KALIMANTAN TIMUR
B. Penelitian tentang Keterlibatan Hidup Menggereja Orang Muda Katolik di Paroki Kristus Raja Barong Tongkok, Kalimantan Timur
3. Pendalaman Lebih Lanjut terhadap Hasil Penelitian Menurut Masing- Masing-masing Variabel
Kerangka pendalaman terhadap hasil penelitian ini pertama-tama mengacu
pada tugas pelayanan orang muda dalam hidup menggereja yang telah dibahas pada
bab II, seperti tugas untuk menghimpun dan menjalin persaudaraan murid-murid
Kristus dan semakin disempurnakan dengan melayani sesama demi kepentingan
seluruh umat sehingga Kerajaan Allah sungguh dirasakan oleh seluruh umat
manusia di dunia. Kerangka pendalaman di atas mengartikan bahwa hidup
menggereja berasal dari himpunan umat yang saling melayani.
Berkaitan dengan penjelasan di atas maka hasil penelitian yang telah di
uraikan sebelumnya akan dibahas lebih lanjut untuk memperjelas gambaran hidup
menggereja orang muda paroki Kristus Raja Barong Tongkok. Pembahasan berikut
akan menyampaikan pendapat penulis terhadap tiap-tiap variabel yang telah di
uraikan yang meliputi identitas responden, pemahaman orang muda terhadap hidup
menggereja, keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik, peluang dan
hambatan dalam meningkatkan keterlibatan hidup menggereja orang muda Katolik
dan pendampingan iman yang relevan bagi orang muda Katolik paroki Kristus Raja
a. Identitas Responden
Reponden penelitian hidup menggereja orang muda terdiri dari 10 laki-laki
dan 10 perempuan. Sebagian besar mereka berusia 16 sampai 19 tahun, di bawah
15 dan di atas 25 tahun hanya sedikit. Melihat dari tingkat usia yang ada dapat
dikatakan usia orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok tergolong
usia sekolah menengah atas. Mereka sibuk dengan pekerjaan kantor dan urusan
sekolah.
Hasil jawaban dari penelitian bahwa jumlah terbesar status tingkat
pendidikan orang muda Katolik adalah tingkat sekolah menengah atas. Hal ini
sangat berbeda dengan jumlah orang muda yang berpendidikan sekolah menengah
pertama dan perguruan tinggi. Perbedaan tingkat pendidikan tidak begitu menjadi
permasalahan bagi mereka, mereka tetap bisa bekerjasama dengan baik.
b. Pemahaman akan Hidup Menggereja
Data yang penulis peroleh bahwa sebagian besar responden memahami arti
hidup menggereja sebagai kegiatan yang menampakkan hidup beriman dalam
setiap kegiatan menggereja dan kehidupan sehari-hari. Pemahaman orang muda
akan hidup menggereja sudah cukup mendalam, karena telah disampaikan pada bab
II hidup menggereja adalah kegiatan menampakkan iman dalam setiap aktivitas
Gereja dan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hasil penelitian 16 responden sudah
memahami pengertian hidup menggereja tersebut.
Data yang penulis peroleh sebagian besar responden menghayati hidup
masyarakat. Penghayatan orang muda dalam hidup menggereja sudah cukup
mendalam terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 11 responden yang sungguh menghayati hidup
menggereja sebagai perwujudan iman Kristiani dalam lingkup Gereja maupun
masyarakat. Berdasarkan penelitian yang terungkap di atas, secara umum tingkat
penghayatan orang muda dalam hidup menggereja cukup mendalam dan perlu
ditingkatkan lagi, sehingga bukan hanya sampai pada pemahaman saja namun
sampai pada tindakan nyata dalam hidup sehari-hari.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa tujuan yang mendorong orang muda
dalam hidup menggereja adalah demi mewujudkan iman dalam hidup sehari-hari.
Beberapa di antaranya demi nilai pelajaran agama di sekolah maupun mendapat
penghargaan dari teman kerja dan menemukan jati diri. Menanggapi jawaban di
atas, penulis berpendapat pada umumnya orang muda Katolik paroki Kristus Raja
Barong Tongkok belum menyadari tugas dan tanggungjawabnya sebagai anggota
Gereja, sehingga mereka terlibat dalam suatu kegiatan hanya untuk memenuhi tugas
sekolah atau mendapat penghargaan dari teman kerja.
Melihat seluruh aspek yang sudah terungkap, penulis dapat mengatakan
bahwa tingkat pemahaman orang muda akan hidup menggereja sudah baik. Namun
diharapkan bukan sekedar pemahaman tetapi sungguh-sungguh diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari. Melihat hasil penelitian ini, penulis berpendapat bahwa
orang muda Katolik sudah memahami pengertian hidup menggereja, namun hidup
menggereja bukan hanya sebatas memahami saja tetapi diwujudnyatakan dalam
Katolik memahami bahwa hidup menggereja hanya sebatas keterlibatan dalam
ruang lingkup Gereja Saja. Hal demikian menjadi keprihatinan bagi orang muda
karena hidup menggereja bukan hanya di depan altar Gereja tetapi juga terlibat aktif
dalam lingkungan masyarakat sebagai tindak lanjut dari hidup menggereja.
c. Keterlibatan Orang Muda Katolik dalam Hidup Menggereja
Dilihat dari segi alasan orang muda terlibat dalam hidup menggereja.
Mayoritas orang muda terlibat karena keinginan sendiri. Menurut penulis alasan
seperti ini sudah baik. Artinya orang muda melaksanakan hidup menggereja bukan
karena paksaan dari pihak manapun tetapi sungguh-sungguh terdorong oleh diri
sendiri. Hasil penelitian menunjukkan 17 orang memiliki kesadaran diri untuk
terlibat dalam hidup menggereja. Berkaitan dengan alasan responden, hasil
penelitian menunjukkan bahwa responden merasa terdorong oleh diri sendiri untuk
terlibat aktif dalam hidup menggereja.
Dilihat dari segi sikap. Mayoritas orang muda melaksanakan hidup
menggereja dengan segenap hati dan penuh kesetiaan. Menurut penulis sikap orang
muda seperti ini sudah baik. Artinya orang muda melaksanakan kegiatan hidup
menggereja dengan segenap hatinya tidak ada keterpaksaan dari pihak manapun.
Melihat hasil penelitian ini, penulis berpendapat bahwa melaksanakan kegiatan
hidup menggereja dengan segenap hati dan setia merupakan tanggungjawab sebagai
orang muda Katolik. Artinya orang muda Katolik sadar bahwa keterlibatan dalam
Dilihat dari segi perasaan. Sebagian besar orang muda merasa senang
melaksanakan hidup menggereja. Menurut penulis berkaitan dengan perasaan orang
muda, hasil penelitian menunjukkan 19 responden merasa senang apabila terlibat
dalam hidup menggereja. Menurut penulis secara umum bahwa responden merasa
senang apabila dapat terlibat aktif dalam kegiatan hidup menggereja.
Hasil penelitian berkaitan dengan bentuk keterlibatan dalam hidup
menggereja di paroki Kristus Raja Barong Tongkok mengungkapkan bahwa
mereka sudah terlibat. Bentuk keterlibatan yang sering orang muda Katolik lakukan
adalah mengikuti misa, pendalaman iman, pertemuan orang muda Katolik, bakti
sosial, dan karang taruna. Berdasarkan pemahaman penulis hal tersebut dapat
meningkatkan persaudaraan namun hal ini tidak bisa terjadi begitu saja,
membutuhkan semangat dan kerjasama untuk menjalin persaudaraan sejati. Oleh
sebab itu, penulis mengharapkan agar bentuk kegiatan persekutuan dan pewartaan
dapat ditingkatkan lagi.
Jawaban orang muda mengenai pelaksanaan tanggungjawab sebagai orang
muda Katolik. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tanggungjawab orang muda
Katolik adalah teribat dalam kegiatan Gereja dan masyarakat dan terlibat untuk
mewartakan sabda Allah kepada semua orang. Dari hasil penelitian ini, penulis
berpendapat bahwa orang muda Katolik sudah memahami tugas dan
tanggungjawabnya sebagai anggota Gereja yang harus terlibat aktif dalam berbagai
kegiatan yang ada di Gereja maupun masyarakat sebagai perwujudan iman dalam
hidup sehari-hari. Hal ini sangat baik untuk dikembangkan lagi agar tidak hanya
d. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Meningkatkan Keterlibatan Orang Muda Katolik terhadap Hidup Menggereja
Hasil penelitian menunjukkan beberapa faktor yang dapat mendukung
orang muda meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Faktor terbesar
yaitu munculnya kesadaran dari dalam diri orang muda itu sendiri untuk terlibat
aktif dalam hidup menggereja. Beberapa di antaranya memilih karena
kegiatan-kegiatan yang diadakan menarik dan hanya sedikit yang menjawab karena
dukungan dari orangtua. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa orang muda
sudah memiliki kesadaran dari dalam diri untuk terlibat aktif dalam hidup
menggereja. Hal ini perlu ditingkatkan lagi agar orang muda semakin sadar akan
tugasnya sebagai orang muda Katolik.
Hasil penelitian menunjukkan upaya untuk meningkatkan keterlibatan
dalam hidup menggereja. Secara umum orang muda sudah berupaya untuk
meningkatkan keterlibatan dengan terlibat dalam Gereja dan masyarakat. Dan yang
lainnya memilih upaya ikut kumpulan orang muda, terlibat dalam doa lingkungan
dan mengatur jadwal. Berdasarkan pengalaman penulis ketika terlibat dalam
kegiatan yang diadakan oleh lingkungan yang terlibat hanya orang tua saja
sedangkan orang muda minim.
Berdasarkan hasil penelitian faktor penghambat yang dialami oleh orang
muda untuk meningkatkan keterlibatan dalam hidup menggereja. Dari sejumlah
besar orang muda mengalami kesulitan dalam meningkatkan keterlibatan dalam
hidup menggereja karena sibuk dengan tugas sekolah/kuliah atau pekerjaan.
Kesibukan orang muda dengan tugas sekolah/kuliah atau pekerjaan kantor
oleh orang muda Katolik yang mayoritas masih sekolah. Ditambah lagi dengan
yang lain mengalami kesulitan karena malas dan tidak mau terlibat.
Berdasarkan hasil penelitian upaya yang dapat dilakukan orang muda untuk
mengatasi hambatan keterlibatan dalam hidup menggereja. Secara umum orang
muda Katolik berupaya dengan mengikuti perkumpulan orang muda Katolik dan
mohon bimbingan dari pastor. Yang lainnya berupaya mengatasi hambatan dengan
bertanya pada teman dan mencari informasi dari internet. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa orang muda sudah berupaya mengatasi hambatan yang mereka
alami. Hal ini perlu ditingkatkan secara lebih lanjut supaya orang muda semakin
aktif terlibat dalam hidup menggereja.
e. Harapan Pendampingan Iman Orang Muda Katolik Yang Relevan
Berkaitan dengan pelaksanaan pendampingan iman orang muda. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kegiatan pendampingan iman orang
muda dilaksanakan sekali dalam seminggu. Penulis berpendapat bahwa kegiatan
pendampingan iman sudah cukup baik dilaksanakan setiap minggu karena dapat
membantu orang muda semakin berkembang dalam imannya.
Hasil penelitian menunjukkan metode pendampingan iman bahwa sebagian
besar responden menjawab pendampingan yang mereka harapkan adalah sharing
pengalamandan yang lainnya menjawab dengan nonton film. Penulis berpendapat
bahwa metode pendampingan iman yang diharapkan oleh orang muda untuk
membantu meningkatkan keterlibatan mereka yaitu sharing pengalaman.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih banyak orang muda memilih
sedangkan yang memilih di pantai hanya beberapa orang saja. Hal ini cukup baik
bagi orang muda Katolik paroki Kristus Raja Barong Tongkok bahwa
pendampingan iman tidak hanya dilaksanakan di ruang lingkup Gereja saja, namun
bisa dilaksanakan di luar supaya lebih menarik. Namun hal semacam ini akan
menjadi suatu yang baru bagi mereka karena sebelumnya selalu diadakan di ruang
lingkup Gereja saja. Pendampingan iman diharapkan dapat memikat karena
pendampingan iman merupakan salah satu kegiatan pastoral bagi orang muda
Katolik guna membantu orang muda Katolik semakin menghayati dan mewujudkan
imannya dalam hidup sehari-hari baik di Gereja maupun di masyarakat luas.
Berkaitan dengan bentuk pendampingan iman yang diharapkan oleh orang
muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 14 responden memilih camping rohani
yang mereka harapkan sebagai upaya dalam meningkatkan keterlibatan dalam
hidup menggereja. Sedangkan yang lainnya memilih weeked OMK, retret dan
rekoleksi. Menurut pengamatan penulis selama tinggal di paroki Kristus Raja
Barong Tongkok camping rohani sudah sering dilaksanakan oleh orang muda
Katolik, sehingga penulis merasa lebih baik pendampingan iman model lain yang
belum pernah dilakukan di paroki seperti rekoleksi dan weekend OMK.
Jawaban orang muda mengenai tema pendampingan iman yang diharapkan.
Responden yang menjawab tema keterlibatan diri dalam hidup menggereja dan
masyarakat 18 orang. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis selama
berdomisili di paroki Kristus Raja Barong Tongkok, kegiatan pendampingan iman
sangat membantu orang muda dalam memperkembangkan imannya, namun
untuk mengikutinya. Dengan demikian orang muda merasa tema pendampingan
iman seringkali tidak sesuai dengan kehidupan mereka, sehingga orang muda tidak
tertarik untuk mengikuti pendampingan iman.
Gereja menaruh harapan besar pada orang muda Katolik, karena orang
mudalah yang akan membangun Gereja di masa yang akan datang dan orang muda
diharapkan dapat membina hidup yang saling mengasihi. Bersatu atas dasar relasi
dengan Kristus sehingga mereka mampu mewujudkan imannya dalam hidup
sehari-hari. Wujud nyata dari iman adalah pelayanan orang muda kepada semua umat
khususnya mereka yang kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel. Oleh karena
itu, orang muda diharapkan bekerjasama dalam kasih, terbuka, penuh empati, dan
penuh keikhlasan hati untuk melayani sesama demi kepentingan seluruh umat
sehingga nilai-nilai Kerajaan Allah semakin dirasakan oleh seluruh umat manusia.