• Tidak ada hasil yang ditemukan

Benih vigor yang mengalami penundaan tanam atau yang lazim disebut disimpan, harus tetap mempertahankan vigornya selama periode simpan (PS). Pada umumnya benih pada proses tata niaga benih tidak langsung memasuki lahan produksi dan ditanam. Benih harus mengalami periode simpan dan menempuh jarak yang tidak selalu dekat. Pada periode tataniaga ini benih biasanya dibiarkan dalam kondisi sub optimum (RH tinggi), misalnya di tempatkan di ruangan yang tidak optimum dan dalam kemasan terbuka (suhu kamar) sehingga benih sudah mengalami penurunan vigor dengan cepat dan pada waktu ditanam vigornya sudah rendah (Sadjad et al. 1999).

Vigor benih untuk mengukur ketahanan simpan benih atau PS dengan cara disimulasi dengan metode uji pengusangan cepat. Pengujian secara langsung, benih diperlakukan dalam kondisi cekaman buatan yang disesuaikan dengan kondisi simpan sebenarnya, misalnya pada suhu dan kelembaban nisbi udara yang tinggi, dan pengujian secara tidak langsung, misalnya dengan menginduksikan uap alkohol/etanol atau ethylaldehid ke dalam benih. Pendugaan Daya Simpan secara tidak langsung dapat dilakukan dengan membuat model simulasi yang menunjukkan hubungan antara vigor dengan daya simpan alami (Sadjad et al. 1999).

Hasil percobaan tahap pertama berdasarkan simulasi dihasilkan metode pengujian vigor benih cabai adalah metode pengusangan cepat metanol 20% setelah sebelumnya sudah diuji kembali konsentrasi dan periodenya melalui percobaan pre eksperimental. Metode yang digunakan adalah melalui jalur fisiologi dan statistika dengan beberapa tahap analisis yaitu analisis ragam, koefisien keragaman, analisis regressi dan uji t.

Metode pengusangan cepat metanol merupakan metode terbaik untuk pengujian vigor benih cabai, hal ini mungkin disebabkan oleh terjadinya respirasi anaerobik pada benih cabai yang memungkinkan proses alkoholisasi dan gesekan antara butiran benih ataupun cekaman fisik lain terhadap benih, yang dapat merusak benih cabai secara internal maupun eksternal.

Kondisi anaerobik pada benih Arabidopsis menyebabkan benih mengalami stress oksidatif yang menyebabkan terbentuknya proteome teroksidasi dan akhirnya vigor benih Arabidopsis menurun. Hal ini diduga sangat sesuai juga dengan kondisi deteriorasi alami. Salah satu hipotesis adalah bahwa hal ini dapat disebabkan oleh

penggunaan amino asam pilihan sebagai sumber energi alternatif, sehingga membatasi substrat benih untuk sintesis protein. Diduga asam amino aspartat dan glutamate yang fungsinya merangsang perkecambahan benih mengalami gangguan (Ayub et al. 2005).

Perlindungan sel benih melawan stres oksidatif adalah benih melakukan akumulasi lipid peroksida selama deteriorasi benih (Mano et al. 2005). Indikasi vigor benih cabai dengan metode pengusangan cepat metanol 20% pada 5 periode 0, 2, 4, 6, dan 8 jam adalah berupa suatu garis. Hal ini sesuai dengan pendapat Sadjad et al . (1999) bahwa daya simpan benih yang semestinya dijabarkan oleh tolok ukur lamanya benih bisa disimpan yang berarti ditunjukkan oleh unit waktu, tidak benar kalau ditengarai oleh tolok ukur DB yang unitnya berupa persentase kecambah normal. Kehidupan benih digambarkan sebagai garis, karena daya hidup benih dihadapkan pada dimensi waktu sehingga menjadi dua dimensional. Waktu pengujian untuk mendeteksi vigor benih cabai cukup cepat dan dini yaitu dalam hitungan jam hal ini sesuai dengan pendapat Sadjad et al. (1999) bahwa makin dini suatu metode pengujian vigor benih dapat mengindikasikan vigor benih dengan akurat, makin dikehendaki.

Metode pengujian vigor benih diharapkan merupakan metode yang baik yang memenuhi standar (1) tidak mahal karena keterbatasan dana untuk pengujian benih, (2) cepat, setiap laboratorium benih mempunyai periode aktivitas maksimum, (3) tidak rumit, prosedur pengujian vigor harus sederhana, (4) obyektif, untuk pengujian vigor lebih mudah dengan standarisasi, (5) dapat diulang`dan (6) korelasi dengan penampilan di lapang (Copeland dan McDonald 1985).

Percobaan kedua ini bertujuan mengevaluasi metode pengusangan cepat methanol 20% selama 0, 2, 4, 6 dan 8 jam yang merupakan hasil percobaan tahap pertama pada beberapa benih cabai genotipe antara lain benih cabai hibrida, non hibrida, lokal, introduksi, rawit dan besar yang diproduksi pada tahun 2009 dan 2010. Benih yang digunakan adalah benih non hibrida sebanyak 4 genotipe produksi benih tahun 2009 dan 4 genotipe produksi benih tahun 2010. Benih hibrida yang digunakan adalah 10 genotipe produksi tahun 2009 dan 8 genotipe produksi tahun 2010. Didalam benih tetua (non hibrida) dan hibrida tersebut terdapat benih asal lokal dan introduksi yaitu tetua C2 dan C19 (lokal) dan IPB C8, IPB C9, IPB C10, IPB C15 asal intoduksi, dan terdapat benih cabai rawit dan besar genotipe Capsicum annuum L yaitu IPB C8 dan IPB C10 cabai rawit, IPB C2, IPB C9, IPB C15, IPB C19 cabai besar. Analisis data

yang dilakukan merupakan analisis sudut kemiringan garis regressi yang merupakan sudut yang dihasilkan dari perbandingan ordinat dan axis.

Berdasarkan hasil uji pengusangan cepat dengan menggunakan methanol 20% selama 0, 2, 4, 6 dan 8 jam diperoleh dari nilai rata-rata dan standar deviasi nampak vigor daya simpan benih cabai non hibrida produksi tahun 2009 lebih baik daripada benih produksi tahun 2010 untuk tolok ukur panjang hipokotil dan panjang radikula (25.61° dan 23.45°) dibandingkan dengan benih cabai non hibrida produksi tahun 2010 (28.85° dan 29.77°). Keragamnya benih cabai produksi tahun 2009 lebih tinggi daripada benih produksi tahun 2010 yaitu untuk tolok ukur 11.70 untuk panjang radikula dan 7.87 untuk kecepatan tumbuh. Vigor daya simpan benih cabai non hibrida produksi tahun 2009 lebih tinggi.

Berdasarkan hasil rekapitulasi evaluasi pengujian vigor daya simpan benih cabai untuk tolok ukur daya hantar listrik menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara vigor daya simpan benih hibrida, non hibrida, lokal, introduksi maupun rawit dan besar adalah sama baik produksi benih tahun 2009 maupun tahun 2010.

Vigor benih terbukti dikendalikan oleh faktor genetik dan faktor lingkungan,berapa besar masing-masing faktor diteliti pada percobaan tahap ketiga. terbukti pada percobaan tahap ketiga tentang pendugaan parameter genetik vigor benih cabai menggunakan analisis silang dialel. Hasil pengujian pengaruh efek maternal menunjukkan bahwa vigor daya simpan benih bersifat mewaris, dan dikendalikan oleh gen inti bukan dipengaruhi oleh sitoplasma, ada satu tolok ukur yang dipengaruhi sitoplasma yaitu daya berkecambah benih.

Penggunaan analisis silang dialel dalam pendugaan parameter genetik dapat dilakukan apabila hasil uji F menunjukkan perbedaan yang nyata antar genotipe karakter yang diuji (Jagau 1993). Perbedaan yang nyata pada uji F menunjukkan adanya keragaman diantara genotipe karakter –karakter yang diuji. Nilai Heritabilitas dari luas tinggi dari 81.92 – 99.74 % , yaitu berturut-turut dimulai dari nilai heritabilitas dalam arti luas laju penurunan vigor pada tolok ukur daya berkecambah yaitu 81.92% hingga yang tertinggi laju penurunan vigor pada daya hantar listrik sebesar 99.74%. Heritabilitas dalam arti sempit juga tinggi dimulai dari 85.39% pada laju penuruan vigor pada kecepatan tumbuh dan daya hantar listrik 50.52 %,, hal ini menunjukkan perbaikan vigor daya simpan benih dapat dilakukan melalui seleksi tetua terbaik.

Pada percobaan tahap ketiga dihasilkan tetua yang mempunyai daya gabung umum terbaik yaitu IPB C10 sebesar 4.9 dan IPB C15 sebesar 6.25. Tingginya nilai DGU ini menunjukkan kemampuan IPB C10 dan IPB C15 dalam mewariskan sifat vigor daya simpan benih cabai kepada keturunannya. Demikian sebaliknya apabila nilai DGU negatif menunjukkan sangat rendahnya kemampuan tetua mewariskan sifat vigor daya simpan benih cabai kepada keturunannya, misalnya IPB C9 nilai DGU -7.47 untuk laju penurunan vigor pada kadar air dan panjang radikula -6.86. Nilai Daya gabung khusus (DGK) yang tinggi laju penurunan vigor benih cabai adalah menggambarkan adanya kemungkinan tetua yang digunakan untuk membentuk varietas hibrida, nilai DGK yang tinggi berturut turut dihasilkan pada persilangan tetua IPB C2 x IPBC15 untuk panjang radikula 33.36, daya berkecambah 34.01, panjang hipokotil 32.52, daya hantar listrik 36.57. Hal ini sesuai dengan pendapat Singh dan Chaudary (1979) bahwa persilangan yang mempunyai nilai DGK tinggi menunjukkan kemampuan tetua menghasilkan turunan yang unggul untuk sifat yang dimaksud.

Nilai heterosis yang positif menunjukkan bahwa persilangan yang dihasilkan mempunyai vigor daya simpan yang lebih tinggi dibandingkan kedua tetuanya. Nilai heterosis positif pada persilangan IPB C2 x IPB C15 untuk panjang radikula sebesar 4.11, panjang hipokotil sebesar 15.27, daya berkecambah sebesar 8.89 dan kecepatan tumbuh sebesar 63.63. Nilai heterobioltiosis posistif menunjukkan kemampuan persilangan yang lebih tinggi dari tetua terbaiknya IPB C2 x IPB 15 mempunyai nilai posistif pada tiga tolok ukur yaitu panjang hipokotil (15.06), daya berkecambah (3.27), kecepatan tumbuh (53.42).

Novelty dari penelitian ini adalah (1) Vigor daya simpan benih cabai bersifat mewaris, dapat diwariskan kepada keturunanya, (2) Metode pengujian vigor daya simpan benih bersifat periodisitas (periodik), (3) Metode pengujian vigor daya simpan sudah cukup konsisten tetapi perlu dilakukan lagi pada benih dengan vigor yang seragam dan terkontrol.

Berdasarkanhasilpenelitiandiperolehbahwa metode pengusangan cepat terbaikuntukpengujian vigor dayasimpanbenihcabaiadalahmetodepengusangancepatdenganlarutanmetanol 20% denganperiode 0, 2, 4, 6, dan 8 jam padatolokukurpanjanghipokotil (PH), bobotbasahkecambah normal (BBKN), dayaberkecambah (DB), kecepatantumbuh (Kct), dayahantarlistrik(DHL) danindeks vigor (IV).

Metode pengusangan cepat methanol 20% periode 0, 2, 4, 6, dan 8 jam merupakanmetode yang berbeda dengan metodebiasanya yang hanya berupa titik, pada penelitian ini berupa garis 3 hingga 5 titik dan merupakan periodisasi (dua dimensi) sesuai dengan kondisi pengusangan alamiah.

Berdasarkanhasilujipengusangancepatdenganmenggunakan methanol 20% selama 0, 2, 4, 6 dan 8 jam diperolehinformasibahwa vigor dayasimpanbenihproduksitahun 2009

lebihbaikdaripada vigor dayasimpanbenihproduksitahun

2010.Berdasarkanhasilujipengusangancepatdenganmenggunakanmetanol 20% selama 0, 2, 4, 6 dan 8 jam diperolehdarinilai rata-rata danstandardeviasinampak vigor dayasimpanbenihcabai non

hibridaproduksitahun 2009 lebihbaikdaripadabenihproduksitahun 2010

untuktolokukurpanjanghipokotildanpanjangradikula (25.61° dan 23.45°) dibandingkandenganbenihcabai non hibridaproduksitahun 2010 (28.85° dan 29.77°). Keragamnyabenihcabaiproduksitahun 2009 lebihtinggidaripadabenihproduksitahun 2010 yaituuntuktolokukur 11.70 untukpanjangradikuladan 7.87 untukkecepatantumbuh. Vigor dayasimpanbenihcabai non hibridaproduksitahun 2009 lebihtinggi.

Berdasarkanhasilrekapitulasievaluasipengujian vigor

dayasimpanbenihcabaiuntuktolokukurdayahantarlistrikmenunjukkanbahwatidakadaperbedaanantar

a vigor dayasimpanbenihhibrida, non hibrida, lokal,

introduksimaupunrawitdanbesaradalahsamabaikproduksibenihtahun 2009 maupuntahun 2010, namununtuktolokukurlainnyaamenunjukkanhasilevaluasi yang tidakkonsisten.

Tolokukurdayahantarlistrikyang merupakansalahsatutolokukur vigor dayasimpanbenih yang terbaik.Hasilevaluasimenunjukkanbahwavigor dayasimpanantarabenihhibridadan non hibridadanbenihcabailokaldanintroduksi ,benihcabairawitdanbesartidakberbedanyata.

Pendugaan parameter genetikmenggunakan analisis dayagabung.Hasilpendugaanefekresiprokalmenunjukkanbahwalajupenurunan vigor padadayaberkecambah, kecepatantumbuhdandayahantarlistrik, tidakadapengaruh maternal

sehingga gen yang mengendalikan vigor benihdikendalikanolehinti,

sedangkanpadalajupenurunan vigor

padapanjangradikuladanpanjanghipokotildipengaruhiolehefek maternal.

Hasilanalisismenunjukkanlajupenurunan vigor benihcabai yang dikendalikanoleh gen intimenghasilkannilaiheritabilitasluas yang sedanghinggatinggi, danheritabilitasdalamartisempit yang sangatrendahhinggasedang. Tetua yang nilaidayagabungumumtinggiadalahtetua IPB C15 danpersilangan yang nilaidayagabungkhusustinggidannilaiheterosispositifadalahpersilanganIPB C9 x IPB C10.

Dokumen terkait