BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan Mengaplikasi
Penelitian yang dilakukan tergabung dalam penelitian payung IPA. Penelitian ini dilakukan di SD untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan kognitif siswa. Kemampuan kognitif pada taksonomi Bloom ada 6, yaitu: kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Kemampuan yang diteliti dalam penelitian ini adalah kemampuan mengaplikasi dan menganalisis sehingga pembahasan akan difokuskan pada kemampuan mengaplikasi dan menganalisis. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental yang menggunakan dua kelompok untuk dibandingkan. Kelompok tersebut terdiri dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok yang tidak mendapatkan perlakuan atau treatment, sedangkan kelompok eksperimen adalah kelompok yang mendapatkan perlakuan khusus yaitu dengan metode inkuiri. Penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap : 1) kedua kelompok (kelompok kontrol dan eksperimen) diberi pretest berupa 6 soal uraian yang berhubungan dengan enam kemampuan kognitif yang akan diteliti. Pemberian
pretest bertujuan untuk mengetahui kondisi kemampuan awal siswa. 2) Setelah diberi pretest, kedua kelompok diberi materi pembelajaran yang sama tetapi dengan perlakuan atau treatment yang berbeda. Kelompok kontrol menggunakan pembelajaran tradisional seperti biasanya yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab, sedangkan kelompok eksperimen menggunakan pembelajaran dengan metode inkuiri. Metode inkuiri merupakan perlakuan atau treatment yang
39 membedakan antara kelompok kontrol dan eksperimen. 3) Pada akhir pertemuan setelah materi sudah disampaikan, kedua kelompok diberi posttest berupa tes essai untuk mengetahui pengaruh treatment yang telah diberikan, serta untuk membandingkan hasil dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok penelitian dipilih dengan ditentukannya kelas A sebagai kelompok eksperimen dan kelas B sebagai kelompok kontrol.
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa dua soal essai yang sudah dikonsultasikan dengan ahli, serta telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Dua soal tersebut digunakan sebagai instrumen pokok untuk memperoleh data dalam penelitian. Soal tersebut digunakan pada saat pretest
dengan tujuan untuk memperoleh data dan mengetahui kemampuan awal kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut sama atau berbeda. Pada saat posttest, instrumen tersebut digunakan untuk mengetahui 1) kenaikan antara nilai sebelum mempelajari materi dan nilai sesudah mempelajari materi pada kedua kelompok tersebut (kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). 2) Perbedaan antara nilai kelompok kontrol sesudah menggunakan pembelajaran tradisional dan kelompok eksperimen sesudah menggunakan metode inkuiri mempunyai perbedaan nilai yang signifikan atau tidak. Signifikansi hasil tersebut dapat diukur dengan analisis statistik dengan membandingkan selisih nilai pretest
dan posttest kelompok kontrol dengan selisih nilai pretest dan posttest kelompok eksperimen.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan variabel independen yaitu metode inkuiri terhadap variabel dependen yang diteliti yaitu kemampuan mengaplikasi, serta untuk membuktikan pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi yang berdasarkan hipotesis bahwa metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi.
Data yang diperoleh dari pretest dan posttest untuk kemampuan
mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dianalisis dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer
IBM SPSS Statistics 20 for Windows.
Uji normalitas tersebut dilakukan untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan dalam analisis data selanjutnya, dengan kriteria sebagai berikut:
40 1. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal. Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini (lampiran 9a):
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas pada Kemampuan Mengaplikasi
No Aspek Nilai Signifikansi Keterangan
1 Rerata skor pretest kelompok kontrol ,29 Normal 2 Rerata skor posttest kelompok kontrol ,55 Normal 3 Rerata skor pretest kelompok eksperimen ,42 Normal 4 Rerata skor posttest kelompok eksperimen ,52 Normal
Dari analisis statistik di atas, aspek pretest dan posttest kelompok kontrol memiliki distribusi data yang normal karena harga Sig. (2-tailed) pretest
kelompok kontrol lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,29 dan harga Sig. (2-tailed) posttest kelompok kontrol lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,55. Pada kelompok eksperimen juga mempunyai distribusi data yang normal pada pretest maupun
posttest. Harga Sig. (2-tailed) pretest kelompok eksperimen lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,42 dan harga Sig. (2-tailed) posttest kelompok eksperimen lebih dari 0,05 yaitu sebesar 0,52. Harga Sig. (2-tailed) pretest dan posttest kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen menunjukkan keadaan yang normal sehingga aspek mengaplikasi pada kedua kelompok akan dianalisis dengan menggunakan statistik parametrik t-test. Analisis data pada kemampuan
mengaplikasi dilakukan dengan 5 langkah berikut: 1) Uji beda skor pretest, yaitu analisis data yang membandingkan skor pretest kedua kelompok, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum mendapatkan perlakuan; 2) Uji beda skor pretest ke posttest pada masing-masing kelompok untuk mengetahui ada tidaknya kenaikan skor pada masing-masing kelompok; 3) Uji beda selisih skor pretest dan posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode inkuiri; 4) Uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan kemampuan menganalisis untuk mengetahui besarnya pengaruh metode yang digunakan dalam pembelajaran; dan 5) Uji retensi pengaruh untuk mengetahui efek yang timbul masih sekuat posttest 1 atau tidak.
41 4.1.1.1Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi
Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data yaitu melakukan analisis perbedaan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbedaan skor pretest bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan awal kedua kelompok tersebut sama. Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan skor pretest pada kemampuan mengaplikasi
adalah statistik parametrik independent samples t-test karena harga Sig. (2-tailed)
dengan uji Kolmogorov-Smirnov pada pretest kelompok kontrol yaitu 0,29 dan
pretest kelompok eksperimen yaitu 0,42 lebih besar dari 0,05 ( > 0,05). Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%, dan analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan kedua kelompok tersebut sama.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan
pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kemampuan kedua kelompok tersebut tidak sama.
Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya kemampuan kedua kelompok tersebut tidak sama.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya kemampuan kedua kelompok tersebut sama.
Berdasarkan kriteria di atas diperoleh data seperti pada tabel di bawah ini (lampiran 9b):
Tabel 8. Perbedaan Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasi
Hasil Pretest Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ,83 Tidak berbeda
Kriteria yang digunakan untuk Levene’s Test adalah:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, tidak terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok.
42 2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, terdapat homogenitas varian antara kedua
kelompok.
Dari hasil analisis statistik perbedaan skor pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95% F = 0,145 , Sig. sebesar 0,704, sehingga terdapat homogenitas varian. Hasil
independent samples t-test diperoleh hasil M= 0,24, SE= 0,11, t(61)= 0,22 dan harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu sebesar 0,83. Karena itu dapat diketahui bahwa Hnull diterima dan Hi ditolak dan data di atas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dengan skor
pretest kelompok eksperimen. Dengan kata lain kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama.
4.1.1.2Uji Beda Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi
Langkah kedua dilakukan untuk melihat ada atau tidak adanya kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dari uji perbedaan skor pretest ke posttest akan diperlihatkan persentase kenaikan masing-masing kelompok untuk uji normalitas. Pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen harga Sig. (2-tailed) dengan uji
Kolmogorov-Smirnov pada pretest dan posttest > 0,05 sehingga data tersebut dikatakan normal. Karena itu, analisis statistik yang digunakan untuk data normal adalah statistik parametrik paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data pada kedua kelompok tersebut menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hnull : Tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest.
Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke
posttest.
Hi : Ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
43 Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Hasil analisis data perbedaan pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 9c):
Tabel 9. PerbedaanSkor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasi
No Kelompok Test %
Peningkatan Signifikansi Keputusan
Pretest Posttest
1. Kontrol 1,52 1,82 19,58% ,015 Berbeda
2. Eksperimen 1,50 2,54 69,27% ,000 Berbeda
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen terdapat kenaikan yang signifikan pada
pretest ke posttest. Akan tetapi kenaikan skor yang pada kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga M
= -0,30, SE = 0,12, t(30) = -2,59 dan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,02 pada kelompok kontrol dan harga M = -1,04, SE = 0,15 serta harga Sig. (2-tailed)
sebesar 0,00 pada kelompok eksperimen. Maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan skor yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen.
4.1.1.3Uji Beda Selisih Skor Posttest Kemampuan Mengaplikasi
Langkah ketiga dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap kemampuan
mengaplikasi. Penghitungan selisih skor dilakukan dengan cara mengurangkan
pretest ke posttest pada masing-masing kelompok. Sebelum diadakan perbedaan selisih skor, dilakukan uji normalitas data selisih skor terlebih dahulu untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak dengan
44 menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas data selisih skor dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 9d):
Tabel 10. Uji Normalitas Selisih Skor pada Kemampuan Mengaplikasi
No Kelompok Signifikansi Keterangan
1 Selisih skor kelompok Kontrol ,187 Normal
2 Selisih skor kelompok Eksperimen ,734 Normal
Analisis statistik yang digunakan dalam uji perbedaan selisih skor pretest
ke posttest pada kemampuan mengaplikasi yaitu statistik parametrik independent samples t-test, dengan tingkat kepercayaan 95%. Untuk analisis data, digunakan hipotesis seperti dibawah ini:
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. 2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode inkuiri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi.
Hasil analisis perbedaan selisih skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak dalam menarik kesimpulan yang berkaitan dengan hipotesis penelitian sehingga dapat diketahui apakah hasil penelitian menerima atau menolak hipotesis penelitian. Untuk itu perlu diketahui homogentitas varian dengan Levene’s Test.
Kriteria yang digunakan untuk Levene’s Test adalah:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, tidak terdapat homogenitas varian antara kedua kelompok
45 2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, terdapat homogenitas varian antara kedua
kelompok
Hasil analisis statistik perbedaan selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 9e):
Tabel 11. Perbedaanselisih skor pretest ke posttestKemampuan Mengaplikasi
Hasil selisih skor pretest ke posttest Signifikansi Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen ,000 Berbeda
Dari hasil analisis statistik perbedaan selisih skor pretest ke posttest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil Levene’s Test dengan tingkat kepercayaan 95% F = 2,29 , Sig. sebesar 0,14, sehingga terdapat homogenitas varian. Untuk hasil independent samples t-test diperoleh hasil M= -0,74, SE= 0,19, t(61)= -3,88 dan harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00, sehingga Hi diterima maka Hnull ditolak, dengan kata lain menerima hipotesis bahwa metode inkuiri berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasi. Di bawah ini adalah grafik batang selisih skor kemampuan mengaplikasi
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen:
Gambar 4.1 Grafik Selisih Skor Kemampuan Mengaplikasi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
46 4.1.1.4Uji besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan
mengaplikasi
Setelah melakukan uji selisih skor dapat diketahui apakah metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasi. Untuk mengetahui besarnya pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dilakukan perhitungan dengan cara seperti yang dituliskan pada bab III. Dengan kriteria r (effect size) = 0,10 (efek kecil), r = 0,30 (efek menengah), dan r = 0,50 (efek besar) (Field, 2009:57,179). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperoleh hasil seperti di bawah ini (lampiran 9g):
Tabel 12. Hasil perhitungan besarnya pengaruh metode inkuiri kemampuan mengaplikasi Kelompok T df signifikansi effect size keterangan
Kontrol -2,594 30 ,015 0,43 Efek menengah
Eksperimen -6,878 31 ,000 0,77 Efek besar
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa efek metode inkuiri pada kelompok eksperimen berhubungan dengan kemampuan mengaplikasi
mempunyai efek yang besar dengan nilai r = 0,77.
Untuk menghitung persentase pengaruh dilakukan dengan cara mengkuadratkan nilai r (Field, 2009:57,179). Setelah dilakukan perhitungan dengan mengkuadratkan nilai r, diperoleh hasil bahwa persentase pengaruh pada kelompok kontrol sebesar 18% dan pada kelompok eksperimen sebesar 60%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi mempunyai efek yang lebih besar daripada menggunakan metode ceramah.
4.1.1.5Uji Retensi Pengaruh
Untuk mengetahui retensi pengaruh dilakukan uji perbedaan antara
posttestI dengan posttestII. PosttestII diberikan 2 bulan setelah posttestI. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah efek yang ditimbulkan masih sekuat
posttestI atau tidak. Sebelum dilakukan perbedaan, PosttestII diuji normalitasnya terlebih dahulu menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer
47 Hasil uji normalitas posttest II dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 9f):
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas PosttestIIpada Kemampuan Mengaplikasi
No Aspek Nilai Signifikansi Keterangan
1 Rerata skor PosttestII kelompok kontrol ,346 Normal 2 Rerata skor PosttestII kelompok Eksperimen ,465 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, skor posttest II pada kemampuan
mengaplikasi memiliki distribusi data yang normal karena harga Sig. (2-tailed) posttestII pada kelompok kontrol dan eksperimen > 0,05 yaitu sebesar 0,35 untuk kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,47.
Oleh karena itu, analisis statistik yang digunakan untuk data normal adalah statistik parametrik paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data pada kedua kelompok tesebut menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut: Hnull : Tidak ada perbedaan skor yang signifikan antara posttest I dengan posttest
II. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan skor yang signifikan antara
posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Hi : Ada perbedaan skor yang signifikan antara posttest I dengan posttest II. Dengan kata lain terjadi penurunan skor yang signifikan antara posttest I
ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Kriteria yang digunakan adalah:
1. Jika harga Sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan posttest II.
2. Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan posttest II.
Hasil analisis data perbedaan posttest I ke posttest II kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel di bawah ini (lampiran 9h):
Tabel 14. Perbedaan Skor posttest I ke posttest II Kemampuan Mengaplikasi
No Kelompok Test Signifikansi Keputusan
Posttest I Posttest II
1. Kontrol 1,82 1,61 ,078 Tidak berbeda
2. Eksperimen 2,54 1,86 ,000 Berbeda
Tabel di atas menunjukkan bahwa kemampuan mengaplikasi pada kelompok kontrol tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest I dengan
48 posttest II karena harga Sig. (2-tailed) > 0,05 yaitu 0,78. Maka Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I
dengan posttest II. Dengan kata lain tidak terjadi penurunan yang signifikan antara
posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol, sedangkan pada kelompok eksperimen terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest I ke posttest II
karena harga Sig. (2-tailed) < 0,05 yaitu 0,00. Maka Hnull ditolak dan Hi diterima, artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I ke posttest II. Dengan kata lain terjadi penurunan yang signifikan antara posttest I ke posttest II pada kelompok eksperimen. Pada kelompok eksperimen terjadi penurunan yang signifikan karena kurang lebih 2 jam sebelum dilakukan posttest II, guru memberikan latihan-latihan soal kepada siswa sehingga pada saat mengerjakan
posttest II siswa tidak bersemangat dan berpengaruh pada hasil posttest II. Retensi pengaruh metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 4.2 Grafik Retensi Pengaruh Kemampuan Mengaplikasi
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Metode Inkuiri terhadap Kemampuan