• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.3 Partisipan Penelitian

Sugiyono (2010: 13) menjelaskan bahwa partisipan penelitian adalah fokus atau sasaran penelitian untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang suatu hal penelitian. Pada penelitian ini, partisipan penelitian adalah guru pendamping sekolah, wali kelas I, guru agama, dan guru olahraga, dan salah satu siswa di SD Helena. Selain itu, penelitian juga menggali informasi dari orang tua siswa tersebut guna mengimbangi data yang telah diperoleh sebelumnya.

Peneliti mengambil 3 orang guru dimana siswa tersebut pernah dan sedang belajar oleh guru tersebut. Peneliti memilih beberapa guru tersebut karena mereka yang selama ini telah mengamati dan mendidik Nana saat berada di kelas.

Sugiono (2010:13) menjelaskan bahwa objek penelitian adalah sarana untuk mendapatkan suatu data. Objek penelitian ini adalah siswa yang mengalami kesulitan belajar.

Dalam memcahkan masalah atau fokus penelitian ini, peneliti juga menggali informasi -informasi dari orang-orang yang memiliki hubungan dekat atau mengenal partisipan, seperti ibu dan nenek dari siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru kelas, guru agama, dan guru olahraga. Proses ini dilakukan agar tujuan penelitian tercapai dengan hasil yang akurat. Peneliti juga melakukan penelitian mengenai kehidupan dalam keluarga partisipan yang akan dijelaskam mengunakan genogram sehingga diharapkan hasilnya akurat.

3.4 Tenik dan Instrumen Penggumpulan Data

Herdiansyah (2012:116) menjelaskan bahwa dalam penelitian kualitatif dikenal beberapa metode dalam pengumpulan tersebut, antara lain wawancara, observasi, studi dokumentasi, dan focus group discussion. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti menggunakan beberapa metode penggumpulkan data di antaranya wawancara tak terstuktur, serta dokumentasi berupa hasil kerja siswa.

3.4.1 Wawancara

Dalam pengumpulan data dengan teknik wawancara, peneliti mendapatkan informasi dari partisispan dan juga orang-orang yang mengenal partisipan, di antaranya ibu dan nenek siswa yang mengalami kesulitan belajar, guru kelas, guru agama, dan guru olahraga. Djamal (2015:75) menjelaskan bahwa wawancara adalah salah satu teknik mendapatkan data dengan cara mengadakan percakapan secara langsung

antara pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dengan pihak yang diwawancarai (interviwee) yang menjawab pertanyaan itu. Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan model wawancara tak terstruktur.

Djamal (2015:80) menguraikan bahwa wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang tidak menggunakan pedoman wawancara yang tertulis secara sistematis dan lengkap. Ghony dan Fauzan (2014:176-177) menjelaskan bahwa wawancara tak terstruktur sering disebut juga wawancara mendalam, intensif, terbuka (openended interview) bertujuan untuk memperoleh informasi dari semua informan. Wawancara yang diharapkan bersifat luwes, arahnya terbuka dan tidak membuat jenuh. Peneliti menggunakan wawancara tak terstruktur untuk dapat mengetahui informasi yang lebih lengkap dan mendetil tentang subjek, bukan hanya informasi tentang pendapat dan sikapnya, tetapi juga tentang sejarah hidup, pemikiran, pandangan hidup, dan sebagainya. Peneliti melakukan wawancara dengan tujuan memperoleh informasi berkaitan kesulitan belajar, agar informasi yang diperoleh lebih mendalam, maka peneliti bertanya secara langsung dengan para guru yang mengajarnya di sekolah. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan ibu dari siswa yang mengalami kesulitan belajar dengan tujuan memperoleh informasi mengenai kesulitan belajar yang dialami dan juga memperoleh informasi mengenai sejarah keluarga, sehingga data yang diperoleh lebih akurat. Dengan demikian, wawancara dapat disimpulkan wawancara merupakan kegiatan tanya jawab yang

sengaja dilakukan oleh pewawancara dan terwawancara untuk memperolah suatu informasi yang sesuai dengan fokus permasalahan yang sedang diteliti.

Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan mengajukan pertanyaaan kepada partisipan juga kepada orang-orang yang mengenal partisipan. Sebelum melakukan wawancara peneliti meminta ijin dan membuat kesepakatan mengenai waktu dan tempat wawancara, namun pada saat ini partisipan selalu datang ke biara peneliti untuk melakukan les belajar sehingga peneliti dapat melakukan wawancara setiap saat walau tidak menggunakan pertanyaan yang telah disiapkan. Peneliti menggunakan perekam suara untuk merekam pembicaraan dengan informan dan camera untuk mengambil gambar pada saat wawancara. Setelah wawancara, peneliti selanjutnya menuliskan kembali dalam bentuk transkip wawancara.

Melalui kegiatan wawancara, peneliti berharap dapat memperoleh informasi yang mendalam berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh partisipan dan juga orang-orang yang mengenal partisipan seperti orang tua dan guru.

3.4.2 Observasi

Ghony dan Fauzan (2014: 165) menjelaskan bahwa Observasi adalah sebuah teknik pengumpulan data yang mengharuskan peneliti turun ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan, dan

perasaan. Metode observasi merupakan cara yang sangat baik untuk mengawasi prilaku subjek penelitian seperti prilaku dalam lingkungan atau ruang, waktu dan keadaan tertentu. Pada penelitian ini yang bertugas sebagai observer ialah peneliti sendiri. Observasi juga dilakukan oleh peneliti dengan melakukan kunjungan rumah partisipan sebanyak tiga kali, selain itu peneliti melakukan les belajar dengan partisipan yang dilakuakan hampir setiap hari. Peneliti mengamati bagaimana partisispan dalam dinamika di keluarga.

Pengamataan saat partitisipan belajar seperti: (1) Hal- hal yang dilakukan Nana saat belajar, (2) Kesulitan atau permasalahan yang dihadapi Nana (3) Kemampuan belajar Nana. Pengamatan saat guru sedang mengajar seperti: (1) Cara guru membantu Nana dalam belajar. Pengamatan terhadap keadaan keluarga seperti: (1) keadaan dalam keluarga (2) Relasi dalam keluarga.

3.4.3 Studi Dokumentasi

Ghony dan Fauzan (2014: 199) menjelaskan bahwa dokumen merupakan catatan yang tertulis yang berhubungan dengan suatu peristiwa masa lalu, baik yang dipersiapkan maupun yang tidak disiapkan untuk suatu penelitian. Djamal (2015: 86) mengungkapkan bahwa dokumentasi dapat menjadi bukti pengujian untuk data-data yang telah diperoleh. Dokumentasi juga merupakan sumber informasi yang dapat dipertanggung jawabkan. Metode yang digunakan oleh peneliti yaitu anecdotal record yaitu agar setiap kegiatan yang dilakukan partisipan

yang diamati dengan baik dan tidak ada yang terlewatkan. Dalam metode anecdotal record, observer mencatat dengan teliti dan merekam prilaku-prilaku yang dianggap penting.

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, kamera, alat tulis, dan perekam suara.

Dokumen terkait