• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Pasar dalam Konteks Pedagang Kecil

Pasar adalah tempat orang berjual beli atau tempat penjual ingin menukar barang atau jasa dengan uang, atau tempat pembeli yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang (KBBI, 2002: 833).

Menurut UU Nomor 5 Tahun 1999, Pasar adalah lembaga ekonomi dimana para pembeli dan penjual baik secara langsung maupun tidak langsung dapat melakukan transaksi perdagangan barang dan atau jasa (Widodo, 2008: 284).

Dalam pengertian sehari-hari, pasar selalu identik dengan suatu tempat tertentu di mana terdapat banyak penjual dan pembeli yang bertransaksi jual beli. Dengan kata lain, pasar seringkali diartikan sebagai tempat atau lokasi untuk jual beli barang. Dalam ilmu ekonomi, istilah pasar digunakan untuk menggambarkan pertemuan antara penawaran dan permintaan yang menentukan tingkat harga barang atau jasa yang di perjual belikan.

Oleh karena itu, apabila ada seorang penjual (produsen atau distributor) bertransaksi dengan seorang pembeli (konsumen), di manapun mereka berada, maka dapat dikatakan bahwa mereka telah membentuk suatu pasar. Selanjutnya, proses terjadinya pertemuan antara penjual dan pembeli tidak terikat oleh suatu tempat. Bahkan antara penjual dan pembeli tidak harus bertemu secara tatap muka. Seiring dengan perkembangan teknologi, untuk melakukan transaksi jual beli barang dan jasa, penjualan atau pembelian dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, atau bahkan dapat melalui tele-marketing.

Dengan demikian, pasar dapat terbentuk kapan saja, dimana saja, dan dengan siapa saja, selama ada penjual, pembeli, dan barang atau jasa yang diperjualbelikan. Berdasarkan pengertian pasar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa terbentukannya suatu pasar memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Adanya Tempat Untuk Bertransaksi

Tempat untuk bertransaksi dalam pasar tradisional adalah tempat atau lokasi berdagang dan membeli.

2. Adanya penjual dan pembeli

Penjual dan pembeli merupakan syarat yang paling penting dan utama terhadap pembentukan pasar, karena penjual dan pembeli itulah subjek atau pelaku transaksi. Dengan demikian, tanpa keberadaan penjual atau pembeli, maka tidak akan terjadi suatu proses kegiatan jual atau beli (bertransaksi) sehingga pasar pun akan mustahil terbentuk.

3. Adanya transaksi jual beli

Interaksi di antara penjual dan pembeli di pasar akan melahirkan kegiatan transaksi. Pembeli akan berusaha mencari barang atau jasa yang dibutuhkannya dan sebaliknya penjual akan berusaha menarik pembeli agar barang atau jasanya terjual.

4. Adanya barang atau jasa yang diperjualbelikan

Barang atau jasa yang diperjualbelikan di pasar tidak hanya berupa barang konsumsi, tetapi juga berupa barang produksi, seperti bahan baku ataupun barang setengah jadi yang masih akan diolah lagi.

5. Terbentuknya harga

Apabila dalam suatu proses transaksi, kesepakatan di antara penjual dan pembeli telah terjadi, maka terbentuklah “harga” berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak tersebut, penjual harus menyerahkan barang pada konsumen dan konsumen harus membayar sesuai dengan harga yang telah disepakati.

Pasar memiliki peranan atau fungsi yang amat penting dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Jika tidak ada pasar, seseorang akan kesulitan (tidak efisien) memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang ia perlukan. Jadi, keberadaan pasar berperan penting dan fungsi untuk produsen maupun konsumen. Fungsi-fungsi pasar dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Sarana Distribusi

Beberapa barang yang diperjualbelikan di pasar dapat berasal dari luar daerah, seperti baju-baju yang dijual di pasar berasal dari pabrik-pabrik tekstil yang

berada jauh dari sayur-sayuran yang berasal dari perkebunan yang berada jauh dari pasar. Oleh karena itu, tidak sedikit penjual yang berusaha untuk dapat sampai ke pasar dalam menjual barang-barangnya, menggunakan jasa transportasi. Hal ini disebabkan karena pasar mempermudah dan memperlancar penyaluran barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Jadi, pembeli yang ingin memperoleh suatu barang dapat mencarinya di pasar. Sebaliknya dengan produsen yang ingin menjual barang-barang dagangannya, yaitu dengan memasarkan produknya di pasar.

2. Pembentuk harga

Untuk mendapatkan barang yang diinginkan, pembeli harus menyerahkan sejumlah uang yang seharga barang tersebut. Harga barang ini terbentuk atas dasar kesepakatan antara penjual dan pembeli. Di pasar tradisional, masih memungkinkan terjadinya transaksi yang menghasilkan tingkat harga yang disepakati oleh pembeli dan penjual melalui proses tawar-menawar, namun tidak demikian dengan harga barang-barang yang dijual di pasar swalayan. Oleh karena itu, dalam hal ini, fungsi pasar sebagai pembentuk harga.

3. Sarana promosi

Pasar adalah salah satu tempat penting dalam memperkenalkan suatu barang atau jasa, terutama barang atau jasa baru. Untuk menarik minat pembeli, banyak penjual atau produsen yang menggunakan pasar sebagai sarana promosi, seperti memasang spanduk promosi, poster, pamflet, dan sebagainya. Banyak atau sedikitnya orang yang tertarik untuk membeli barang atau jasa dapat dipengaruhi oleh kepandaian produsen dalam mempromosikan barang

atau jasa yang ditawarkannya tersebut, apalagi jika dikemas dalam bentuk potongan harga atau paket hemat.

4. Penyerap tenaga kerja

Di pasar, selain penjual dan pembeli, kamu dapat melihat banyak orang yang menawarkan berbagai jasa, kuli angkut barang, juru pakir yang sibuk mengatur kendaraan yang keluar atau masuk pasar, penjaga pasar, pertugas toilet umum, hingga petugas kebersihan. Keberadaan dan kegiatan dari orang-orang tersebut bergantung pada kegiatan pasar. Semakin besar dan ramai suatu pasar, maka semakin besar pula tenaga kerja yang dapat diserap atau terbentuk. Dengan demikian, pasar dapat berbentuk sebagai penyerap tenaga kerja.

5. Sumber penghasilan

Pasar mempengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat, terutama hal yang terkait dengan penghasilan. Di pasar, terdapat penjual yang merupakan bagian dari suatu masyarakat. Mereka memperoleh penghasilan dari penjual di pasar. Jadi kegiatan berjualan atau kegiatan lain di pasar, baik itu penjual, juru pakir, kuli angkut, dan sebagainya, merupakan mata pencarian utama mereka. Selain itu, pemerintah pun mendapatkan penghasilan dari pajak dan retribusi pasar (Tim Abdi Guru 2007: 225-228).

2.4.2 Pedagang Kecil

Kegiatan perdagangan dapat menciptakan kesempatan kerja melalui dua cara. Pertama, secara langsung, yaitu dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja yang benar. Kedua, secara tidak langsung, yaitu dengan perluasan pasar yang

diciptakan oleh kegiatan perdagangan disatu pihak dan pihak lain dengan mempelancarkan penyaluran dan pengadaan bahan baku (Kurniadi dan Tangkilisan, 2002: 21).

Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggungjawab sendiri dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan. Sedangkan pedagang kecil adalah pedagang yang membeli barang dan menjualnya kembali langsung kepada konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau per satuan (Sugiharsono dkk, 2000: 45).

Pedagang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dibagi atas dua yaitu: pedagang besar dan pedagang kecil. Pedagang kecil adalah pedagang yang menjual barang dagangan dengan modal yang kecil (KBBI, 2002: 230).

Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948, Pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk dijual, diserahkan, atau dikirim kepada orang atau badan lain, baik yang masih berwujud barang penting asli, maupun yang sudah dijadikan barang lain (Widodo, 2008: 285-286).

Dokumen terkait