• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penataan Kawasan Kali Pepe

Dalam dokumen KLHS RDTR Surakarta (Halaman 123-128)

PENGKAJIAN PENGARUH TUJUAN PENATAAN RUANG, PRINSIP-PRINSIP PENATAAN RUANG

1. Penataan Kawasan Kali Pepe

2. Pembangunan TPST di Kawasan Sriwedari dan Sangkrah. 3. Pembangunan RTH skala lingkungan.

3.2.4. Telaah Pengaruh KRP terhadap Kondisi Lingkungan Hidup

Telaah pengaruh KRP dilakukan untuk mengetahui kemungkinan dan potensi pengaruh KRP terhadap isu strategis lingkungan hidup dalam pembangunan berkelanjutan yang telah diidentifikasi pada tahap sebelumnya. Hasil dari telaah pengaruh KRP dapat dijadikan acuan dalam identifikasi alternatif untuk memperbaiki muatan dan substansi KRP agar tujuan dan sasaran KRP dapat berkelanjutan, termasuk mencegah/mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan hidup. Secara garis besar telaah pengaruh KRP dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan yaitu : telaah pengaruh terhadap isu pembangunan berkelanjutan, telaah pengaruh KRP, telaah dampak pengaruh isu pembangunan berkelanjutan dan KRP.

Telaah juga dikaji dengan menggunakan salah satu atau kombinasi substansi berdasarkan Pasal 16 UU PPLH, yaitu :

1) Kapasitas daya dukung & daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan,

2) Kinerja layanan/jasa ekosistem,

3) Efisiensi pemanfaatan sumberdaya alam (SDA),

4) Tingkat kerentanan & kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim, 5) Tingkat ketahanan & potensi keanekaragaman hayati, dan

6) Perkiraan mengenai dampak & risiko lingkungan hidup.

Telaah pengaruh komponen KRP RDTR perkotaan Kawasan I dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014

Tabel III.6 Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

No

Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

A Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR Kawasan I dengan Nilai Frekuensi Dampak Negatif (-) 1 Pengembangan kawasan industri

ramah lingkungan

Rencana pengembangan kawasan industri ramah lingkungan, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada :

 Keterbatasan ketersediaan lahan mendukung penyediaan sarana industry dimaksud.

 Berkurangnya daya tampung lahan untuk mewadahi sarana industry mengingat kegiatan ini diikuti dengan pergerakan kegiatan tenaga kerja, bahan baku dan produk industry.

 Potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat) akibat kegiatan industry di perkotaan.

 Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik kegiatan sosial ekonomi seperti kawasan industri.

 Ancaman berkurangnya luasan lahan terbuka hijau yang dikembangkan untuk penyediaan sarana industri.

 Dalam jangka panjang seharusnya kegiatan industry yang ada saat ini (contoh industry batik) perlu dikaji untuk direlokasi ke arah pinggiran atau luar kota. Kegiatan industry yang ada saat ini dapat dialihfungsikan sebagai kawasan perdagangan dan jasa atau wisata belanja (contoh dapat digunakan sebagai butik/outlet untuk penjualan produk-produk batik.

2 Pembangunan Fasilitas SLTA/ perguruan tinggi

Rencana pengembangan fasilitas SLTA/perguruan tinggi, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada :

 Keterbatasan ketersediaan lahan mendukung penyediaan sarana pendidikan dimaksud.

 Berkurangnya daya tampung lahan untuk mewadahi sarana pendidikan ini mengingat kegiatan ini diikuti dengan pergerakan kegiatan siswa/pelajar, tumbuhnya permukiman untuk pelajar khususnya di sekitar kampus pendidikan tinggi, serta sarana pendukung lainnya seperti pusat fotocopy dan sebagainya.

No

Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

menengah dan tinggi di perkotaan.

 Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik kegiatan terkait kawasan pendidikan menengah/tinggi.

 Ancaman berkurangnya luasan lahan terbuka hijau yang dikembangkan untuk penyediaan sarana pendidikan.

3 Pembangunan Sektor Ekonomi Kreatif

Rencana pengembangan sector ekonomi kreatif, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada :  Meskipun relatif berdampak kecil terhadap lingkungan, karena kegiatan ekonomi kreatif yang

berbasis budaya, seni, dan kreatifitas, cenderung tidak diusahakan dalam skala besar dan memanfaatkan sumberdaya alam intensif; namun demikian kegiatan ekonomi ini tetap perlu mendapat perhatian dalam pengelolaannya.

 Kegiatan ekonomi kreatif potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat) akibat kegiatan yang tidak dikelola dan didukung sarana yang memadai (misalnya fasilitas pembuangan sampah).

 Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik tertentu terkait kegiatan ekonomi kreatif. 4 Penataan Sektor Kawasan

Perdagangan Informal

Rencana pengembangan sector perdagangan informal, memberikan pengaruh dan dapat berakibat pada:  Meskipun relatif berdampak kecil terhadap lingkungan, karena kegiatan penataan berupaya memperbaiki pedanagang kaki lima yang tidak tettata sebelumnya; namun demikian kegiatan ekonomi ini tetap perlu mendapat perhatian dalam pengelolaannya.

 Kegiatan penataan sector perdagangan informal potensi meningkatnya pencemaran lingkungan (limbah cair dan padat) akibat kegiatan yang tidak dikelola dan didukung sarana yang memadai (misalnya fasilitas pembuangan sampah).

 Permasalahan kemacetan lalu-lintas pada titik-titik tertentu terkait kegiatan perdagangan informal.  Perlu pengkajian secara mendalam berkaitan dengan keberadaan Pasar Hewan di kawasan

Notoharjo Kel. Semanggi. Mengingat potensi dampaknya terhadap lingkungan perkotaan padat di sekitarnya.

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014 No

Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

B Program yang berdampak positif terhadap kondisi lingkungan hidup tetapi belum mampu efektif berpengaruh positif

1 Penataan Kawasan Kali Pepe Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan program penataan kawasan Kali Pepe, tidak termasuk bantaran sungai lainnya (Kali Jenes dan Kali Pelemwulung). Program ini sangat baik dalam meningkatkan kualitas lingkungan hidup di kawasan sekitar sungai, karena pada kawasan ini merupakan konsentrasi kawasan kumuh dan daerah rawan banjir.

Untuk itu program ini perlu diperluas pada lokasi-lokasi lainnya yaitu pada kawasan Kali Jenes dan Kali Pelemwulung.

2 Pembangunan TPST di Kawasan Sriwedari dan Sangkrah

Pembangunan TPST merupakan salah satu upaya pengurangan produksi sampah yang akan diangkut menuju TPA Putri Cempo melalui pengolahan di tingkat komunal (setempat). Sehingga program ini tentunya dapat dilaksanakan pada seluruh kelurahan di Kawasan I, tidak terbatas di Sriwedari dan Sangkrah. Untuk itu perlu upaya ekstentifikasi wilayah dan prioritas pada beberapa konsentrasi kawasan kumuh yang biasanya upaya pengelolaan sampah masih kurang yang ditunjukkan dengan masih banyaknya sampah yang dibuang di badan sungai. Kawasan prioritas pembangunan TPST antara lain adalah :

1. Sudiroprajan. 2. Gandekan. 3. Sewu. 4. Joyotakan. 5. Danukusuman. 6. Joyosuran. 7. Semanggi. 8. Pasar Kliwon. 9. Kedunglumbu.

No

Komponen Kebijakan, Rencana dan/atau Program (KRP) RDTR

Kawasan I

Telaah Pengaruh KRP pada Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berkelanjutan

3 Pembangunan RTH skala lingkungan.

Dalam RDTR Kawasan I dirumuskan program pembangunan RTH skala lingkungan. Idealnya, dengan luasan RTH yang masih kurang, perlu pembangunan RTH skala yang lebih besar, misalnya skala kawasan. Pembangunan RTH skala kawasan yang baru dapat melengkapi RTH kawasan yang sudah ada seperti alun-alun utara, alun-alun selatan dan Stadion Sriwedari. Untuk itu lokasi-lokasi potensial dapat dikembangkan sebagai RTH skala kawasan seperti pemanfaatan lahan sempadan/bantaran sungai dan area lahan kosong yang masih ada untuk pengembangan Hutan Kota. Pengembangan RTH ini dapat dilakukan dengan mengintegrasikan potensi RTH yang berdekatan misalnya sempadan/bantaran sungai, lahan kosong, makam, jalur jalan dan lapangan olah raga.

Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kota Surakarta Kawasan I – Tahun 2014

Selain kajian telaah pengaruh yang sudah diuraikan diatas, kajian KLHS Kawasan I juga melakukan telaah terhadap salah satu substansi KLHS yang terdapat pada Pasal 16 UU PPLH secara lebih detail. Kajian pengaruh secara detail yang terkait dengan KLHS RDTR Kawasan I yaitu pada kajian kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan. Secara lebih detail identifikasi daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk pembangunan dalam kegiatan Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) RDTR Kawasan I dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penentuan Daya Dukung Lingkungan Hidup dalam Penataan Ruang Wilayah.

Penentuan daya dukung lingkungan hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di hamparan ruang yang bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan menjadi faktor pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai. Daya dukung lingkungan hidup terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan dengan kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dalam suatu ruang/wilayah.

Dalam identifikasi kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, dilakukan beberapa tahapan analisis yang dilakukan untuk mengetahui alokasi pemanfaatan ruang yang dilakukan berdasarkan 3 (tiga) pendekatan, yaitu:

a. Kemampuan lahan untuk alokasi pemanfaatan ruang. b. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan lahan.

c. Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan air.

Secara rinci kajian dan analisis daya dukung lingkungan dalam penataan ruang ini dapat diuraikan sebagai berikut :

Dalam dokumen KLHS RDTR Surakarta (Halaman 123-128)