• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Pajak Penghasilan

1. Pengertian Pajak Penghasilan

Ada beberapa pengertian pajak penghasilan (PPh) yang

dikemukakan oleh beberapa penulis antara lain:

a. Pajak panghasilan adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek

pajak atas penghasilan yang diterima atau yang diperolehnya

dalam satu tahun pajak (Resmi, 2003: 74).

b. Pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan

kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi yang

disingkat PPh 21 adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,

yang diterima oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa, dan kegiatan

sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Tahun 2008

(Direktorat Jenderal Pajak).

2. Subyek Pajak Penghasilan

Yang termasuk subyek pajak menurut Undang-undang perpajakan

Nomor 36 Tahun 2008 adalah:

a. Orang pribadi

Orang pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi

yang berada di Indonesia lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga)

hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan orang pribadi

Indonesia yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan

melalui bentuk usaha tetap di Indonesia.

b. Badan

Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan

kesatuan baik yang melakukan usaha yang meliputi perseoran

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha

milik negara, firma dan bentuk badan usaha apapun yang didirikan

atau bertempat kedudukan di Indonesia.

c. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan

yang berhak.

d. Bentuk usaha tetap

13

pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluhtiga)

hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak

didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia untuk

menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

3. Yang tidak termasuk subyek pajak menurut Undang-undang

perpajakan Nomor 36 tahun 2008 adalah:

a. Kantor perwakilan negara asing.

b. Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsultan atau

pejabat-pejabat lain dari negara asing dan orang-orang yang diperbantukan

kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal

bersama-sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di

Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan di luar

jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara bersangkutan

memberi perlakuan timbal balik.

c. Organisasi-organisasi internasional dengan syarat:

1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut.

2) Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh

penghasilan dari Indonesia selain memberikan pinjaman kepada

pemerintah yang dananya berasal dari iuran para anggota.

d. Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional sebagaimana

Indonesia dan tidak menjalankan usaha, kegiatan, atau pekerjaan

lain untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia.

4. Obyek Pajak Penghasilan

Obyek pajak berdasarkan Undang-undang perpajakan Nomor 36

tahun 2008 yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima

atau diperoleh wajib pajak baik yang berasal dari Indonesia maupun

dari luar Indonesia yang dapat dipakai atau menambah kekayaan wajib

pajak yang bersangkutan dengan mana dan dalam bentuk apa pun.

Penghasilan yang termasuk obyek pajak menurut Undang-undang

perpajakan:

a. Penggantian atau imbalan berkenaan dengan pekerjaan atau jasa

yang diterima atau diperoleh termasuk gaji, upah, komisi, bonus,

tunjangan, atau imbalan dalam bentuk lainnya, misalnya: uang

lembur dan lain-lain.

b. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan, dan atau

penghargaan.

c. Laba usaha.

d. Keuntungan karena penjualan atau pengalihan harta.

e. Bunga termasuk premium, diskonto, imbalan karena jaminan

pengembalian utang.

f. Deviden, merupakan bagian laba yang diperolah pemegang

saham.

15

dengan cara atau perhitungan apapun, baik dilakukan secara

berkala atau tidak, sebagai suatu imbalan.

h. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan harta.

i. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala.

j. Keuntungan karena pembebasan utang.

k. Keuntungan karena selisih kurs.

l. Selisih lebih karena penilaian kembali aktiva.

m. Premi asuransi.

n. Iuran yang diterima atau diperoleh perkumpulan dari anggotanya

yang terdiri dari wajib pajak yang menjalankan usaha atau

pekerjaan bebas, sepanjang iuran tersebut ditentukan berdasarkan

volume kegiatan usaha atau pekerjaan bebas anggotanya.

5. Yang Tidak Termasuk Obyek Pajak Penghasilan

Penghasilan yang tidak termasuk obyek pajak berdasarkan

Undang-undang perpajakan Nomor 36 tahun 2008 antara lain:

a. Bantuan atau sumbangan atau harta hibah yang diterima oleh

keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus atau satu derajat, dan

oleh badan keagamaan atau pendidikan atau sosial atau pengusaha

kecil koperasi yang ditetapkan Menteri Keuangan. Sepanjang tidak

ada hubungannya dengan usaha, pekerjaan, kepemilikan, atau

penguasaan antara pihak-pihak yang bersangkutan.

b. Warisan.

kenikmatan.

d. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi

sehubungan dengan asuransi kecelakaan, kesehatan, jiwa,

dwiguna, dan beasiswa.

e. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik yang dibayar

oleh pemberi kerja maupun pegawai.

f. Bagian laba yang diterima anggota perseroan komanditer yang

modalnya tidak terbagi atas saham, persekutuan, perkumpulan,

firma, dan kongsi.

g. Bunga obligasi yang diperoleh perusahaan reksa dana.

6. Penghasilan dan Pekerjaan Bebas

a. Penghasilan

Pengertian penghasilan menurut Undang-undang perpajakan

Nomor 36 tahun 2008:

Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima atau diperoleh oleh wajib pajak baik yang berasal

dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai

untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan

nama dan dalam bentuk apa pun.

Pengelompokkan penghasilan berdasarkan aliran tambahan

kemampuan ekonomis dibagi menjadi:

17

bebas.

2) Penghasilan dari usaha dan kegiatan.

3) Penghasilan dari modal, yang berupa harta bergerak maupun

harta tak bergerak.

4) Penghasilan lain-lain, seperti hadiah, pembebasan hutang,

keuntungan selisih kurs, selisih lebih karena penilaian kembali

aktiva tetap.

b. Pekerjaan Bebas

Pekerjaan bebas berdasarkan ketentuan umum dan tata cara

perpajakan Undang-undang No. 28 tahun 2007 adalah pekerjaan

yang dilakukan oleh orang pribadi yang mempunyai keahlian

khusus sebagai usaha untuk memperoleh penghasilan yang tidak

terikat oleh suatu hubungan kerja.

Dokumen terkait