• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelabuhan Tanjung Priok terletak di Pantai Utara Pulau Jawa tepatnya di Teluk Jakarta Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Wiayah hinterland yang dilayani Pelabuhan Tanjung Priok sangat luas jika dilihat dari wilayah asal dan tujuan barang. Hal ini sangat didukung oleh jangkauan pelayanan yang cukup luas dari Pelabuhan Tanjung Priok dengan fasilitas dan prasarana yang ada sehingga dapat dilalui beragam jenis ukuran kapal yang belum tentu dimiliki oleh pelabuhan lainnya di Indonesia.

Selain itu Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta merupakan pelabuhan internasional terbesar dan tersibuk di Indonesia, yang berfungsi pula sebagai tulang punggung pembangunan nasional. Sebagai pelabuhan utama, Pelabuhan Tanjung Priok senantiasa terus menerus dipelihara dan dikembangkan agar tetap dapat mempertahankan fungsinya selaku logistic center kawasan untuk meningkatkan daya saing industri dalam perdagangan internasional dan iklim investasi. Pelabuhan Tanjung Priok juga merupakan simpul utama konektivitas ekonomi nasional dengan internasional. Hal ini terlihat dari tingkat arus kunjungan kapal baik itu rute dalam negeri maupun rute luar negeri yang terus meningkat yang datang ke Pelabuhan Tanjung Priok. Jumlah kontainer yang juga terus meningkat selama periode 2000 sampai 2012 juga disertai dengan penurunan tingkat transhipment untuk melakukan aktifitas bongkar muat di pelabuhan asing yang terus menerus menurun persentasenya selama periode 2008 sampai dengan 2011.

Pelabuhan Tanjung Priok sejak mula dibangun pada masa zaman penjajahan Belanda sampai dengan tahun 2011, belum pernah mengalami pengembangan pembangunan wilayah. Hal ini sudah menjadi kelemahan bagi Pelabuhan Tanjung yang terus menerus mengalami peningkatan jumlah kapal dan kontainer, karena Pelabuhan Tanjung Priok akhirnya mengalami kongesti akibat kapasitas pelabuhan yang sudah di atas ambang batas dan juga berakibat dengan kinerja operasional lainnya di Pelabuhan Tanjung Priok. Sementara itu Pelabuhan Tanjung Priok meskipun sebagai pelabuhan internasional dan mengalami perkembangan arus ekspor-impor dan barang antar pulau meningkat terus setiap tahun, akan tetapi memiliki fasilitas infrastruktur dan suprastruktur yang terbatas. Masalah kondisi infrastruktur Pelabuhan Tanjung Priok seperti alur pelayaran dan kolam Pelabuhan Tanjung Priok memiliki kedalaman yang dangkal dan terjadi sedimentasi setiap saat. Permasalahan kondisi suprastruktur pelabuhan adalah tidak adanya akses jalan darat langsung dari sentra industri di Jabodetabek menuju Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga sering terjadi kemacetan panjang dari dalam pelabuhan sampai jalan raya Cakung Cilincing Raya, Jakarta Utara terutama pada hari-hari ekspor yaitu hari Kamis, Jum’at dan Sabtu dan ditambah minimnya jumlah peralatan bongkar muat yang memadai, seperti quay container crane, shore crane atau harbour crane yang mengakibatkan kegiatan bongkar muat tidak efektif dan efisien sehingga berakibat tidak mendukung kecepatan perkembangan Pelabuhan Tanjung Priok. Faktor Sumber Daya Manusia juga turut mempengaruhi mutu pelayanan kepada pengguna jasa pelabuhan yang masih belum berorintasi kepada kepuasan pelanggan. Hal itu semua mengakibatkan port performance indicator dalam aspek operasional kinerja pelayanan kapal di Pelabuhan Tanjung

Priok menjadi tidak efektif dan efisien bila dibandingkan dengan Pelabuhan Singapura.

Untuk meningkatkan daya saing Indonesia, khususnya Pelabuhan Tanjung Priok dapat dilakukan melalui efisiensi pelabuhan. Perbaikan dan modernisasi pelabuhan diyakini mampu menghilangkan ketergantungan pada pelabuhan negara lain dan kelak dapat menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai

international hub port. Khusus untuk menangani masalah kondisi suprastruktur Pelabuhan Tanjung Priok, pada tahun 2014 ini IPC sedang melakukan pembangunan Terminal Kalibaru yang merupakan perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok yang dibangun di atas tanah reklamasi seluas 432 ha, dan akan dikembangkan dalam dua tahap. Pada tahap pertama Terminal Kalibaru atau New Priok Port sudah dimulai pembangunannya sejak terbitnya Izin Lingkungan pada bulan Desember 2012 dan ditargetkan mulai beroperasi 2014. Sementara terminal tahap kedua direncanakan akan beroperasi pada 2023. Proyek New Priok Port

akan membawa fasilitas pelabuhan di Indonesia setara dengan pelabuhan kelas dunia lainnya. Ini akan secara signifikan memperkuat rantai logistik Indonesia, sehingga menyiratkan lingkungan yang lebih baik untuk perdagangan dan bisnis lainnya, ketika beroperasi penuh pada 2023, New Priok Port akan lebih dari tiga kali lipat kapasitas tahunan dari Pelabuhan Tanjung Priok.

New Priok Port tahap I akan terdiri dari tiga terminal kontainer serta dua terminal bahan bakar minyak dan gas. Tahap pertama meliputi instalasi infrastruktur terminal kontainer dan peralatan. Pelabuhan ini didesain dengan kedalaman draft hingga 20 mLWS dengan tahap pertama akan dilakukan pengerukan sedalam 16 mLWS dan alur pelayaran dua arah selebar hampir 300 meter untuk mempercepat arus kedatangan dan keberangkatan kapal. Pada tahap I ini pelabuhan akan dibangun di atas lahan seluas 195 hektar dengan panjang dermaga 4 000 m, dan menampung kontainer hingga 4.5 juta TEUs sedangkan untuk minyak dan gas didesain untuk dapat menampung 10 juta meter kubik per tahun selain itu New Priok Port juga dilengkapi dengan akses tol ke kawasan berikat Marunda guna menghindari kemacetan yang terjadi selama ini. Keseluruhan pembangunan New Priok Port akan menambah kapasitas Pelabuhan Tanjung Priok kurang lebih 13 juta TEUs serta penanganan 9 juta ton produk minyak dan gas. New Priok Port akan memfasilitasi kapal-kapal besar dengan kapasitas hingga 18 000 TEUs untuk mampu masuk langsung ke Indonesia. Hal ini tentunya akan membantu memangkas biaya transportasi logistik dan mendorong kemudahan distribusi barang di Indonesia. Dengan demikian kegiatan ekspor impor tidak lagi perlu melalui negara lain. Alhasil, kita bisa menghemat devisa, menurunkan biaya transportasi, meningkatkan daya saing ekspor, sekaligus memacu pertumbuhan ekonomi.

Apabila pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau New Priok Port selesai dilakukan maka Pelabuhan Tanjung Priok sebagai hub port berskala internasional bisa diwujudkan karena ciri-ciri hub port itu antara lain memiliki infrastruktur yang baik sehingga menarik investasi asing dan meningkatkan ekspor domestik. Selain itu juga memiliki waktu yang cepat dalam proses bongkar muat barang yang ditunjang dengan fasilitas yang canggih dan modern, serta memiliki kapasitas daya tampung kontainer yang luas untuk menghindari kongesti.

Pengembangan pembangunan Pelabuhan Tanjung Priok menjadi hub port international dilakukan dengan merumuskan strategi pengembangan yang dapat

dilakukan dengan menerapkan analisis SWOT, maka terlihat bahwa Pelabuhan Tanjung Priok yang juga memiliki ciri-ciri hub port yang dimiliki Pelabuhan Singapura serta hasil dari analisis SWOT pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok menunjukkan kondisi yang kuat baik internal maupun eksternalnya. Ini menandakan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk dapat menjadi suatu hub port international, ditambah lagi dengan proyek pembangunan New Priok port

selesai dilakukan maka kelak Pelabuhan Tanjung Priok dapat menjadi hub port international karena ciri-ciri hub port yang dimiliki oleh Pelabuhan Singapura juga dimiliki oleh Pelabuhan Tanjung Priok. Bila dilihat dari karakteristik

international hub port seperti yang terdapat pada bab 4 maka dapat dibandingkan bahwa Pelabuhan Tanjung Priok juga memiliki karakteristik tersebut.