• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.2. Penelitian Terdahulu

Metode inkuiri pada penelitian ini sebelumnya sudah pernah diteliti oleh peneliti-peneliti lain. Berikut merupakan hasil penelitian yang berhubungan dengan metode inkuiri.

Sever dan Yurumezoglu (2010) meneliti perbandingan strategi pembelajaran videotape (siaran televisi) dengan demonstrasi eksperimen dalam inquiry based science education di Mediterania Turki. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan hasil secara signifikan dari pembelajaran yang menggunakan videotape dengan demonstrasi eksperimen dalam inquiry based science education, keduanya mengalami kenaikan nilai rata-rata dari skor pre- eksperimen dengan skor post-eksperimen. Pada demonstrasi eksperimen dalam

17

inquiry based science education dengan jumlah responden 78 diperoleh hasil, rata-rata skor pre-eksperimen sebesar 4,38 dengan standar deviation (SD) 1,723. Skor rata-rata post-eksperimen diperoleh nilai 9,05 dengan SD = 1,441. Dari video eksperimen dengan jumlah responden 70 anak, diperoleh skor rata-rata pre- eksperimen sebesar 4,34 dengan SD = 2,352 dan skor post-eksperimen diperoleh nilai rata-rata 7,71 dengan SD = 3,324. Kesimpulan penelitian ini antara kedua perlakuan tidak ada perbedaan efek secara signifikan. [F (1,117) = 2.714, probabilitas (p) = 0,1022].

Mao (1998) meneliti pengaruh metode inkuiri dalam hasil pembelajaran ilmu bumi dan sikap pada 557 siswa ilmu bumi usia 9 tahun di 14 kelas ilmu bumi Taiwan. Penelitian pada kelas astronomi diperoleh hasil siswa yang menggunakan metode inkuiri memiliki skor yang lebih tinggi dibanding yang menggunakan metode tradisional. Posttest pada kelas yang menggunakan metode inkuiri diperoleh mean (M) sebesar 14,7 dengan SD sebesar 5,3. Kelas yang menerapkan metode tradisional memperoleh mean yang lebih kecil yaitu sebesar 13,4 dengan nilai SD sebesar 5,4. Kedua perlakuan ini, diperoleh nilai F = 9,45. Penelitian pada kelas meteorologi juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu siswa yang menggunakan metode inkuiri menunjukkan skor yang lebih baik daripada siswa yang menggunakan metode tradisional. Mean untuk kelas inkuiri sebesar 14,07 dengan nilai SD = 4,40, sedangkan untuk kelas tradisional nilai mean 13,05 dengan nilai SD = 4,87. Nilai F = 8,41. Penelitian mengenai nilai pada siswa ilmu bumi menunjukkan hasil yang sama yaitu, pembelajaran inkuiri menanamkan nilai positif pada siswa. Mean untuk kelas inkuiri sebesar 4,77 dengan nilai SD = 5,22 , sedangkan untuk kelas tradisional nilai mean 3,73 dengan nilai SD = 5,62. Nilai F = 9,07.

Simsek dan Kabapinar (2010) meneliti efek penggunaan metode inkuiri di Sekolah Dasar terhadap kemampuan memahami konsep, kemampuan ilmiah dan sikap ilmiah pada siswa kelas 5 di Turki yang berjumlah 20 anak selama 8 minggu. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan memahami konsep. Mean untuk pretest sebesar 9,50 dengan nilai SD = 3,692 , sedangkan mean untuk posttest sebesar 18,55 dengan

18

SD = 5,978. Nilai probabilitas (p) = 0,000 , dan proses ilmiah diperoleh nilai mean 13,50 dengan SD = 3,487 untuk pretest dan mean 17,00 dengan SD = 4,963 untuk posttest, p = 0,013. Meskipun demikian, tidak ada pengaruh terhadap sikap ilmiah seperti tampak pada hasil yang diperoleh yaitu nilai mean 87,05 dengan SD = 12,939 untuk pretest, sedangkan posttest memperoleh nilai mean yang lebih kecil dari pretest yaitu 86,35 dengan nilai SD = 13,546 , p = 0,669.

Lestari (2011) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap pretasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada siswa kelas V SD Kanisius Ganjuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap pretasi belajar siswa dengan ditunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,000 atau (p < 0,05) dan pengaruh penerapan metode kognitif terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif ditunjukkan dengan harga Sig.(2-tailed) 0,000 atau (p < 0,05).

2.2.2 Proses Kognitif

Proses kognitif mengingat dan memahami sebelumnya sudah pernah diteliti oleh peneliti-peneliti lain. Berikut merupakan hasil penelitian yang berhubungan dengan proses kognitif.

Trisnawati (2012) meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode mind map terhadap kemampuan kognitif mengingat maupun memahami. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis statistik kemampuan mengingat membandingkan skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan harga Sig.(2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000, sehingga Hnull ditolak maka Hi diterima dengan kata lain mengafirmasi hipotesis bahwa metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengingat. Untuk kemampuan memahami diperoleh data harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00 sehingga Hnull ditolak maka Hi diterima dengan kata lain data mengafirmasi hipotesis bahwa metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memahami.

19 Cahyani (2012) meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA pada siswa kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mengingat maupun memahami. Dari penelitian diperoleh hasil analisis statistik skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan penghitungan T-test diperoleh harga sig.(2- tailed) sebesar 0,047 untuk kemampuan mengingat dan 0,000 untuk kemampuan memahami.

Aryani (2011) meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian menujukkan ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa yang ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,001 dan ada pengaruh juga terhadap kemampuan berpikir kritis yang ditunjukkan dengan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,000.

Putriyana (2012) meneliti pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan menerapkan dan mencipta pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan dengan jumlah siswa sebanyak 48 anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap kemampuan menerapkan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,622 (p > 0,05). Untuk kemampuan mencipta ada pengaruh penerapan metode mind map terhadap kemampuan mencipta yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < 0,05) pada selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Rata-rata kenaikan skor meningkat sebesar 100% dan berbeda secara signifikansi dengan nilai signifikansi 0,000.

Dari penelitian-penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas, beberapa penelitian membahas penerapan metode inkuiri dan penelitian yang lain membahas proses kognitif. Meskipun demikian, belum ada satupun yang meneliti pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami.

20

2.3. Literature Map

Berikut ini merupakan literature map dari peneliti-peneliti sebelumnya yang berhubungan dengan variabel independen maupun variabel dependen pada penelitian ini.

Gambar 9: Bagan Penelitian-Penelitian Sebelumnya

Dari literature map penelitian sebelumnya, belum ada yang melakukan penelitian mengenai metode inkuiri dan proses kognitif mengingat dan

Proses Kognitif

Trisnawati (2012) Proses kognitif mengingat dan

memahami Aryani (2011) Prestasi belajar-berpikir kritis Mao (1998) Metode inkuiri-hasil belajar

Yang Perlu diteliti: Metode Inkuiri, proses kognitif

mengingat dan memahami Sever (2010)

Inkuiri/metode videotape-prestasi belajar

Simsek dan Kabapinar (2010) inkuiri-proses ilmiah, kemampuan ilmiah, sikap

ilmiah.

Lestari (2011) Inkuiri dan hasil belajar

Metode Inkuiri

Cahyani (2012) Proses kognitif mengingat

dan memahami

Putriyana (2012) Proses kognitif menerapkan

21 memahami. Karena itu, dalam penelitian ini peneliti akan menggabungkan keduanya karena saat ini belum ada yang membahas pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap proses kognitif mengingat dan memahami materi IPA kelas V.

2.4. Kerangka Berpikir

Pesawat sederhana merupakan salah satu materi IPA untuk siswa kelas V yang memiliki tingkat kesulitan yang dapat dikatakan tinggi. Karena dalam materi pesawat sederhana terdapat tiga golongan tuas yang masing-masing memiliki ciri sendiri-sendiri dan mencakup materi yang cukup banyak. Siswa SD tidak dapat menangkap dan menerima materi terutama pesawat sederhana ini hanya sekedar untuk menghafalkan ciri-ciri masing-masing tanpa langsung melihat wujudnya.

Metode inkuiri akan membantu proses pemahaman mereka tentang materi pesawat sederhana. Siswa akan menemukan sendiri ciri-ciri dari masing-masing golongan pesawat sederhana. Dengan pengalaman menemukan sendiri, mereka akan lebih mudah memahami dan mengerti materi pesawat sederhana. Jika pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode inkuiri, siswa akan mudah untuk memahami dan mengerti materi pesawat sederhana. Selain itu, kebebasan siswa untuk bereksperimen akan mempengaruhi kreativitas siswa.

2.5. Hipotesis Penelitian

2.5.1. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013.

2.5.2. Penerapan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada mata pelajaran IPA tahun ajaran 2012/2013.

22

Dokumen terkait