• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

4. Motivasi Belajar

Motivasi (motivation) melibatkan proses yang memberikan energi, mengarahkan, dan mempertahankan prilaku. Dengan demikian, prilaku

yang termotivasi adalah prilaku yang mengandung energi, memiliki arah,

dan dapat dipertahankan (Santrock, 2009: 199).

Motivasi juga menyebabkan suatu perubahan energi yang ada pada diri

manusia, sehingga akan bergelut dengan persoalan gejala kejiwaan,

perasaan dan juga emosi untuk kemudian bertindak atau melakukan

sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan dan

Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi ini

tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat

dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh

subjek belajar dapat tercapai (Sardiman, 2008: 75).

a. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal maka

diperlukan motivasi. Dari pembahasan awal sudah tertulis dengan jelas

bahwa motivasi berkaitan dengan suatu tujuan. Sehubungan dengan

hal tersebut, maka ada tiga fungsi motivasi yaitu:

1) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan

motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

2) Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak

dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan

kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

3) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

b. Macam-macam Motivasi

Motivasi intrinsik adalah motivasi internal untuk melakukan

sesuatu demi hal itu sendiri (sebuah hal itu sendiri) (Santrock,

2009: 204). Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri

individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi

atas kemauan sendiri (Daryanto, 2012: 10).

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang menjadi aktif berfungsi

tanpa harus dirangsang dari luar, karena dari dalam individu sudah

ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan

kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud dengan motivasi

intrinsik adalah ingin mencapai tujuan yang ada dalam proses

belajar. Oleh karena itu, motivasi intrinsik disebut juga sebagai

bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya (Sardiman, 1986).

2) Motivasi Ekstrinsik (extrinsic motivation)

Motivasi ekstrinsik adalah melakukan sesuatu untuk

mendapatkan sesuatu yang lain (sebuah cara untuk mencapai suatu

tujuan). Motivasi ekstrinsik seringkali dipengaruhi oleh insentif

eksternal seperti penghargaan dan hukuman (Santrock, 2009: 199).

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar

individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan atau paksaan dari

orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau

adalah motif yang aktif dan berfungsi karena adanya dorongan dari

luar. Motivasi ekstrinsik lebih pada ingin mendapatkan nilai yang

baik atau bahkan mendapatkan pujian.

c. Belajar

Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Belajar sebagai

konsep mendapatkan pengetahuan dalam praktiknya banyak dianut.

Guru bertindak sebagai pengajar yang berusaha memberikan ilmu

pengetahuan sebanyak-banyaknya dan peserta didik giat

mengumpulkan atau menerimanya. Proses belajar mengajar ini banyak

didominasi aktivitas menghafal. Peserta didik sudah belajar jika

mereka sudah hafal dengan hal-hal yang telah dipelajarinya

(Suprijono, 2009: 3). Khodijah (2014: 3) berpendapat bahwa belajar

merupakan suatu proses yang berlangsung sepajang hayat. Belajar

merupakan proses penting yang terjadi dalam kehidupan setiap orang.

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada

semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan

dalam kandungan) hingga liang lahat. Jadi dapat disimpulkan bahwa

belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan yang dilakukan oleh

seseorang yang berlangsung seumur hidup sejak dalam kandungan

1) Bentuk-bentuk Belajar

Menurut Muhibbin Syah (Khodijah, 2014: 53-55),

bentuk-bentuk belajar yang umum dijumpai dalam proses pembelajaran

antara lain adalah:

a) Belajar abstrak, ialah belajar dengan menggunakan cara-cara

berpikir abstrak.

b) Belajar keterampilan, adalah belajar dengan menggunakan

gerakan-gerakan motorik yakni yang berhubungan dengan

urat-urat syaraf.

c) Belajar sosial, pada dasarnya adalah belajar memahami

masalah-masalah dan teknik-teknik untuk memecahkan

masalah tersebut.

d) Belajar pemecahan masalah, adalah belajar menggunakan

metode ilmiah atau bepikir secara sistematis, logis, teratur dan

teliti.

e) Belajar rasional, ialah belajar dengan menggunakan

kemampuan berpikir secara logis dan sistematis.

f) Belajar kebiasaan, adalah proses pembentukan

kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan-kebiasaan yang telah

ada. Belajar kebiasaan selain menggunakan perintah, suri

teladan, pengalaman khusus juga menggunakan hukuman dan

g) Belajar apresiasi, adalah belajar mempertimbangkan arti

penting atau nilai suatu objek.

h) Belajar pengetahuan, ialah belajar dengan cara melakukan

penyelidikan mendalam terhadap objek pengetahuan tertentu.

Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2001: 34).

Dengan kata lain yang lebih rinci belajar adalah:

a) Suatu aktivitas atau usaha yang disengaja

b) Aktivitas tersebut menghasilkan perubahan, berupa sesuatu

yang baru, baik yang segera nampak atau tersembunyi tetapi

juga hanya berupa penyempurnaan terhadap sesuatu yang

pernah dipelajari

c) Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan keterampilan

jasmani, kecepatan perseptual, isi ingatan, abilitas berpikir,

sikap terhadap nilai-nilai dan inhibisi serta lain-lain fungsi jiwa

(perubahan yang berkenaan dengan aspek psikis dan fisik).

2) Prinsip-prinsip Belajar

Menurut Mustaqim (2001: 69), prinsip-prinsip belajar antara

lain sebagai berikut:

b) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan

ulangan.

c) Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang

menyenangkan.

d) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

aktifitas belajar itu sendiri atau berhubungan dengan kebutuhan

hidupnya.

e) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari,

dipahami, bukan sekedar menghafal kata.

f) Dalam proses belajar memerlukan bantuan dan bimbingan

orang lain.

g) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si

pelajar.

h) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh

pemahaman.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut uraian H.C. Witherington dan Lee J. Croncobath

Bapemsi (Mustaqim, 2001: 69-70), faktor-faktor serta

kondisi-kondisi yang mendorong perbuatan belajar dapat diringkas sebagai

berikut:

a) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman

b) Penguasaan alat-alat intelektual

c) Latihan-latihan yang terpencar

d) Penggunaan unit-unit yang berarti

e) Latihan yang efektif

f) Kebaikan bentuk dan sistem

g) Efek penghargaan (reward) dan hukuman h) Tindakan-tindakan pedagogis

i) Kapasitas dasar.

Dokumen terkait