• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. Pembahasan dan Implikasi

3. Pengaruh Kemudahan Dalam Penggunaan

dianggap sebagai sesuatu yang mudah untuk dipahami dan digunakan, konsep ini kebalikan dari konsep kerumitan (complexity). Kerumitan adalah derajat dimana inovasi dianggap suatu yang sulit untuk dipahami dan digunakan (Rogers, 2003:16). Dengan demikian jika TIK dirasa mudah untuk digunakan maka semakin besar guru akan mengadopsi TIK dalam kegiatan akademik mereka.

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis :

Ha : Terdapat pengaruh persepsi kemudahan dalam penggunaan (easy of use) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

Ho : Tidak terdapat pengaruh persepsi kemudahan dalam penggunaan (easy of use) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

4. Pengaruh Kesukarelaan (Voluntariness) Terhadap adopsi TIK

Kesukarelaan dalam penggunaan (voluntariness of use) atau hanya disebut kesukarelaan (voluntariness) adalah tingkat sejauh mana penggunaan inovasi dianggap sebagai sukarela, atau kehendak bebas (Moore & Benbasat, 1991: 195). Di dalam menjalankan tugasnya tentunya guru mendapatkan tekanan dari atasan untuk menggunakan teknologi dan inovasi agar mendapatkan hasil yang maksimal dalam mengajar. Namun tentunya tanpa kesukarelaan dalam menggunakan suatu teknologi atau inovasi maka hasilnya tidak akan maksimal. Dengan adanya kesukarelaan dari dalam diri guru kemungkinan TIK akan semakin banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan akademik mereka.

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis : Ha : Terdapat pengaruh kesukarelaan (voluntariness) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

Ho : Tidak terdapat pengaruh kesukarelaan (voluntariness) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

5. Pengaruh Ciitra (Image) terhadap adopsi TIK

Citra merupakan tingkat dimana penggunaan suatu inovasi dianggap meningkatkan citra seseorang atau status dalam sistem sosial. Hal ini menandakan sejauh mana pengguna sebuah inovasi akan menambah gengsi atau status sosial (Moore & Benbasat, 1991:195). Dalam hal penggunaan TIK oleh guru, semakin sering guru menggunakan TIK maka guru merasa semakin naik status sosial nya dibandingkan dengan guru-guru yang tidak bisa menggunakan TIK, karena dianggap lebih menguasai teknologi.

Dari hasil pemaparan tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis : Ha : Terdapat pengaruh citra (image) terhadap keberhasilan adopsi TIK. Ho : Tidak terdapat pengaruh citra (image) terhadap keberhasilan adopsi TIK.

6. Pengaruh keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility),

kemudahan dalam penggunaan (easy of use), kesukarelaan (voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama terhadap adopsi TIK

Ha : Terdapat pengaruh keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian

(voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran.

Ho : Tidak terdapat pengaruh keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility), kemudahan dalam penggunaan (easy of use),

kesukarelaan (voluntariness), dan citra (image) secara bersama-sama terhadap adopsi TIK dalam proses pembelajaran.

Keterangan:

= pengaruh secara parsial

= pengaruh secara bersama-sama Gambar 2.3. Kerangka Berpikir Keunggulan Relatif (X1) Kesesuaian (X2) Presepsi Kemudahan (X3) Kesukarelaan (X4) Citra (X5)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasi. Sugiyono (2010:13) mengemukakan bahwa penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Penelitian korelasi adalah penelitian yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan, atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada (Arikunto, 2010:4). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh Keunggulan Relatif, Kesesuaian, Kerumitan, Kerelaan, dan Citraterhadap adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), sehingga dapat diketahui tingkat adopsi TIK oleh guru ekonomi dalam kegiatan pembelajaran di SMA eks RSBI di Yogyakarta.

B. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah Guru ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta. Objek penelitian ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi TIK di SMA eks RSBI di Yogyakarta.

C. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh langsung responden di tempat penelitian yaitu hasil kuesioner.

2. Data sekunder, merupakan data pendukung data primer. Data sekunder dalam penelitian ini adalah berbagai dokumen yang berhubungan dengan adopsi TIK dalam kegiatan pembelajaran, seperti TIK yang digunakan, profil SMA eks RSBI di Yogyakarta, serta data mengenai sarana dan prasarana TIK di sekolah tersebut.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut dari orang atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut (Sugiyono, 2010:38). Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah keunggulan relatif (relative advantage), kesesuaian (compatibility), kemudahan penggunaan (easy to use), kesukarelaan (voluntariness), citra (image).

2. Pengukuran Variabel a. Skala Likert

Pengukuran variabel-variabel penelitian didasarkan pada indikator-indikator yang telah ditetapkan. Masing-masing indikator-indikator dijabarkan dalam bentuk pertanyaan yang dinyatakan dalam lima (5) skala.

Tabel 3.1 Skala Likert NO. KETERANGAN SKOR PERNYATAAN 1 Sangat Setuju 5 2 Setuju 4 3 Netral 3 4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

b. Kategorisasi Variabel

Dalam penelitian ini, peneliti menghitung skor rata-rata (mean) dan standar deviasi untuk setiap item pertanyaan. Namun dalam penelitian ini, untuk mencari jumlah mean dan standar deviasi dilakukan dengan bantuan program SPSS 16.0 for windows. Analisis dilakukan pada masing-masing item pertanyaan. Rumus digunakan dalam mencari mean dan standar deviasi adalah sebagai berikut:

Mean = Standar Deviasi = √∑ Keterangan: ∑ = jumlah skor N = jumlah responden

Pengkategorian variabel :

Batas kelompok Tinggi : X Mean + SD

Batas Kelompok Sedang : Mean– SD ≤X ≤ Mean + SD Batas Kelompok Rendah : X Mean– SD

(Sumber: Arikunto, 2010:264)

E. Populasi, Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2010: 115) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru ekonomi di SMA eks RSBI di Yogyakarta yang berjumlah 35 guru.

2. Sampel Penelitian dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010:116). Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan sampel jika peneliti bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi (Suharsimi Arikunto, 2010:174-175). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rumus slovin. Adapun rumus slovin adalah (Umar, 2003:141):

n = 32 Ketereangan: n = ukuran sampel N = ukuran populasi e = error

Dari hasil perhitungan rumus, seharusnya dengan ukuran populasi sebanyak 35 responden peneliti harus mendapatkan minimal 32 ukuran sampel. Akan tetapi karena terbentur masalah perizinan dengan pihak sekolah, peneliti hanya mampu mendapatkan 22 ukuran sampel yang bisa diolah.

F. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SMA eks RSBI di Yogyakarta. Adapun waktu penelitian dari bulan April sampai bulan Mei 2016.

G. Insturmen Penelitian dan Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang cocok digunakan jika jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas (Sugiyono, 2010:199).

Tabel 3.2

Instrumen dan Variabel Penelitian

No Variabel Sumber Instrumen

A. Variabel Terikat

1. Adopsi TIK Diadaptasikan dari Agarwal & Prasad, 1997:581 B. Variabel Bebas

1. Keunggulan Relatif (Relative Advantage)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

2. Kesesuaian (Compatibility)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

3. Kemudahan dalam Penggunaan (easy of use)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

4. Kesukarelaan (voluntariness)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

5. Citra (Image)

Diadaptasikan dari More & Benbasat, 1991:216

Sumber : dikutip dari Disertasi Yohanes Harsoyo, 2014:70-73

Berdasarkan variabel dan instrument yang sudah ada, peneliti menjadikan variabel tersebut sebagai patokan dalam membuat kisi-kisi pernyataan. Item-item yang ada dalam kuisoner ini diambil dari pengembangan instrumen yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Berikut ini adalah variabel dan isntrumen yang akan dipakai dalam penelitian ini.

Tabel 3.3

Variabel dan Instrumen Penelitian

No. Variabel Indikator No.

Pernyataan 1. Adopsi Teknologi 1) Guru menggunakan TIK

untuk mengerjakan tugasnya 2) Ketika dimungkinkan, guru

menggunakan TIK untuk mengerjakan tugasnya

3) Frekuensi guru menggunakan TIK

4) Penggunaan TIK jika ada kesesuaian pekerjaan dengan fungsi TIK 1 2 3 4 2. Keunggulan Relatif (Relative Advantage)

1) TIK mampu menghemat waktu.

2) Peningkatan Kualitas pekerjaan guru dengan menggunakan TIK.

3) Tugas guru dipermudah oleh TIK.

4) Kinerja guru meningkat dengan menggunakan TIK. 5) Secara keseluruhan, TIK

sangat menguntungkan pekerjaan guru.

6) Efektivitas kerja guru dengan menggunakan TIK.

7) TIK mampu mengendalikan pekerjaan guru.

8) Produktivitas meningkat dengan menggunakan TIK

5 6 7 8 9 10 11 12 3. Kesesuaian (Compatibility)

1) Segala aspek pekerjaan guru sesuai jika menggunakan TIK. 2) Digunakannya TIK sesuai dengan keadaan guru sekarang

3) Guru senang bekerja menggunakan TIK.

4) TIK sesuai dengan gaya kerja guru.

13

14 15 16

4. Kemudahan dalam Penggunaan (easy of use)

1) Menggunakan TIK adalah hal yang mudah.

2) Kemudahan interaksi guru dengan TIK.

3) Kemudahan mendapatkan TIK untuk pekerjaan guru. 4) TIK mampu memudahkan

mengingat bagaimana cara mengerjakan tugas guru. 5) Kemudahan penggunaan TIK.

17 18 19 20 21 5. Kesukarelaan (voluntariness)

1) Penggunaan TIK yang diharapkan Kepala Sekolah. 2) Tuntutan Kepala Sekolah

dalam penggunaan TIK bagi guru.

3) Meski mungkin membantu, TIK tidak diwajibkan bagi guru. 22 23 24 6. Citra (Image)

1) Dalam organisasi sekolah, citra guru meningkat.

2) Gengsi guru yang

menggunakan TIK dengan yang tidak.

3) Profil guru yang lebih tinggi (lebih terpandang) daripada yang tidak jika meggunakan TIK.

4) Simbol status guru bagi pengguna TIK.

25 26

27

28

H. Uji validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner. Uji signifikansi dilakukan dengan cara membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom (df)=n-2, dalam hal ini n adalah jumlah

sampel. Jika r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai positif, maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid (Ghozali, 2013:52-53).

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013:47-48) disebutkan bahwa reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini diukur dengan cara pengukuran sekali saja (one shot). Pengukuran dengan cara ini hanya dilakukan sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. Cara ini dapat dilakukan dengan program SPSS dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha > 0,05.

I. Teknik Analisis Data 1. Uji Prasyarat Regresi

Uji prasyarat terdiri dari 2 uji, yaitu: a. Pengujian Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan digunakan dalam penelitian. Normalitas dapat dilihat dengan menggunakan cara nilai swekness, nilai ini digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi nomal data dalam variabel dengan menilai kemiringan kurva. Normalitas dalam penelitian ini dilihat dengan menggunakan uji normalitas Kolmogorov-smirnov :

D = max [F0(X1)-Sn(X1)]

Keterangan:

d : Deviasi maksimum

F0(X1) : Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan

Sn(X1) : Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai asymp. sig < taraf nyata (0,05), maka distribusi data variabel penelitian dinyatakan tidak normal. Dan sebaliknya jika asymp. sig > taraf nyata (0,05) maka variabel penelitian dinyatakan normal.

b. Pengujian Linearitas

Asumsi linearitas dapat terpenuhi apabila nilai residual dan nilai prediksi tidak menggambarkan satu pola hubungan tertentu atau dengan kata lain jika menggambarkan suatu hubungan yang acak, maka asumsi linearitas terpenuhi. Adapun rumusnya yaitu:

= Keterangan:

F : harga bilangan F untuk garais regresi KR1 : harga kuadrat rata-rata garis regresi KR2 : harga kuadrat residu

Kriteria penerimaan data ini linear atau tidak adalah apabila F hitung lebih besar dari level of signifiikan (α) 0,05 maka hubungan data linier. Sedangkan apabila F hitung lebih kecil dari level of signifikan (α) 0,05 maka hubungan data tidak linier.

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari: a. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui adanya hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Adapun rumus korelasinya sebagai berikut:

= N XY – ( - (ƩX)2] [NƩ -(ƩY)2 ] Keterangan: R : Koefisien korelasi Y : Skor Variabel Y X : Skor Variabel X N : Jumlah Data

Kriteria penerimaan dalam analisis uji multikolinearits adalah sebagai berikut:

VIF < 5 tidak terjadi multikolinearitas VIF > 5 terjadi multikolinearitas

b. Uji Heteroskedasitas

Heterokedastisitas adalah suau keadaan dimana varians dan kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas. Uji

heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka dinamakan homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedasitas atau tidak terjadi heteroskedasitas. Untuk menguji ada tidaknya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang diperoleh digunakan uji Glejser dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya.

Untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heterokedastisitas maka digunakan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya residualnya > 0,05, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

2. Jika signifikansi antara variabel independen dengan nilai absolutnya residualnya < 0,05, maka terjadi heterokedastisitas. 3. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul (Sugiyono, 2010:206). Analisis deskriptif dalam penelitian ini menjelaskan berbagai karakteristik data, seperti rata-rata

minimal (minimum), dan nilai maksimum (maximum) pada masing-masing variabel penelitian.

4. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi ganda digunakan untuk meramalkan bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel terikat, bila dua atau lebih variabel bebas sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilkukan jika jumlah variabel bebasnya minimal dua. Rumus regresi berganda adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010:277):

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 Di mana:

Y = variabel adopsi TIK

a = konstanta, nilai Y apabila X= 0 b = koefisien regresi linear

X1 = variabel keuntungan relatif X2 = variabel kesesuaian

X3 = variabel persepsi kemudahan dalam penggunaan X4 = variabel kesukarelaan

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini terdiri dari: a. Uji F

b. Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Ghozali, 2013:98). Uji F pada penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis berikut:

 Terdapat pengaruh antara keunggulan relatif, kesesuaian, kerumitan, kesukarelaan, dan citra terhadap adopsi TIK.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji statistik F adalah sebagai berikut:

1) Menyusun Ho dan Ha

 Ho = tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

 Ha = terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

2) Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel tersebut dengan cara melihat nilai sig (p-value) pada tabel ANOVA. Jika nilai sig. lebih kecil dari nilai alpha (0,05) maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara bersama-sama.

b. Uji t

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Uji t pada penelitian ini digunakan untuk menguji hipotesis berikut:

1) Terdapat pengaruh antara keunggulan relatif terhadap adopsi TIK. 2) Terdapat pengaruh antara kesesuaian terhadap adopsi TIK.

3) Terdapat pengaruh antara persepsi kemudahan dalam penggunaan terhadap adopsi TIK.

4) Terdapat pengaruh antara kesukarelaan terhadap adopsi TIK. 5) Terdapat pengaruh antara citra terhadap adopsi TIK.

Langkah-langkah yang digunakan untuk menguji statistik t adalah sebagai berikut:

a) Menyusun Ho dan Ha

 Ho = tidak ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

 Ha = terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial.

b) Adapun kriteria yang digunakan untuk melihat pengaruh variabel tersebut dengan cara melihat nilai sig (p-value) pada tabel Coefficient. Jika nilai sig. lebih kecil dari nilai alpha (5%) maka dapat dikatakan variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat secara parsial. c) Menolak atau menerima hipotesis.

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Profil SMA Eks RSBI di Yogyakarta 1. SMA N 1 YOGYAKARTA

Semula SMA Negeri 1 Yogyakarta bernama "Algernere Midlebaar School" (AMS) Afdelling Yogyakarta yang kemudian menjadi SMA A. Pada Tahun 1957 oleh Pemerintah Republik Indonesia (dengan surat keputusan Nomor 12607/a/c tertanggal 16 Desember 1957) SMA I/A dan SMA 2 A dilikuidasi menjadi SMA Teladan yang menempati gedung di Jalan Pakuncen atau Jalan H.O.S. Cokroaminoto 10 Yogyakarta.

Berdasarkan SK Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 097atL I3/QIKpts11995 tanggal 24 Mei 1995 SMA I Yogyakarta ditunjuk sebagai Sekolah Unggulan yang kemudian tahun 1998 disempurnakan dengan sebutan SMA Berwawasan Keunggulan. Mulai tahun 2001/2002 berdasarkan SK Dirjen Dikdasmen Depdiknas RI Nomor 511 /C / Kp / MN 2002 melaksanakan program percepatan akselerasi pendidikan. Dengan SK 4180 / ditunjuk sebagai Sekolah Model Budi pekerti.

2. SMA N 2 YOGYAKARTA

SEJARAH SMA 2 adalah penjelamaan dari SMA YPK, yang didirikan oleh Yayasan Pembinaan Kesejahteraan POMG SMA Negeri 6 Yogyakarta atas gagasan guru-guru SMP Negeri 6, untuk menampung eks siswa-siswi SMP 6 yang

tidak mendapat tempat untuk melanjutkan belajarnya di SMA Negeri. Dengan SK Kepala Perwakilan Departemen Pdan K DIY tgl 15 September 1964 No. 36/C1/UM/64, maka SMA YPK dijadikan filial SMA Negeri 1 Yogyakarta. Meskipun tanpa gedung sendiri, penegerian terlaksana juga, dengan SK Menteri P dan K Republik Indonesia tgl 17 Juli 1965 No. 96/SA/B/III/65-66, dan sebagai kepala sekolah ditunjuk Drs. Soemardji.

Pada tanggal 1 Maret 1978, SMA 2 Yogyakarta dari Jetis pindah ke Bener kecamatan Tegalrejo Yogyakarta. Suasana keprihatinan masih menyeliputi SMA 2 di tahun-tahun pertama setelah perpindahan. Kuasa SMA negeri 2 mampu menunjukkan prestasinya dan sejak tahun 2008 diberi amanah untuk melaksanakan program Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional. Sejak berdirinya hingga sekarang, SMA Negeri 2 telah 16 .kali mengalami pergantian pimpinan sekolah

3. SMA N 3 YOGYAKARTA

Sejarah SMA Negeri 3 Yogyakarta tidak lepas dari julukan sekaligus nama besar PADMANABA. Bahkan, khalayak tertentu lebih paham dan terkesan dengan nama PADMANABA daripada SMA Negeri 3 Yogyakarta. Pada masa pemerintahan pendudukan Jepang (Juni 1942), AMS B diubah menjadi SMT ( Sekolah Menengah Tinggi ) bagian A dan bagian B. Pada tanggal 19 september 1942, bertolak dari azas kebersamaan yang tumbuh dari perasaan senasib sebagai bangsa tertindas, tumbuh suatu keberanian sekaligus suatu kesepakatan untuk membentuk wadah berorganisasi bagi keluarga besar pelajar yang ada, dengan

nama PADMANABA. Sejak berdiri hingga sekarang SMA Negeri 3 Yogyakarta mengalami pergantian nama dan kepala sekolah. Setelah pada tahun 1942 namanya diubah dari AMS B menjadi SMT Bagian A dan B, pada tahun 1948 nama sekolah ini diubah menjadi SMA Bagian B. Tahun 1956 bernama SMA III-B. Pada tahun 1964 nama sekolah ini adalah SMA Negeri 3 Yogyakarta. Sejak tahun 1942 sampai sekarang, sekolah ini telah mengalami 19 kali pergantian kepala sekolah.

4. SMA N 8 YOGYAKARTA

Riwayat Singkat SMA Negeri 8 Yogyakarta tidak dapat meninggalkan riwayat SMPP 10 Yogyakarta, karena secara kelembagaan SMA Negeri 8 Yogyakarta adalah nama baru SMPP 10 Yogyakarta. Perubahan nama berdasarkan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0353/O/1985 tertanggal 8 Agustus 1985, tentang perubahan nama Sekolah Menengah Pembangunan Persiapan (SMPP) menjadi Sekolah Menengah Atas Tingkat Atas (SMA). Selanjutnya dengan instruksi Kepala Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 01/F/96 tertanggal 17 Januari 1986 tentang perubahan nama SMPP 10 Yogyakarta menjadi SMA Negeri 8 Yogyakarta.

5. SMA KOLESE DE BRITTO

Bermula dari suatu kebutuhan mendesak waktu itu. Sesaat setelah pemerintah pendudukan Jepang mencabut peraturan yang melarang pihak swasta mendirikan sekolah, para Bruder CCI bersama suster-suster Carolus Borromeus dan

Fransiskanes mendirikan sebuah sekolah menengah katolik, setingkat SMP. Untuk menampung lulusan SMP itulah dirasa mendesak adanya sebuah sekolah menengah atas yang bersendikan asas-asas katolik. Karena situasi sosial politik yang ada, sekolah yang baru berlangsung lima bulan itu akhirnya bersama-sama sekolah lain ditutup karena clash kedua tentara Belanda pada tanggal 18 Desember 1948. Setelah keadaan tenang, persiapan untuk mulai mengadakan kegiatan sekolah segera dilaksanakan. Bagian putri sudah bisa memulai kegiatan sekolah lagi pada bulan Agustus 1949, sedangkan bagian putra baru dapat dibuka pada bulan Oktober 1949, mengingat banyak pemuda yang baru pulang dari medan perang. Ketika sekolah dibuka kembali, bagian putra dan putri mulai dipisahkan. Bagian putra yang kemudian menempati gedung di Jalan Bintaran Kulon 5 ini diasuh oleh para romo Jesuit, dan memakai nama SMA Santo Johanes De Britto.

Pada tanggal 9 Juni 1953, oleh Pembesar Serikat Jesus di Roma, nama SMA Santo Johanes De Britto diubah menjadi SMA Kolese De Britto. Perkembangan senantiasa terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Tidak hanya pergantian pengurus dan staf pemimpin, tetapi juga perkembangan yang menyangkut jumlah murid, ruang kelas, pembenahan administrasi, termasuk perpindahan gedung sekolah.

6. SMA N 2 WATES

SMA N 2 WATES berdiri pada tanggal 9 Oktober 1982 berdasarkan SK No. 0298/O/1982. Pada tahun 1982 – 2007 dijadikan sebagai sekolah tipe B dengan 12

rombongan belajar. Tahun 2007 – 2009 dijadikan rintisan sekolah kategori mandiri. Pada tahun 2009 – 2012 dijadikan sebagai sekolah bertaraf Internasional. 7. SMA N 1 WONOSARI

Pada kelahiran, SMA 1 Wonosari bernama SMA Persiapan Wonosari. Didirikan pada tahun 1962 oleh tokoh-tokoh pecinta pendidikan, yang disponsori oleh guru-guru SPG Negeri Wonosari dan guru-guru SMP Wonosari. Pada tahun 1964, pemerintah merubah status SMA Persiapan Wonosari menjadi SMA Filial Teladan Yogyakarta dengan kelas jauh di Wonosari. Karena sudah menjadi sekolah negeri, maka pemerintah mulai mengangkat guru-guru negeri di SMA ini. Nama SMA Filial Teladan Yogyakarta dengan kelas jauh di Wonosari, oleh pemerintah diubah menjadi SMA Negeri 270 Wonosari. Beberapa tahun

Dokumen terkait