• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.7 Pelaksanaan Fisik Pekerjaan Lanskap Orchard Walk

Kegiatan pelaksanaan fisik di area Orchard Walk dilakukan oleh PT. AR sebagai kontraktor yang bergerak di bidang lanskap. Pelaksanaan fisik dilaksanakan setelah penunjukan PT. AR, yang dahulu bernama Ahmad Rifa`i, menjadi kontraktor pelaksana di area ini. Sebelumnya proses perencanaan dan perancangan Orchard Walk dilakukan oleh sebuah konsultan lanskap yaitu PT. Lisakonsulindo. Setelah gambar kerja hasil perencanaan dan perancangan PT. Lisakonsulindo diterima oleh kontraktor, kontraktor dapat memulai pekerjaannya sesuai instruksi pihak BNR. Luas lanskap yang dikerjakan adalah 1737, 17 m2.

Pelaksanaan pekerjaan lanskap ini dilakukan tanpa harus menunggu Surat Perjanjian Kerja (SPK) diterbitkan ke tangan kontraktor. Hal ini dikarenakan alasan yang sama dengan pada saat pembangunan lanskap Cluster Padma Nirwana, yaitu pekerjaan kontraktor yang sangat banyak di kawasan BNR. Kontraktor merupakan kontraktor tunggal untuk pekerjaan lanskap kawasan BNR, mulai dari pekerjaan perancangan taman, pelaksanaan sampai pemeliharaan taman. Pelaksanaan pekerjaan lanskap di Orchard Walk dapat dibagi menjadi beberapa area yaitu area arcade, area mall dan area parkir.

54 Pelaksanaan pekerjaan lanskap dilaksanakan dibawah pengawasan CBDO, divisi Project Control Management (PCM), dan divisi Planning and Design

dengan bantuan mahasiswa magang IPB sebagai supervisor lapang. Mahasiswa magang bertugas untuk melakukan pengawasan pekerjaan lanskap, pengecekan spesifikasi tanaman yang disediakan oleh kontraktor serta pencatatan progress

pekerjaan penanaman yang telah dilakukan oleh kontraktor dengan menggunakan lembar pencatatan progress penanaman (Lampiran 3). Mahasiswa magang tidak diserahkan wewenang untuk melakukan teguran kepada kontraktor. Mahasiswa magang hanya pelapor hasil pekerjaan lanskap di lapangan oleh kontraktor kepada divisi Planning and Design. Pihak kontraktor juga menugaskan seorang mandor lapangan untuk mengawasi pekerjaan lanskap yang dilaksanakan.

Pelaksanaan pekerjaan lanskap merupakan tahap lanjutan dari tahap perencanaan dan perancangan lanskap. Sehingga pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan harus berdasarkan gambar kerja hasil perencanaan dan perancangan lanskap. Namun, kenyataan di lapangan banyak sekali design yang berbeda dengan gambar kerja (shop drawing). Jenis tanaman yang disediakan oleh kontraktor pun berbeda dengan gambar kerja dari PT. Lisakonsulindo. Kontraktor seperti memiliki design sendiri untuk pelaksanaan lanskap pada beberapa area. Berdasarkan hasil wawancara, kontraktor beralasan bahwa design yang mereka buat merupakan perintah dari pihak BNR yaitu dari CBDO. Ketika design yang dibuat oleh konsultan diaplikasikan di lapangan, CBDO yang memeriksa ke lapangan kurang setuju dengan design tersebut dikarenakan design monoton dan kurang indah. Kemudian CBDO memerintahkan kontraktor untuk menambahkan vegetasi yang dapat menimbulkan suasana yang lebih indah dan berbunga. Selain dilakukan penambahan vegetasi, terkadang CBDO juga memerintahkan kontraktor untuk merubah design dan bahkan bila perlu dilakukan pembongkaran tanaman yang dinilai kurang cocok, kemudian diganti tanaman yang lebih sesuai. Hal seperti ini seharusnya tidak akan terjadi jika adanya koordinasi yang lebih

intense antara pihak BNR, pihak konsultan dan pihak kontraktor.

Pelaksanaan pekerjaan lanskap ini dimulai dari penanaman pada area parkir yang terletak di dekat waterpark The Jungle. Kemudian dilakukan penanaman pohon peneduh pada area parkir yang terletak dekat rencana

pembangunan Hotel Aston. Pohon peneduh yang ditanam di area ini adalah pohon Trembesi (Samanea saman), sedangkan pada gambar kerja dari konsultan pohon peneduh yang digunakan adalah pohon Pulai (Alstonia scholaris). Alasan dari perubahan ini adalah pihak CBDO menginginkan pohon yang memiliki tajuk yang lebar sebagai peneduh sehingga digunakan Trembesi. Setelah itu dilakukan penanaman pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Trembesi (Samanea saman) di area Orchard Walk Arcade. Penanaman pohon peneduh pada awal pembangunan area Orchard Walk ini dimaksudkan agar ketika area Orchard Walk telah terbangun dan siap beroperasi, pohon peneduh tersebut sudah besar dan rindang sehingga dapat memenuhi fungsinya sebagai peneduh. Penanaman dilanjutkan dengan penanaman 5 Palem Kurma (Phoenix dactalyfera) pada tangga belakang Orchard Walk Mall. Penanaman juga dilakukan pada bagian tengah Orchard Walk Mall, yaitu penanaman 8 Palem Washington (Washingtonia robusta). Kemudian dilakukan penanaman 8 Palem Sadeng (Livistona chinensis) pada bagian depan Orchard Walk Mall.

Pembongkaran tanaman dilakukan pada area parkir yang terletak dekat rencana pembangunan Hotel Aston dan pada tangga belakang Orchard Walk Mall. Tanaman yang dibongkar pada area parkir adalah Trembesi (Samanea saman). Terdapat 15 pohon Trembesi yang dibongkar karena mati. Matinya Trembesi disebabkan oleh busuknya akar karena lubang tanam yang terlalu dalam. Kemudian Trembesi yang mati dibawa ke tempat penampungan tanaman dan diganti dengan tanaman yang baru. Sedangkan tanaman yang diganti pada tangga Orchard Walk Mall adalah 2 Palem Kurma (Phoenix dactalyfera). Tanaman yang mati kemudian dibawa ke tempat penampungan. Penanaman pada bagian sayap depan dari Orchard Walk Mall dilakukan bersamaan dengan penanaman pada

welcome area. Sayap depan Orchard Walk Mall didominasi oleh Tabebuia (Tabebuia sp.), sedangkan welcome area didominasi oleh Palem Washington (Washingtonia robusta).

Kendala yang terdapat pada pelaksanaan pekerjaan lanskap di Orchard Walk ini adalah tidak adanya jadwal karena pelaksanaan pekerjaan lanskap harus menunggu selesainya pekerjaan bangunan. Bila pekerjaan lanskap dikerjakan sebelum kontraktor bangunan menyelesaikan pekerjaannya, resiko kerusakan

56 tanaman sangatlah besar karena terkena pekerjaan bangunan. Sebaiknya kontraktor membuat jadwal pekerjaan yang rinci sebagai acuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. agar pekerjaan lebih efektif dan efisien. Selain itu, dengan adanya jadwal maka dapat dilakukan perbandingan progress pekerjaan kontraktor, salah satunya melalui kurva s. Tidak adanya standar penampilan yang ditetapkan pihak BNR selaku owner dan pengelola menjadikan sulitnya kegiatan evaluasi untuk menilai kegiatan penanaman yang dilakukan kontraktor di lapangan.

Proses pelaksanaan pekerjaan Orchard Walk diawali dengan tahapan pengadaan jenis tanaman sesuai dengan hasil design dan penyimpananannya. Setelah tanaman yang diperlukan tersedia, dilakukan pekerjaan pembersihan lahan yang dilanjutkan oleh pematokan dan pembentukan lahan. Jika lahan sudah terbentuk sesuai dengan design yang dibuat, selanjutnya dilakukan pekerjaan penanaman. Penanaman yang pertama kali dilakukan adalah penananaman pohon besar kemudian dilakukan penanaman semak, perdu dan groundcover.

4.7.1 Pengadaan Tanaman dan Penyimpanan

Proses pengadaan tanaman sama dengan proses pengadaan tanaman pada

Cluster Padma Nirwana. Tanaman diambil dari nurseri PT. AR yang terletak di Jalan Gunung Sindur, Parung. Pengangkutan tanaman dilakukan dengan menggunakan truk. Pengangkutan tanaman dilakukan dengan sangat berhati-hati, khususnya pada pohon besar, karena ada resiko rusaknya bola akar dan tajuk jika tanaman diletakkan berhimpitan.

Setelah tanaman diangkut dari nurseri, tanaman disimpan di tempat penampungan yang terletak di Cluster Bayu Nirwana. Pohon besar diturunkan dengan menggunakan ”takel” yaitu sejenis katrol untuk mengangkut tanaman. Rumput yang telah diangkut dari nurseri kemudian ditanam di tempat penyimpanan (Gambar 15a). Apabila dibutuhkan untuk penanaman, rumput dapat diambil dan dibawa ke lokasi penanaman.

Dengan tanaman yang tersedia dalam jumlah yang cukup banyak pada penampungan, pengadaan tanaman dapat dilakukan dengan mengambil tanaman pada tempat penampungan, khususnya apabila terjadi kejadian yang tidak terduga seperti matinya Trembesi pada area parkir. Selain untuk menghemat waktu dan

efisiensi tenaga dan biaya, penyimpanan tanaman pada penampungan ini juga memberikan nilai tambah pada area penampungan tersebut karena sebelumnya area ini hanyalah lahan kosong. Namun jumlah tanaman yang disimpan pada tempat penampungan sebaiknya tidak terlalu banyak untuk mencegah terjadinya kematian pada tanaman bila tanaman tidak diberi perawatan.

(a) (b)

Gambar 15. Penanaman rumput pada tempat penampungan (a) dan tanaman yang diambil dari tempat penampungan (b)

4.7.2 Pekerjaan Pembersihan Lahan

Pekerjaan selanjutnya setelah pengadaan tanaman dan penyimpanan adalah pekerjaan pembersihan lahan yang akan ditanami. Pekerjaan pembersihan lahan bertujuan untuk membersihkan lahan dari rumput, tanaman liar, sampah, batu dan puing bangunan sehingga lahan siap untuk ditanami. Pekerjaan pembersihan lahan ini dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul, sekop, pengki dan keranjang sampah.

Kendala yang dihadapi pada pekerjaan pembersihan lahan di Orchard Walk adalah banyaknya sampah dan puing bangunan (Gambar 16a). Sampah sebagian besar berasal dari pengunjung waterpark The Jungle yang membuang sampah begitu saja di dekat bus mereka yang terparkir di sekitar area Orchard Walk. Sedangkan puing bangunan berasal dari pembangunan Orchard Walk

Arcade dan Orchard Walk Mall. Kendala ini menjadikan pekerja lanskap harus bekerja ekstra untuk membersihkan lahan secepat mungkin.

Sampah dan puing bangunan yang telah dikumpulkan kemudian dibuang ke tempat penampungan sampah. Pada beberapa area, batu besar yang terdapat pada kondisi existing lahan dimanfaatkan sebagai ornamen taman. Contohnya

58 adalah pada taman sayap kiri bangunan Orchard Walk Mall dan pada welcome area. Penggunaan batu besar ini, selain sebagai ornamen, juga berfungsi untuk menutupi bak kontrol dari bangunan yang terdapat pada taman. Bak kontrol tidak dibuat mati dengan tujuan agar dapat dilakukan maintenance.

(a) (b)

Gambar 16. Kondisi existing salah satu bagian taman sayap kanan Orchard Walk

Mall (a) dan proses pembersihan lahan pada sayap kanan Orchard Walk Mall (b) Kapasitas kerja untuk pekerjaan pembersihan lahan di area ini adalah 8,67 m2/jam. Nilai kapasitas kerja ini jauh lebih rendah dari nilai kapasitas kerja pembersihan lahan di Cluster Padma Nirwana karena pada area ini banyak terdapat sampah, batu dan puing bangunan selain tanaman liar yang harus disingkirkan.

4.6.2 Pematokan dan Pembentukan Lahan

Setelah lahan dibersihkan dari tanaman liar, sampah, batu dan puing bangunan, kemudian dilakukan pekerjaan pematokan lahan. Proses pematokan lahan ini diawali dengan pekerjaan pengukuran lahan. Pengukuran lahan ini bertujuan untuk menentukan jarak tanam tanaman dan menyesuaikan luasan lahan dengan gambar kerja. Pekerjaan pengukuran dilakukan secara manual dengan menggunakan rol meter dan tali rafia.

Pematokan lahan dilakukan setelah pengukuran. Pekerja lanskap mengukur lahan menggunakan rol meter, kemudian titik-titik yang rencananya akan ditanami pohon diberi patok bambu (Gambar 17a). Pematokan ini juga bertujuan untuk memberi batas pola untuk penanaman semak dan groundcover.

Penentuan titik tanam dilakukan dengan menentukan titik yang menjadi patokan/acuan pada shop drawing terlebih dahulu. Titik acuan ini dipilih yang paling mudah ditentukan di lapangan. Kemudian dilakukan penentuan titik acuan di lapangan. Setelah itu titik acuan diberi tanda berupa patok. Titik tanam di lapangan diukur dengan menggunakan meteran berdasarkan jaraknya dari titik acuan. Pengukuran jarak ini mengacu pada shop drawing.

Proses pembentukan lahan dilakukan setelah pemberian patok pada lahan. Lahan yang telah diberi patok diurug tanah subur/top soil yang diambil dari

Cluster Padma Nirwana dan dari tanah di sekitar area Orchard Walk (Gambar 17b). Pengangkutan tanah dari Cluster Padma Nirwana dilakukan dengan menggunakan mobil pick up. Setelah diurug tanah subur, kemudian dilakukan perataan dan pemadatan tanah. Lanskap yang akan dibangun pada area Orchard Walk direncanakan tidak terdapat bentukan-bentukan kontur seperti yang ada pada lanskap Cluster Padma Nirwana.

(a) (b)

Gambar 17. Proses pengukuran dan pematokan lahan pada welcome area Orchard Walk Mall (a) dan pekerjaan pengurugan tanah subur pada welcome area Orchard

Walk Mall (b)

Penentuan titik tanam dengan metode yang dilakukan kontraktor dinilai kurang efektif karena tidak jarang titik tanam yang ditentukan di lapangan tidak sesuai dengan titik tanam pada shop drawing. Namun hal tersebut di lapangan tidak menimbulkan masalah yang cukup besar karena pola penanaman tanaman di area ini didominasi oleh pola organik dan tidak beraturan. Sulistyantara (2006) mengatakan bahwa sebaiknya untuk mendapatkan ketepatan yang lebih tinggi

60 dalam penentuan titik tanam di lapangan dapat digunakan sistem grid. Pada shop drawing dibuat grid dengan ukuran tertentu. Kemudian di lapangan dibuat grid dengan ukuran yang sama pada peta setelah disesuaikan skalanya. Pembuatan grid ini dapat dilakukan dengan menggunakan patok bambu dan tali rafia. Dengan sistem grid ini, akurasi penentuan titik tanam lebih tinggi.

Pengurugan tanah subur berfungsi sebagai media tanam yang baik untuk tanaman yang akan ditanam pada lahan tersebut. Perataan dan pemadatan tanah dilakukan secara manual dengan menggunakan cangkul. Idealnya sebelum proses pengurugan tanah, batu-batu besar yang terdapat pada lahan disingkirkan pada tahap pembersihan lahan karena dapat mengganggu pertumbuhan akar. Kontraktor kadang tidak melakukan pembersihan batu-batu yang cukup besar dengan alasan batu tersebut digunakan sebagai drainase agar air dapat meresap dengan baik dan tidak menggenang pada dasar tanah. Namun, batu-batu yang dibiarkan berukuran cukup besar sehingga dapat beresiko merusak perakaran tanaman, khususnya pada pohon. Sebaiknya dipilih batu dengan ukuran yang lebih kecil yang tidak menghambat perakaran tanaman. Dengan pemilihan batu yang berukuran lebih kecil, akar pohon tidak terhambat pertumbuhannya dan resapan air ke dalam tanah dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menyebabkan genangan air pada dasar tanah yang dapat menyebabkan busuknya akar tanaman.

4.6.3 Penanaman Pohon

Idealnya pekerjaan penanaman pohon dilakukan setelah pekerjaan pembersihan lahan, pematokan dan pembentukan lahan selesai dikerjakan. Hal ini dimaksudkan agar lahan yang akan ditanami disiapkan terlebih dahulu sehingga penanaman tanaman yang dilakukan pada tahap selanjutnya akan memberikan hasil yang optimal. Namun pada beberapa area, kontraktor melakukan penanaman pohon sebelum dilakukan pembentukan lahan. Hal ini dinilai kurang efektif karena lahan belum ditambahi tanah subur /top soil sedangkan tanah pada lahan yang akan ditanami memiliki tingkat kesuburan yang lebih rendah dibandingkan tanah urugan.

Pekerjaan penanaman pohon dilakukan berdasarkan titik-titik tanam yang telah ditandai dengan patok. Penanaman pohon diawali dengan pembuatan lubang

tanam. Lubang tanam yang dibuat berukuran 80cm x 80cm x 60cm untuk pohon besar seperti Trembesi (Samanea saman), Sengon (Paraserianthes falcataria), Palem Sadeng (Livistona chinensis) dan Palem Washington (Washingtonia robusta). Setelah dibuat lubang tanam, kemudian pohon dimasukkan ke dalam lubang tanam secara hati-hati. Kemudian lubang tanam diisi kembali dengan tanah dan diberi steiger/penahan dari bambu dengan ukuran 150 cm yang ditanam ke dalam tanam sedalam 50 cm. Pemasangan steiger bertujuan untuk menopang tanaman agar tidak roboh, karena selain akar tanaman yang belum kuat menahan bobotnya sendiri, kecepatan angin di area pekerjaan cukup kuat untuk membuat posisi pohon menjadi miring. Oleh karena itu, pemasangan steiger harus diperhatikan agar posisinya kokoh dan menopang bobot tanaman dengan baik.

Pada penanaman pohon di bagian tengah dan teras depan Orchard Walk

Mall, pembuatan lubang tanam dilakukan dengan cara pembobokan dengan menggunakan linggis karena titik yang akan ditanami telah dilakukan pengecoran (Gambar 18a). Seharusnya ada koordinasi antara kontraktor lanskap dengan kontraktor bangunan sehingga kontraktor bangunan dapat menyediakan lubang tanam bagi kontraktor lanskap, sehingga tidak perlu melakukan pembobokan pada area yang telah di cor.

Bagian teras depan dari Orchard Walk Mall ditanami oleh 8 Palem Sadeng (Livistona chinensis) (Gambar 18c). Pada bagian tengah Orchard Walk Mall

ditanami oleh 8 Palem Washington (Washingtonia robusta). Sebelum ditanam di teras depan, Palem Sadeng ditanam di bagian tengah Orchard Walk Mall. Hal ini dilakukan karena Palem Washington yang diperlukan untuk bagian tengah belum tersedia. Penanaman sementara Palem Sadeng ini juga dimaksudkan agar tanaman tidak mati apabila dibiarkan begitu saja di tempat penampungan tanpa ditanami. Penurunan Palem Washington dari truk dilakukan dengan menggunakan

takel/katrol (Gambar 18b). Pada penanaman Palem Washington ini terjadi perbedaan spesifikasi tanaman yang disediakan oleh kontraktor dengan spesifikasi tanaman menurut konsultan. Palem Washington yang disediakan oleh kontraktor memiliki spesifikasi tinggi 8 m, sedangkan berdasarkan spesifikasi konsultan, Palem Washington yang akan ditanam memiliki tinggi 4 m. Hal ini dikarenakan pihak CBDO meminta kepada kontraktor untuk menyediakan spesifikasi tanaman

62 yang tinggi. Pada awal penanaman, seluruh jenis palem tersebut diikat tajuknya dengan tujuan untuk mengurangi penguapan, karena akar tanaman belum stabil sehingga belum dapat mencari sumber air.

Welcome area Orchard Walk Mall juga ditanami oleh 10 Palem Washington (Lampiran 7). Sedangkan pada bagian tangga belakang Orchard Walk

Mall ditanami oleh 5 Palem Kurma (Phoenix dactalyfera). Palem kurma yang akan ditanam diangkut dengan cara dipanggul oleh pekerja, kemudian bagian tangga diberi alas berupa karung-karung yang berisi pupuk. Pemberian alas ini dimaksudkan untuk memudahkan pengangkutan palem kurma yang memiliki bobot yang berat. Pengangkutan dengan dipanggul akan mengalami kesulitan ketika menuruni tangga, maka tangga diberi alas agar tanaman dapat diturunkan dan dimasukkan ke bak tanaman dengan lebih mudah (Gambar 18d).

(a) (b)

(c) (d)

Gambar 18. Pembobokan lubang tanam pada bagian tengah Orchard Walk Mall

(a), Pengangkutan Palem Washington dengan menggunakan takel (b), Penanaman Palem Sadeng pada teras depan Orchard Walk Mall (c), dan Penanaman Palem

Pada Orchard Walk Arcade, penanaman yang dilakukan adalah penanaman pohon peneduh pada pedestrian track. Pohon yang ditanam adalah jenis pohon Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Trembesi (Samanea saman). Penanaman juga dilakukan pada bagian belakang Orchard Walk Arcade yang berbatasan dengan Cluster Padma Nirwana dan Tirta Nirwana. Pada bagian belakang ini akan ditanami oleh Bambu Pagar (Bambusa vulgaris) yang berfungsi sebagai screen. Namun penanaman Bambu Pagar ini belum sempat terlaksana hingga kegiatan magang berakhir. Terdapat 54 pohon Trembesi dan 44 pohon Sengon yang ditanam pada Orchard Walk Arcade. Idealnya terdapat gambar titik penanaman pohon (planting plan) untuk Orchard Walk Arcade ini, namun pada kenyataannya planting plan hanya ada untuk Orchard Walk Mall. Penentuan titik tanam ini berguna bagi pihak BNR dalam pemasangan lighting pada area tersebut. Pekerjaan penanaman pohon ini dicatat dalam lembar pencatatan progress

pekerjaan. Lembar pencatatan progress penanaman dibuat berdasarkan zona-zona yang terdapat pada gambar kerja dari PT. Lisakonsulindo. Pada lembar pencatatan ini tercantum jenis tanaman, zona yang diamati, spesifikasi tanaman, jumlah tanaman sesuai design, jumlah tanaman yang telah tertanam, dan urutan minggu dalam 1 bulan (Lampiran 17). Lembar pencatatan ini dilaporkan setiap bulannya kepada Kepala Divisi Planning and Design sebagai pegangan mereka atas

progress pekerjaan lanskap yang telah dilakukan oleh kontraktor. Klasifikasi tanaman yang dilakukan pada lembar ini adalah berdasarkan klasifikasi yang dilakukan konsultan pada shop drawing. Menurut Carpenter et al (1975), tanaman di klasifikasikan menjadi pohon, perdu, semak, herba dan penutup tanah (groundcover). Pada shop drawing vegetasi hanya diklasifikasikan menjadi pohon dan semak. Jenis-jenis groundcover seperti Axonopus compressus dwarf pun masuk ke dalam kategori semak pada shop drawing dari konsultan. Dalam kkasifikasi menurut Carpenter, Axonopus compressus dwarf masuk ke dalam kategori groundcover atau penutup tanah.

Kapasitas kerja penanaman pohon di area ini adalah 0,3 pohon/jam. Nilai kapasitas kerja ini lebih rendah dari nilai kapasitas kerja penanaman pohon di

Cluster Padma Nirwana. Hal ini dikarenakan area ini berbatasan langsung dengan area waterpark sehingga banyak pengunjung yang lalu lalang di area ini sehingga

64 pekerjaan penanaman menjadi terganggu. Banyaknya pengunjung ini juga membuat mobilitas kendaraan pengangkut pohon menjadi terhambat.

4.6.3 Penanaman Perdu, Semak dan Groundcover

Setelah penanaman pohon, pekerjaan penanaman dilanjutkan dengan penanaman perdu, semak dan groundcover. Penanaman perdu, semak dan

groundcover dilakukan dengan mengikuti pola yang telah ditetapkan pada tahap pekerjaan pematokan lahan. Perdu yang mendominasi area Orchard Walk ini adalah Euphorbia milii dan Kamboja Merah (Plumeria rubra) (Lampiran 8). Sedangkan semak yang ditanam pada area ini didominasi oleh Bugenvil (Bougainvillea sp.). Nasrullah et al. dalam Sulistyantara (2006) menyatakan bahwa Bugenvil merupakan salah satu jenis tanaman yang efektif dalam menyerap polutan. Rumput di seluruh area Orchard Walk adalah Rumput Gajah Mini (Axonopus compressus dwarf).

Banyak terdapat perbedaan dalam jenis perdu, semak dan groundcover

yang ditanam di area Orchard Walk ini dengan gambar kerja yang dibuat oleh konsultan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kontraktor, perbedaan ini dikarenakan hasil design dari konsultan kurang memberikan kesan yang indah dan berwarna sehingga pada saat penanaman di lapangan, CBDO kurang puas dan meminta kepada kontraktor untuk menambahkan jenis tanaman yang lebih indah dan berwarna. Oleh karena itu kontraktor menambahkan jenis perdu, semak dan

groundcover yang lebih indah dan memiliki daun dan bunga yang berwarna indah pada saat penanaman di lapangan.

Proses penanaman semak diawali dengan persiapan media tanam. Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah/top soil, sekam dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1:1. Kemudian dilanjutkan dengan pembuatan lubang tanam sedalam ± 30 cm. Selanjutnya tanaman dikeluarkan dari polybag dan dimasukkan ke dalam lubang tanam dan lubang tanam diisi kembali dengan tanah (Gambar 18a). Proses penanaman perdu dilakukan dengan tahap yang hampir sama, namun untuk ukuran lubang tanam berbeda tergantung besar akarnya. Pada penanaman perdu, setelah lubang tanam diisi kembali, kemudian perdu yang berukuran cukup besar seperti Kamboja Merah diberi penahan/steiger agar kokoh.

Jenis groundcover yang terlihat mendominasi di area Orchard Walk Mall

adalah Ubi-ubian (Ipomoea batatas). Tanaman ini ditanam dengan jarak yang cukup renggang, yaitu sekitar 30-40 cm, karena pertumbuhan tanaman yang sangat tinggi sehingga tanaman dapat rimbun dalam waktu yang cukup cepat. Pola penanaman dibuat secara zigzag dengan tujuan agar tanaman dapat menutupi secara keseluruhan (Gambar 19).

Penanaman rumput di area Orchard Walk ini dilakukan dengan