• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode skala Need for Love and Belongingness.

1. Skala Need for Love and Belongingness

Skala need for love and belongingness disusun dengan mengacu pada aspek- aspek need for love and belongingness menurut Maslow. Aspek-aspek tersebut adalah dimengerti secara mendalam, diterima dengan sepenuh hati, saling percaya, cinta yang memberi, cinta yang menerima, dan keadaan tidak ada rasa takut.

Skala need for love and belongingness akan memakai model penskalaan Likert atau metode rating yang dijumlahkan (method of summated ratings) yaitu metode penskalaan yang berorientasi pada respon (Goble dalam Azwar, 1999). Setiap skala diberikan kategori empat jawaban. Masing-masing item akan diberi penilaian 4, 3, 2, 1 untuk SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju) untuk jawaban subjek pada item yang bersifat favorabel. Sebaliknya, untuk pernyataan yang bersifat unfavorabel akan digunakan penilaian 1, 2, 3, 4 untuk SS (Sangat Setuju), S (Setuju), TS (Tidak Setuju), STS (Sangat Tidak Setuju).

Skala ini berbentuk pernyataan yang dilengkapi dengan alternatif jawaban dengan menggunakan model skala Likert yang telah dimodifikasi yaitu meniadakan jawaban yang di tengah. Dasar pertimbangan yang dipergunakan berdasarkan tiga pertimbangan antara lain:

a.Kategori undecided itu mempunyai arti ganda, bisa diartikan belum dapat memutuskan atau memberi jawaban. Bias juga diartikan netral, setuju tidak, tidak setuju juga tidak atau bahkan ragu-ragu

b.Tersedianya jawaban yang di tengah itu menimbulkan kecenderungan menjawab ke tengah (central tendency effect)

c.Tersedianya jawaban yang di tengah akan menghilangkan banyak data penelitian sehingga mengurangi informasi yang dapat dijaring dari responden. (Hadi, 2000).

Guna mengungkapkan aspek-aspek tentang need for love and belongingness maka dibuat pernyataan-pernyataan yang mengidentifikasikan aspek-aspek need for love and belongingness. Pernyataan-pernyataan tersebut berbentuk item- item yang bersifat favorabel dan unfavorabel. Item yang bersifat favorabel adalah item yang mendukung atau menunjukkan ciri-ciri atribut yang akan diukur. Sedangkan item yang bersifat unfavorabel adalah item yang tidak mendukung atau tidak menunjukkan ciri-ciri atribut yang akan diukur.

Berdasarkan aspek-aspek need for love and belongingness tersebut, dibuat 60 item dengan spesifikasi 30 item bersifat favorabel dan 30 item bersifat unfavorabel. Penyebaran item dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1.

Penyebaran Item Need for Love and Belongingness

No. Aspek-aspek Indikator Favorabel item Unfavorabelitem

%

1 Keadaan dimengerti

secara mendalam

keadaan dimana seseorang merasa dipahami sebagai individu dengan sepenuhnya

dengan segala karakter- karakter uniknya. 24, 42, 45, 49, 55 20, 21, 44, 54, 58 10 16,67 2 Diterima dengan sepenuh hati

keadaan ketika seseorang mampu merasa diakui dan dihargai nilai-nilai individualnya tanpa keterikatan emosional

dari pihak lain

12, 27, 28, 34, 57 11, 16, 30, 31, 53 10 16,67 3 Saling percaya

keadaan dimana kedua belah pihak yang berinteraksi memiliki keyakinan dan pengertian

yang kuat atas harapan dan pertimbangan nilai

satu sama lain.

9, 25, 29, 35, 51 4, 8, 46, 50, 52 10 16,67 4 Cinta yang Memberi

keadaan dimana manusia sebagai individu yang memiliki cinta atau penuh

dengan kasih sayang mampu mewujudnyatakannya dalam interaksi dengan siapapun melalui berbagai

bentuk sikap dan perilaku

2, 13, 17, 18, 48 3, 14, 23, 26, 39 10 16,67 5 Cinta yang Menerima

keadaan dimana manusia sebagai individu yang

membutuhkan cinta mendapatkan cinta atau kasih sayang yang penuh dalam berbagai bentuk oleh

siapa pun di lingkungan hidupnya. 1, 6, 10, 15, 59 5, 22, 36, 47, 56 10 16,67 6 Tidak ada rasa takut

Keadaan dimana individu dapat merasa senang, tenang dan aman ketika melakukan setiap perilaku

dan dimanapun ia berada

7, 19, 33, 41, 60 32, 37, 38, 40, 43 10 16,67 Jumlah 30 30 60 100

2. Kelayakan Skala Need for Love and Belongingness

Alat ukur yang digunakan sebagai instrument penelitian harus memiliki syarat-syarat tertentu agar dapat digunakan untuk mengungkap fakta yang sebenarnya. Dua syarat di antaranya adalah alat ukur tersebut harus valid dan reliabel. Suatu alat ukur yang tidak reliabel atau tidak valid nantinya akan memberikan kesimpulan yang keliru dan menggambarkan yang jauh berbeda dari keadaan sebenarnya (Azwar, 1997).

a. Analisis Item

Pengukuran validitas dilakukan dengan analisis butir menggunakan teknik uji reliabilitas dan sekaligus uji validitas menggunakan

corrected item-total correlation. Teknik ini bertujuan untuk menguji

apakah tiap item atau butir pernyataan benar-benar mampu mengungkapkan yang akan diukur atau konsistensi internal tiap item alat ukur dalam mengukur semua faktor. Penghitungan ini dilakukan dengan menggunakan komputer seri statistik program SPSS 13.00

Sebagai kriteria pemilihan item berdasar pada korelasi item total

biasanya digunakan batasan rix ≥ 0,30 (Azwar, 1999). Item yang

memiliki koefisien korelasi minimal 0,30 diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi tinggi dan dianggap memuaskan, sedangkan item yang memiliki koefisien korelasi kurang dari 0,30 diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya diskriminasi rendah dan dianggap gugur.

b. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrument pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1997). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila tes tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya tes tersebut. Sebuah alat ukur dikatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkan (Arikunto, 2002).

Pengujian validitas menggunakan content validity dan face validity.

Content validity adalah validitas yang mempertanyakan bagaimana

kesesuaian antara instrumen dengan tujuan dan deskripsi bahan yang diajarkan atau diskripsi masalah yang akan diteliti (mencakup

keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur). Penelaahan harus

dilakukan oleh orang yang berkompeten di bidang bersangkutan dengan analisis rasional, atau dikenal dengan istilah penilaian oleh

ahlinya (expert judgement/professional judgement) (Azwar, 1997).

Face validity telah terpenuhi apabila penampilan tes telah meyakinkan

dan memberikan kesan mampu mengungkap atribut yang hendak diukur. Skala psikologi ini diperiksa oleh Dosen Pembimbing (Nurgiyantoro, 2000).

c. Reliabilitas

Reliabilitas adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 1997). Teknik yang digunakan untuk mengetahui reliabilitas alat ukur dalam penelitian ini menggunakan teknik statistika,

yaitu menggunakan rumus Alpha Cronbach.

α = ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −

SD Y X SD k k 2 2 1 1 Keterangan :

k = Jumlah aitem yang valid

∑SD²X = Jumlah varians butir

SD²Y = Varians total

Uji reliabilitas skala dalam pengukuran ini memakai teknik formula Alpha dari program SPSS versi 13.00.

Dokumen terkait