• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

4.2. Deskripsi dan Hasil Penelitian

4.2.2. Pendapatan Per Kapita

4.2.2.1. Pendapatan Per Kapita Propinsi Jawa Timur

Propinsi Jawa Timur merupakan propinsi yang sangat berpengaruh bagi Indonesia karena di propinsi ini memiliki potensi ekonomi seperti potensi di sektor pertanian, sektor industri, sektor perdagangan dan sebagainya. Pendapatan per kapita Jawa Timur mengalami peningkatan, ini berarti tingkat kesejahteraan masyarakat Jawa Timur juga meningkat, yang berarti propinsi ini menuju kemakmuran ekonomi masyarakatnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5: Perkembangan Pendapatan Per Kapita Jawa Timur Tahun 2004-2008

Tahun Pendapatan Per Kapita (Rp) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 9.401.570 11.057.370 12.826.920 14.498.200 16.756.560 - 17,61 16,90 13,03 15,57 Rata-rata 15,77

Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel di atas terlihat bahwa pendapatan per kapita di Jawa Timur mengalami peningkatan dimana rata-rata sejak tahun 2004 sampai 2008 perkembangan pendapatan per kapita meningkat sebesar 15,77%, yang artinya masyarakat Jawa Timur semakin makmur.

4.2.2.2. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Gresik

Kabupaten Gresik merupakan daerah yang mengandalkan sektor industri dan perdagangan dalam pembentukan PDRBnya. Pendapatan per kapita Kabupaten Gresik pada tahun 2004 sampai 2008 juga mengalami peningkatan. Untuk itu akan ditampilkan data perkembangan pendapatan per kapita dari tahun 2004 sampai 2008 pada tabel berikut ini:

Tabel 6: Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Gresik Tahun 2004-2008

Tahun Pendapatan Per Kapita (Rp) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 14.855.200 17.410.660 20.154.400 22.871.020 26.194.160 - 17,19 15,76 13,98 23,27 Rata-rata 17,42

Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Pada tabel di atas terlihat bahwa pendapatan per kapita di Kabupaten Gresik sejak tahun 2004 sampai 2008 mengalami peningkatan rata-rata 17,42% dan ini artinya masyarakat di Kabupaten Gresik mengalami peningkatan kesejahteraannya.

4.2.2.3. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sidoarjo

Kabupaten Sidoarjo seperti Kabupaten Gresik yang kegiatan ekonomi masyarakatnya mengandalkan sektor industri dan perdagangan, pendapatan per kapitanya juga meningkat dari tahun ke tahun terutama kurun waktu 2004 sampai 2008. Untuk itu akan ditampilkan tabel berikut ini :

Tabel 7: Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sidoarjo Tahun 2004-2008

Tahun Pendapatan Per Kapita (Rp) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 17.822.910 20.533.590 22.898.910 25.736.090 29.287.330 - 15,20 11,52 12,39 13,79 Rata-rata 13,22

Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Dari tabel di atas jelas bahwa pendapatan per kapita di Kabupaten Sidoarjo mengalami peningkatan rata-rata 13,22% dari tahun 2004 sampai 2008. Ini artinya bahwa kesejahteraan masyarakat Sidoarjo mengalami peningkatan atau ada peningkatan kesejahteraan.

4.2.2.4. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan seperti yang telah dijelaskan di atas yang mengandalkan sektor industri dalam pembentukan PDRBnya maka untuk melihat tingkat kemakmuran dan kesejahteraan dapat dilihat pada tabel pembagian pendapatan sebagai berikut :

Tabel 8: Perkembangan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Pasuruan Tahun 2004-2008

Tahun Pendapatan Per Kapita (Rp) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 5.149.840 6.090.920 7.117.640 8.065.650 9.342.260 - 18,27 16,68 13,32 15,83 Rata-rata 16,02

Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Pendapatan per kapita di Kabupaten Pasuruan dari tahun 2004 sampai tahun 2008 mengalami peningkatan yaitu rata-rata sebesar 16,02%, ini berarti tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Pasuruan turut meningkat.

4.2.3. Pertumbuhan Ekonomi

4.2.3.1. Pertumbuhan Ekonomi Propinsi Jawa Timur

Pertumbuhan ekonomi mempunyai fungsi menentukan pesat atau tidaknya kemajuan ekonomi suatu daerah. Untuk itu sektor pertumbuhan ekonomi ini sangat penting dalam menilai maju dan tidaknya pelaksanaan pembangunan di suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi dapat memicu perkembangan ekonomi masyarakat di Propinsi Jawa Timur sehingga jika kegiatan ekonomi masyarakat meningkat maka pertanda ekonominya tumbuh.

Propinsi Jawa Timur yang sebagian besar masyarakatnya bergerak di bidang pertanian, industri dan perdagangan ini dapat dilihat kontribusi ketiga sektor tersebut dalam pembentukan PDRB. kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB sebesar 19,66%, sektor perdagangan kontribusinya sebesar 20,37% dan sektor industri kontribusinya sebesar 25,18%. Maka dari itu, ketiga sektor inilah yang memicu pertumbuhan ekonomi. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 9: Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur Tahun 2004-2008

Tahun Pertumbuhan Ekonomi

(%) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 5,83 5,84 5,80 6,11 5,90 - -0,01 0,02 0,25 -0,21 Rata-rata 0,0175

Sumber: BPS Jawa Timur (data dolah)

Dilihat dari tabel di atas, pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur dari tahun 2004 sampai 2007 mengalami peningkatan dan pada tahun 2008 menurun. Keadaan ini sama dengan keadaan ekonomi nasional akibat dari krisis global sehingga pertumbuhan ekonomi menurun dari 6,11% menjadi 5,90% pada tahun 2008.

4.2.3.2. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik

Kabupaten Gresik sangat mengandalkan sektor industri pengolahan sebagai pendorong ekonominya. Untuk lebih jelasnya tentang pertumbuhan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 10: Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gresik Tahun 2004- 2008

Tahun Pertumbuhan Ekonomi

(%) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 6,61 7,88 6,94 6,88 6,77 - 1,27 -0,94 -0,06 -0,11 Rata-rata 0,04 Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Perkembangan petumbuhan ekonomi Kabupaten Gresik naik pada tahun 2004 ke 2005 sebesar 1,27 % tetapi pada tahun 2006 turun 0,94 %, pada tahun 2007 turun 0,06 % dan pada tahun 2008 turun sebesar 0,11 %. Keadaan ini akibat dari kelesuan ekonomi nasional.

4.2.3.3. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sidoarjo

Seperti pada Kabupaten Gresik, Kabupaten Sidoarjo sektor industri pengolahannya merupakan sektor dengan kontribusi terbesar kemudian disusul oleh sektor perdagangan. Jadi pertumbuhan ekonominya didorong

oleh kedua sektor tersebut. Untuk melihat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo maka akan ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 11: Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sidoarjo Tahun 2004- 2008

Tahun Pertumbuhan Ekonomi

(%) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 6,15 6,59 5,81 5,73 4,54 - 0,44 -0,78 -0,08 -1,19 Rata-rata -0,4025 Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo pada awal-awalnya meningkat dari tahun 2004 sampai tahun 2005 naik 0,44% tetapi pada tahun 2006 menurun sebesar 0,78%, pada tahun 2007 menurun lagi 0,08% dan pada tahun 2008 turun lagi menjadi 1,19%. Keadaan ini diakibatkan adanya lumpur Lapindo yang menghambat pertumbuhan ekonomi karena sektor industri di Kabupaten Sidoarjo menjadi lesu dan tidak bergairah sehingga akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonominya secara menyeluruh.

4.2.3.4. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasuruan

Kabupaten Pasuruan adalah kabupaten yang berdekatan dengan Kota Surabaya, dan kabupaten ini mengandalkan sektor ekonomi sehingga

kegiatan ekonomi dipengaruhi oleh sektor global atau impor. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 12: Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasuruan Tahun 2004- 2008

Tahun Pertumbuhan Ekonomi

(%) Perkembangan (%) 2004 2005 2006 2007 2008 5,60 6,32 5,90 6,35 6,14 - 1,32 -0,42 0,45 -0,21 Rata-rata 0,285 Sumber: BPS Jawa Timur (data diolah)

Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan dari 2004 sampai 2008 mengalami fluktuasi (naik turun). Pada tahun 2004 ke 2005 naik sebesar 1,32%, pada tahun 2005 sampai 2006 turun 0,42%, pada tahun 2007 naik 0,45% dan pada tahun 2008 turun 0,21%. Keadaan ini sesuai dengan fluktuasi nilai rupiah terhadap US$.

4.3. Analisa dan Pengujian Hipotesa

Analisa ini dengan menggunakan asumsi tidak ada perubahan ekonomi yang mencolok. Sedangkan uji yang akan digunakan dalam perencanaan daerah adalah :

4.3.1. Analisa Indeks Williamson

Dengan menggunakan rumus :

Y n f Y Y IW

ii/ 2 Keterangan : Yi = Investasi kabupaten

Y = Investasi Jawa Timur

fi = Pendapatan per kapita atau pertumbuhan ekonomi kabupaten

n = Pendapatan per kapita atau pertumbuhan ekonomi Jawa Timur Makin kecil indeks maka makin ada manfaat dan sebaliknya.

4.3.1.1. Analisa Indeks Williamson antara Investasi dengan Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Gresik

Kabupaten Gresik yang mempunyai potensi industri seperti halnya Kabupaten Pasuruan dan Sidoarjo, maka Kabupaten Gresik juga mengandalkan sektor industri dan perdagangan. Untuk melihat apakah investasi juga akan bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat maka dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 13: Investasi dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Gresik dan Propinsi Jawa Timur (dalam Rp)

Tahun Investasi Pendapatan Per Kapita IW

Gresik Jawa Timur Gresik Jawa Timur 2004 2005 2006 2007 2008 1.107.054,4 2.462.927,5 2.572.073,8 2.718.450,1 12.072.794 7.378.949 11.004.757 29.683.416 24.529.562 44.721.736 14.856.200 17.410.660 20.154.400 22.871.420 28.194.160 9.401.570 11.057.370 12.826.920 14.498.200 16.756.560 0,0001343 0,0001533 0,0001144 0,0001128 0,0000946 Sumber: BPS Jawa Timur, Tabel 1, Tabel 2, Tabel 5, Tabel 6

Dari tabel tersebut dengan menggunakan Indeks Williamson maka dapat diketahui IW (lihat lampiran). Dari IW Kabupaten Gresik maka dapat disimpulkan bahwa IW di Kabupaten Gresik menunjukkan penurunan yang artinya bahwa investasi akan bermanfaat terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat (hanya pada tahun 2004 ke 2005), setelah itu sampai tahun 2008 IW menurun.

4.3.1.2. Analisa Indeks Williamson antara Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gresik

Melihat investasi di Kabupaten Gresik yang semakin lama semakin meningkat artinya bahwa ada dorongan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel pembantu berikut ini :

Tabel 14: Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gresik dan Propinsi Jawa Timur

Tahun Investasi (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) IW Gresik Jawa Timur Gresik Jawa Timur

2004 2005 2006 2007 2008 1.107.054,4 2.462.927,5 2.572.073,8 2.718.450,1 12.072.794 7.378.949 11.004.757 29.683.416 24.529.562 44.721.736 6,61 7,88 6,94 6,88 6,77 5,83 5,84 5,86 6,11 5,90 0,0000905 0,0000826 0,0000993 0,0000943 0,0000782 Sumber: Tabel 1, Tabel 2, Tabel 9, Tabel 10

Dari Tabel 14 tersebut maka dapat dicari Indeks Williamson dengan rumus yang sudah ada, maka ditemukan Indeks Williamson di Kabupaten Gresik menunjukkan angka yang fluktuatif. Pada tahun 2004 ke 2005 IW turun, tahun 2005 ke 2006 IW naik dan pada tahun 2006 ke 2007, dan 2007 ke 2008 IW kembali turun. Jadi investasi bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik.

4.3.1.3. Analisa Indeks Williamson antara Investasi dengan Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Sidoarjo

Untuk mengetahui apakah ada manfaatnya antara investasi dengan pendapatan per kapita maka akan ditampilkan pada tabel berikut :

Tabel 15: Investasi dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Sidoarjo dan Propinsi Jawa Timur (dalam Rp)

Tahun Investasi Pendapatan Per Kapita IW

Sidoarjo Jawa Timur Sidoarjo Jawa Timur 2004 2005 2006 2007 2008 918.461,53 1.444.594 4.819.808,4 4.876.785 4.972.014,3 7.378.949 11.004.757 29.683.416 24.529.562 44.721.736 17.822.910 20.533.590 22.898.910 25.736.090 29.287.330 9.401.570 11.057.370 12.826.920 14.498.200 16.756.560 0,0001205 0,0001183 0,0001119 0,0001067 0,0001175 Sumber: BPS Jawa Timur, Tabel 1, Tabel 3, Tabel 5, Tabel 7

Dari data ini dengan menggunakan rumus Indeks Williamson maka dapat diketahui IW pada Tabel 15 ini. Terlihat dalam tabel, Indeks Williamson antara investasi dengan pendapatan per kapita di Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2004 sampai 2007 mengalami penurunan dan hanya pada tahun 2008 mengalami peningkatan. Artinya ada manfaat antara investasi terhadap pendapatan per kapita pada tahun 2004-2007 di Kabupaten Sidoarjo.

4.3.1.4. Analisa Indeks Williamson antara Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Sidoarjo

Untuk mengetahui apakah ada manfaat antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo maka dapat dibuat tabel sebagai berikut :

Tabel 16: Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sidoarjo dan Propinsi Jawa Timur

Tahun Investasi (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) IW Sidoarjo Jawa Timur Sidoarjo Jawa Timur

2004 2005 2006 2007 2008 918.461,53 1.444.594 4.819.808,4 4.876.785 4.972.014,3 7.378.949 11.004.757 29.683.416 24.529.562 44.721.736 6,15 6,59 5,81 5,73 4,54 5,83 5,84 5,86 6,11 5,90 0,0000899 0,0000922 0,0000826 0,0000775 0,0000778 Sumber: Tabel 1, Tabel 3, Tabel 9, Tabel 11

Dari data di atas dengan menggunakan rumus Indeks Williamson maka akan ditemukan IW pada Tabel 16. Ternyata Indeks Williamson di Kabupaten Sidoarjo berfluktuasi pada tahun 2004-2008. Akan tetapi jika dilihat dari IW pada tahun 2004 ke 2008 yang mengalami penurunan, maka investasi bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sidoarjo.

4.3.1.5. Analisa Indeks Williamson antara Investasi dengan Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Pasuruan

Untuk melihat apakah ada manfaat antara investasi dengan pendapatan per kapita di Kabupaten Pasuruan, maka dapat dibuat tabel berikut :

Tabel 17: Investasi dan Pendapatan Per Kapita Kabupaten Pasuruan dan Propinsi Jawa Timur (dalam Rp)

Tahun Investasi Pendapatan Per Kapita IW

Pasuruan Jawa Timur Pasuruan Jawa Timur 2004 2005 2006 2007 2008 2.006.393 1.087.560 1.681.408 2.124.033 2.881.566 7.378.949 11.004.757 29.683.416 24.529.562 44.721.736 5.149.840 6.090.920 7.117.640 8.065.650 9.342.260 9.401.570 11.057.370 12.826.920 14.498.200 16.756.560 0,0000295 0,0000668 0,0000702 0,0000681 0,0000698 Sumber: Tabel 1, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 8

Dari tabel tersebut maka dengan menggunakan rumus Indeks Williamson dapat diketahui IW dalam Tabel 17. Jadi dilihat dari Indeks Williamson, kaitan antara investasi dan pendapatan per kapita di Kabupaten Pasuruan dari tahun 2004 sampai 2008 menunjukkan angka yang semakin besar. Artinya, investasi tidak dapat mensejahterakan masyarakat di Kabupaten Pasuruan. Hal ini dikarenakan investasi di Kabupaten Pasuruan paling banyak berasal dari PMA dan untuk industri besar.

4.3.1.6. Analisa Indeks Williamson antara Investasi dengan Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Pasuruan

Untuk melihat apakah ada manfaat antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 18: Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Pasuruan dan Propinsi Jawa Timur

Tahun Investasi (Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) IW Pasuruan Jawa Timur Pasuruan Jawa Timur

2004 2005 2006 2007 2008 2.006.393 1.087.560 1.681.408 2.124.033 2.881.566 7.378.949 11.004.757 29.683.416 24.529.562 44.721.736 5,00 6,32 5,90 6,35 6,14 5,83 5,84 5,84 6,11 5,90 0,0000679 0,000032 0,0000299 0,0000931 0,0000954 Sumber: Tabel 1, Tabel 4, Tabel 9, Tabel 12

Dari tabel di atas dengan menggunakan perhitungan Indeks Williamson maka akan dapat diketahui IW pada Tabel 18. Dilihat dari Tabel 18, Indeks Williamson di Kabupaten Pasuruan dalam hubungannya antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi tahun 2004, 2005, 2006 mengalami penurunan. Tetapi pada tahun 2007 dan 2008 IW semakin besar artinya investasi tidak mempunyai manfaat terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Pasuruan.

4.3.2. Analisis Tipologi Daerah

4.3.2.1. Tipologi Daerah Kabupaten Gresik

4.3.2.1.1. Tipe Daerah Dilihat dari Investasi dan Pendapatan Per Kapita

Untuk melihat tipe daerah di Kabupaten Gresik yang terkait antara investasi dan pendapat per kapita maka dapat dilihat tabel berikut :

Tabel 19: Rata-rata Investasi dan Rata-rata Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Gresik dan Propinsi Jawa Timur

Rata-rata Investasi (%)

Rata-rata Pendapatan Per Kapita

(%)

Gresik Jawa Timur Gresik Jawa Timur I k = 119,17 I Pr = 69,69 PP k = 17,42 PD Pr = 15,77 Sumber: Tabel 1, Tabel 2, Tabel 5, Tabel 6

Jadi dari tabel rata-rata perkembangan investasi dan pendapatan per kapita Kabupaten Gresik tersebut maka dapat disimpulkan bahwa:

I k = 119,1 % > I Pr = 69,69%; dan

P Pk = 17,42% > PD Pr = 15,77%;

maka Kabupaten Gresik termasuk daerah potensi dan sejahtera. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut :

Tabel 20: Tipologi Daerah Kabupaten Gresik

I k < I Pr I k > I Pr P Pk > PD Pr Daerah kurang potensi

tapi sejahtera

Daerah potensi dan sejahtera

(Kabupaten Gresik) P Pk < PD Pr Daerah tidak potensi

dan tidak sejahtera

Daerah potensi tapi tidak sejahtera

Jadi Kabupaten Gresik dilihat dari investasi dan pendapatan per kapitanya maka termasuk daerah potensi dan sejahtera yaitu pada kwardan II, dengan demikian hipotesa terbukti kebenarannya.

4.3.2.1.2. Tipe Daerah Dilihat dari Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Untuk mengetahui termasuk tipe daerah apa Kabupaten Gresik dilihat dari investasi dan pertumbuhan ekonominya, maka dapat dilihat tabel berikut ini :

Tabel 21: Rata-rata Investasi dan Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Gresik dan Propinsi Jawa Timur

Rata-rata Investasi (%)

Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi

(%)

Gresik Jawa Timur Gresik Jawa Timur I k = 119,17 I Pr = 69,69 G k = 0,04 G Pr = 0,0175 Sumber: Tabel 1, Tabel 2, Tabel 9, Tabel 10

Dari data tabel di atas maka Kabupaten Gresik dilihat dari investasi dan pertumbuhan ekonominya dapat disimpulkan:

I k = 119,17% > I Pr = 69,69%;

G Pk = 0,04% > G Pr = 0,0175%;

Maka Kabupaten Gresik termasuk tipe daerah potensi dan tumbuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 22: Tipologi Daerah Kabupaten Gresik

I k < I Pr I k > I Pr G Pk > G Pr Daerah kurang potensi

tapi tumbuh

Daerah potensi dan tumbuh

(Kabupaten Gresik) G Pk < G Pr Daerah kurang potensi

dan kurang tumbuh

Daerah potensi tapi tidak tumbuh

Jadi Kabupaten Gresik dilihat dari investasi dan pertumbuhan ekonominya termasuk daerah potensi dan tumbuh yaitu pada kwardan II, dengan demikian hipotesa terbukti.

4.3.2.2. Tipologi Daerah Kabupaten Sidoarjo

4.3.2.2.1. Tipe Daerah Dilihat dari Investasi dan Pendapatan Per Kapita

Untuk melihat tipe daerah di Kabupaten Sidoarjo maka dapat dilihat tabel berikut ini :

Tabel 23: Rata-rata Investasi dan Rata-rata Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Sidoarjo dan Propinsi Jawa Timur

Rata-rata Investasi (%)

Rata-rata Pendapatan Per Kapita (%)

Sidoarjo Jawa Timur Sidoarjo Jawa Timur I k = 73,35 I Pr = 69,69 PP k = 13,22 PD Pr = 15,77 Sumber: Tabel 1, Tabel 3, Tabel 5, Tabel 7

I k = 73,35% > I Pr = 69,69%;

P Pk = 13,22% < PD Pr = 15,77%;

Maka tipe daerah Kabupaten Sidoarjo adalah tipe daerah potensi tapi tidak sejahtera.

Tabel 24: Tipologi Daerah Kabupaten Sidoarjo

I k < I Pr I k > I Pr P Pk > PD Pr Daerah kurang potensi

tapi sejahtera

Daerah potensi dan sejahtera

P Pk < PD Pr Daerah tidak potensi dan tidak sejahtera

Daerah potensi tapi tidak sejahtera

(Kabupaten Sidoarjo)

Jadi Kabupaten Sidoarjo termasuk dalam tipe daerah potensi tapi tidak sejahtera yaitu pada kwardan IV, dengan demikian hipotesa tidak terbukti.

4.3.2.2.2. Tipe Daerah Dilihat dari Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Untuk melihat tipe daerah apa Kabupaten Sidoarjo dalam kaitannya dengan investasi dan pertumbuhan ekonomi, maka dapat dilihat tabel berikut ini :

Tabel 25: Rata-rata Investasi dan Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Sidoarjo dan Propinsi Jawa Timur

Rata-rata Investasi (%)

Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi (%)

Sidoarjo Jawa Timur Sidoarjo Jawa Timur I k = 73,35 I Pr = 69,69 G k = -0,4025 G Pr = 0,0175 Sumber: Tabel 1, Tabel 3, Tabel 9, Tabel 11

Dilihat dari tabel di atas maka dapat disimpulkan : I k = 73,35% > I Pr = 69,69%;

G Pk = -0,4025% < G Pr = 0,0175%;

Maka Kabupaten Sidoarjo dalam kaitannya investasi rata-rata dengan pertmbuhan ekonomi rata-rata termasuk tipe daerah potensi tetapi tidak tumbuh. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 26: Tipologi Daerah Kabupaten Sidoarjo

I k < I Pr I k > I Pr G Pk > G Pr Daerah kurang potensi

tapi tumbuh

Daerah potensi dan tumbuh

G Pk < G Pr Daerah kurang potensi dan kurang tumbuh

Daerah potensi tapi tidak tumbuh

(Kabupaten Sidoarjo)

Jadi Kabupaten Sidoarjo dalam kaitannya ditinjau dari rata-rata investasi dan pertumbuhan ekonomi termasuk daerah potensi tapi tidak tumbuh yaitu terletak pada kwardan IV sehingga hipotesa tidak terbukti.

4.3.2.3. Tipologi Daerah Kabupaten Pasuruan

4.3.2.3.1. Tipe Daerah Dilihat dari Investasi dan Pendapatan Per Kapita

Dilihat dari pertumbuhan atau perkembangan investasi di Kabupaten Pasuruan tiap tahun ada peningkatan yang dapat dilihat pada Tabel 4. Demikian juga dengan perkembangan pendapatan per kapita yang dapat dilihat pada Tabel 8. Sedangkan perkembangan investasi di Jawa Timur dapat dilihat pada Tabel 1 dan perkembangan pendapatan per kapitanya dapat dilihat pada Tabel 5. Dari tabel-tabel tersebut maka dapat dibuat tabel berikut :

Tabel 27: Rata-rata Investasi dan Rata-rata Pendapatan Per Kapita di Kabupaten Pasuruan dan Propinsi Jawa Timur

Rata-rata Investasi (%)

Rata-rata Pendapatan Per Kapita (%)

Pasuruan Jawa Timur Pasuruan Jawa Timur I k = 17,66 I Pr = 69,69 PP k = 16,02 PD Pr = 15,77 Sumber: Tabel 1, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 8

Dari tabel ini dapat disimpulkan dengan tabel tipe daerah sebagai berikut :

Tabel 28: Tipologi Daerah Kabupaten Pasuruan

I k < I Pr I k > I Pr P Pk > PD Pr Daerah kurang potensi

tapi sejahtera

(Kabupaten Pasuruan)

Daerah potensi dan sejahtera

P Pk < PD Pr Daerah tidak potensi dan tidak sejahtera

Daerah potensi tapi tidak sejahtera

Karena I k = 17,66% < I Pr = 69,69% dan P Pk = 16,02% > PD Pr = 15,77% maka daerah Kabupaten Pasuruan termasuk daerah kurang potensi tapi sejahtera pada kwardan I berarti hipotesa yang dibuat benar adanya.

4.3.2.3.2. Tipe Daerah Dilihat dari Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi Tabel 29: Rata-rata Investasi dan Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi

di Kabupaten Pasuruan dan Propinsi Jawa Timur

Rata-rata Investasi (%)

Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi (%)

Pasuruan Jawa Timur Pasuruan Jawa Timur I k = 17,66 I Pr = 69,69 G k = 0,285 G Pr = 0,0175 Sumber: Tabel 1, Tabel 4, Tabel 9, Tabel 12

Dari tabel di atas maka tipe daerah Kabupaten Pasuruan adalah dengan melihat tabel berikut :

Tabel 30: Tipologi Daerah Kabupaten Pasuruan

I k < I Pr I k > I Pr G Pk > G Pr Daerah kurang potensi

tapi tumbuh

(Kabupaten Pasuruan)

Daerah potensi dan tumbuh

G Pk < G Pr Daerah kurang potensi dan kurang tumbuh

Daerah potensi tapi tidak tumbuh

Untuk melihat 4 kriteria itu maka perlu dilihat hasil dari perkembangan investasi dan pertumbuhan ekonominya.

G Pk = 0,285% > G Pr = 0,0125%;

maka daerah Kabupaten Pasuruan masuk dalam kwardan I yaitu daerah kurang potensi tapi perekonomiannya tumbuh, dengan demikian hipotesa yang dibuat benar adanya.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dilihat dari analisa pada Bab IV, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Dengan Indeks Williamson di Kabupaten Gresik antara investasi dengan pendapatan per kapita ternyata investasi bermanfaat terhadap pendapatan per kapita di Kabupaten Gresik.

2. Dengan menggunakan Indeks Williamson di Kabupaten Gresik antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi ternyata investasi bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Gresik.

3. Dilihat dengan analisis Indeks Williamson antara investasi dengan pendapatan per kapita di Kabupaten Sidoarjo ternyata investasi bermanfaat terhadap pendapatan per kapita.

4. Dengan Indeks Williamson di Kabupaten Sidoarjo dilihat investasi dengan pertumbuhan ekonomi ternyata investasi bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi.

5. Dilihat analisis Indeks Williamson maka Kabupaten Pasuruan antara investasi dengan pendapatan per kapita ternyata investasi tidak dapat bermanfaat terhadap kesejahteraan masyarakat.

6. Analisis Indeks Williamson di Kabupaten Pasuruan antara investasi dengan pertumbuhan ekonomi tidak bermanfaat dengan pertumbuhan ekonomi.

7. Dengan analisa tipe daerah dilihat dari investasi dan pendapatan per kapita di Kabupaten Gresik maka Kabupaten Gresik termasuk tipe daerah yang potensi dan sejahtera.

8. Dengan analisa tipe daerah dilihat dari investasi dan pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Gresik termasuk tipe daerah yang potensi dan tumbuh.

9. Dengan analisa tipe daerah dilihat dari investasi dan pendapatan per kapita, Kabupaten Sidoarjo termasuk tipe daerah yang potensi tapi tidak sejahtera.

10. Dengan analisa tipe daerah dilihat dari investasi dan pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Sidoarjo termasuk tipe daerah yang potensi tapi tidak tumbuh.

11. Dengan analisis tipologi daerah dilihat investasi dan pendapatan per kapita di Kabupaten Pasuruan ternyata Kabupaten Pasuruan termasuk daerah kurang potensi tapi sejahtera.

12. Dengan analisis tipe daerah dilihat dari investasi dan pertumbuhan ekonomi, Kabupaten Pasuruan termasuk tipe daerah kurang potensi tapi tumbuh.

5.2. Saran

Dari kesimpulan yang telah diambil di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Kabupaten Gresik termasuk dalam daerah potensi dan tidak tumbuh, maka perlu ditingkatkan produktivitas dan potensi sektor- sektor ekonomi agar perekonomian senantiasa tumbuh dan ada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

2. Kabupaten Sidoarjo mempunyai potensi investasi yang cukup baik tetapi tidak bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraannya, maka sebaiknya investasi diarahkan pada industri kecil dan menengah supaya pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesejahteraan bisa meningkat.

3. Meskipun termasuk dalam daerah yang sejahtera dan tumbuh, namun Kabupaten Pasuruan kurang mempunyai potensi investasi karena investasi yang berasal dari PMA banyak tertuju pada sektor industri besar. Oleh sebab itu investasi di Kabupaten Pasuruan agar diarahkan juga pada industri kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Surabaya Dalam Angka, Badan Pusat Statistik Kota Surabaya. Arsyad, Lincoln, 1999, Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi

Daerah, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Dedi, 2003, Analisis Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penanaman Modal Asing di Jawa Timur, Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Surabaya.

Dornbush, Rudiger dan Stanley Fisher, 1992, Makro Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Dumairy, Horne, 1997, Perekonomian Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta. Fredrik, 2004, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Foreign Direct

Investment (FDI), Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional, Surabaya.

Jhingan, M, L, 1991, Ekonomi Perencanaan dan Pembangunan, Penerbit CV. Rajawali, Jakarta.

Mudrajad K., 2004, Otonomi dan Pembangunan Daerah, Penerbit Erlangga,

Dokumen terkait