• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

C. Pembahasan

1. Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Hubungan antara

C. Pembahasan

1. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,297 lebih besar dariα= 0,05.

Deskripsi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki motivasi belajar yang tinggi (44 siswa atau 50,6%). Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar, menjamin

kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987:51). Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki prestasi belajar yang tinggi (54 siswa atau 62,1%). Menurut Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal tersebut tercermin dari nilai raport semester 2 kelas XI.

Deskripsi data mengenai lingkungan keluarga menunjukkan sebagian besar siswa memiliki lingkungan keluarga yang mendukung (36 siswa atau 41,4%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki lingkungan keluarga yang mendukung, namun hal itu tidak berdampak memperkuat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hasil temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Suryantono (2004), yang menyatakan adanya pengaruh positif dari lingkungan belajar (keluarga) dan prestasi belajar, karena lingkungan keluarga sebagai lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Hasil penelitian yang bertentangan dengan bukti empiris dan tinjauan teoritis ini tentu perlu digali. Lingkungan keluarga bagi siswa dan siswi SMK Sanjaya Pakem ternyata tidak berpengaruh terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, diduga ada faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi pencapaian

prestasi belajar siswa. Faktor yang berpengaruh bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal selain motivasi belajar siswa dan lingkungan keluarga. Faktor-faktor tersebut antara lain 1) faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang meliputi aspek fisiologis misalnya kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) dan aspek psikologis misalnya intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, 2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yang terdiri dari tiga macam yaitu faktor lingkungan sosial misalnya masyarakat, tetangga, dan juga teman-teman sepermainan; faktor pendekatan belajar misalnya strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Syah, 1997:132).

Ditambahkan pula oleh Petterson dan Loeber (1984) dalam bukunya Muhibbin Syah mengatakan bahwa lingkungan social (keluarga) yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua dan keluarga itu sendiri. Lingkungan keluarga yang baik dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Siswa akan merasa lebih nyaman dan dapat berkonsentrasi dengan baik untuk belajar. Namun lingkungan keluarga yang baik tidak menjamin seorang anak akan memiliki prestasi belajar yang baik, tergantung bagaimana siswa tersebut berusaha dalam belajar.

Indikator lingkungan keluarga yang berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar yang akhirnya berpengaruh negatif pula terhadap prestasi belajar adalah; cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, fasilitas belajar, metode mengajar dan disiplin sekolah. Hal ini

sesuai dengan pendapat Sri Rahayu dalam Kartini Kartono (1990:61-68) yang menyatakan ”faktor penghambat prestasi siswa adalah;faktor kesehatan, kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi, keluarga, sekolah, disiplin sekolah, masyarakat, lingkungan tetangga dan aktivitas organisasi.

Untuk itu perlu selalu ditingkatkan prestasi belajar yang lebih optimal dengan mengoptimalkan indikator-indikator yang berpengaruh positif dan tidak mengabaikan indikator-indikator yang berpengaruh negatif.

2. Pengaruh Lingkungan Sekolah terhadap Hubungan antara Motivasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa.

Hasil penelitian menyatakan bahwa tidak ada pengaruh lingkungan sekolah terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hal ini didukung oleh perhitungan statistik yang menunjukkan bahwa nilai probabilitas koefisien regresi (ρ) = 0,106 lebih besar dariα= 0,05.

Deskripsi motivasi belajar siswa menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki motivasi belajar yang tinggi (44 siswa atau 50,6%). Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar, menjamin kelangsungan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1987:51).

Deskripsi prestasi belajar menunjukkan bahwa sebagian besar siswa dikategorikan memiliki prestasi belajar yang tinggi (54 siswa atau 62,1%). Menurut Syah (1997:141), prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan

murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hal tersebut tercermin dari nilai raport semester 2 kelas XI.

Deskripsi data mengenai lingkungan sekolah menunjukkan sebagian besar siswa memiliki lingkungan sekolah yang mendukung (41 siswa atau 47,1%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa berpendapat memiliki lingkungan sekolah yang mendukung, namun hal itu tidak berdampak memperkuat hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hasil temuan ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Suryantono (2004), yang menyatakan adanya pengaruh positif dari lingkungan belajar (sekolah) dan prestasi belajar. Hal ini disebabkan karena lingkungan sekolah sebagai lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar siswa.

Hasil penelitian yang bertentangan dengan bukti empiris dan tinjauan teoritis ini tentu perlu digali. Lingkungan sekolah ternyata tidak berpengaruh terhadap hubungan antara motivasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, di duga ada faktor lain yang lebih dominan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. Faktor yang berpengaruh bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal selain motivasi belajar siswa dan lingkungan sekolah. Faktor-faktor tersebut antara lain 1) faktor internal (faktor dari dalam diri siswa) yang meliputi aspek fisiologis misalnya kondisi umum jasmani dantonus(tegangan otot)

dan aspek psikologis misalnya intelegensi siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat siswa, 2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yang terdiri dari tiga macam yaitu faktor lingkungan sosial misalnya masyarakat, tetangga, dan juga teman-teman sepermainan; faktor pendekatan belajar misalnya strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran (Syah, 1997:132).

Menurut Winkel (1987:127) Pada umumnya dapat dikatakan, bahwa semakin lengkap dan memadai prasarana dan sarana itu, semakin lancer proses belajar-mengajar di kelas (sekolah). Namun, harus diingat, bahwa masih ada faktor-faktor lain yang mempengaruhi lancarnya proses itu dan taraf prestasi siswa. Adanya prasarana dan sarana lengkap dan memadai, belum memberikan jaminan, hal itu hanya memungkinkan kelancaran proses belajar-mengajar saja. Lingkungan sekolah yang baik dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Siswa akan merasa lebih nyaman dan dapat berkonsentrasi dengan baik serta termotivasi untuk belajar. Namun lingkungan sekolah yang baik tidak menjamin seorang anak akan memiliki prestasi belajar yang baik, tergantung bagaimana siswa tersebut berusaha dalam belajar.

Indikator lingkungan sekolah yang berpengaruh negatif terhadap motivasi belajar yang akhirnya berpengaruh negatif pula terhadap prestasi belajar adalah; cara orang tua mendidik anak, relasi antar anggota keluarga, fasilitas belajar, metode mengajar dan disiplin sekolah. Hal ini sesuai dengan pendapat Sri Rahayu dalam Kartini Kartono (1990:61-68)

yang menyatakan ”faktor penghambat prestasi siswa adalah;faktor kesehatan, kecerdasan, perhatian, bakat, minat, motivasi, keluarga, sekolah, disiplin sekolah, masyarakat, lingkungan tetangga dan aktivitas organisasi.

Untuk itu perlu selalu ditingkatkan prestasi belajar yang lebih optimal dengan mengoptimalkan indikator-indikator yang berpengaruh positif dan tidak mengabaikan indikator-indikator yang berpengaruh negatif.

Dokumen terkait