• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teori

4. Pemasaran

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan hidupnya untuk berkembang dan mendapatkan laba. (Basu Swasta dan Irawan, 2005: 5)

Definisi pemasaran menurut Philip Kotler yang diterjemahkan oleh Wilhelmus W Bakowatun (1997: 5 ) adalah: “Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran”. Sedangkan definisi pemasaran yang paling luas, yang dapat menerangkan secara jelas arti pentingnya pemasaran dikemukakan oleh W. J. Stanton ( 1984: 7 ) adalah sebagai berikut:

Merketing is a total system of business activities desineg to plan, price, promote, and distribute want satisfying goods and services to present and potential customers.

Dari definisi diatas dapat diketahui bahwa pemasaran sebagai salah satu bidang manajeme n yang merupakan kegiatan menonjol dalam sistem bisnis yang dilakukan oleh para pengusaha untuk mempertahankan kehidupan perusahaannya sekaligus mendapatkan laba.

Pemasaran melebihi fungsi bisnis apapun yang berurusan dengan pelanggan. Menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan merupakan inti dari pemikiran pemasaran modern dalam praktik. Dua tujuan utama pemasaran adalah menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan saat ini dengan memberikan kepuasan. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut. Kegiatan ini meliputi pada semua kegiatan yang ada, seperti kegiatan personalia, produksi, keuangan, riset dan pengembangan, serta fungsi–fungsi lainnya. Penggunaan konsep pemasaran bagi sebuah perusahaan dapat menunjang berhasilnya bisnis yang dilakukan. Sebagai falsafah bisnis, konsep pemasaran tersebut disusun dengan memasukkan tiga elemen pokok, yaitu: orientasi konsumen/ pasar/ pembeli, volume penjualan yang menguntungkan, koordinasi dan integrasi seluruh kegiatan pemasaran dalam perusahaan.

Konsep pemasaran menurut Basu Swastha dan Irawan (2005: 10) adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Adapun hal–hal yang berkaitan dengan pemasaran antara lain, sebagai berikut: (Basu Swasta dan Irawan, 2005: 79)

a. Strategi Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuh kebutuhan yang bersangkutan. Menurut Basu Swastha (1990: 165) Produk adalah suatu sifat yang komplek, baik dapat diraba maupun tak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan kebutuhannya.

Adapun strategi produk adalah suatu strategi yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan yang berkaitan dengan produk yang dipasarkannya. Strategi produk sebenarnya tidak hanya berkaitan dengan produk yang dipasarkan akan tetapi berhubungan pula dengan hal–hal atau atribut lain yang melekat pada produk tersebut misalnya bungkus, merk, label dan sebagainya. Hal ini disebabkan karena pengertian produk itu meliputi hal – hal serta atribut diatas, (Indriyo G, 1994: 175).

Perbedaan atribut antara produk yang satu dengan yang lain itu akan menimbulkan perbedaan persepsi konsumen terhadap berbagai produk yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan. Dengan berbeda– bedanya persepsi dari para konsumen itulah maka terjadi pilihan yang berbeda terhadap produk yang ada di pasaran. Strategi produk yang telah dilakukan perusahaan haruslah selalu dievaluasi apakah hasil produknya telah sesuai atau cocok dengan keinginan konsumen.

Dalam dunia bisnis yang makin penuh persaingan maka perencanaan strategi produk menduduki posisi yang sangat

menentukan terhadap keunggulan persaingan yang dimiliki perusahaan itu. Strategi produk yang tepat akan menempatkan perusahaan dalam posisi persaingan yang lebih unggul dari pesaingnya. Hal ini disebabkan karena strategi yang tepat akan menciptakan kondisi bahwa produk yang dipasarkannya itu akan dapat menjual dirinya sendiri. Produk yang semacam itu akan dicari konsumen, dan perusahaan tidak perlu repot untuk memasarkannya. Oleh kerena itu maka strategi produk haruslah dilaksanakan dengan seoptimal mungkin sesuai dengan sumber daya yang dimiliki perusahaan.

Adapun produk dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok utama, yaitu: (Basu Swasta dan Irawan, 2005: 181)

1) Barang

Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga dapat dilihat, diraba, dipegang, disimpan dan perlakuan fisik lainnya.

2) Jasa ( servise )

Jasa merupakan aktivitas manfaat atau kepuasan yang ditawarkan penjual, dan tidak berwujud. Pelayanan jasa diutamakan harus menjaga mutu, kredibilitas perusahaan pemberi jasa dan mudah menyesuaikan perkembangan.

Setiap pembelian suatu barang biasanya disertai dengan adanya jaminan dari perusahaan. Adapun jaminan (garansi) adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas produknya kepada

konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti rugi bila ternyata produk tidak sesuai dengan yang dijanjikan. Salah satu bentuk bentuk jaminan itu adalah kualitas produk. Dengan adanya perkembangan teknologi para produsen akan berusaha untuk menjaga reputasinya. Salah satu usaha untuk menjaga reputasi itu dilakukan dengan menjaga dan terus meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Kualitas merupakan tingkat pemuasan suatu barang. Kualitas produk dipengaruhi oleh faktor–faktor yang akan menentukan bahwa suatu barang akan dapat memenuhi tujuannya. Faktor tersebut adalah:

1) Fungsi suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan. Sehingga barang tersebut benar–benar dapat memenuhi fungsinya.

2) Wujud luar, Faktor ini meliputi bentuk, warna, susunan dan lain- lain.

3) Biaya dan harga suatu barang umumnya dapat menentukan mutu barang tersebut. Hal ini terlihat dari barang–barang yang mempunyai harga mahal dapat menunjukkan mutu barang tersebut rela tif baik, demikian pula sebaliknya. Namun hal itu tidak selalu benar, karena kadang terjadi harga dari suatu barang lebih tinggi dari nilai sebenarnya.

b. Distribusi

Setelah produk yang dihasilkan didesain dengan baik, disertai dengan penetapan harga yang menarik, serta upaya promosi yang gencar belum tentu menjamin keberhasilan pemasaran. Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan kegiatan untuk menyalurkan produk kepada konsumen secara cepat dan tepat. Kegiatan untuk menyalurkan barang atau produk kepada konsumen disebut kegiatan distribusi.

Distribusi merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk menyalurkan, menyebarkan, mengirimkan serta menyampaikan barang yang dipasarkannya itu kepada konsumen. Oleh karena itu maka diperlukan adanya penya lur. Penyalur yang diperlukan tersebut ada yang merupakan milik perusahaan yang memasarkan barang itu sendiri, akan tetapi banyak pula penyalur yang bukan milik perusahaan.

Saluran distribusi yang terlalu panjang menyebabkan terlalu banyak mata rantai yang terlibat dan menimbulkan biaya yang terlalu besar, kemudian menyebabkan harga mahal. Sedangkan saluran distribusi yang terlalu pendek kurang efektif untuk penyebarluasan produk ketangan konsumen. Saluran pemasaran adalah himpunan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa yang siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial (Harper W. Boy: 1997, 32).

Saluran distribusi menghubungkan para pemasok dan produsen dengan konsumen.

Perusahaan merancang saluran distribusi untuk memenuhi satu atau lebih dari tujuan berikut: (Harper W. Boy, Dkk, 1997 : 42)

1) Ketersediaan produk

Tujuan terpenting saluran distribusi adalah membuat produk tersedia dengan mudah bagi konsumen yang ingin membelinya. 2) Upaya promosi

Tujuan saluran distribusi umum yang lain adalah mendapatkan dukungan promosi dari anggota saluran distribusi untuk produk perusahaan, meliputi penggunaan media lokal, penataan dalam toko, kerjasama pada peristiwa – peristiwa promosi tertentu.

3) Pelayanan konsumen

Anggota saluran distribusi juga memainkan peranan yang krusial dalam menyajikan pelayanan pasca penjualan. Pelayanan yang segera dan layak merupakan sasaran saluran disribusi yang penting, khususnya untuk membuat barang – barang kons umen tahan lama. 4) Informasi pasar

Karena kedekatannya dengan pasar, perantara kerap kali dapat diandalkan untuk mendapatkan informasi umpan balik yang cepat dan akurat untuk hal–hal seperti trend penjualan, tingkat persediaan serta tindakan pesaing.

5) Efektifitas biaya

Efektifitas biaya saluran distribusi mendapatkan perhatian khusus untuk bisnis yang menerapkan strategi penganalisa atau penahan berbiaya rendah.

a) Alasan Digunakan Perantara

Meskipun penggunaan perantara berarti melepaskan sebagian kekuatan atas bagaimana dan kepada siapa barang itu dijual, namun tidak sedikit produsen yang menyerahkan sebagian dari tugas penjualan kepada perantara. Alasan digunakan perantara, antara lain adalah:

(1) Banyak perusahaan yang tidak mempunyai sumber dana untuk dapat menjalankan program pemasaran secara langsung.

(2) Pemasaran langsung mengharuskan produsen untuk menjadi perantara bagi barang–barang komplomenter yang dihasilkan perusahaan lain, agar dapat dicapai efisiensi distribusi masal. (3) Produsen yang mempunyai modal cukup untuk menyalurkan

sendiri hasil produksinya, seringkali dapat memperoleh penerimaan lebih banyak apabila dana tersebut untuk menambah investasi di bidang lain. (Radiosunu:1986,161)

b) Jenis–Jenis Saluran Distribusi

Untuk menyalurkan, menyebarkan dan menyampaikan barang– barang secara cepat dan tepat, tentu saja harus diketahui dimana tempat konsumen berada. Tempat dimana konsumen itu berada akan

sangat tergantung dari jenis yang dipasarkannya. Apabila kita memasarkan barang konsumsi maka konsunen akan berada di semua tempat atau menyebar, karena pembelinya adalah perorangan. Lain halnya dengan barang industri dimana pembelinya adalah perusahaan sehingga dalam hal ini calon pembelinya tidak menyebar akan tetapi hanya berada di tempat tertentu saja, dan jumlahnya tak sebanyak dibandingkan barang konsumsi. Perbedaan sifat barang konsumsi dan barang industri menuntut cara dan strategi distribusi yang berbeda. Bagi barang konsumsi tentu diperlukan cara atau metode distribusi menyebar sedangkan untuk barang industri harus dengan distribusi yang terfokus atau terkonsentrasi.

Berikut ini jenis–jenis saluran distribusi menurut Indriyo Gitosudarmo (1994, 254):

(1) Distribusi intensif

Merupakan cara distribusi dimana barang yang dipasarkan diusahakan agar dapat menyebar seluas mungkin sehingga dapat secara intensif menjangkau semua konsumen itu berada. Karena barang konsumsi lokasi konsumennya menyebar maka dalam distribusi intensif ini harus digunakan banyak sekali penyalur baik yang besar maupun yang kecil, sehingga dapat menyebarkan barang tersebut hingga menjangkau secara intensif seluruh konsumennya yang menyebar itu.

(2) Distribusi selektif

Merupakan cara distribusi dimana barang–barang yang disalurkan oleh beberapa penyalur saja yang terpilih atau selektif. Dalam hal ini jumlah penyalurnya sangat terbatas. Untuk membatasi jumlah penyalur tersebut biasanya diadakan seleksi oleh perusahaan yang memasarkan barang tersebut. Distribusi jenis ini pada umumnya dapat berjalan secara efektif untuk menyalurkan barang jenis industri atau barang konsumsi jenis

shopping goods (pelengkap) atau barang mewah (specialty goods), tetapi tidak akan efektif apabila diterapkan untuk menyalurkan barang konvenien atau kebutuhan sehari–hari. (3) Distribusi eksklusif

Merupakan bentuk penyaluran yang hanya menggunakan penyalur yang sangat terbatas jumlahnya, bahkan pada umumnya hanya ada satu penyalur tunggal untuk satu daerah tertentu. Bentuk distribusi eksklusif ini pada umumnya berjalan efektif untuk menyalurkan barang mewah ataupun barang industri yang bersifat khusus pula.

c) Lembaga Saluran Distribusi

Terdapat empat kategori besar lembaga saluran, yaitu: (Harper W. BoyD, JR, dkk: 1997,36)

(1) Grosir barang dagangan

Mengambil posisi sebagai pemilik atas barang yang mereka tangani, terutama menjual kepada penj ual atau pengecer, konsumen industrial atau komersial dari pada konsumen individual.

(2) Perantara agen

Meliputi perwakilan manufaktur dan pialang, juga menjual kepada pedagang, konsumen industrial dan komersial, tetapi tidak mengambil posisi sebagai pemilik untuk barang tersebut. Biasanya mengkhususkan diri pada fungsi penjualan serta mewakili klien perusahaan manufaktur atas dasar komisi.

(3) Pengecer

Menjual barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi, bukan bisnis. Biasanya me ngambil

posisi sebagai pemilik untuk barang–barang yang mereka tangani. mendapatkan laba dari perbedaan harga yang dibayar untuk barang tersebut dengan harga yang diterima dari konsumen.

(4) Agen pendukung

Meliputi agen periklanan, perusahaan riset pemasaran, agen penagihan, perusahaan pengangkutan, mengkhususkan pada satu atau lebih fungsi pemasaran, bekerja berdasarkan bayaran atas jasa untuk membantu kliennya menjalankan fungsi tersebut secara lebih efektif dan efisien.

d) Penggolongan Distribusi

Menurut Basu Swasta dan Irawan (2005: 296) adalah sebagai berikut:

(1) Barang konsumsi Produsen konsumen

Saluran distribusi langsung ke konsumen, tanpa menggunakan perantara.

Produsen pengecer konsumen

Saluran ini juga disebut distribusi langsung,dimana pengecer besar langsung melakukan pembelian pada produsen.

Produsen hanya melayani dalam jumlah besar pada pedagang besar saja, pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani oleh pengecer.

Produsen agen pengecer konsumen

Dimana produsen memilih agen sebagai penyalur. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada pengecer besar yang akan diteruskan ke konsumen.

Produsen agen pedagang besar pengecer Konsumen.

Produsen menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan ke pedagang besar yang kemudian menjual ke pengecer.

(2) Barang industri

Produsen pemakai industri

Produsen langsung menjual ke konsumen, biasanya bila pembeliannya relatif besar.

Produsen distributor industri pemakai industri Produsen menggunakan distributor industri untuk mencapai pasarnya.

Produsen agen pemakai industri

Produsen yang tidak memiliki departemen pemasaran atau yang sedang memperkenalkan produk baru biasanya memakai agen untuk mengenalkan pada pasar.

Produsen agen distributor industri pemakai industri

Saluran seperti ini dapat digunakan oleh perusahaan dengan pertimbangan bahwa unit penjualannya terlalu kecil untuk dijual secara langsung.

c Promosi

Produk yang sudah direncanakan dengan baik serta telah ditentukan harga jualnya secara tepat, belum tentu menjamin keberhasilan pemasaran terhadap produk itu. Hal ini disebabkan karena produk yang dipasarkan tidak dikenal oleh konsumen, oleh karenanya suatu produk harus diperkenalkan kepada konsumen. Upaya untuk memperkenalkan produk itu kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan promosi.

Promosi memang penting bagi suatu produk, dan promosi merupakan salah satu bentuk komunikasi pemasaran. Promosi yang efektif dalam menyampaikan pesan perusahaan dan tidak membual ataupun mengobral janji sangat berperan dalam memenangkan persaingan bisnis. Komunikasi yang baik dan lancar akan menjamin sampainya pesan yang disampaikan, dengan demikian maka promosi itu menjadi berhasil.

1) Pengertian

Promosi ini merupakan salah satu variabel di dalam

dalam pemasaran produk atau jasanya. Kadang–kadang istilah promosi disamakan dengan penjualan, meskipun yang dimaksud adalah promosi. Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Promosi juga dapat dikatakan semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong permintaan. Oleh karena itu promosi adalah merupakan kegiatan yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk tersebut

(Indriyo G, 1994: 237). Adapun alat–alat yang dapat dipergunakan untuk

mempromosikan suatu produk, dapat dipilih beberapa cara yaitu: (Indriyo Gitosudarmo, 1994: 238)

a) Periklanan

Iklan merupakan alat utama bagi perusahaan untuk mempengaruhi konsumennya. Oleh karena itu maka iklan harus dibuat sedemikian rupa sehingga menarik perhatian para konsumen. Dalam hal ini penggunaan media atau mass media yang akan digunakan harus diperhatikan, Media yang dipakai haruslah yang sesuai dengan kebiasaan para konsumen. Dengan

kata lain dalam memilih media iklan harus diperhatikan sasaran pasar yang akan dituju.

b) Personal selling

Personal selling merupakan kegiatan perusahaan untuk melakukan kontak langsung dengan para calon konsumen. Dengan terjadinya kontak langsung diharapkan akan terjalin hubungan atau interaksi yang positif antara perusahaan dengan calon konsumennya tersebut. Kontak langsung itu akan dapat mempengaruhi secara lebih intensif para konsumennya, karena dalam hal ini perusahaan dapat mengetahui keinginan konsumen serta gaya hidupnya. Dengan demikian perusahaan dapat menyesuaikan cara pendekatan atau komunikasinya dengan konsumen itu secara lebih tepat yang sesuai dengan konsumen yang bersangkutan.

c) Publisitas

Publisitas merupakan cara yang bia sa juga digunakan oleh perusahaan untuk membentuk pengaruh secara tidak langsung kepada konsumen agar mereka menjadi tahu dan menyenangi produk yang dipasarkannya. Yang membedakan publisitas dengan iklan adalah bahwa publisitas itu bersifat berita yang tidak komersil sedangkan iklan lebih bersifat komersil, dimana perusahaan yang memasang iklan harus membayar. Publisitas memiliki sifat umum dan bebas, maka

oleh para konsumen dianggap lebih dapat dipercaya dibandingkan dengan comercial promotion (promosi yang bersifat komersil).

d) Promosi Penjualan

Promosi penjualan adalah merupakan kegiatan perusahaan untuk menjajakan produk yang dipasarkannya sedemikian rupa sehingga konsumen akan mudah untuk melihatnya dan bahkan dengan cara penempatan dan pengaturan tertentu maka produk tersebut akan menarik perhatian konsumen.

2) Tujuan Promosi

Setiap promosi yang dilakukan perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda–beda sesuai dengan makna yang terkandung dalam promosi tersebut dan bagaimana konsumen menerima. Adapun tujuan utama promosi adalah: (Basu Swasta dan Irawan, 2005: 353)

a) Modifikasi Tingkah Laku

Promosi dilakukan untuk merubah tingkah laku dan pendapat konsumen dan memperkuat tingkah laku yang ada dengan cara menciptakan kesan yang baik tentang dirinya dan sekaligus mendorong untuk membeli barang dan jasa perusahaan.

b) Memberitahu

Kegiatan Promosi itu dapat ditujukan untuk memberitahu pasar yang dituju tentang suatu penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informasi umumnya lebih sesuai dilakukan pada tahap–tahap awal di dalam siklus kehidupan produk. Sebagian orang tidak akan membeli barang atau jasa sebelum mereka mengetahui produk tersebut dan apa manfaatnya. Promosi yang bersifat informatif ini juga penting bagi konsumen karena dapat membantu dalam pengambilan keputusan untuk membeli.

c) Membujuk

Promosi yang bersifat membujuk (persuasif) umumnya kurang disukai oleh sebagian masyarakat. Namun kenyataannya sekarang ini justru yang banyak muncul adalah promosi yang bersifat persuasif. Sering perusahaan tidak ingin memperoleh tanggapan secepatnya tetapi lebih mengutamakan untuk menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksud agar dapat memberi pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli. Promosi yang bersifat persuasif ini akan menjadi dominan jika produk yang bersangkutan mulai memasuki tahap pertumbuhan di dalam siklus kehidupannya.

d) Mengingatkan

Promosi yang bersifat mengingatkan dilaksanakan terutama untuk mempertahankan merk produk di hati masyarakat dan perlu dilakukan selama tahap kedewasaan di dalam siklus kehidupan produk. Ini berarti pula perusahaan berusaha untuk paling tidak mempertahankan pembeli yang ada.

3) Macam Media Promosi a) Surat Kabar

Surat kabar merupakan sarana promosi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

(1) Surat kabar memiliki jangkauan yang luas kepada penduduk.

(2) Periklanan surat kabar sangat luwes dengan berbagai kesempatan untuk iklan mini, besar dan berwarna. Jadwal pembuatan yang tepat waktu dan berbagai kemampuan memilih melalui bagian–bagian khusus dan edisi–edisi yang dijadikan sasaran.

(3) Surat kabar menjangkau audiens dengan cara menyenangkan pembaca.

b) Radio

Radio merupakan sarana promosi yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

(1) Radio dapat mentargetkan segmen audiens secara lebih efektif daripada media manapun, khususnya kepada anak usia belasan tahun.

(2) Radio berjalan bersama dengan para pendengar di pasar– pasar, memberi suasana yang dekat.

(3) Dengan biaya yang relatif rendah untuk produksi dan persiapannya, radio secara cepat memberikan reaksi terhadap perubahan kondisi–kondisi pasar.

c) Televisi

Televisi merupakan media yang mempunyai cakupan penyiaran yang luas dan merupakan kombinasi penglihatan, bunyi, gerak dan warna, sehingga sangat potensial sebagai media iklan. adapun karakteristik televisi adalah sebagai berikut:

(1) Televisi merupakan media yang sangat kreatif sehingga semua pesan produk dapat disampaikan dengan baik dan menarik.

(2) Televisi merupakan media yang jangkauan siarannya sangat luas.

(3) Televisi memberikan prestise kepada pengiklan. 4) Bauran Promosi

Agar perusahaan dapat mencapai volume penjualan maka perlu ada strategi pemasaran. Secara umum bentuk–bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi dapat dibedakan

berdasarkan tugas khususnya. Agar promosi efektif maka diperlukan promosional mix atau disebut bauran promosi. Promotional mix menurut Swastha dan Irawan (2005: 349) adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel–variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Jadi bauran promosi merupakan kombinasi dari variabel promosi sebagai strategi promosi yang direncanakan untuk meningkatkan volume penjualan.

Penentuan bauran promosi tidaklah mudah karena efektifitas masing–masing metode berbeda dan saling mendukung untuk itu diperlukan kombinasi terbaik sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal kepada perusahaan.

Dokumen terkait