• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

NILAI KIMIA

1990; Wood et al. 1998) walaupun menurut Nasoetion (1970), KV-hitung untuk suatu percobaan yang dilaksanakan dengan baik berkisar 15% -20%.

Hasil pengujian NIR pada lemak kasar, serat kasar dan fosfor adalah kurang akurat, walaupun dengan nilai bias pada kalibrasi dan validasi NIR cukup baik

mendekati nilai 0 (nol) yaitu lemak kasar (-1.96x10-14 dan -0.013), serat kasar ( -1.26x10-14 dan -0.004) dan fosfor (5.03x10-15 dan 0.007), tetapi nilai konsistensinya

kurang baik yaitu serat kasar (117.68%) dan fosfor (112.95%), sedangkan nilai konsistensi yang baik hanya diperoleh lemak kasar yaitu 100.54% (Wood et al., 1998; Buchi, 2005).

Absorbsi lemak kasar terjadi pada panjang gelombang sekitar 9.643 cm-1 pada ikatan C-H dan (CH2)n. Pada serat kasar terjadi pada panjang gelombang sekitar 6.711

cm-1 dan 5.495 cm-1 pada ikatan O-H overtone pertama, 5.619 cm-1 , 4.281 cm-1 dan 4.252 cm-1 pada ikatan C-H overtone kedua.

Gambar 16. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kadar lemak kasar

Gambar 17. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kadar serat kasar

Kalibrasi: Y=0.8116x + 1.3053, r= 0.9009 Validasi : Y=0.8275x + 1.1943, r= 0.9051 Kalibrasi: Y=0.9313x + 0.2390, r=0.9650 Validasi : Y=0.9299x + 0.2315, r=0.9271 NILAI KIMIA NILAI KIMIA

42

Gambar 18. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada fosfor

Kalsium

Hasil kalibrasi dan validasi NIR yang kurang baik adalah kalsium yang menunjukkan nilai Q senilai 0.23, sedangkan nilai koefisien korelasi (r) kalibrasi dan validasi senilai 0.60 dan 0.64 adalah cukup baik seperti terlihat pada Tabel 4 dan 5. Nilai ujinya tersebar tidak merata mengumpul pada nilai rendah dan sedang dan juga tidak fokus mendekati garis linear, walaupun persamaan regresi kalibrasi dan validasi NIR berhimpit, seperti terlihat pada Gambar 19. Kondisi ini yang mengakibatkan nilai Q tidak dapat maksimal (Buchi, 2005).

Hasil pengujian NIR pada kalsium adalah kurang akurat yang dibuktikan dengan nilai konsistensi yang kurang baik yaitu 126,68% diluar nilai kisaran (80% - 110%), walaupun nilai bias pada kalibrasi dan validasi NIR masih baik mendekati 0 (nol) yaitu -6.36x10-15 dan -0.038 (Wood et al., 1998; Buchi, 2005).

Gambar 19. Kurva kalibrasi dan validasi NIR pada kalsium

Hasil pengujian NIR pada kalsium adalah kurang teliti yang dibuktikan dengan nilai SEE dan SEP lebih kecil dari nilai SD kalibrasi dan validasi NIR,

Kalibrasi : Y=0.6761x + 0.2388, r=0.8223 Validasi : Y=0.7408x + 0.1869, r=0.8754 Kalibrasi : Y = 0.3575x + 0.6784, r = 0.5979 Validasi : Y = 0.6910x + 0.3508, r = 0.6444 NILAI KIMIA NILAI KIMIA

tetapi nilai KV-hitung kalibrasi dan validasi NIR lebih besar dari KV-Horwitz seperti terlihat pada Tabel 2 dan 3 (Williams & Norris 1990; Wood et al. 1998), walaupun menurut Nasoetion (1970), KV-hitung untuk suatu percobaan yang dilaksanakan dengan baik berkisar 15%-20%.

Nilai r yang diperoleh dari hasil kalibrasi dan validasi NIR dapat diinterpretasikan bahwa korelasi yang sangat kuat sekali adalah air, abu, protein kasar, lemak kasar dan serat kasar karena mempunyai nilai r antara 0.91 – 0.99, korelasinya sangat kuat adalah fosfor karena nilai r antara 0.71 – 0.90 dan korelasinya kuat adalah kalsium karena nilai r antara 0.41 – 0.70 (Nugroho, 2005). Selain itu suksesnya hasil kalibrasi dan validasi NIR dipengaruhi oleh kimia sampel, penanganan

sampel dan kondisi alat NIR (Williams & Norris 1990).

Berdasarkan data statistik NIR, nilai Q yang diperoleh sebaiknya mendekati angka 1 yang menunjukkan keakuratan dan ketelitian sampel pakan ayam broiler. Namun untuk nilai Q mendekati angka 1 sangat sulit karena dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti jenis sampel, ketebalan sampel, ukuran sampel, data uji kimia, proses pemisahan cahaya dan lain-lain.

Hasil Uji Banding

Setelah mendapatkan hasil kalibrasi dan validasi NIR yang terbaik, kemudian metode NIR diuji validitasnya dengan membandingkan antara metode NIR dengan metode kimia seperti pada Tabel 6. Berdasarkan uji keragaman menunjukkan bahwa semua jenis uji banding metode NIR dengan metode kimia menunjukkan masih bisa diterima (Kv hitung<20%) kecuali serat kasar yang mempunyai kv hitung 22.26%. Hal ini terjadi pada jenis produk sama yaitu pakan ayam broiler dengan nilai nutrisi mengacu SNI pakan tetapi pakan tersebut berasal dari pabrik pakan yang berbeda dan mungkin susunan formula bahan pakannya berbeda pula (Williams dan Norris, 1990; Wood et al., 1998). Pengujian dengan Metode NIR untuk kadar air, lemak, kalsium dan fosfor mempunyai ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan metode kimia, (SD NIR ≤ SD kimia), sedangkan metode kimia untuk abu, protein kasar dan serat kasar mempunyai ketelitian yang lebih baik dibandingkan dengan metode NIR (SD kimia ≤ SD NIR) (Wood et al. 1998). Perhitungan uji t selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 8-10

44

Tabel 6. Statistik Nilai uji Metode NIR dan Metode Kimia serta uji t Parameter Uji n NIR Kimia t-hitung (mutlak) Rata-rata (%) KV (%) Rata-rata (%) KV % Air 63 10.44 ± 0.354 3.39 10.36 ± 0.622 6.00 1.26 Abu 63 5.83 ± 0.792 13.59 5.72 ± 0.588 10.28 1.17 Protein kasar 63 21.34 ± 1.707 8.00 21.28 ± 1.359 6.39 0.47 Lemak kasar 63 6.65 ± 0.567 8.52 7.38 ± 0.913 12.37 7,69 Serat kasar 63 3.73 ± 0.796 21.36 3.53 ± 0.785 22.26 2.25 Kalsium 63 1.00 ± 0.051 5.12 1.01 ± 0.12 11.91 0.77 Fosfor 63 0.76 ± 0.048 6.25 0.74 ± 0.067 9.10 3.23 Keterangan : KV = koefisien varian Kisaran KV = maksimal 20% t-tabel (0.05, 62) = 2.00

Berdasarkan perhitungan uji t , kadar air, abu, protein kasar dan kalsium antara metode NIR dan metode kimia tidak berbeda nyata (P<0.05), sedangkan Lemak kasar, serat kasar dan Fosfor berrbeda nyata (P>0.05). NIR lebih akurat untuk digunakan dalam pengujian bahan makro seperti air, dan protein. Sedang zat mikro atau dalam jumlah kecil kurang akurat seperti Fosfor. Bahan penyusun kimia pakan juga sangat berpengaruh seperti struktur penyusun yang sangat berbeda pada lemak dan serat kasar dari hewan dan tumbuhan.

Penilaian metode NIR sebagai pengujian mutu pakan ayam broiler untuk pengawasan mutu pakan dapat digunakan untuk pengujian sesuai persyaratan mutu pakan yang berlaku dengan mengacu pada SNI 01-3930-2006 untuk BR1 dan SNI 01- 3931-2006 untuk BR2 (BSN 1996). Hasil uji metode kimia dan metode NIR masih sesuai dengan SNI pakan ayam broiler starter dan finisher seperti pada Tabel 7.

Semua parameter uji yaitu air, abu, protein kasar, lemak kasar, serat kasar, kalsium dan fosfor baik dilakukan dengan metode kimia dan metode NIR BPMPT memberikan nilai uji dalam batas standar SNI baik untuk pakan ayam broiler starter

maupun finisher. Namun apabila terdapat hasil uji metode NIR mengalami penyimpangan dari SNI, harus dilakukan uji ulang dengan metode kimia. Pada dasarnya pakan ayam broiler dapat diuji dengan metode NIR, namun penyimpangan dari SNI bisa terjadi, karena jenis pakan tersebut belum dikenali oleh alat NIR, bahan Tabel 7. Hubungan hasil uji metode kimia dan metode NIR dengan SNI pakan broiler

No. Jenis

Pengujian

Kandungan Nutrisi Pakan (%) Uji

kimia

NIR BPMPT

SNI (BR1) SNI (BR2)

1. Air 10.36 10.44 Max 14 Max 14

2. Abu 5.72 5.83 Max 8 Max 8

3. Protein Kasar 21.28 21.34 Min 19 Min 18

4. Lemak kasar 7.38 6.65 Max 7,40 Max 8

5. Serat Kasar 3.53 3.73 Max 6 Max 6

6. Kalsium 1.01 1.00 0,90 - 1,20 0,90 - 1,20

7. Fosfor 0.74 0.76 0,60 - 1,00 0,60 - 1,00

pakan penyusun formula pakan yang berbeda atau memang kadar nutrisi dari pakan ayam tersebut menyimpang dari SNI.

Lama waktu uji menggunakan metode AOAC dan/atau SNI diperlukan sekitar 12 hari per sampel sedangkan menggunakan metode NIR sekitar 10 menit per sampel. Berdasarkan hasil uji banding ini menunjukkan bahwa metode NIR lebih cepat daripada metode AOAC/SIN.

Dengan adanya kemampuan pengukuran pengujian dengan metode NIR sangat membantu peternak, agen, dinas peternakan provinsi/kabupaten/ kota dan pabrik pakan dalam melakukan evaluasi terhadap kandungan nutrisi pakan ayam broiler secara cepat dalam rangka melakukan pengawasan mutu pakan sesuai Peraturan Kementrian Pertanian No. 65/2007.

Dokumen terkait