• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indonesia merupakan negara agraris dan mempunyai lahan pertanian yang sangat luas. Sebagai gambaran luas lahan pertanian di Indoneia mencapai sekitar 76.4 juta hektar yang meliputi lahan basah sekitar 8.4 juta hektar dan lahan kering sekitar 68 juta hektar (Departemen Pertanian, Dir. Jen. Pengelolaan Lahan dan Air 2007). Adalah wajar jika sektor pertanian dijadikan sebagai faktor utama bagi ketahanan nasional, paling tidak untuk suatu daerah tertentu. Adanya lahan pertanian/lintasan yang dilalui oleh alat-alat berat, mesin-mesin pertanian, manusia dan binatang serta adanya konsolidasi tanah berakibat terbentuknya lapisan kedap (hardpan) di dalam tanah (Randy et al. 2006, Zhang et al. 2006)

Lapisan tanah padat dengan tahanan penetrasi tanah di atas 2 MPa. atau mempunyai densitas tanah di atas 1.8 g/cm3 sulit ditembus oleh akar tanaman, menghambat penetrasi air dan nutrisi serta menghambat sirkulasi udara di dalam tanah. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tanaman serta menurunkan produktivitas hasil tanaman (Susan dan Nina 1994, Soil Quality Institute 2003, Borghei et al. 2008, Wang et al. 2006). Pada tanaman lahan kering (misalnya tanaman tebu), kandungan air di atas lapisan kedap akan merusak akar tanaman sehingga pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Untuk membongkar lapisan

padat demikian diperlukan draft pembajakan dan konsumsi energi yang besar (Kasisira 2004, Drewer et al. 1980, Chandon et al. 2002). Besarnya draft

pembajakan ini digunakan untuk mengatasi gesekan antara tanah dengan permukaan tillage tool, kelengketan tanah dengan pisau bajak, gesekan antar tanah, kohesi tanah serta guna mengatasi percepatan tanah bongkaran di depan

tillage tool (Gill et al. 1968, Upadhyaya et al. 2009)

Pada operasi tillage konvensional

,

tidak ada gerak relatif antara chisel

dengan implement sehingga selama operasi tillage, selalu terjadi kontak antara

chisel dengan tanah. Karena selalu terjadi kontak langsung antara tillage tool

dengan tanah, maka selama implement bergerak maju akan terjadi pemadatan tanah oleh tillage tool. Hal ini mengakibatkan draft pembajakan menjadi semakin besar (Zhang Ji 1997) sehingga energi yang diperlukan guna membongkar tanah padat juga menjadi besar pula. Energi yang diperlukan untuk menggerakkan

implement didapat dari traksi traktor. Untuk memperbaiki efisiensi dari drive wheel traktor umumnya dilakukan dengan cara menambah bobot pada bagian belakang traktor. Hal ini akan mengakibatkan kepadatan tanah yang dilalui oleh traktor semakin meningkat sehingga tahanan tanah akan meningkat pula. Draft

pembajakan yang besar serta melampaui kemampuan kekuatan komponen traktor juga dapat merusak komponen dari traktor itu sendiri.

Seiring dengan mahalnya harga bahan bakar minyak serta bila luasan lahan yang akan dibongkar sangat luas, maka biaya yang harus dikeluarkan guna mengatasi besarnya draft pembajakan menjadi besar pula. Sebagai gambaran luas lahan kering di Indonesia pada tahun 2008 yang ditanami tebu diperkirakan sekitar 405500 hektar dan akan meningkat menjadi sekitar 408000 hektar pada tahun 2009 (Dirjen Perkebunan Dep. Tan. 2007). Untuk itu diperlukan upaya guna menurunkan draft pembajakan dan energi yang diperlukan sehingga konsumsi bahan bakar yang diperlukan guna membajak tanah menjadi lebih sedikit.

Ada beberapa metode dalam menurunkan draft pembajakan dan konsumsi energi yang telah dikembangkan diantaranya adalah dengan menggunakan teknologi variable depth tillage (Ahmad Kalilian et al. 2002, Yousef Abbaspour

et al. 2005), Teknologi electro osmosis (Radite et al. 2002) dan dengan menggetarkan batang bajak.

Ada tiga metode yang telah dikembangkan dalam menggetarkan batang bajak yaitu dengan memberi energi mekanis secara langsung ke batang bajak, dengan memberikan energi mekanis pada bagian elastis (pegas) dari batang bajak dan dengan memanfaatkan variasi tahanan tanah selama pisau bajak membongkar tanah. Metode pertama dinamakan oscilatory-tillage, metode ke dua dinamakan

force vibration vibratory-tillage sedangkan metode ke tiga dikenal sebagai self excited-vibration (SEV) vibratory-tillage.

Metode pertama telah banyak diteliti baik secara analitis maupun secara eksperimental dan berhasil menurunkan draft pembajakan secara signifikan namun selalu disertai dengan kenaikan penggunaan energi, bahkan sangat besar (Awat et al. 2009, Bandalan et al. 1999, Dawelbeit et al. 1999, Kofoed SS 1969 dan Sakai et al. 1993). Semua peneliti sepakat bahwa turunnya draft pembajakan terjadi bila rasio kecepatan (perbandingan antara kecepatan getar maksimum dari

batang bajak dengan kecepatan maju traktor) lebih besar dari satu atau jika rasio kontak (perbandingan antara waktu kontak ujung pisau bajak bersentuhan dengan tanah padat dengan waktu satu siklus getar) lebih kecil dari satu. Kondisi ini didapat dengan memvariasikan ampkitudo getar, frekuensi getar serta sudut osilasi batang bajak. Penggetaran batang bajak dengan amplitudo getar tinggi dengan frekuensi rendah menjadikan banyak retakan pada tanah (sebagai akibat tumbukan antara ujung pisau bajak dengan tanah padat) sedangkan penggetaran dengan amplitudo getar rendah pada frekuensi tinggi membuat terjadinya kehancuran tanah di depan ujung pisau bajak. Penggetaran juga mengakibatkan kelengketan antara pisau bajak dengan tanah jauh berkurang sehingga draft pembajakannya menjadi turun. Wang et al, (1998) mencatat penurunan kelengketan antara tanah dengan pelat logam secara drastis bila pelat digetarkan pada frekuensi tinggi. Yang unik adalah penelitian yang dilakukan oleh Shahgoli et al. (2007). Dalam penelitiannya, Shahgoli et al. (2007) melaporkan terjadinya penurunan draft

pembajakan sebesar 15 % pada rasio kecepatan kecepatan 0.95. Hal ini dilakukan dengan mengatur frekuensi getar, amplitude getar, sudut osilasi dan kecepatan membajak masing masing sebesar sebesar 1.9 Hz, 69 mm, 270 dan 2.9 km/h. Kondisi ini memungkinkan terjadinya rasio kontak sebesar 79 %. Sesuai dengan rumusan yang dikembangkan oleh Radite et al. (2002) dan Sakai (2009), kondisi rasio kontak ini memungkinkan terjadinya penurunan draft pembajakan. Kendati metode ini menaikkan pemakaian energi, namun mempunyai keunggulan yaitu kualitas tanah menjadi semakin gembur dan banyak terjadi retakan di dalam tanah yang telah terbongkar (Radite et al. 2007) sehingga memudahkan kandungan air di atas lapisan kedap meresap ke dalam tanah. Dalam metode ini berapapun besarnya energi yang dibutuhkan untuk mengosilasikan tillage tools disediakan sepenuhnya oleh sistem mekanis. Hal inilah yang menyebabkan kenaikan konsumsi energi secara berlebihan.

Radite et al. (2010b) melakukan penelitian dengan menggunakan metode

force vibration vibratory-tillage. Radite et al. (2010b) melakukannya dengan penggetaran struktur pada bajak mol getar lateral.Dalam penelitiannya, Radite et al. (2010b) memasang batang bajak mol pada batang kantilever yang digetarkan dalam arah transversal dan ditarik oleh traktor. Kedalaman membajak dibuat

sedalam 36-44 cm sedangkan kecepatan membajak dibuat sebesar 1.61-1.8 km/jam. Dengan penggetaran struktur pada frekuensi 7-12 Hz, draft bajak mol turun antara 18.2-23.6 %. Pada frekuensi antara 7 Hz sampai dengan 12 Hz getaran struktur juga cukup efektif dalam menurunkan energi getar, dimana penurunan draft masih lebih besar dibandingkan dengan presentasi kenaikan daya kinetis. Penggetaran dengan frekuensi 15 Hz paling tidak efektif karena peningkatan daya kinetis sebesar 10.9 % hanya menghasilkan penurunan daya sebesar 3.1%.

Metode yang ke tiga (self-excited vibration vibratoty tillage) juga telah diteliti secara analitis dan secara eksperimental (Laszlo et al. 2002, Berntsen et al.

2006 dan Qiu Lichun et al. 2000, Duerinckx et al. 2005). Dalam metode ke tiga, penurunan tahanan tanahnya lebih rendah dibandingkan dengan metode yang pertama sedangkan konsumsi energinya menjadi lebih rendah jika dibandingkan dengan konsumsi energi pada operasi tillage tanpa getar dan metode oscilatory- tillage. Energi yang dibutuhkan untuk menggetarkan tillage tools didapat dari energi yang disimpan di dalam pegas dalam bentuk energi potensial yang diakibatkan oleh variasi draft pembajakan. Dengan demikian energi yang disediakanpun menjadi terbatas. Perlu diupayakan untuk menaikkan level energi dari sistem getar yaitu dengan optimasi elastisitas pegas, dengan menambah jumlah derajat kebebasan dari sistem getar serta dengan penggetaran berenergi rendah pada pegas elastis. Dengan optimasi elastisitas pegas dan sistem getarnya, diharapkan energi yang disimpan di dalam pegas menjadi lebih besar sehingga getaran yang terjadi pada tillage tools akan mampu menurunkan tahanan tanah secara signifikan dengan kualitas tanah yang tidak jauh berbeda dengan kualitas tanah yang dihasilkan oleh subsoiling metode oscilatory-tillage.

Gill et al. (1968) dan Upadhyaya et al. (2009) membuat rumusan draft

pembajakan yang didasarkan pada keseimbangan gaya-gaya yang bekerja pada pisau bajak. Khusus irisan di depan ujung pisau bajak, draft pembajakannya didasarkan pada passive soil failure theory atau Mohr Coulomb theory. Draft

pembajakan ini menjadi besar bilamana irisannya memanjang dari ujung pisau bajak sampai dengan permukaan tanah. Bilamana Mohr Coulomb theory ini hanya digunakan untuk menghancurkan tanah padat di depan ujung pisau bajak, maka

gaya tersebut menjadi sangat kecil. Hal ini bisa dilakukan dengan penggetaran pada batang bajak berenergi rendah dengan frekuensi tinggi. Dengan penggetaran berenergi rendah pada batang bajak, diharapkan mampu menghancurkan tanah di depan ujung pisau bajak tanpa membuat irisan tanah sehingga draft pembajakan beserta konsumsi energinya menjadi turun.

Rumusan Masalah

Dari uraian di atas dan agar penelitian ini menjadi jelas dan terarah, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

Usaha menurunkan draft pembajakan dan konsumsi energi pada subsoiling

dengan menggunakan subsoiler jenis self excited vibration satu dan dua derajat kebebasan, dan dengan penggetaran berenergi rendah pada bajak getar self-excited vibration. Usaha tersebut dilakukan melalui studi analitis dan studi eksperimental dalam skala laboratorium.

Tujuan Penelelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

• Mengungkapkan mekanisme turunnya draft pembajakan, baik melalui simulasi

matematis maupun melaluai eksperimen pada bajak getar yang mengalami gangguan secara alami sebagai akibat dari variasi draft pembajakan.

• Membuat derivasi matematis dari getaran subsoiler getar yang mengalami

gangguan secara alami sebagai akibat dari variasi draft pembajakan, yang meliputi subsoiler getar satu dan dua derajat kebebasan.

• Membuat model subsoiler getar satu dan dua derajat kebebasan yang

mengalami gangguan secara alami sebagai akibat dari variasi draft pembajakan dalam skala laboratorium, tujuannya adalah menurunkan draft pembajakan yang diperlukan untuk membajak tanah.

• Membuat model subsoiler getar dengan penggetaran berenergi rendah pada

bajak getar satu derajat kebebasan yang mengalami gangguan secara alami sebagai akibat dari variasi draft pembajakan dalam skala laboratorium, tujuannya adalah menurunkan draft pembajakan beserta penggunaan energi yang diperlukan untuk membajak tanah.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut:

• Memberikan kontribusi positif bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya di bidang getaran struktur beserta penerapannya pada mesin-mesin pertanian.

• Bila digunakan dalam skala lapang dapat membantu petani dalam memperbaiki

kualitas tanah sehingga produktivitas hasil pertanian semakin meningkat.

• Bila digunakan dalam skala lapang dapat menghemat penggunaan bahan bakar

minyak yang diperlukan guna membongkar tanah padat.

• Bila digunakan dalam skala lapang dapat menjaga reliabilitas dari traktor yang

digunakan untuk membajak tanah.

Ruang Lingkup Penelitian

Seluruh rangkaian penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium. Guna menjamin keberhasilan penelitian, maka penelitian ini disusun meliputi:

• Studi analitis/simulasi bajak getar jenis self-excited vibration (SEV), yang

meliputi bajak getar SEV berderajat kebebasan tunggal maupun bajak getar SEV berderajat kebebasan ganda. Simulasi ditekankan pada getaran batang bajak, lintasan ujung pisau bajak serta besar penurunan draft pembajakan beserta mekanisme penurunan draft pembajakan.

• Perancangan peralatan penelitian. Perancangan ini disusun secara sistematis

tahap demi tahap utamanya didasarkan pada teori yang dikembang oleh Pahl et al. (1976). Perancangan lebih ditekankan pada perancangan konsep peralatan dan disertai dengan informasi tambahan tentang perancangan wujud.

• Eksperimen guna mencari besar, frekuensi dan model matematis dari draft

pembajakan. Eksperimen ini diperlukan untuk merancang pegas yang akan digunakan untuk penelitian bajak getar jenis self-excited vibration. Demikian pula diperlukan untuk proses simulasi lanjutan serta digunakan untuk perbandingan dengan draft pembajakan dari hasil yang didapat dari bajak getar

self-excited vibration.

• Eksperimen guna mencari pengaruh elastisitas pegas beserta orientasinya

derajat kebebasan, orientasi pegas menghadap ke muka (front spring treatment) dan orientasi pegas menghadap ke belakang (rear spring treatment)

• Eksperimen guna mencari pengaruh penggetaran berenergi rendah pada bajak

getar SEV terhadap draft pembajakan dan kebutuhan energi.

Kebaruan Penelitian

Kebaruan dari penelitian ini adalah:

• Digunakannya pegas semi-eliptis pada bajak getar SEV yang mempunyai

potensi getar dalam arah menyudut (horisontal dan vertikal) serta dalam arah transversal.

• Diungkapkannya pengaruh orientasi pegas pada bajak getar SEV terhadap draft

pembajakan.

• Kebaruan utama dari penelitian ini terletak pada pengaruh penggetaran

berenergi rendah pada bajak getar SEV satu derajat kebebasan terhadap penurunan draft pembajakan dan energi saat membajak tanah.

(Analytical Study of Self-Excited Vibration Vibratory-tillage)

Abstrak

Studi analitis dan eksperimental terhadap penggetaran batang bajak dengan cara memberikan energi mekanis ke batang bajak telah banyak dilakukan. Walaupun metode ini berhasil menurunkan tahanan tanah secara signifikan, namun penggunaannya berakibat pada kenaikan konsumsi energi secara berlebihan. Penggetaran dengan cara menggunakan metode eksitasi sendiri pada subsoiler getar juga telah banyak dilakukan secara eksperimental. Penggetaran dengan cara ini berhasil menurunkan tahanan tanah. Namun, penurunannya tidak sebesar yang dicapai dengan cara sebelumnya. Kendati demikian, studi analitis terhadap penggetaran dengan cara yang kedua ini belum pernah dilakukan secara detil. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan studi analitis dari bajak getar jenis self-excited vibration (SEVVT). Tujuannya adalah mencari parameter dinamis dari bajak getar sehingga getaran dari batang bajak mampu menurunkan draft pembajakan yang diperlukan untuk membajak tanah. Getaran dari SEVVT dimodelkan sebagai sistem getar Satu Derajat Kebebasan (SEVVT_SDOF) dan sistem getar Dua Derajat Kebebasan (SEVVT_TDOF). Dalam SEVVT_SDOF, derajat kebebasan yang dipilih adalah getaran batang bajak yang dihubungkan dengan kerangka tetap melaluai sebuah pegas semi-eliptis. Bajak getar SEVVT_TDOF didapat dengan cara menambah sebuah massa ayun yang dihubungkan dengan batang bajak melalui sebuah pegas koil. Getaran batang bajak diakibatkan oleh variasi draft pembajakan selama pisau bajak bergerak maju. Elastisitas pegas semi-eliptis atau besar massa ayun divariasikan sehingga batang bajak bergetar hebat di sekitar frekuensi resonansi. Kondisi ini diharapkan mampu menurunkan draft pembajakan yang diperlukan untuk membajak tanah. Seberapa besar turunnya draft pembajakan diinvestigasi dengan cara menganalisis gerak osilasi dari lintasan ujung pisau bajak. Hasil yang didapat dibahas lebih lanjut sehingga didapat gambaran tentang keberhasilan dari penelitian ini.

Kata kunci: bajak getar, self-excited vibration, draft pembajakan, pegas semi- eliptis, lintasan ujung pisau bajak.

Abstract

Analytical and experimental study on vibratory-tillage by adding external energy to the tillage tool has been widely conducted. Though this method has been shown to significantly reduce soil resistance, it will, unfortunately, increases the energy consumption excessively. Experimental study on vibratory-tillage by self- excited vibration method has also been performed. This method can also reduces soil resistance though not as much as the former. No analytical study in detail of the latter, however, can be found. This chapter discusses analytical study of self- excited vibration of tillage-tool on vibratory-tillage (SEVVT) due to natural excitation of varying cutting forces. The objectif of this discussion is to find dynamics parameter of vibratory-tillage so that the vibration of tillage-tool will

be able to reduced draft force required for loosening soil density during tillage operation. The vibration of SEVVT was modeled as vibration systems with single and two degrees of freedom (SEVVT-SDOF and SEVVT_TDOF) system. In the SEVVT_SDOF, the degree of freedom was vibration of tillage tool that was connected to a fixed structure by a new model of semi-elliptic spring. In the SEVVT_TDOF, the degrees of freedom were the motion of the tillage tool and the motion of the swinging-mass arm; the swinging mass was connected to tillage tool by a coil spring. The vibration of tillage tool was caused by natural excitation of the varying cutting force. The elasticity of elastic spring or the mass of swinging mass was optimized such that the tillage tool vibrates violently around its resonant frequency. This condition decreases the draft force required to loosen soil density due to the self-exited vibration phenomenon. The possibility of draft force reduction was investigated further by analyzing the oscillating pathway of the tillage tool tip. The result discussed further so that the successfully of this research can be visualized.

Keywords: Vibratory-tillage, self-excited vibration, draft force, semi-elliptic spring, oscillating pathway of the tillage tool tip.

Pendahuluan

Parameter dinamis dari suatu struktur dinyatakan dengan massa, elastisitas dan peredam. Massa dan elastisitas merupakan potensi getar dari struktur sedangkan peredam merupakan potensi struktur dalam meredam getaran. Sesuai dengan gangguannya, getaran struktur dibedakan dalam getaran bebas, getaran paksa dan self-excited vibration. Secara skematis, klasifikasi tersebut dapat ditunjukkan dalam bentuk model dinamis pada Gambar 1.

Gambar 1 Model dinamis dari getaran struktur.

Getaran bebas terjadi bilamana struktur diberi simpangan awal atau kecepatan awal, dalam hal demikian struktur akan bergetar secara harmonis dengan frekuensi getar sesuai dengan frekuensi alaminya. Getaran paksa terjadi bilamana struktur diberi gangguan dari luar baik berupa gaya/momen atau berupa

gerakan rangka dasar/pondasi. Dalam hal demikian, struktur akan bergetar dengan frekuensi getar yang sesuai dengan frekuensi gangguannya. Bila frekuensi gangguan berdekatan dengan frekuensi alami struktur, maka terjadi fenomena resonansi dan struktur akan bergetar hebat.

Fenomena self-excited vibration terjadi utamanya akibat adanya interaksi antara gerakan struktur dengan lingkungan getarnya (Rao dan Yap Fook Fah 2005, McMillan 1997). Hal yang unik dari getaran ini adalah gangguannya selalu merupakan fungsi dari simpangan, kecepatan dan percepatan dari massa getar. Oleh karena itu pada kasus ini tidak ada solusi yang sifatnya umum bahkan pada beberapa kasus, solusi eksperimental memberikan jawab yang mendekati kebenaran (Ekwaro dan Desen 2001).

Fenomena self-excited vibration telah digunakan pada bajak getar dengan tujuan untuk menurunkan draft pembajakan serta energi yang diperlukan untuk membajak tanah (Qiu Lichun et al. 2000, Berntsen et al. 2006 dan Laszlo Fenyvesi et al. 2002).

Qiu Lichun et al. (2000) membuat studi eksperimental bajak getar dengan menggunakan metode self-excited vibration. Pegas elastis dipasang antara bajak getar dengan traktor menggantikan fungsi dari upper link. Bajak getar bekerja pada kedalaman membajak antara 26 cm sampai dengan 29 cm. Dibandingkan dengan bajak tanpa getar, Qiu Lichun et al. (2000) mencatat penurunan draft pembajakan sekitar 10.8 %.

Bernstsen et al. (2006) melakukan penelitian tentang draft pembajakan dengan menggunakan rigid tines dan flexible tines. Penelitian dilakukan pada loam soil pada dua kondisi tanah yaitu pada tilled soil dan pada no-tilled soil serta pada dua kondisi kecepatan 1 m/s dan 2 m/s. Kedalaman membajak dilakukan pada 0.06 m dan 0.12 m. Dalam penelitiannya, Bernstsen et al. (2006) menggunakan tiga jenis tines yaitu rigid tine, flexible straight tines dan flexible S tines. Jika dioperasikan pada no-tilled soil, Bernstsen mencatat penurunan draft pembajakan pada flexible straight tines dan flexible S tines berturut turut sebesar sebesar 20 % dan 28% dibandingkan dengan draft pembajakan yang diperlukan oleh rigid tines. Pada tilled soil, terjadi hal sebaliknya yaitu rigid tine memberikan

draft pembajakan paling rendah dibandingkan dengan draft pembajakan untuk flexible tine.

Laszlo et al. (2002) membuat penelitian SEVVT guna menurunkan draft pembajakan dengan menggunakan Sakun plow. Laszlo et al. (2002) mencatat tidak terjadi penurunan draft pembajakan tanah pada kekakuan pegas yang sangat rendah. Penurunan draft pembajakan menjadi semakin tinggi pada kekakuan pegas yang semakin tinggi. Pada batas kekakuan pegas tertentu draft pembajakan nya menjadi semakin tinggi lagi. Laszlo et al. (2002) menyimpulkan penurunan draft pembajakan optimum terjadi pada rentang frekuensi alami bajak getar pada kisaran 20-25 Hz.

Walaupun bajak getar jenis SEVVT telah diuji secara eksperimental dan berhasil menurunkan draft pembajakan, namun kajian analitisnya baru dilakukan sebatas pada kajian analitis tentang getaran batang bajak sedangkan analisis tentang turunnya draft pembajakan pada bajak getar jenis SEVVT hanya sedikit dibahas.

Pada bab ini akan dibuat studi analitis bajak getar jenis self-excited vibration. Getaran dari SEVVT dimodelkan sebagai system getar satu derajat kebebasan (SDOF) dan sistem getar dua derajat kebebasan (TDOF) yang meliputi getaran dari batang bajak dan getaran dari massa ayun. Batang bajak dihubungkan dengan fixed structure oleh sebuah pegas semi-eliptis sedangkan massa ayun dihubungkan dengan batang bajak oleh sebuah pegas koil. Getaran batang bajak diakibatkan oleh variasi draft pembajakan yang berupa fungsi periodik dan diekspansikan lebih lanjut dalam deret Fourier. Dilakukan simulasi pada dua kondisi frekuensi draft pembajakan yaitu pada frekuensi sedang (5 Hz) dan frekuensi draft pembajakan rendah (2 Hz). Momen inersia massa dari batang bajak dibuat konstan sedangkan elastisitas pegas atau besar massa ayun divariasikan. Kondisi ini berpengaruh terhadap getaran batang bajak. Getaran