• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan kualitas sebelum dan setelah pengeringan dalam ISD Tabel 6 di bawah ini adalah data perbandingan kualitas jagung awal (saat Tabel 6 di bawah ini adalah data perbandingan kualitas jagung awal (saat

4.3 Uji Kinerja Penerapan Sistem Kendali pada ISD .1 Perubahan suhu dan RH .1 Perubahan suhu dan RH

4.3.5 Pengamatan kualitas sebelum dan setelah pengeringan dalam ISD Tabel 6 di bawah ini adalah data perbandingan kualitas jagung awal (saat Tabel 6 di bawah ini adalah data perbandingan kualitas jagung awal (saat

dipindahkan dari pengering ERK ke ISD) dengan kualitas akhir (setelah pengeringan dalam ISD) dan kualitas menurut SNI. Analisis kualitas dilakukan dua kali, yang pertama adalah pada kondisi awal dengan kadar air sekitar 17,61%b.k. Sedangkan analisis kualitas kedua dilakukan setelah dikeringkan dalam ISD hingga mencapai kadar air 12,37%b.k. dan disimpan dalam ISD hingga 30 (tiga puluh) hari. Nilai hasil pengujian tersebut merupakan nilai rata-rata dari 4 sampel yang dilakukan analisis.

Tabel 6 Hasil perbandingan parameter kualitas jagung saat dimasukkan ke ISD, setelah pengeringan dan penyimpanan 30 hari dalam ISD dan persyaratan SNI jagung pakan

Sebelum Setelah

1 Kadar protein kasar (minimum) (%) 7,5 7,76 6,62

2 Kadar serat kasar (maksimum) (%) 3 2,56 2,88

3 Kadar abu (maksimum) (%) 2 1,24 1,23

4 Kadar lemak (minimum) (%) 3 3,8 3,24

5 Aflatoksin (maksimum) (ppb) 50 18,48 21,1

No. Jenis Pengujian Persyaratan

Mutu SNI

Hasil Uji Lab.

Berdasarkan Tabel 6, secara umum hasil analisis menunjukkan kualitas jagung awal dan setelah dikeringkan dan disimpan dalam ISD adalah masih memenuhi persyaratan SNI jagung pipilan untuk pakan kecuali kadar protein. Kadar protein kasar mengalami penurunan dari 7,76% menjadi 6,62%. Hal ini mungkin dikarenakan selama penyimpanan terjadi penurunan kandungan Nitrogen pada senyawa protein dalam jagung. Nitrogen biasanya diperlukan untuk pertumbuhan mikroorganisme, yang mungkin dalam jumlah sangat kecil terdapat dalam komoditas jagung. Parameter mutu lain, yaitu kadar serat, abu, dan lemak mengalami perubahan nilai setelah pengeringan dan penyimpanan, namun masih dalam batas persyaratan SNI.

Kontaminasi maksimum aflatoksin yang dipersyaratkan oleh SNI untuk pakan ternak adalah 50ppb, sedangkan dari hasil pengujian rata-rata kontaminasi aflatoksin B1 ketika masuk ISD sebesar 18,48ppb dan setelah dilakukan

pengeringan dan penyimpanan selama 30 (tiga puluh) hari dalam ISD terjadi peningkatan menjadi 21,1ppb. Laporan hasil analisis kualitas jagung dari laboratorium Balitro dan Balitvet Bogor dapat dilihat pada Lampiran 8. Iklim Indonesia dengan suhu dan kelembaban yang relatif tinggi sangat mendukung pembentukan senyawa aflatoksin oleh kapang jenis Aspergillus flavus yang sering mencemari komoditas jagung dan kacang tanah. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa kondisi terbentuknya aflatoksin adalah pada interval suhu 10oC -40oC dengan RH >80% (Syarief dan Halid, 1994). Menurut Prastowo (1998) aflatoksin hanya ditemukan pada biji jagung di bagian bawah silo baik pada penyimpanan selama empat bulan maupun penyimpanan selama 8 bulan, masing-masing 40,08ppb dan 43,85 ppb jenis untuk aflatoksin B1. Namun jumlah tersebut masih di bawah ambang maksimum yang dipersyaratkan dalam SNI jagung pakan.

Sementara itu Badan POM mengatur ambang maksimum aflatoksin B1 pada jagung untuk konsumsi manusia sebesar 20ppb dan total aflatoksin 35ppb (Paramawati 2004). Dengan demikian komoditas jagung ini tidak memenuhi syarat untuk konsumsi manusia. Oleh karena itu disarankan agar ISD lebih sesuai digunakan untuk mengeringkan dan menyimpan komoditas jagung pipilan guna keperluan pakan ternak.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sistem kendali pada ISD yang terdiri atas rangkaian catu daya, rangkaian

kendali, rangkaian port paralel dengan IC74244 (buffer tiga kondisi), dan rangkaian untuk sensor SHT75 telah berhasil dibuat. Berdasarkan pengujian sistem kendali dengan suhu lingkungan rata-rata 32,8oC dan RH rata-rata 51,93%, pengeringan pada ISD dengan beban 1201,2kg mampu menurunkan kadar air dari sekitar 17,61%b.k. hingga 12,37%b.k. selama pengeringan 50jam. Sedangkan pengeringan dengan beban 915kg, suhu lingkungan rata-rata 31,14oC dan RH lingkungan rata-rata 54,16% mampu menurunkan kadar air dari sekitar 18,02%b.k. menjadi 12,25%b.k. dalam waktu 40jam

2. Hasil simulasi pada rata-rata suhu lingkungan 31,62oC dan kelembaban 0,022 kg/kg udara kering menunjukkan bahwa dengan menggunakan sistem kendali

on-off pengeringan jagung dari kadar air 18% menjadi 15%b.k. membutuhkan waktu 33 jam dan konsumsi energi sebesar 175MJ, sedangkan tanpa sistem kendali memerlukan waktu 68 jam dan energi yang dibutuhkan sebesar 360MJ.

3. Setelah dikeringkan selama 50jam hingga kadar air 12,37%b.k. dan disimpan selama 30 hari, melalui analisis laboratorium diketahui bahwa kontaminasi aflatoksin B1 pada jagung hasil adalah sebesar 21,1ppb dan ini masih di bawah ambang yang dipersyaratkan oleh SNI jagung pakan yaitu 50ppb.

5.2 Saran

Untuk ketepatan pendugaan dalam perhitungan kadar air maka diperlukan beberapa unit sensor pada sistem kendali yang diletakkan di dalam ISD.

International Energy Conference. Soul, October 18-22, 1993

Abdullah K. 2007. Energi Terbarukan untuk Mendukung Pembangunan Pertanian dan Perdesaan, IPB Press, Departemen Teknik Pertanian IPB, Bogor

[Anonim]. 1998. SNI 01-4483-1998. Standar Mutu Jagung Bahan Baku Pakan. Jakarta: Badan Standar Nasional (BSN).

Bala BK. 1997. Drying And Storage of Cereal Grains, Oxford & IBH Publishing Co. PVT. LTD, New Delhi, Calcuta.

Brooker D.B., F.W. Bakker-Arkema, and C.W. Hall, 1992. Drying and Storage of Grains and Oilseeds, Van Nostrand Reinhold, New York.

Budiharto W. 2004. Interfacing Komputer dan Mikrokontroler, Penerbit PT EexMedia Komputindo, Jakarta.

Hall CW. 1980. Drying and Storage of Agricultural Crops. Connecticut: The AVI Publishing Company,Inc. Westport.

Heldman DR, Sigh RP. 1981. Food Process Engineering, Second Edition, AVI Publ. Co. Inc. Wesport, Connecticut.

Henderson SM, Perry RL. 1982. Agricultural Process Engineering. AVI Pub. Co. Inc. Connecticut

Henderson SM, Perry RL, Young JH. 1997. Principles of Process Engineering. California : ASAE.

Kim KS, M.G. Shin, B.C. Kim, J.H. Thim, H.S. Cheigh, W. Muhlbauer, T.W. Kwon. 1989. An Ambient-air In Storage Paddy Drying System for Korean Farms. Agricultural Mechanization in Asia, Africa and Latin America. Liu Q., Bakker-Arkema F.W. 2001. A model Predictive Controller for Grain

Drying. Departement of Agricultural Engineering, Michigan State University, East Lansing, USA.

Manalu LP. 1999. Pengering Energi Surya dengan Pengaduk Mekanis untuk Pengeringan Kakao. Tesis Magister. Institut Pertanian Bogor. IPB

Mujumdar AS, Devastin S. 2000. Prinsip dasar pengeringan. Penerjemah: Armansyah dkk, editor. Bogor: IPB Press. Terjemahan dari: Mujumdar’s practical guide to industrial drying.

Nelwan LO, Kamarudin A, H. Suhardiyanto, M.I. Alhamid. 1997 Performansi Pengeringan Kakao dengan Alat Pengering Tipe Efek Rumah Kaca. Seminar PERTETA di Bandung tanggal 7-8 Juli 1997.

Nelwan LO, Kamarudin A., B.I. Setiawan, 1999. Temperature Control for Greenhouse Effect Solar Dryer using Fuzzy Logic. The First Asian-Australian Drying Conference, Bali, October 24-27, 1999.

Nelwan LO. 2000. Sebuah Pendekatan Lain pada Teknik Perhitungan Efisiensi Termal pada Pengering Tipe Batch Konvektif. Prosiding Seminar Nasinal Teknik Pertanian. Bogor, 11-12 Juli 2000.

Nelwan LO. 2007. Rancang Bangun Alat Pengering Efek Rumah Kaca (ERK)-hybrid dan In Store Dryer Terintegrasi. Laporan Proyek Penelitian KKP3T Departemen Pertanian.

Paramawati R. 2004. Aspek Keamanan Pangan Dalam Produksi Jagung dan Produk Olahannya Makalah pada Seminar Sehari Mekanisasi Pertanian, jakarta 20 Desember 2004

Prasetia R, Widodo CE. 2004. Teori dan Praktek Interfacing Port Paralel dan Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Prastowo B. 1998. Rekayasa Teknologi Mekanis untuk Budidaya Tanaman Jagung dan Upaya Pascapanennya pada Lahan. Buletin enjiniring Pertanian Vol. 1 No. 2 Juli 1994. ISSN 08577203. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. BBPM Pertanian Serpong, Indonesia.

Ryniecki A, Nellist ME. 1990. Optimization of Control for Near-Ambient Grain Drying: Part 1, The Optimization Procedure. Institute of Food Technology, University of Agriculture, Wojska Polskiego, Poland.

Ryniecki A, Witulska MG, Wawrzyniak J. 2007. Correlation for the Automatic Identification of Drying endpoint in near-Ambient Dryers: Application to Malting Barley. Food Engineering Group, Institute of Food Techmology of Plant Origin, Agriculture University, Wojska Polskiego, Poland.

Sagara Y. 1990. Drying of process materials and agricultural products. Bogor : JICA-DGHE/IPB Project/ADAET

Sharma SK, Mulvaney SJ, Rizvi SSH. 2000. Food Process Engineering. New York : Jhon Wiley & Sons, Inc

Somantri AS. 2003. Persamaan korelasi kadar air keseimbangan untuk lada. Buletin Keteknikan Pertanian. 17:22-28

Srzednicki GS, Hou R, Driscoll RH. 2005. Development Of Control System For In Store Drying Of Paddy In Northeast China. Journal of Food Engineering. The University of South Wales, Sidney NSW 2052, Australia.

Suprapto, Arsana IGKD. 1997. Implementasi Pola Kemitraan dan Kajian Sistem Produksi Jagung Bersari Bebas Studi Kasus Bali. Prosiding Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung. Akselerasi Pengembangan Teknis Hasil Penelitian Jagung Menunjang Intensifikasi Ujung Pandang – Maros 11 – 12 Nopember 1997. Balai Penelitian dan Pengembangan, PPPTP – Balit Tanaman Jagung dan Sereal.

Suwardi, Suarni. 2001. Penanganan Pascapanen Jagung Guna Menunjang Agroindustri. Prosiding Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen pertanian. Seminar Nasional Inovasi Alat dan Mesin Pertanian untuk Agribisnis. Jakarta 10-11 Juli 2001. Hal. 181-186.

Syarief R., Halid H. 1994. Teknologi Penyimpanan Pangan. Penerbit Arcan, Jakarta

Thahir. 1988. Pengaruh Aliran Udara dan Ketebalan Pengeringan Terhadap Mutu Gabah Kering, Buletin Enjiniring Pertanian, Vol VII No.1 dan 2, BBP Alsintan, Badan Litbang Pertanian.

Tirawanichakul Y, Somkiat P, Warunee V, Somchart S. 2004. Simulation and Grain Quality For In Store Drying Of Paddy. The Institute of food Research an Product evelopment (IFRP), Kasetsart University, Chatuchak, Thailand. Wilkce W.F., R.V. Morey, D.J. Hansen. 1993. Reducing Energy Use For Ambient

Air Corn Drying. Applied Engineering in Agriculture,

Widodo T.W., Tokomoto O., Matsumoto 1994. Hasil AnalisisTeknis dan Ekonomis Proses Pengeringan Padi Dengan Menggunakan “DS Drying”, Buletin enjiniring Pertanian Vol. 1 No. 2 Juli 1994.

Zarkasyi A, Hermanto R, 2004. Pemanfaatan Mikrokontroler sebagai Pemroses Depan Pengambilan Data pada Sensor Jamak Berbasis Komputer, Universitas Guna Darma, Jakarta.

Dokumen terkait