• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian berada di perairan muara Kahayan dan Katingan. Pelaksanaan penelitian mulai Agustus-September 2005 dan Desember 2005-Januari 2006. Pengambilan contoh biota dan pengukuran sifat fisik, kimia perairan; identifikasi fito-zooplankton dan makrobentos selama 7 bulan.

Metode Penentuan Lokasi Stasiun Penelitian

Kondisi fisik lingkungan muara Sungai Kahayan berbeda dibandingkan muara sungai Katingan. Kondisi fisik muara Sungai Kahayan lebih menjuruk ke dalam seperti teluk, sedangkan kondisi fisik muara Sungai Katingan lebih menjuruk ke arah laut terbuka seperti tanjung. Mulut sungai Kahayan lebih lebar (± 1 km) dibandingkan mulut muara Sungai Katingan (700 m). Mulut muara Sungai Kahayan ada satu buah dan muara Sungai Katingan ada dua buah, cabang pertama tegak langsung ke arah laut terbuka dengan lebar sekitar 700 m, cabang muara kedua mengarah ke timur dan bermuara di teluk Sebangau dengan lebar sekitar 400 m. Alur Sungai Kahayan lebih dalam dibandingkan muara Sungai Katingan. Alur muara Sungai Katingan hampir tertutup karena sedimentasi dan pendangkalan. Sedimentasi di mulut Sungai Kahayan menyebabkan pendangkalan dikeliling alur sungai. Delta muara Sungai Kahayn berada di sepanjang sisi alur sungai, sedangkan deelta muara Sungai Katingan membujur mengikuti alur sungai dan melintang menutup muara. Delta muara sungai tersebut menyebabkan alur sungai semakin sempit dan dangkal. Sedimentasi di sepanjang alur Sungai Katingan jauh lebih tinggi dibandingkan muara Sungai Kahayan. Hal ini menyebabkan alur pelayaran terganggu terutama pada

37

waktu surut laut terendah. Di perairan muara Sungai Katingan terdapat pulau karang, sedangkan di muara Sungai Kahayan tidak ditemukan. Salinitas di muara sungai tersebut relatif bervariasi. Penetapan lokasi penelitian dan stasiun dilakukan berdasarkan perbedaan salinitas muara sungai. Pada setiap muara sungai ditetapkan dua wilayah stasiun penelitian. Salinitas di wilayah stasiun 1 berkisar antara 3-15 ‰ dan di wilayah stasiun 2 berkisar antara 15-30 ‰ (Gambar 7).

Posisi Pengambilan Contoh Air, Sedimen dan Biota Laut

Posisi lokasi pengambilan contoh fitoplankton, zooplankton, makrobentos, ikan Badukang dan Sembilang, pengukuran sifat fisika, kimia perairan berada dibagian tengah alur sungai, bagian luar sisi alur sungai (3 titik ulangan per stasiun). Penentuan posisi titik pengambilan contoh menggunakan Geography Position System (JPS). Posisi titik pengukuran sifat fisik, kimia perairan; pengambilan contoh air laut, sedimen, plankton, makrobentos, ikan Badukang (Arius maculatus Fis & Bian) dan Sembilang (Plotosus canius

Web & Bia) di muara Sungai Kahayan sebagai berikut:

Stasiun 1: Stasiun 2:

(1) 114o 08’ 02’’ BT dan 03o 33’ 09’’ LS. (1). 114o 08’ 31’’ BT dan 03o 34’ 35’’ LS. (2). 114o 08’ 33’’ BT dan 03o 33’ 32” LS. (2). 114o 07’ 02’’ BT dan 03o 35’ 06’’LS. (3). 114o 07’ 04” BT dan 03o 34’ 04” LS. (3). 114o 07’ 31”’ BT dan 03o 35’32’’ LS.

Posisi titik pengukuran sifat fisik, kimia perairan; pengambilan contoh air laut, sedimen, plankton, makrobentos, ikan Badukang (Arius maculatus Fis & Bian) dan Sembilang (Plotosus canius Web & Bia) muara Sungai Kahayan sebagai berikut:

Stasiun 1: Stasiun 2:

(1). 1130 42’11’’ BT dan 03o 26’27’’ LS. (1). 113o 41’ 34’’ BT dan 03o 27’ 33’’ LS. (2). 113o 42’ 45’’ BT dan 03o 26’ 32’’ LS. (2). 113o 40’ 06’’ BT dan 03o 28’ 04” LS.

(3). 113o 41’ 17’’ BT dan 03o 27’ 03’’ LS. (3). 113o 40’ 31’’ BT dan 03o 28’ 31’’ LS.

Metode Pemgambilan Contoh

Penelitian ini dirancang dengan menggunakan metode Survei dan pengambilan contoh purposiv sampling (Sevilla et al. 1993). Metode ini digunakan karena kondisi fisik dan kimia perairan muara Sungai Kahayan dan Katingan yang tidak homogen. Survei pengukuran sifat fisik dan kimia perairan; pengambilan contoh plankton, makrobentos di-

38

Gambar 7 Lokasi penelitian di muara Sungai Kahayan dan Katingan, Kalimantan Tengah.

lakukan 1 kali per bulan selama 4 bulan. Pengukuran parameter kedalaman air, kecepatan arus, kandungan padatan tersuspensi total, suhu, salinitas, kandungan oksigen terlarut, potensial reduks dan pH air serta sedimen dilakukan 3 kali pertitik ulangan pada

masing-39

masing stasiun. Pengukuran dan pengambilan contoh air, sedimen dan biota dilakukan 3 kali ulangan pertitik. Pengukuran sifat fisik dan kimia perairan pada masing-masing titik ulangan dilakukan secara vertikal pada kedalaman 25 cm dari dipermukaan air laut, pertengah dan 30 cm di atas permukaan dasar laut. Pengukuran sifat fisik dan kimia perairan menggunakanmetodepotensiometrik.Pengukuran kandungan padatan tersuspensi total menggunakan metode gravimetrik. Kedalaman air diukur menggunakan Deph Sounder digital (Horiba Water Checker). Kecepatan arus diukur menggunakanCurrent meter digital (Detantoho Keisako model Tk 105 X ). Suhu air laut diukur menggunakan Termometer digital (Horiba Water Checkers). Salinitas diukur menggunakan Salinometer digital (TOA). Kandungan oksigen terlarut diukur menggunakan Oksigen meter digital (TOA). Pengukuran Potensial reduks dan pH air dan sedimen menggunakan Eh meter digital (TOA).

Pengambilan contoh air menggunakan ”Kammerer Bottle Water Sampler”. Penyaringan

padatan tersuspensi total menggunakan kertas saring milipore 0.45 µm, botol, seperangkat alat penyaring dan pumpa vakum, gelas ukur, oven, timbangan analitik.

Pengambilan contoh fito-zooplankton menggunakan jaring plankton dengan lebar mata jaring 20 µm (Nontji 1984). Pengambilan contoh plankton dilakukan pada kedalaman 0-1 m, sedangkan jumlah air laut yang disaring sebanyak 50 liter air laut dan plankton tersaring sebanyak 25 ml. Plankton disimpan dalam botol plastik dan diawetkan dengan 1 ml larutan lugol serta didinginkan pada suhu 4OC (Nontji 2008). Identifikasi fitoplankton dan zooplankton menggunakan mikroskop binocoler dan beberapa buku identifikasi (Davis 1955; Newell dan Newell 1977; Yomaji 1979).

Pengambilan contoh makrobentos dalam sedimen menggunakan Petersen grab (Bubicz et al. 1982). Pengambilan contoh makrobentos dilakukan 3 kali per titik ulangan dan

total 9 per stasiun. Pemisahan contoh makrobentos dengan lumpur, pasir, bahan organik menggunakan scoop net dengan lebar mata jaring 100 µm dan saringan dengan lembar mata 1 mm. Pemisahan contoh makrobentos dengan lumpur, pasir, bahan organik dilakukan di lapangan dengan cara disemprot dengan air laut. Selanjutnya contoh makrobentos yang belum dipisahkan dimasukan dalam kantong plastik dan diawetkan dengan formalin 5%. Makrobentos yang sudah dipisah di lapangan atau laboratorium disimpan dalam botol plastik dan diawetkan dengan alkohol 70%. Identifikasi menggunakan

40

mikroskop, kaca pembesar dan beberapa buku identifikasi (Afzelius dan Hansson 1974; Day 1967a-b; Fauchald 1977; Gosner 1971; Lovett 1981; Hutchings 1984).

Analisis Data Analisis Kualitas Air dan Sedimen

Data hasil pengukuran sifat fisik dan kimia perairan stasiun 1 dan 2 muara Sungai Kahayan serta Katingan dianalisis dengan statisitik. Kajian parameter kedalaman air laut, kecepatan arus, kandungan total padatan tersuspensi, suhu air laut, salinitas, oksigen terlarut, reduks dan pH dalam air laut serta sedimen dilakukan berdasarkan nilai tengah.

Analisis Kelimpahan Plankton

Kelimpahan individu genus fitoplankton dan zooplankton di wilayah stasiun 1 dan 2 muara Sungai Kahayan serta Katingan dianalisis berdasarkan jumlah individu perliter (ind/l). Komposisi genus plankton di wilayah stasiun 1 dan 2 muara Sungai Kahayan serta Katingan diurut berdasarkan jumlah kelimpahan individu. Kelimpahan individu genus plankton dihitung menggunakan rumus Lackey (Wibisono 2005) sebagai berikut:

X = 1/A x B/C x D/E x F ...1

X adalah kelimpahan individu genus (ind/l), A adalah volume air laut yang disaring (50 l), B adalah volume air tersaring (25 ml), C adalah volume air 1 tetes dari pipet pada objek (0.1 ml), D adalah luas kaca penutup (cover glass) (24 x 16 mm), E adalah luas lapang pandang (10x15 mm), F adalah jumlah individu biota teramati (i = 1. 2. 3, 4 …n).

Analisis Kelimpahan Makrobentos

Kelimpahan individu genus makrobentos di wilayah stasiun 1 dan 2 muara Sungai Kahayan serta Katingan dianalisis berdasarkan jumlah individu genus per meter persegi (ind/m2). Komposisi makrobentos dianalisis berdasarkan jumlah genus. Kelimpahan individu genus makrobentos dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Y = A / B x 10.000 ...2

Y adalah kelimpahan (ind/m2), A adalah jumlah contoh individu genus biota ke-i, B adalah luas mulut Petersen grab (25 x 45 cm), 10.000 adalah konversi dari cm2 ke m2.

Analisis Keanekaragaman, Penyebaran dan Dominansi

Keanekaragaman, kemerataan penyebaran individu genus plankton, makrobentos di- wilayah stasiun 1 dan 2 muara Sungai Kahayan serta Katingan dianalisis dengan

meng-41

gunakan indeks Shannon-Wienner. Dominansi individu genus plankton dan makrobentos dianalisis dengan menggunakan indeks Simpson. Indeks keanekaragaman Shannon-Wienner yang digunakan dengan rumus (Krebs 1989) sebagai berikut:

H’ = - (pi log2 pi) ... 3

H’ adalah indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, pi adalah ni/N, ni adalah kelimpahanindividu genus pada peringkat ke-i, N adalah jumlah kelimpahan individu genus. Penyebaran individu genus plankton dan makrobentos dianalisis dengan mengguna-kan indeks Shannon-Wienner (Krebs 1989) dengan rumus sebagai berikut:

E = H / Log2 S ... 4

E adalah indeks kemerataan penyebaran Shannon-Wiener, Log2 adalah 3.3219 log10.

S adalah jumlah individu genus. Kajian dominansi individu genus plankton dan makrobentos dianalisis dengan menggunakan indeks Simpson dengan rumus sebagai berikut:

D = pi2. ... 5 D adalah indeks Simphson, pi2 adalah ni/N kuadrat.

Dokumen terkait