• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI 12

1. Pembelajaran Matematika

BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Pembelajaran Matematika

Belajar merupakan aktivitas yang disengaja dan dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil.

1 Menurut Hilgard dan Bower, belajar (to learn) memiliki arti : 1) to

gain knowledge, comprehenson, or mastery of trough experience or study;

2) to fix in the mind or memory; memorize; 3) to acquire trough

experience; 4) to become in forme of to find out. Menurut definisi tersebut,

belajar memiliki pengertian memperoleh pengetahuan atau menguasai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukan. Dengan demikian, belajar memiliki arti dasar adanya aktivitas atau kegiatan dan penguasaan tentang sesuatu.2

Antony Robbins, mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antara sesuatu (pengetahuan) yang sudah dipahami dan sesuatu (pengetahuan) yang baru. Dari definisi ini dimensi belajar memuat

1

Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran, Kurikulum & Pembelajaran, (Cet.1; Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2011), hlm. 124.

2 H. Baharuddin, dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar & Pembelajaran, (Cet 5; Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hlm. 13.

beberapa unsur, yaitu : (1) penciptaan hubungan, (2) sesuatu hal (pengetahuan) yang sudah dipahami, dan (3) sesuatu (pengetahuan) yang baru. Pandangan Antony Robbins senada dengan apa yang dikemukakan oleh Jerome Brunner, bahwa belajar adalah suatu proses aktif di mana siswa membangun (mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya.3 Berdasarkan pengertian belajar maka belajar merupakan proses aktif individu dalam membangun pengetahuan baru berdasarkan pada pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya agar terjadi perubahan kemampuannya.

Proses belajar terjadi melalui banyak cara baik disengaja maupun tidak disengaja dan berlangsung sepanjang waktu dan menuju pada suatu perubahan pada diri pembelajar. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan perilaku berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan kebiasaan yang baru diperoleh individu. Terkait dengan proses belajar sangat lekat dengan istilah mengajar.

Unsur terpenting dalam mengajar ialah merangsang serta mengarahkan siswa belajar. Mengajar pada hakikatnya tidak lebih dari sekedar menolong para siswa untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap, serta ide dan apresiasi yang menjurus kepada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan siswa (Subiyanto, 1988:30). Cara mengajar yang baik merupakan kunci dan prasyarat bagi siswa untuk dapat belajar dengan baik. Salah satu tolak ukur bahwa siswa telah belajar dengan baik adalah

3 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Cet.2; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.15.

jika siswa itu dapat mempelajari apa yang yang harus dipelajari, sehingga indikator hasil belajar yang diinginkan siswa dapat tercapai.4 Terkait dengan cara mengajar hal ini sangatlah erat dengan istilah pembelajaran.

Menurut Suparni pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitik beratkan pada kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.5 Pembelajaran dapat diartikan

sebagai proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi, bakat, minat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa, termasuk lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan tertentu.6

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya, misalnya tenaga laboratorium. Material, meliputi buku-buku, papan tulis, dan kapur, fotografi, slide dan film, audio, dan video tape. Fasilitas dan perlengkapan, terdiri dari ruangan kelas, perlengkapan audio visual, juga komputer. Prosedur,

4 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Cet.2; Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.17.

5 Suparni, Perencanaan Pembelajaran Matematika (Handout),(Yogyakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2009), hlm. 4.

meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian dan sebagainya.7

Matematika berasal dari bahasa Latin manthanein atau mathema yang berarti belajar atau hal yang dipelajari. Matematika dalam bahasa Belanda disebut wiskunde atau ilmu pasti, yang kesemuanya berkaitan dengan penalaran. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperbolehkan sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya sehingga kaitan konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten.8

Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan

menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika dalam pemecahan masalah pada kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan tujuan pembelajaran matematika:9

1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalkan melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi, eksperimen, menunjukkan persamaan dan perbedaan.

2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3. Mengembangkan pemecahan masalah.

7 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Cet 6; Jakarta : Bumi Aksara, 2007),hlm. 57.

8 Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (Jakarta:Depdiknas, 2003), hlm. 1.

9 Depdiknas, Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (Jakarta:Depdiknas, 2003), hlm. 6.

4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan seperti melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan.

Berdasarkan uraian di atas maka pembelajaran Matematika adalah proses kerja sama antara guru dan siswa dalam memanfaatkan segala potensi dan sumber yang ada baik potensi, bakat, minat, dan kemampuan dasar yang dimiliki termasuk gaya belajar maupun potensi yang ada di luar diri siswa, termasuk lingkungan, sarana, dan sumber belajar sebagai upaya untuk mencapai tujuan melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalkan melalui kegiatan penyelidikan eksplorasi, eksperimen, menunjukkan persamaan dan perbedaan. Mengembangan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba, sehingga dapat menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan seperti melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan dalam kemampuannya dalam menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika. Dengan menitik beratkan pada proses belatih penalaran dalam hal pembelajaran matematika maka hal ini terkait dengan metode pendekatan konstruktivisme.

Dokumen terkait