• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguasa dan Pengatur Jaringan

Dalam dokumen Majalah Chip Spesial Networking (Halaman 52-55)

Sebelum menggunakan Windows Server 2003 Standard Edition, pastikan bila Anda memang membutuhkan sebuah server yang dedicated. Dengan pertimbangan harga yang mahal, tentu penggunaannya pun harus profesional. Bila tidak, Anda cukup menggunakan komputer Windows XP yang diaplikasikan sebagai File Server atau Print Server dalam jaringan Anda.

Sistem operasi server milik Windows memang memiliki beberapa kelebihan, salah satunya adalah pengaturan yang terpusat dari semua PC yang terhubung dalam jaringan. Dengan bantuan Windows Server 2003 dan Active Directory yang terintegrasi, semuanya bisa dilakukan dari server. Ini meliputi instalasi program atau update tidak perlu dilakukan pada PC client, dapat memproteksi eksekusi file atau instalasi program tertentu, dan membatasi akses terhadap file dan folder tertentu. Penggunaan server akan efektif bila jumlah client lebih dari sepuluh. Jadi, pekerjaan Administrator dipermudah sehingga dapat diselesaikan dengan cepat.

Artikel ini mengulas bagaimana menjadikan Windows Server 2003 sebagai Domain Controller, DHCP-Server dan File Server untuk sebuah jaringan kecil, termasuk mengkonfigurasi peng-guna dan sharing resource.

1 Persiapan Instalasi

Windows Server 2003 sebenarnya tidak membutuhkan kebutuhan khusus dalam hal hardware. Microsoft hanya menganjurkan prosesor dengan kecepatan minimal 550 MHz. Yang lebih penting dari kecepatan prosesor adalah kapasitas memori RAM, minimal harus menggunakan 256 MB. Semakin besar kapasitas memori, semakin baik kinerja server Anda.

Server membutuhkan file swap, mulai dari 2 sampai 3 GB. Untuk instalasi server, Anda disarankan menyediakan sebuah partisi hard disk mulai 5 sampai 10 GB. Sisa kapasitasnya bisa dijadikan sebagai partisi kedua untuk menyimpan data atau keperluan lain. Semakin baik bila menggunakan 2 hard disk, satu untuk sistem dan satu untuk data. Perhatikan agar menggunakan hard disk dengan kecepatan paling baik. Selain itu, dibutuhkan pula network card, graphics card (PCI graphic card sudah cukup), monitor, keyboard dan mouse.

Vendor seperti Hewlett-Packard, IBM atau Dell menawarkan komputer yang dirancang khusus untuk server. PC server branded seperti ini memiliki kelebihan. Pertama, menawarkan

keamanan lebih karena menyediakan power supply ganda, fungsi RAID dan alarm signal jika terjadi gangguan. Kedua, PC ini biasanya sudah ditawarkan lengkap dengan sistem operasi server, artinya software servernya lebih murah daripada membelinya secara terpisah.

2 Instalasi dari CD

Instalasi Windows Server 2003 sangat mirip dengan Windows XP. Booting melalui CD dan biarkan Windows meng-install semua driver yang dibutuhkan. Saat ditanya partisi mana yang digunakan untuk sistem, sebaiknya memilih "Drive C:", yaitu "Partisi 1". Pada proses ini, Anda juga dapat menghapus partisi tertentu atau membuat partisi baru. Hati-hati: Semua data yang tersimpan dalam partisi akan terhapus. Partisi untuk sistem dan data akan diformat dengan sistem file NTFS.

Setelah PC di-restart, Windows Setup muncul dalam mode VGA. Setelah window yang meminta nama PC muncul, tentukan sebuah password untuk Administrator. Password ini harus terdiri atas minimal 7 karakter dan selain huruf, harus disisipkan dengan karakter khusus, seperti tanda pagar "#". Pada "Network Settings", tandai option "User-Defined Settings" dan klik "Next". Pada window berikutnya, tentukan alamat IP dan Subnet Mask yang sesuai setelah mengklik ganda "Internet Protocol (TCP/IP)". Selanjutnya, klik "Next". Sekarang, proses Setup menanyakan apakah PC terhubung ke workgroup atau domain. Bila tidak memiliki domain, biarkan setting default dan klik "Next". Selanjutnya, Windows dikonfigurasi dan komputer di-restart.

3 Konfigurasi sebagai Domain Controller

Setelah login sebagai Administrator pada PC, window "Server Administration" akan muncul. Pada window ini, Anda dapat mengkonfigurasi dan mengatur fungsi-fungsi utama server. Dibandingkan dengan pendahulunya, seperti Windows 2000 atau Windows NT, Windows Server 2003 menerapkan sebuah metode yang benar-benar berbeda karena masalah keamanan. Setelah instalasi selesai, semua fungsi dan service server dimatikan. Administrator nantinya akan mempertimbangkan fungsi atau service mana yang harus diaktifkan dan dikonfigurasi. Ini berguna untuk mencegah berjalannya semua fungsi dan service server yang tidak digunakan. Hal ini penting untuk keamanan server dari akses-aksese yang tidak diinginkan. Service yang tidak

KONFIGURASI DNS FORWARDING

www.chip.co.id? Siapakah Ini?

Sebuah DNS Server hanya memiliki sebuah tugas, yaitu menerjemahkan host name dengan bantuan sebuah data-base menjadi sebuah alamat IP. Pada LAN, fungsi ini penting untuk administrasi client. Bila memiliki sebuah PC dalam jaringan, misalnya dengan nama "Komputerku", nama ini menunjuk kepada "Komputer-ku.CHIP.local" dalam "Active Directory". Namun, komunikasi antara PC di jaringan dilakukan dengan menggunakan protokol TCP/IP, artinya paket data dikirimkan ke PC yang benar dengan bantuan alamat IP. Untuk itu, DNS Server harus menyimpan alamat IP yang benar untuk host name tersebut.

Internet dalam Jaringan: Ma-salah muncul jika ingin meng-atur akses Internet melalui jaringan, misalnya melalui sebuah router DSL. Misalnya, jika Anda mengetik alamat "www.chip.co.id", DNS Server Anda akan mencari alamat IP yang ditentukan untuk nama ini dalam database-nya. Na-mun, hasilnya tentu gagal karena tidak ada PC dengan nama "www.chip.co.id" dalam jaringan Anda. Jadi, Anda tidak bisa terhubung dengan

web-site tersebut. Di sini, Anda harus mengatur agar DNS Server mencari alamat tersebut dalam Internet bila tidak terdapat dalam jaringan lokal.

DNS-Forwarding: Untuk itu, Anda harus mengonfigurasi sebuah DNS Forwarding. Pada Manage Your Server", klik "Manage this DNS Server" di bagian "DNS Server". Di bagian kanan, klik kana nama Server dan pilih "Properties". Seka-rang, klik tab "Forwarders" dan masukkan alamat IP lokal dari router Anda pada kolom "IP Address". Selanjutnya, klik 'Add" dan konfirmasikan de-ngan "OK".

Menyesuaikan Server: Seka-rang, server harus mendapat informasi DNS Server dan rou-ter mana yang harus diguna-kan. Untuk itu, tentukan alamat IP router Anda sebagai "Default Gateway" dalam Net-work Properties. Di samping "Preferred DNS Server", masuk-kan alamat IP lokal dari server Anda. Bila DNS Server tidak menemukan alamat yang diminta, DNS Server akan meneruskannya melalui router ke DNS Server dari Internet Service Provider (ISP) yang digunakan.

diaktifkan dalam instalasi standar, di antaranya, Microsoft Internet Information Server. Bila service webserver ini dibutuhkan, Administrator harus meng-install kemudian. Untuk itu, klik "Add or Remove Role" dan klik "Next". Pilih "Custom Configuration" dan konfirmasikan dengan "Next". Sekarang, muncul sebuah list yang menampilkan sebuah fungsi server yang aktif dan menginformasikan apakah service-nya sudah di-install atau belum.

Mulailah dengan "Domain Controller (Active Directory)". Tandai entry ini dan klik ganda pada "Next". Sebuah wizard muncul untuk membantu langkah-langkah selanjutnya. Klik ganda pada "Next". Pada window "Domain Controller Type", pastikan option "Domain Controller for a new domain" sudah di-checkmark. Pada window berikutnya, tandai "Domain in a new forest".

Setelah mengklik "Next", Windows membutuhkan nama DNS untuk domain baru ini. DNS merupakan singkatan dari "Domain Name System", yaitu sistem yang menyimpan nama-nama domain di Internet. Salah satu contoh nama domain adalah "wwww.chip.co.id". Sebuah nama domain harus terdiri atas minimal dua kelompok karakter yang dipisahkan satu sama lain dengan tanda titik (.).

Bagaimana menentukan nama DNS untuk domain Anda? Pertama, carilah nama yang sesuai, misalnya, nama kantor. Ketik "CHIP" pada kolom nama domain. Pembatasannya, nama domain harus terdiri atas minimal tiga karakter. Kemudian, diikuti dengan tanda titik (.) dan keterangan Top-Level-Domain (TLD). Di Internet, TLD ini berupa ".com" atau ".co.id". Untuk domain lokal, gunakan saja ".local". Jadi, nama DNS lengkap dari domain Anda adalah "CHIP.local". Namun, pada PC client, cukup login dengan domain "CHIP". Setiap PC dalam jaringan, termasuk server, secara otomatis mendapat sebuah nama DNS. Jika sebuah PC bernama "Komputerku", maka pada server, PC tersebut bernama "Komputerku.CHIP.local". Sekarang, lanjutkan dengan mengklik "Next".

Window-window berikutnya dapat dilewati dengan "Next". Yang perlu diperhatikan adalah window "DNS Registration Diagnostics". Di sini, wizard menginformasikan bahwa tidak ditemukan DNS Server dalam jaringan Anda. Untuk itu,

Mudah:Konfigurasikan setting server dengan bantuan "Server Configuration Wizard".

3

Forwarding:Tentukan alamat IP dari Router agar nama DNS yang tidak ditemukan dicari melalui Internet, misalnya melalui DNS Server dari ISP yang digunakan.

PRAKTEK Instalasi Windows Server 2003

diperlukan Active Directory untuk administrasi PC client yang saling terhubung. Windows lalu menyarankan untuk meng-install dan mengkonfigurasi sebuah DNS Server. Konfirmasikan saja dengan "Next". Pada window "Permissions", biarkan setting default dan lanjutkan dengan "Next". Windows sekarang meminta sebuah password untuk Directory Services Restore Mode. Sebenarnya, ini tidak penting sekali dan dapat diabaikan dengan mengklik "Next". Setelah mengkonfirmasi window "Summary" dengan mengklik "Next", Server mulai meng-install Active Directory, mengkonfigurasi domain dan DNS Server. Sebagai penutup, klik "Finish" dan biarkan Windows me-restart PC. Setelah itu, login kembali dan tutup pesan yang muncul dengan "Finish".

4 Instalasi dan Konfigurasi DHCP Server

Sebuah server DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) secara otomatis memberikan alamat IP saat PC client login ke jaringan. Demikian juga dengan alamat DNS Server lokal dan router. Dengan setting default, sebuah client tidak perlu menjadi anggota domain. Oleh sebab itu, tidak diperlukan login ke server. Pada "Manage Your Server", klik "Add or remove role" di samping "Managing Your Server Roles". Setelah mengklik "Next", tandai option "DHCP Server" pada window berikutnya. Klik "Next" dua kali, Windows menampilkan wizard. Lalu, klik "Next" dan berikan nama Scope, misalnya "Mycomputer". Setelah mengklik "Next", tentukan cakupan alamat yang harus digunakan oleh server sebagai alamat IP. Disarankan untuk memilih cakupan alamat yang tidak mencakup alamat IP dari Windows Server lokal. Bila server memiliki alamat IP 192.168.0.1, maka "Start IP address" dapat dimulai dengan "192.168.0.10" dan "192.168.0.100" sebagai "End IP address". Jadi, DHCP Server dapat memberikan sampai 91 alamat IP dalam jaringan. Setting selanjutnya dikonfigurasi secara otomatis. Setelah mengklik "Next", tentukan semua alamat IP yang tidak termasuk dalam daftar alamat yang digunakan DHCP Server. Bila router memiliki alamat IP 192.168.0.30, masukkan alamat ini di kolom "Start IP

address" dan klik tombol "Add" dan "Next".

Window berikutnya "Lease Duration" dapat dibiarkan dengan setting 8 hari. Selama login dalam waktu ini, sebuah PC mendapat alamat IP yang sama. Bila jaringan sering terhubung dengan komputer baru, misalnya banyak yang menggunakan notebook dalam jaringan, durasi waktu ini sebaiknya dipersingkat. Jadi, alamat IP tidak terkunci dalam waktu yang lama dan tetap tersedia untuk jaringan.

Selanjutnya, klik tombol "Next" dan konfirmasikan untuk mengkonfigurasi DHCP-Options. Setelah mengklik "Next", masukkan alamat IP router. Alamat ini akan dikirimkan secara otomatis saat komputer client login. Lalu, klik "Add" dan "Next". Pada window "Domain Name and DNS-Servers", kosongkan kolom "Parent Domain" karena jaringan Anda tidak memilikinya. Pada kolom 'Server name", berikan nama Windows Server atau domain Anda, misalnya "CHIP.local". Setelah mengklik "Resolve", alamat IP server akan muncul. Klik tombol "Add" dan "Next". Window "WINS Server" dapat diabaikan dengan mengklik "Next". Tandai option "Yes, I want to activate this scope now" dan klik tombol "Next" dan "Finish".

Terakhir, Anda harus memberikan semacam otorisasi untuk DHCP Server dalam Active Directory. Untuk itu, klik "Manage this DHCP Server" di bawah "DHCP Server" dalam "Manage Your Server". Pada window selanjutnya, nama server masih ditandai dengan panah merah ke bawah. Klik kanan nama Server dan selanjutnya pilih "Authorize". Setelah berubah menjadi panah hijau ke atas, DHCP Server sudah aktif. Sekarang, Anda dapat melihat dan mengubah berbagai option yang diberi tanda plus (+), seperti "Reservations". Pada "Address Leases", nantinya dapat dilihat alamat IP yang diberikan pada sebuah PC client.

Konfigurasi User dan Hak User

Langkah selanjutnya adalah menentukan pengguna yang dapat login ke domain. Untuk itu, klik "Administration" di bawah "Tools and Updates" dalam "Manage Your Server". Pada window

Menentukan DNS Server:Menjadikan Server sebagai DNS Server.

4

5

Password:Apabile “Password Never Expires” nonaktif Anda harus selalu mengganti password setiap 42 hari.

ini, buka "Active Directory Users and Computers". Window ini juga bisa diakses melalui "Administrative Tools" dalam Control Panel.

Di window kiri, tampak struktur yang berisi domain Anda, misalnya "CHIP.local". Klik tanda plus dan kemudian, klik dua kali folder "Users" untuk melihat daftar user dan group yang sudah ada. Secara default sistem membuat beberapa user group dan computer group. Dalam keadaan standar, kebanyakan group ini masih kosong, beberapa berisi "Administrator" dan lainnya berisi komputer-komputer jaringan. Sekarang, tambahkan user account yang lain, satu untuk masing-masing server. Untuk itu, klik "Action" atau klik kanan pada "Users". Selanjutnya, pilih "New" dan "User". Isi kolom nama dan klik "Next". Berikan sebuah password dan ulangi proses ini untuk baris di bawahnya.

Perhatikan, bahwa Windows Server 2003 secara default membutuhkan keamanan password yang tinggi. Password harus terdiri atas minimal tujuh karakter, di antaranya minimal sebuah karakter khusus dan huruf. Bila ingin mengubahnya (tidak disarankan), buka kembali "Administrative Tools" dan klik "Security rules for Domains". Klik 'Security settings", "Account rules" dan "Password rules". Di sini, nonaktifkan option "Complex condition". Panjang password minimal juga bisa ditentukan di sini. Pada saat membuat account untuk user lain, pilih option "User must change password on next login". Saat pengguna login ke server untuk pertama kali, Windows memintanya untuk mengubah password tersebut dan menyimpan password baru ke dalam database user.

Untuk itu, sebaiknya pilih setting "Password never expires". TIPS SINGKAT

Dalam dokumen Majalah Chip Spesial Networking (Halaman 52-55)

Dokumen terkait