• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORITIK

A. Kajian Teori

1. Penelitian Pengembangan

a. Pengertian Penelitian Pengembangan

Dalam Kamus Bahasa Indonesia, penelitian adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan atau ingin menguji suatu hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum, sedangkan pengembangan adalah proses atau cara yang dilakukan untuk mengembangkan sesuatu menjadi baik atau sempurna. Penelitian dan arti pengembangan dikaitkan menjadi satu kata utuh yaitu penelitian dan pengembangan, maka dapat diartikan sebagai kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif yang disertai dengan kegiatan mengembangkan sebuah produk untuk memecahkan suatu persoalan yang dihadapi.

Penelitian dan pengembangan juga didefinisikan sebagai suatu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2011:297). Menurut Gay, penelitian pengembangan adalah suatu usaha untuk mengembangkan suatu produk yang efektif untuk digunakan sekolah, dan bukan untuk menguji teori (Wasis, 2004:4).

Sedangkan Borg and Gall (Suryani, 2012) mendefinisikan penelitian pengembangan sebagai berikut:

Educational Research and development (R & D) is a process used to develop and validate educational products. The steps of this process are usually referred to as the R & D cycle, which consists of studying research findings pertinent to the product to be developed, developing the products based on these findings, field testing it in the setting where it will be used eventually, and revising it to correct the deficiencies found in the filed-testing stage. In more rigorous programs of R&D, this cycle is repeated until the field-test data indicate that the product meets its behaviorally defined objectives.

b. Model-model Penelitian Pengembangan

Banyak model penelitian pengembangan yang dikemukakan para ahli, seperti:

1) Model penelitian dan pengembangan versi Borg and Gall (Suryani, 2012):

Prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg dan Gall, adalah sebagai berikut:

a) Studi Pendahuluan.

Pada tahap ini dilakukan studi literatur. Pada studi literatur, digunakan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoritis yang memperkuat suatu produk, dan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat untuk mengembangkan produk, sehingga dapat memberikan gambaran berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat digunakan sebagai perbandingan untuk mengembangkan suatu produk.

b) Perencanaan penelitian.

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, maka dapat dibuat perencanaan / rancangan produk yang mencakup merumuskan kemampuan, merumuskan tujuan khusus untuk

10

menentukan urutan bahan, dan uji coba skala kecil (uji ahli atau uji coba pada skala kecil, atau expert judgement).

c) Pengembangan produk awal.

Pengembangan format produk awal yang mencakup: penentuan desain produk yang akan dikembangkan, penentuan sarana dan prasarana penelitian yang dibutuhkan selama proses penelitian dan pengembangan, penentuan tahap-tahap pelaksanaan uji desain di lapangan, penentuan deskripsi tugas pihak-pihak yang terlibat dalam penelitian.

d) Uji coba lapangan awal (terbatas).

Uji validasi yang dilakukan dengan responden para ahli perancangan model atau produk untuk mengetahui kesan produk awal yang telah dikembangkan dengan memperoleh masukan untuk perbaikan dari ahli.

e) Revisi hasil uji lapangan terbatas.

Revisi yang dilakukan berdasarkan hasil validasi awal. Hasil uji coba lapangan tersebut diperoleh informasi kualitatif tentang program atau produk yang dikembangkan.

f) Uji lapangan lebih luas.

Uji coba dan penyempurnaan pada tahap produk awal masih difokuskan kepada pengembangan dan penyempurnaan materi produk, belum memperhatikan kelayakan dalam konteks populasi. Kelayakan populasi dilakukan dalam uji coba dan penyempurnaan produk yang telah disempurnakan. Dalam tahap ini, uji coba dan penyempurnaan dilakukan dalam jumlah sampel yang lebih besar yang disarankan dalam tahap ini menggunakan sampel sekolah 5 sampai dengan 15 sekolah, dengan sampel subjek antara 30 sampai 100 orang.

g) Revisi hasil uji lapangan.

Penyempurnaan produk dari hasil uji lapangan lebih luas ini akan lebih memantapkan produk yang dikembangkan, karena pada tahap uji coba lapangan sebelumnya dilaksanakan dengan adanya kelompok kontrol.

h) Uji kelayakan.

Dalam uji kelayakan ini, langkah yang dilakukan sebaiknya dengan skala besar melalui uji efektivitas dan adaptabilitas desain produk, uji efektivitas desain melibatkan para calon pemakai produk, hasil uji

lapangan adalah diperoleh model desain yang siap diterapkan.

i) Revisi hasil uji kelayakan.

Penyempurnaan produk akhir dipandang perlu untuk lebih akuratnya produk yang dikembangkan. Pada tahap ini sudah didapatkan suatu produk yang tingkat efektivitasnya dapat dipertanggungjawabkan. Hasil penyempurnaan produk akhir memiliki nilai generalisasi yang dapat diandalkan.

j) Diseminasi dan sosialisasi produk akhir.

Melaporkan dan menyebarluaskan produk melalui pertemuan dan jurnal ilmiah, bekerja sama dengan penerbit untuk sosialisasi produk untuk komersial, dan memantau distribusi dan kontrol kualitas.

2) Model penelitian dan pengembangan versi Kemp

Menurut Kemp (Trianto, 2007:53), pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang berkesinambungan. Model pengembangan ini memuat sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran, yaitu:

a) Identifikasi masalah pembelajaran.

Menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran pada tiap topiknya dengan mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru.

b) Analisis Siswa.

Analisis yang dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaman baik individu maupun kelompok.

c) Analisis Tugas.

Analisis ini merupakan kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana

12

Program Pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).

d) Merumuskan Indikator.

Analisis ini memiliki fungsi sebagai alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa, dan panduan siswa dalam belajar.

e) Penyusunan Instrumen Evaluasi.

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.

f) Strategi Pembelajaran.

Pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan, meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

g) Pemilihan Media atau Sumber Belajar.

Keberhasilan pembelajaran tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

h) Merinci Pelayanan Penunjang yang diperlukan.

Kegiatan ini dilakukan untuk mengembangkan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan.

i) Menyiapkan Evaluasi Hasil Belajar dan Hasil Program. j) Melakukan Kegiatan Revisi Perangkat Pembelajaran.

Setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

3) Model Penelitian dan Pengembangan versi Dick & Carey

Model yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, dan terdapat beberapa komponen yang akan

dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan (Trianto, 2007: 61).

Model Dick dan Carey dapat digambarkan sebagai berikut: a) Identifikasi Tujuan.

Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program instruksional. Tujuan Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar tujuan, dari analisis kinerja (performance analysis), dari penilaian kebutuhan (needs assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar siswa, dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (job analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru. Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah menengah dan sekolah dasar.

b) Melakukan Analisis Instruksional.

Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuan ke dalam ranah belajar. Penentuan langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan tujuan tersebut. Langkah terakhir dalam proses analisis Instruksional adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal sebagai perilaku masukan (entry behaviors), yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai instruksional. Peta konsep akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah diidentifikasi.

c) Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal.

Langkah ini dilakukan dengan cara analisis siswa, analisis konteks di mana siswa akan belajar, dan analisis konteks di mana siswa akan menggunakannya. Keterampilan, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki siswa akan digunakan untuk merancang strategi instruksional.

d) Merumuskan Tujuan Kinerja.

Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi dalam analisis Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus dipelajari, kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria untuk kinerja yang sukses.

14

e) Pengembangan Tes Acuan Patokan.

Berdasarkan tujuan yang telah ditulis, langkah ini adalah mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan patokan) untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dari tujuan. Penekanan utama berkaitan diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan dalam tujuan dan penilaian yang diminta.

f) Pengembangan Strategi Pengajaran.

Bagian-bagian siasat instruksional menekankan komponen untuk mengembangkan cara belajar siswa, presentasi isi, partisipasi peserta didik, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan.

g) Pengembangan atau Memilih Pengajaran.

Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.

h) Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif. Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi cara meningkatkan pengajaran.

i) Menulis Perangkat.

Hasil-hasil pada tahap sebelumnya dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan kemudian diujicobakan di kelas.

j) Revisi Pengajaran.

Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil implementasi dari ahli.

4) Model penelitian dan pengembangan versi 4-D

Model 4-D dikembangkan oleh S. Thagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel. Model pengembangan 4-D terdiri atas 4 tahap utama (Trianto, 2007:65) yaitu:

a) Tahap Pendefinisian (Define).

Proses menetapkan dan mendefinisikan syarat-syarat pembelajaran diawali dengan analisis tujuan dari batasan materi yang dikembangkan perangkatnya b) Tahap Perencanaan (Design ).

Proses menyiapkan prototipe perangkat pembelajaran. Pada tahap ini dilakukan penyusunan tes acuan patokan sebagai langkah awal yang menghubungkan antara tahap define dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran Khusus untuk mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan belajar mengajar, Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan materi pelajaran, Pemilihan format yang dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada.

c) Tahap Pengembangan (Develop).

Proses menghasilkan perangkat pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari ahli dengan validasi perangkat oleh para ahli yang diikuti dengan revisi, uji coba terbatas dengan siswa yang sesungguhnya.

d) Tahap penyebaran (Disseminate).

Proses penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang lebih luas untuk menguji efektivitas penggunaan perangkat di dalam kegiatan pembelajaran.

c. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Pengembangan (R & D)

1) Kelebihan Penelitian Pengembangan:

a) R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang memiliki nilai validasi tinggi.

b) R & D mendorong proses inovasi produk.

c) R & D merupakan penghubung antara penelitian yang bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis. d) Metode R & D yang ada cukup komprehensif.

16

2) Kelemahan Penelitian Pengembangan:

a) R & D memerlukan waktu yang relatif panjang. b) R & D tidak mampu digeneralisasikan secara utuh.

Dokumen terkait