• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembahasan Penelitian

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 40-47)

Perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat sudah memiliki sarana dan prasarana yang mampu mendukung dan memfasiilitasi siswa dalam proses pembelajaran, namun masih ada beberapa aspek yang belum sesuai dengan standar perpustakaan ideal, seperti yang disebutkan dalam Undang-Undang RI No 43 th 2007, pada bab II pasal 11, ayat 1 dijelaskan Standar koleksi perpustakaan, standar sarana dan prasarana, standar pelayanan perpustakaan, standar tenaga perpustakaan, standar penyelenggaraan dan standar pengelolaan.

Aspek-aspek yang belum sesuai dengan standar perpustakaan ideal diantaranya adalah aspek Perpustakaan melanggan 3 judul majalah dan 3 judul surat kabar, area, sarana, lokasi perpustakaan yang belum berada pada pusat kegiatan pembelajaran, Sekolah mempunyai jam wajib kunjung min 1 jam pelajaran/kelas/minggu, kerja sama dengan perpustakaan lain, tenaga perpustakaan ≥ 2, dan pustakawan proaktif, serta menyusun visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan sekolah. Hal ini terjadi karena keterbatasan anggaran alokasi untuk perpustakaan yang memang belum cukup. Dalam upaya perbaikan yang dilakukan selanjutnya sekolah memprioritaskan terhadap aspek-aspek yang sangat mendesak untuk diperbaiki, supaya dapat segera digunakan siswa dalam proses pembelajaran. Apek-aspek tersebut diantaranya adalah (a) Sekolah berlangganan dengan provider majalah dan surat

93

kabar, (b) Sekolah akan membuat kebijakan wajib kunjung & wajib baca min 1 jam /pelajaran/minggu, (c) Sekolah akan menjalin kerjasama dengan perpustakaan daerah Kab. Temanggung, (d) Sekolah akan menambah tenaga perpustakaan baik tenaga kontrak atau dari guru secara bergantian, (e) Sekolah akan memberikan pelatihan kepada pustakawan, (f) sekolah akan menyususn visi, misi, tujuan dan sasaran perpustakaan sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa aspek yang belum dipenuhi sekolah, sehingga siswa belum terlayani secara optimal dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hal tersebut bertentangan dengan pendapat Sutarno (2006:39) yang menyatakan perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggara pendidikan sehingga setiap sekolah memiliki perpustakaan yang memadai.

Beberapa kekurangan pada aspek-aspek standar perpustakaan ideal tersebut sehingga memberikan dampak buruk bagi minat siswa dalam menggunakan fasilitas perpustakaan sekolah. Artinya kondisi perpustakaan sekolah yang tidak sesuai dengan standar mempengaruhi minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah, hal ini bertentangan dengan penadapat Sumardjo (1998:2) bawasanya tujuan khusus dari perpustakaan sekolah adalah : (a) mengembangkan minat, kemampuan dan

kebiasaan membaca khususnya, serta

mendayagunakan budaya tulisan dalam sektor kehidupan, (b) megembangkan kemampuan mencari, mengolah serta memanfaatkan informasi, (c) mendidik

94

siswa pada umumnya agar dapat memelihara dan memanfaatkan bahan perpustakaan secara tepat guna dan berhasil guna, (d) meletakkan dasar-dasar kearah belajar mandiri, (e) memupuk minat dan bakat siswa, (f) menumbuhkan apresiasi terhadap pengalaman imajinatif, (g) mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan atas tanggung jawab dan usaha sendiri, (h) menunjang pelaksanaan kegiatan intrakurikuler dan ekstra kurikuler.

Sekolah telah berupaya untuk memperbaiki kekurangan atau kelemahan perpustakaan, baik dari aspek sarana dan prasarana, serta pelayanan perpustakaan dengan merencanakan upaya tindakan untuk mengatasi permaslahan tersebut yang dilaksanakan pada tindakan siklus 1. Untuk meningkatkan minat dan memotivasi siswa, maka sekokah juga memberi tindakan berupa pemberian

reward berupa piagam penghargaan bagi siswa teraktif

dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Tindakan tersebut dapat memberikan dampak positif bagi siswa, yaitu dengan meningkatnya jumlah siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajarnya, meskipun belum mencapai kriteria keberhasilan yang menargetkan pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa dalam kategori sedang.

Perpustakaan Sekolah di SMA Negeri 1 Pringsurat memang belum diintegrasikan dengan kurikulum pembelajaran, sehingga dalam setiap proses pembelajaran masih jarang guru yang menggunakan

95

fasilitas perpustakaan sekolah sebagai salah satu sumber belajar siswa. Perpustakaan merupakan tempat untuk membantu guru mengajar, juga sebagai tempat bagi guru untuk memperkaya pengetahuan. Hal ini tidak sesuai dengan fungsi perpustakaan sekolah yang dikemukkan oleh Surachman (2007:2) bawasanya perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai berikut: (a) Pusat kegiatan belajar mengajar untuk pendidikan seperti tercantum dalam kurikulum sekolah, (b) pusat penelitian sederhana yang memungkinkan siswa mengembangkan kreativitas dan imajinasinya, (c) pusat membaca buku-buku yang bersifat rekreatif dan mengisi waktu luang (buku-buku hiburan), (d) pusat belajar mandiri siswa.

Tindakan yang lakukan sekolah dalam memperbaiki aspek-aspek yang masih kurang dalam standar perpustakaan pada siklus 1 tersebut, tenyata belum memberikan dampak postif bagi peningkatan pemanfaatan perpustakaan sekolah oleh siswa. Sekolah merencanakan tindakan berikunya yang dilaksankan pada siklus 2 dengan cara memberikan reward bagi 3 siswa yang paling banyak mengunjungi dan memanfaatkan perpustakaan sekolah. Reward yang diberikan berupa piagam penghargaan dan alat tulis, serta guru mewajibkan siswa untuk meringkas buku yang dipinjam dari perpustakaan selanjutnya ringkasan tersebut dikumpulkan dan dilakukan penilaian untuk aspel afektif dan koqnitif. Hal tersebut sudah sesuai dengan pendapat Indrakusuma (1973) yang menjelaskan macam-macam bentuk reward antara

96

lain, pujian, penghormatan, hadiah, dan tanda penghargaan.

Sekolah memberikan reward kepada 3 siswa yang paling aktif memanfaatkan perpustakaan bertujuan supaya siswa bersemangat dalam memanfaatkan perpuastakaan sekolah dengan membiasakan untuk membaca buku, melatih kemandirian belajar, menemukan informasi-informasi baru, dan meningkatkan motivasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Purwanto (2006) yang menjelaskan bahwa penghargaan diberikan agar anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi kedisiplinannya. Anak akan menjadi lebih keras kemauannya untuk berbuat yang lebih baik lagi. Dengan demikian anak akan mematuhi norma dan aturan yang berlaku.

Upaya yang dilakukan sekolah dengan memberikan reward kepada siswa terbukti dapat memberikan dampak positif, yaitu dengan meningkatnya jumlah siswa dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan sebagai sumber belajar. Hal ini dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Januari 2016 sampai dengan bulan Maret 2016 yang terbagi ke dalam 2 siklus. Peningkatan tersebut dapat diamati pada siklus 1 yang dilakukan dari bulan Januari hingga Februari 2016, ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan dari 5.2% meningnkat manjadi 20.2% masih dalam kategori rendah, meskipun meningkat hal tersebut belum mampu untuk meingkatkan hingga dalam kategori sedang. Berdasarkan data tersebut kemudian penulis

97

mengupayakan untuk memperbaiki kekurangan dan kelemahan dengan merencanakan tindakan pemberian reward berupa piagam dan alat tulis yang diberikan kepada 3 siswa teraktif dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah. Hasil dari tindakan siklus 2 ini sangat signifikan, tindakan tersebut mampu meningkatkan jumlah pengunjung dari bulan Februari prosentasenya sebesar 20.2% pada bulan Maret menigkat menjadi 53.6% masuk dalam kategori sedang, dengan demikian tindakan siklus 2 ini dapat meningkatkan pemanfaatan perpustakaan sekolah sesuai dengan indikator keberhasilan yang ditentukan. Keberhasilan tersebut juga didukung dengan usaha guru yang mewajibkan siswa untuk membuat ringkasan dari buku yang sudah dipinjam dari perpustakaan sekolah, hasil ringkasan tersebut digunakan guru sebagai bahan instrument penilaian aspek afektif dan kognitif.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ratnawati (2014) tentang Maksimalisasi Program Reward di Perpustakaan dalam Meningkatkan Minat Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV MI Ma’arif Giriloyo 1 Bantul dan penelitian yang dilakukan oleh Suharso & Setyowulandari (2014) tentang Strategi Pemberian Reward Untuk Meningkatkan Minat Kunjung Mahasiswa di Perpustakaan Politeknik Negeri Semarang. Hasil penelitian tersebut sama-sama menyimpulkan bahwa dengan memberikan reward atau penghargaan mampu meningkatkan minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.

98

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang relevan sebagaimana telah dikutip adalah bahwa penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan sekolah sedangkan penelitian dari Suharso dan Setyowulandari (2014), Pitaloka (2005), serta Indriyaningsih (2009) menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Pringsurat, sedangkan penelitian dari Ratnawati (2014) subjek penelitiannya Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah di Giriloyo1 Bantul, penelitian Suharso & Setyowulandari (2014) dengan subjek penelitian Mahasiswa Politeknik Negeri Semarang, penelitian Pitaloka (2005) dengan subjek penelitian Siswa SMAN 3 Medan, dan penelitian Indriyaningsih (2009) dengan subjek penelitian Siswa SMPN Baatusangkar, Sumatera Barat.

Penelitian ini menggunakan 2 siklus yang terbagi atas beberapa tahap tindakan sehingga setiap permasalahan yang muncul akan diketahui dan segera dapat diberi solusi penyelesaiannya. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Suharso dan Setyowulandari, Pitaloka, dan Indriyaningsih yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data sehingga jawaban dari responden sangat subjektif jika digunakan sebagai data tunggal untuk analisis data, oleh karena itu akan berpengaruh pula terhadap hasil penelitian yang dilakukan. Meskipun sama-sama menggunakan penelitian tindakan namun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan Ratnawati (2014) terlihat pada subjek penelitian yang

99

digunakan. Subjek penelitian dengan jumlah sample yang sedikit atau yang homogen akan mempengaruhi reliabilitas hasil analisis data yang dilakuka. Penelitian ini melibatkan seluruh siswa SMA Negeri 1 Pringsurat sehingga hasil penelitian menggambarkan kondisi real yang terjadi dilapangan, artinya tingkat eror atau tingkat kesalahan yang dimungkinkan terjadi sangat rendah. Penelitian ini sekaligus membuktikan bahwa pemberian reward kepada siswa teraktif terbukti dapat meningkatkan pemanfaatan Perpustakaan Sekolah. Hal ini sejalan dengan teori Pavlov yang terkenal dengan

Classical Conditioning, beranggapan bahwa tingkah

laku organisme dapat dibentuk melalui pengaturan dan manipulasi lingkungan. Disini reward berfungsi sebagai stimulun supaya dapat memberikan motivasi atau minat siswa dalam memanfaatkan perpustakaan sekolah.

Dalam dokumen BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN (Halaman 40-47)

Dokumen terkait