• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Konsep Diri

1. Pengertian Konsep Diri

Remaja berasal dari kata adolescence (Ali&Asrori, 2009) yang memiliki arti tumbuh untuk mencapai kematangan. Gunarsa (2003) mengungkapkan bahwa masa remaja adalah merupakan saat-saat yang dipenuhi dengan berbagai macam perubahan dan terkadang tampil sebagai masa yang tersulit dalam kehidupannya sebelum ia kemudian memasuki dunia dewasa. Santrock (2007) menjelaskan masa remaja akhir memiliki rentang usia antara 18-22 tahun. Serupa dengan Ali&Asrori (2009) yang mengemukakan bahwa usia 17/18 tahun sampai 21/22 tahun adalah fase remaja akhir.

2. Karakteristik Perkembangan Remaja

Masa remaja seringkali dikenal sebagai masa mencari jati diri, atau oleh Erikson disebut dengan identitas ego (Ali & Asrori, 2009). Oleh karena itu, Ali & Asrori (2009) menyebutkan ada beberapa sikap yang sering ditunjukkan oleh remaja, yaitu :

1. Kegelisahan

Remaja mempunyai banyak idealisme, angan-angan, atau keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan, namun seringkali angan-angan dan keinginannya tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan kemampuannya. Di satu sisi mereka ingin mendapat pengalaman sebanyak mungkin untuk menambah pengetahuan, tetapi di sisi lain mereka merasa belum mampu melakukan berbagai hal dengan baik sehingga tidak berani mengambil tindakan mencari pengalaman langsung dari sumbernya. Hal tersebut mengakibatkan remaja diliputi perasaan gelisah.

2. Pertentangan

Sebagai individu yang sedang mencari jati diri, remaja berada dalam situasi antara ingin melepaskan diri dari orang tua dan perasaan masih belum mampu mandiri termasuk dalam hal finansial. Remaja juga sering mengalami kebingungan karena terjadinya pertentangan pendapat antara remaja dengan orang tua yang akhirnya pertentangan tersebut membuat keinginan untuk

melepaskan diri dari orang tua ditentang sendiri oleh remaja karena ada keinginan untuk memperoleh rasa aman.

3. Mengkhayal

Keinginan remaja untuk bertualang tidak semuanya dapat dilakukan dan seringkali malah memiliki hambatan, khususnya hambatan finansial karena kebanyakan remaja hanya memperoleh uang dari pemberian orang tua. Hal tersebut menyebabkan mereka mencari kepuasan melalui khayalan dan fantasi mereka. Khayalan remaja putra biasanya meliputi soal prestasi dan jenjang karier, sedangkan remaja putri lebih mengkhayalkan romantika hidup. Khayalan tersebut tidak selamanya negatif, karena khayalan tersebut kadang-kadang dapat menghasilkan sesuatu yang bersifat konstruktif.

4. Aktivitas Kelompok

Banyaknya keinginan yang dimiliki oleh remaja seringkali terhalang oleh berbagai kendala yang akhirnya mematahkan semangat mereka. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan teman sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai masalah dapat diatasi bersama-sama.

5. Keinginan Mencoba Segala Sesuatu

Remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity). Karena didorong rasa ingin tahu yang tinggi tersebut, remaja memiliki kecenderungan ingin bertualang, menjelajah segala sesuatu dan mencoba semua yang belum pernah dialaminya. Sangat penting adalah memberikan bimbingan kepada remaja agar rasa ingin tahunya dapat diarahkan pada kegiatan yang positif, kreatif dan produktif. Jika keinginan-keinginan remaja mendapat bimbingan dan penyaluran yang baik, maka akan menghasilkan kreativitas remaja yang sangat bermanfaat, namun jika tidak, maka dikhawatirkan dapat menjurus pada kegiatan maupun perilaku negatif.

3. Pengertian Narapidana

Prinst (2003) menyatakan bahwa narapidana adalah orang yang menjalani pidana dan hilang kemerdekaan di Lembaga Pemsyarakatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hokum tetap. Dapat dikatakan bahwa narapidana adalah orang yang sedang menjalani hukuman berdasarkan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Hal yang sama diungkapkan juga dalam Peraturan Pemerintah Nomer 58 tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomer 27 tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab

Undang-undang Hukum Acara Pidana (2011) yang menyatakan bahwa terpidana atau narapidana adalah seseorang yang dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Berdasarkan penjelasan beberapa teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa narapidana adalah seseorang yang melanggar hukum dan dinyatakan bersalah berdasarkan putusan dari pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sehingga orang tersebut hilang kemerdakaan dan harus menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan.

4. Remaja Akhir yang Menjadi Narapidana

Remaja akhir yang menjadi narapidana adalah seseorang yang berusia 18 sampai 22 tahun yang melanggar hukum dan dinyatakan bersalah berdasarkan keputusan dari pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap sehingga orang tersebut hilang kemerdekaan dan harus menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan.

B. KONSEP DIRI

1. Pengertian konsep diri

Konsep diri menurut Gunarsa (2003) merupakan sesuatu yang ada di dalam diri, pandangan dari dalam, pendapat kita mengenai diri sendiri. Konsep diri mempunyai pengaruh yang besar terhadap

keseluruhan perilaku yang ditampilkan oleh seseorang. Menurut Noesjirwan (dalam Lalu, 2008), konsep diri didefinisikan sebagai seluruh pandangan seseorang terhadap dirinya, meliputi bagaimana seseorang melihat dirinya, pemikiran juga pendapatnya mengenai dirinya sendiri, serta sikapnya terhadap dirinya.

Rini (e-psikologi, 2002) mengungkapkan bahwa konsep diri secara umum didefinisikan sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Konsep diri mengacu kepada evaluasi diri atau persepsi diri, dan hal tersebut menggambarkan apa yang menjadi keyakinan individu mengenai sifat yang ada dalam dirinya. Konsep diri menggambarkan bagaimana seseorang mengevaluasi dirinya dalam area yang dianggap penting (Hadley, Elizabeth & Moore, 2008).

Menurut Susana (dalam Tim Pustaka Familia, 2006), semenjak konsep diri mulai terbentuk, seseorang akan berperilaku sesuai dengan konsep dirinya tersebut. Pandangan seseorang tentang dirinya akan menentukan tindakan yang akan diperbuatnya. Apabila seseorang memiliki konsep diri yang positif, maka akan terbentuk penghargaan yang tinggi pula terhadap diri sendiri, atau dikatakan bahwa ia memiliki self-esteem yang tinggi.

Fitts (dalam Sutataminingsih, 2009) menjelaskan bahwa konsep diri adalah apa yang dilihat, dihayati, dan dialami oleh orang tersebut. Bagaimana seseorang mempersepsikan dirinya, bereaksi

terhadap dirinya, memberikan arti dan penilaian serta membentuk abstraksi pada dirinya. Hal ini menunjukkan kesadaran diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya sebagaimana ia lakukan terhadap obyek lain yang ada di kehidupannya.

Berdasarkan beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa konsep diri adalah pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri yang meliputi keyakinan, penilaian, dan mengacu pada evaluasi diri atau persepsi diri dan menunjukkan kesadaran diri untuk melihat dirinya sendiri seperti yang dilakukan kepada obyek lain serta bagaimana sikapnya terhadap dirinya.

Dokumen terkait