• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kependudukan

Kepariwisataan

Gambar 28 Alokasi anggaran belanja pembangunan APBD untuk sektor unggulan Kabupaten Bogor tahun 2004.

Keterkaitan Alokasi Anggaran Dengan Sektor Unggulan

Pelaksanaan otonomi daerah mengharuskan pemerintah daerah harus dapat menyusun sendiri perencanaan pembangunan di daerahnya. Dalam perencanaan pembangunan pemerintah daerah harus memperhatikan tiga elemen penting yang tidak dapat terpisahkan yaitu pembangunan fisik, sosial dan fiskal. Kesuksesan sebuah proses perencanaan sangat tergantung kepada keseimbangan yang tepat antara ketiganya serta kompetensi dalam menggabungkan ketiga hal tersebut.

Dalam pembangunan yang desentralisasi pemerintah daerah harus mempertimbangkan pembangunan yang terpadu antar sektor. Dengan kata lain Pemerintah daerah harus melihat bagaimana pengaruh kebijakan terhadap sektor tertentu terhadap perkembangan sektor-sektor lainnya. Apakah pengaruhnya berdampak negatif atau positif, hal ini akan berdampak terhadap perekonomian makro daerah.

Perencanaan pembangunan ekonomi daerah terintegrasi antar sektor diharapkan mampu memberikan pedoman bagi arah pembangunan daerah. Perubahan keadaan kondisi ekonomi masyarakat menjadi lebih baik karena pembangunan daerah tentu akan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pemerintah daerah sehingga masyarakat akan semakin terdorong untuk berpartisipasi dalam mengisi pembangunan daerahnya.

Hasil penelitian ini dengan menggunakan berbagai analisis seperti analisis input-output, analisis kewilayahan dan analisis kelembagaan alokasi anggaran belanja pembangunan APBD Kabupaten Bogor, menunjukkan bahwa sektor industri, sektor perdagangan, sektor bangunan dan sektor tanaman bahan makanan merupakan sektor unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Bogor karena mempunyai derajat penyebaran (backward linkage), derajat kepekaan (foward linkage), angka pengganda pendapatan (income multiplier), angka pengganda pajak tak langsung (tax multiplier), angka pengganda tenaga kerja (employment multiplier) dan angka pengganda nilai tambah total (value added multiplier) yang terbesar di banding sektor-sektor lain. Sektor industri, sektor perdagangan, sektor bangunan dan sektor tanaman bahan makanan memberikan kontribusi ke PDRB masing-masing sebesar

60.8%, 15.6%, 3.36% dan 6.51% (total 86%) dan menyerap lapangan pekerjaan masing-masing 24%, 23%, 6.6% dan 20% (total 73.6%).

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anggaran pembangunan Kabupaten Bogor tidak selalu harus mendukung sektor unggulan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor unggulan seperti perindustrian dan perdagangan merupakan private sector yang sudah bisa mandiri dan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian Kabupaten Bogor baik dalam bentuk PDRB maupun penyerapan tenaga kerja. Penambahan alokasi anggaran atau dukungan anggaran yang besar terhadap sektor industri dan perdagangan justru akan menambah kesenjangan wilayah pembangunan antara wilayah yang berbasis industri dan perdagangan (Bogor bagian Tengah) dengan wilayah berbasis pertanian dan hutan (Bogor bagian Barat). Untuk mendukung sektor ini pemerintah cukup membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung investasi seperti menghapus ekonomi biaya tinggi (birokrasi dan pungutan liar), rasa aman dan penegakan hukum (law enforcement) yang tegas.

Sedangkan sektor unggulan seperti sektor pertanian terlihat cukup besar menyerap tenaga kerja namun masih sedikit dalam memberikan kontribusi PDRB terhadap perekonomian Kabupaten Bogor. Hal ini menunjukkan bahwa produktivitas orang yang bekerja di sektor pertanian sangat rendah. Masih terbelakangnya sektor pertanian dibandingkan sektor industri dan perdagangan kemungkinan disebabkan oleh minimnya alokasi anggaran dan perhatian pemerintah Kabupaten Bogor kepada sektor ini. Sektor pertanian masih membutuhkan dukungan anggaran yang besar agar dapat berkembang. Pada tahun 2004 alokasi anggaran untuk sektor pertanian terlihat sangat rendah yakni hanya sebesar 2,81%. Untuk itu pemerintah harus jeli dan tanggap melihat kondisi sebenarnya yang terjadi wilayahnya sehingga kedepan pemerintah bisa mengkaji lebih cermat mengenai besarnya alokasi anggaran untuk sektor pertanian agar ketimpangan wilayah pembangunan dapat segera teratasi.

Perencanaan dan penganggaran merupakan proses yang paling penting dalam penyelenggaraan pemerintah, karena berkaitan dengan tujuan pemerintah yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Perencanaan dan penganggaran merupakan proses terintegrasi. Agar pola pembangunan berhasil dengan baik maka

pola penganggaran harus tepat (dosisnya tepat) dan timing pelaksanaannya juga tepat.

Kedepannya Pemerintah diharapkan lebih memprioritaskan alokasi anggaran untuk mengatasi ketimpangan wilayah pembangunan di Kabupaten Bogor serta mengarahkan investasi kepada sektor unggulan yang berbasis sumber daya lokal (pertanian) yang berasal dari daerah hinterland sehingga terjadi keterkaitan sektoral yang kuat agar optimalisasi kinerja pembangunan Kabupaten Bogor tercapai.

Implikasinya pemerintah harus serius melihat kebutuhan pembangunan di disetiap wilayahnya, penyusunan alokasi anggaran tidak lagi hanya sekedar rutinitas belaka dan berdasarkan kepentingan kelompok tertentu. Anggaran pembangunan harus dapat mengantisipasi segala permasalahan pembangunan di setiap sektor dan wilayah.

.

Optimalisasi Kinerja Pembangunan Daerah

Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten yang berbatasan langsung dengan wilayah metropolitan Jakarta. Sebagai wilayah yang berbatasan langsung, tentunya ada pengaruh dari wilayah metropolitan ini terhadap perkembangan kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor. Areal yang cukup luas menyebabkan adanya variasi baik dalam hal fisik lahan maupun sosial ekonomi yang cukup besar antara kecamatan-kecamatan di Kabupaten Bogor.

Dalam merencanakan pembangunan suatu wilayah, terlebih dahulu harus disusun kebijakan dasar pembangunan yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pola perkembangan yang akan ditempuh. Untuk itu maka perlu mengetahui potensi daerah, kondisi sosial ekonomi, infrastruktur, permasalahan dan berbagai faktor lain yang mempengaruhi.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka permasalahan dalam pembangunan perekonomian di Kabupaten Bogor antara lain adalah tidak adanya keterkaitan yang kuat antara sektor hulu dan sektor hilir (hubungan antara sektor pertanian dan industri yang lemah) dan lemahnya peran kelembagaan di dalam perencanaan sehingga alokasi anggaran masih minimnya anggaran untuk sektor unggulan yang berbasis sumber daya lokal (pertanian).

Hasil analisis juga menunjukkan bahwa sektor industri, sektor perdagangan, sektor bangunan dan sektor tanaman bahan makanan merupakan sektor yang memiliki struktur keterkaitan antar sektor yang kuat di Kabupaten Bogor sehingga memberikan multiplier effects yang tinggi terhadap pendapatan masyarakat, pendapatan daerah, penyerapan tenaga kerja. Dengan demikian pemerintah Kabupaten Bogor diharapkan dapat mendorong perkembangan sektor unggulan tersebut antara lain dengan mengarahkan investasi kepada sektor unggulan yang berbasis sumber daya lokal (pertanian) yang berasal dari daerah hinterland sehingga terjadi keterkaitan sektoral yang kuat.

Rencana pemerintah Kabupaten Bogor untuk meningkatkan pembangunan ekonomi daerahnya harus didukung kinerja yang bagus. Untuk mengoptimalkan kinerja pembangunan Kabupaten Bogor maka pemerintah harus memperhatikan dan memprioritaskan pembangunan sektor unggulan yang berbasis sumber daya lokal (pertanian). Sehingga prioritas pembangunan sektor unggulan berbasis pertanian bisa masuk menjadi visi, misi dan tujuan pembangunan Kabupaten Bogor.

Implementasi dari hal tersebut di atas adalah perlunya kerja sama antar pemerintah daerah, baik daerah yang berbasis pertanian maupun yang berbasis industri. Kerja sama ini pada akhirnya akan membentuk hubungan mutualisme yang saling menguntungkan. Jika tidak, maka wilayah-wilayah hinterland dengan tingkat pendapatan yang rendah akan menghambat pertumbuhan demand terhadap produk- produk yang dihasilkan oleh wilayah yang lebih maju.

Sebagaimana disebutkan Tacoli (1998) bahwa konsep pembangunan dalam beberapa dekade terakhir ditujukan pada perubahan hubungan antara sektor pertanian dengan industri. Kebijakan pertumbuhan ekonomi mengikuti satu atau dua pendekatan, yaitu pertama investasi di sektor pertanian berpengaruh pada penyediaan kebutuhan sektor industri dan perkotaan, sedangkan pendekatan kedua berpendapat bahwa pertumbuhan industri dan perkotaan memerlukan sektor pertanian yang lebih modern

Selanjutnya menurut Rondinelli (1985) dalam Rustiadi dan Hadi (2006) konsep integrasi fungsional-spasial adalah pendekatan dengan mengembangkan sistem pusat-pusat pertumbuhan dengan berbagai ukuran dan karakteristik fungsional secara terpadu. Stimulan dari pengembangan regional dimulai dari

pendekatan pertanian dibandingkan dengan pengembangan industri. Kawasan perdesaan harus didorong menjadi kawasan yang tidak hanya menghasilkan bahan primer melainkan juga mampu menghasilkan bahan olahan atau industri hasil pertanian (agroindustri). Proses interaksi antara kawasan perdesaan dan perkotaan harus dalam konteks pembangunan interregional berimbang, dimana terjadi proses pembagian nilai tambah yang seimbang dan proporsional. Pembangunan yang berimbang secara spasial menjadi penting karena dalam skala makro hal ini menjadi prasyarat bagi tumbuhnya perekonomian nasional yang lebih efisien, berkeadilan dan berkelanjutan.

Gambar 29 Resume keterkaitan alokasi anggaran, sektor unggulan, hasil analisis dan rekomendasi F A K T A Sektor Unggulan di Kabupaten Bogor: - Industri Pengolahan - Perdagangan - Bangunan - Tanaman Bahan Makanan Alokasi Anggaran Pembangunan Kabupaten Bogor - Pendidikan 50% - Pekerjaan Umum 24% - Kesehatan 13% - Lainnya 13% Tidak Terkait Kecuali Sektor Bangunan A N A L I S I S R E K O M E N D S I Anggaran Tidak Diprioritaskan Kepada Sektor Unggulan Alokasi Anggaran Belum Efektif dan Efisien

Sektor Industri dan perdagangan tidak perlu dukungan anggaran yang besar, sedangkan sektor Pertanian sangat membutuhkan alokasi

Alokasi anggaran sebaiknya diprioritaskan untuk dapat mengatasi ketimpangan wilayah pembangunan. Investasi diarahkan ke sektor unggulan berbasis sumber

Dokumen terkait