 41, 48, 53, 56 27 (40,3%) F 4, 15, 24, 57, 61 Punya pengendalian diri yang baik
UF 8, 17, 38, 44, 54
10 (14,9%) F 7, 25, 33, 62, 64
Memilikiinternal locus of control
UF 34, 35, 39, 46, 58 10 (14,9%) F 9, 10, 18, 19, 26, 29, 36, 45, 59, 66 Mempunyai cara pandang yang positif
UF 11, 27, 28, 30, 37, 51, 60, 63, 65, 67 20 (29,9%) Jumlah 67 67 (100%)
G. VALIDITAS DAN REALIBILITAS
Validitas dan reliabilitas merupakan dua hal utama yang menentukan baik buruknya suatu penelitian.
1. Uji Validitas
Validitas adalah sejauh mana tes itu mengukur apa yang seharusnya diukur, jadi validitas tes pada dasarnya menunjuk kepada derajat fungsi mengukur suatu tes (Suryabrata, 1999). Validitas yang tinggi pada suatu tes dikarenakan apabila alat tes benar-benar menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dan tujuan dari pengetesan tersebut. Apabila terjadi sebaliknya, data yang diperoleh tidak relevan dengan maksud dan tujuan dari tes tersebut maka validitasnya adalah rendah.
Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity). Setelah aitem-aitem disusun dengan berdasarkan teori-teori yang digunakan, selanjutnya aitem-aitem tersebut dikonsultasikan dengan ahlinya. Dalam penelitian ini adalah dosen pembimbing.
Aitem-aitem yang telah disetujui tersebut diteruskan dalam suatu uji coba pada populasi yang diambil. Setelah data diperoleh, dilakukan seleksi aitem sesuai dengan prosedur. Agar didapatkan aitem-aitem yang memiliki daya beda yang memadai maka aitem-aitem yang terpilih adalah aitem-aitem yang memiliki koefisien korelasi dengan aitem total (rix) = 0,3. karena aitem-aitem yang memiliki rix≥0,3 dianggap memiliki daya beda yang memuaskan.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana pengukuran itu dapat memberikan hasil yang relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Namun reliabilitas alat ukur tidak harus selalu diuji dengan melakukan tes ulang kembali karena berbagai tehnik telah memungkinkan pengujian reliabilitas dengan tidak memerlukan lebih dari satu kali pengukuran (Azwar, 1986).
H. TEHNIK ANALISIS DATA
Untuk memperoleh kesimpulan yang baik dan benar sesuai dengan tujuan penelitian ini maka dilakukan analisis data penelitian sebagai berikut : 1. Membuat deskripsi subjek penelitian.
2. Membuat deskripsi data penelitian. 3. Membuat kategori data hasil penelitian.
4. Melakukan uji t dari mean empirik dan mean teoritik. 5. melihat aspek yang dominan dari kepercayaan diri.
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
Persiapan penelitian yang dilakukan adalah :
a. Mempersiapkan skala kepercayaan diri untuk mengetahui secara umum kepercayaan diri yang dimiliki oleh kaum waria.
b. Mencari subjek yang tepat untuk tujuan dari penelitian ini. Dalam hal ini adalah para waria yang pada malam hari mangkal di seputaran wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta.
c. Melaksanakan uji coba penelitian. Hal ini untuk mengetahui layak atau tidaknya skala yang ada jika digunakan dalam pengambilan data.
d. Melaksanakan penelitian.
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti setelah persiapan penelitian dilakukan adalah :
1. Pelaksanaan Uji Coba
Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu akan dilakukan uji coba terhadap skala penelitian. Tujuan dari uji coba itu sendiri adalah untuk menguji kesahihan dan keandalan alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian. Uji coba dilakukan pada tanggal 2-4 Agustus 2007, dengan memilih kondisi yang tidak jauh berbeda dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu pada kaum waria yang pada malam hari mangkal di
seputaran wilayah (BI) Bank Indonesia Yogyakarta sebanyak 30 orang waria.
Setelah subjek selesai mengisi skala keperayaan diri yang diberikan, peneliti memeriksa kembali satu-persatu skala yang telah dikembalikan kepada peneliti untuk memastikan apakan subjek telah benar-benar mengisi semua pernyataan yang ada di dalam skala.
2. Hasil Uji Coba ALat Ukur
a. Uji daya beda aitem
Daya beda aitem adalah sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2000). Suatu aitem dikatakan memiliki daya beda aitem yang baik bila koefisien korelasi total mencapai nilai > 0,3. Hasil pengujian terhadap 67 aitem skala kepercayaan diri menunjukkan daya beda aitem yang berkisar antara 0,507 sampai dengan 0,774. Sehingga semua aitem pada dasarnya layak untuk dipergunakan dalam penelitian ini.
Untuk menentukan aitem-aitem yang akan digunakan dalam penelitian yang sesungguhnya, peneliti memilih 40 aitem terbaik dari 67 aitem yang ada. Pengurangan sebanyak 27 aitem ini dilakukan dengan asumsi bahwa 40 aitem yang terbaik mewakili setiap aspek yang hendak diukur dan dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh subjek penelitian.
b. Uji reliabilitas
Reliabilitas skala kepercayaan diri dihitung dengan tehnik Alpha Cronbach’s dengan program SPSSfor windows versi 13.0. dari hasil perhitungan, skala kepercayaan diri ini mempunyai reliabilitas sebesar 0,899.
c. Skala yang dipergunakan
Setelah uji coba dilakukan dan menganalisis item, dari 67 item yang ada akan disaring untuk diperoleh 40 aitem yang benar-benar layak untuk dijadikan skala kepercayaan diri dalam penelitian ini.
Tabel IV
Jumlah Aitem Setiap Aspek Setelah Uji Coba
Jumlah Pertanyaan
Sikap
Favorable Unfavorable
Percaya akan kompetensi/kemampuan diri 7 3
Punya pengendalian diri yang baik 5 4
Memilikiinternal locus of control 5 5
Mempunyai cara pandang yang positif 5 6
Tabel V
Sebaran Aitem Skala Kepercayaan Diri Setelah Uji Coba
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilakukan pada tanggal 28-30 Agustus 2007, dilaksanakan di sekitar wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta kepada waria yang biasa mangkal di wilayah tersebut.
Penelitian berlangsung selama 3 hari, dikarenakan jumlah waria yang ada setiap malamnya tidak tentu dan dikarenakan oleh petugas keamanan yang
Sikap
F / UF Nomor Soal Jumlah Total Item F 6, 12, 24, 28, 29, 30, 32Percaya akan kompetensi/kemampuan diri
UF 7, 17, 23
10 (25%)
F 1, 8, 13, 33, 36 Punya pengendalian diri yang baik
UF 3, 9, 25, 31
9 (22,5%) F 2, 14, 18, 37, 38
Memilikiinternal locus of control
UF 19, 20, 22, 27, 34
10 (25%) F 4, 10, 11, 21, 26
Mempunyai cara pandang yang positif
UF 5, 15, 16, 35, 39, 40 11 (27,5%) Jumlah 40 40 (100%)
kebetulan pada waktu peneliti melakukan penelitian sedang bertugas menertibkan para waria sehingga penelitian sedikit terhambat karena kebanyakan dari para waria tersebut lari untuk menyelamatkan diri.
C. HASIL PENELITIAN
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah para waria yang pada malam hari mangkal di seputaran wilayah BI (Bank Indonesia) Yogyakarta. Rentang usia subjek berkisar antara 20 tahun sampai dengan 29 tahun. Jumlah subjek dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Distribusi subjek akan disajikan dalam tabel berikut :
Tabel VI
Deskripsi Subjek Berdasarkan Usia No Usia Jumlah 1 20 2 2 22 2 3 23 4 4 24 8 5 25 5 6 26 4 7 27 3 8 28 1 9 29 1 Total 30
2. Deskripsi Data Penelitian
Tabel VII
Deskripsi Data Penelitian
Keterangan Nilai
N 30
Skor Minimum Teoritik 40
Skor Minimum Empirik 85
Skor Maksimum Teoritik 160
Skor maksimum Empirik 137
Mean Teoritik 100
Mean Empirik 120,13
Standar Deviasi Teoritik 20
3. Hasil Penelitian
a. Kategori Subjek
Untuk membuat kategorisasi skor pada kepercayaan diri digunakan norma kategorisasi sebagai berikut :
Tabel VIII Norma Kategorisasi Skor
Rumus Skor Kategori
(µ + 1,5σ) < X 130 < X Sangat Tinggi (µ + 0,5σ) < X≤(µ + ,5σ) 110 < X≤130 Tinggi (µ - 0,5σ) < X≤(µ + 0,5σ) 90 < X≤110 Sedang (µ - 1,5σ) < X≤(µ - 0,5σ) 70 < X≤90 Rendah X≤(µ - 1,5σ) X≤70 Sangat Rendah Keterangan : σ → Standar Deviasi µ→ Mean Teoritis
Rentang minimum dan maksimum untuk kepercayaan diri adalah 1 x 40 = 40 sampai dengan 4 x 40 = 160. Dengan demikian luas jarak sebarannya adalah 160 – 40 = 120. Sehingga setiap satuan deviasi standarnya bernilaiσ= 120/6 = 20 dan mean teoritisnya adalah µ = (40 + 160) : 2 = 100.
Berikut ini adalah kategorisasi tingkat kepercayaan diri pada waria.
Tabel IX
Kategorisasi Tingkat Kepercayaan Diri Pada Waria Kategori Jumlah Subjek Persentase
Sangat Tinggi 6 20% Tinggi 17 56,67% Sedang 6 20% Rendah 1 3,33% Sangat Rendah 0 0% Total 30 100%
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh rentangan kategori skor antara kategori rendah sampai dengan sangat tinggi. Subjek yang termasuk dalam kategori rendah berjumlah 1 orang (3,33%), kategori sedang berjumlah 6 orang (20%), sedangkan kategori tinggi berjumlah 17 orang (56,67) dan kategori sangat tinggi adalah berjumlah 6 orang (20%). Dari data tersebut jumlah subjek yang termasuk dalam kategori tinggi mendapatkan persentase tertinggi dibandingkan dengan subjek yang menduduki kategori lainnya.
b. Perbandingan Mean Empirik dan Mean Teoritik
Dari hasil uji t-test yang diperoleh, nilai t = 8,635 dengan p = 0,000 yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik atau mean empirik > mean teoritik sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepercayaan diri yang dimiliki oleh subjek penelitian tinggi.
c. Aspek yang dominan
Tabel X Mean Tiap Aspek
No Aspek M Teoritik M Empirik
1 Percaya akan kompetensi/kemampuan diri 25 30,7 2 Punya pengendalian diri yang baik 22,5 27,89 3 Memilikiinternal locus of control 25 31,58 4 Mempunyai cara pandang yang positif 27,5 29,97
Total 100 120,13
Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa aspek kepercayaan diri yang dominan pada penelitian ini adalah aspek memilikiinternal locus of controldengan nilai mean empirik 31,58.
D. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian ini, waria (subjek penelitian) memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyebutkan ada perbedaan yang signifikan antara mean teoritik dan mean empirik atau mean empirik > mean teoritik dengan nilai t = 8,635 dengan p = 0,000. Jika dilihat dari latar belakang yang ada, adanya pandangan negatif dari masyarakat membuat kepercayaan diri waria menjadi rendah. Padahal waria tetap harus berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, dan untuk dapat melakukan hal tersebut mereka harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Sehingga tidak ada pilihan lain bagi waria untuk bisa tetap mempertahankan eksistensi mereka dilingkungan masyarakat kecuali dengan cara tidak menyembunyikan identitas diri mereka sehingga mereka harus berani untuk mengekspresikan diri ditengah lingkungan sekitarnya. Karena Orang yang mempunyai identitas diri yang jelas dapat mengekspresikan diri dalam suatu masyarakat serta mampu menatap fakta dan realitas secara objektif adalah ciri orang yang mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, serta memiliki sikap atau perasaan yakin pada kemampuan diri tanpa perilaku membandingkan diri dengan orang lain secara berlebihan (Kumara, 1988).
Berdasarkan kategori skor pada aspek kepercayaan diri yang ada, aspek yang paling dominan pada diri waria adalah memilikiinternal locus of control dengan nilai mean empirik 31,58. Tingginya aspek memiliki internal locus of control menunjukkan bahwa subjek secara umum memandang keberhasilan atau kegagalan, tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak
mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung/mengharapkan bantuan orang lain (Jacinta F. Rini dalam e-psikologi.com). Hal ini disebabkan bahwa mereka sadar menjadi waria akan selalu mendapatkan penolakan dari masyarakat sekitar dan secara otomatis pula mereka tidak akan pernah mendapatkan perhatian dan dukungan dari lingkungan sekitar. Pada akhirnya tidak ada pilihan lain bahwa mereka sebagai individu yang ditolak harus menunjukkan kejelasan identitas diri mereka dalam keterasingan dimasyarakat dengan berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang ada pada diri mereka serta kepercayaan diri yang tinggi untuk mendapatkan sesuatu yang mereka ingin dapatkan tanpa mengharapkan bantuan dari orang disekitar mereka.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kepercayaan diri yang dimiliki oleh waria (subjek penelitian) rata-rata tinggi. Di mana aspek dari kepercayaan diri yang paling dominan dalam diri waria adalah internal locus of control.
B. SARAN
Penelitian yang telah dilakukan ini tidak lepas dari berbagai kekurangan yang ada, dalam keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti dalam membuat penelitian ini. Adapun saran-saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan kesimpulan yang ada adalah :
1. Bagi Waria
Diharapakan dapat tetap mempertahankan kepercayaan diri yang tinggi, walaupun waria secara umum dipandang sebelah mata oleh masyarakat tetapi para waria tetap berani untuk menunjukkan diri sebagai individu yang berbeda dan berani untuk mengekspresikan diri ditengah lingkungan sekitar. Melalui keaktifan dan keterlibatan diri di dalam suatu masyarakat bukan tidak mungkin dapat membuat suatu pandangan yang positif dimata masyarakat terhadap waria itu sendiri.
2. Bagi Peneliti Berikutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang memiliki minat untuk melakukan penelitian terhadap kaum waria diharapkan agar meneliti variabel yang lain sehingga pengetahuan kaum awam terhadap kaum waria yang pada umumnya memiliki pandangan yang negatif dapat berubah menjadi positif terhadap waria. Perlu disadari bahwa pada dasarnya waria adalah sama dengan manusia normal lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
__________.
Kamus Umum Bahasa Indonesia.Azwar, Saifuddin. (2003). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Azwar, Saifuddin. (1986).Reliabilitas dan Validitas, Interpretasi dan komputasi.
Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Bismoko, J., dan Supratiknya, A. (2004). Pedoman Penulisan Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Brannen, J. (2002). Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuntitatif.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chaplin. (2000).Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Dinkmeyer, D, dan Losoncy, L. E. (1980).The Encouragement Book : Becoming A Positive Person. New Jersey : Prentice Hall Inc.
F. Rini, Jacinta. 16 Oktober 2002. Memupuk Rasa Percaya Diri.
www.e-psikologi.com.
Gerungan, W. A. (2002).Psikologi Sosial.Bandung: Refika Aditama. Hadi, S. (2000).Statistik Jilid 2. Yogyakarta: C.V. Andi Offset.
Hariyanti. (2004).Interaksi Waria Dengan Masyarakat Disekitar Tempat Meraka Tinggal. Skripsi: Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Jawa Pos.com, 8 Juni 2005.Kenapa Orang Bisa Menjadi Waria.
Kartono, Kartini. (1989). Psikologi Abnormal dan Abnormalitas Seksual.
Bandung: Mandar Maju.
Koeswinarno. (1996).Waria Dan Penyakit Menular.Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.
Koeswinarno. (2004). Hidup Dengan Waria. Yogyakarta: Pusat Penelitian Kependudukan Universitas Gadjah Mada.
Kompas. 7 April 2002.Perempuan Yang Terperangkap Dalam Tubuh Lelaki.
Kusuma, Enrico R dkk. (2001). Studi Deskriptif Tentang Interaksi dan Norma Dalam Kelompok Sosial Waria Pekerja Seks. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma (Makalah Penelitian).
Kumara, A. (1988). Studi Pendahuluan Tentang Validitas dan Reliabilitas The