• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

D. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Team Achievement

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD

Agus Suprijono (2009:46) mendefinisikan model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial. Model pembelajaran dapat membantu guru dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan peserta didik mendapatkan informasi pengetahuan, ide, keterampilan, cara berpikir dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman untuk merancang atau merencanakan pembelajaran bagi guru dalam kegaiatan ataupun aktifitas pembelajaran.

Model pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Agus Suprijono (2009:54) adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Persamaan dari makna yang diungkapkan Agus juga diungkapkan oleh Suyatno (2010:37) bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan sebuah model pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tuntutan pembelajaran. Persamaan tersebut tampak dari pengertian yang didefinisikan yaitu

pembelajaran yang digunakan menggunakan model pembelajaran ini berbentuk kelompok-kelompok kecil.

Pendapat lain diungkapkan oleh Slavin dalam Taniredja (2011:55) bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran dimana dalam sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat sampai enam orang secara kolaboratif dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Persamaan pengertian dari model pembelajaran kooperatif juga diungkapkan oleh Rusman (2011:202) yaitu model pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. Makna yang sama dalam pernyataan Slavin dan Rusman tampak pada pembentukkan kelompok yang terdiri dari empat sampai enam orang siswa yang dibentuk secara kolaboratif atau heterogen. Kolaboratif atau heterogen yang dimaksudkan dalam pernytaan tersebut yaitu pembagian kelompok yang terdiri atas prestasi akdemik siswa (memilki prestasi tinggi, sedang dan rendah), jenis kelamin dan agama.

Pernyataan yang berbeda diungkapkan oleh Solihatin dan Raharjo (2005:4) bahwa model pembelajaran kooperatif mengandung pengertian sebagai sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat

dipengaruhi oleh keterlibatan dalam setiap anggota kelompok itu sendiri. Perbedaan dari pernyataan Slavin dan Rusman serta pernyataan di atas terletak pada pembentukan kelmompok. Slavin dan Rusman menyatakan pembentukan kelompok terdiri dari empat sampai enam orang sedangan Solihatin dan Raharjo menyatakan pembentukan kelompok terdiri dari dua orang atau lebih.

Pembelajaran kooperatif menurut pernyatan-pernyataan di atas adalah kegiatan belajar siswa dengan cara pembentukan kelompok secara heterogen sehingga dalam kelompok terdapat bermacam-macam latar belakang seperti agama dan jenis kelamin yang berbeda serta kemampuan pengetahuan yang berbeda pula, yang beranggotakan empat sampai enam siswa yang bertujuan untuk mendorong siswa mau berpikir dan semangat kerja karena hasil kerjanya akan ditentukkan dengan keterlibatan seluruh anggota kelompok.

2. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik atau ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Rusman (2011: 207) adalah sebagai berikut:

a. Pembelajaran Secara Tim

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang dilakukan secara tim atau kelompok. Setiap anggota tim atau kelompok harus saling bantu membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

b. Didasarkan pada Manejemen Kooperatif

Karakteristik model pembelajaran kooperatif yang dilihat berdasarkan manajemen kooperatif dijelasakan menurut fungsi manejemen dibawah ini, yaitu sebagai berikut:

1) Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanakan menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukkan.

2) Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.

3) Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam pembelajaran kooperatif perlu ditentukkan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.

c. Kemauan untuk Bekerjasama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukkan oleh keberhasilan secara kelompok, oleh karenanya prisnsip kebersamaan atau kerjasama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerjasama yang baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.

d. Keterampilan Bekerja Sama

Kemampuan bekerjasama dipraktekan melalui aktifitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Siswa perlu didorong untuk

mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3. Prinsip-Prinsip Model Pembelajaran Kooperatif

Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yang dikemukakan oleh Roger dan David Johnson dalam Rusman (2010:212) adalah sebagai berikut:

1. Prinsip ketergantungan positif (positive independence), yaitu dalam pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam menyelesaikan tugas tergantung pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja kelompok ditentukan oleh kinerja masing-masing anggota kelompok. Oleh karena itu, semua anggota kelompok akan merasakan saling ketergantungan.

2. Tanggung jawab perseorangan (individual accountability), yaitu keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing-masing anggota kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.

3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima informasi dari anggota kelompok lain.

4. Partisipasi dan komunikasi (participation communication), yaitu melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam kegiatan pembelajaran.

5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.

D. Model Pembelajaran Kooperatif Metode Student Teams Achivement

Divisions (STAD)

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Metode STAD

Definisi model pembelajaran kooperatif metode STAD menurut Slavin (2005:143) adalah model pembelajaran kooperatif yang terdiri atas lima komponen utama yaitu presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim. Pendapat lain yang dikemukakan oleh Suyatno (2009:52) yaitu model pembelajaran kooperatif metode STAD merupakan model pembelajaran kooperatif untuk mengelompokkan kemampuan campur yang melibatkan pengakuan tim dan tanggungjawab kelompok untuk pembelajaran individu anggota.

Student Teams Achivement Divisions (STAD) memiliki ciri khas

dalam kata divisions yang dalam bahasa Indonesia berarti divisi. Divisi dalam kamus besar bahasa Indonesia (2008:359) memiliki arti kelompok dari suatu organisasi. Divisi dari makna STAD di atas memiliki pengertian sebuah kelompok yang terdiri dari beberapa anak yang memiliki latar belakang yang berbeda (jenis kelamin, prestasi akademik dan agama) yang

disatukan dalam kelompok atau tim yang saling berbagi tanggung jawab dalam mendapatkan prestasi belajar yang baik.

Jadi, model pembelajaran kooperatif metode STAD adalah suatu kegiatan belajar siswa dengan cara pembentukkan kelompok atau tim dengan mencampurkan siswa ke dalam latar belakang yang berbeda (prestasi akademik, jenis kelamin, agama) yang dalam kegiatan pembelajarannya terdapat presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual, rekognisi tim yang masing-masing anggotanya memiliki tanggungjawab atas hasil kerja kelompoknya.