BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan hasil uji persyaratan analisis yang telah dilakukan dan hasilnya telah memenuhi syarat, maka langkah berikutnya adalah pengujian hipotesis. Untuk perhitungan uji hipotesis ini digunakan bantuan komputer program SPSS 22 for windows.
1. Pengujian Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama menyatakan bahwa kemampuan menggambar teknik siswa yang kecerdasan spasialnya di atas rata-rata lebih tinggi dari pada siswa yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata. Hipotesis pertama ini mengandung asumsi bahwa kecerdasan spasial siswa yang di atas rata-rata (tinggi) berbeda dengan yang di bawah rata-rata (rendah). Begitu juga dengan kemampuan menggambar tekniknya, terdapat perbedaan antara siswa yang kecerdasan spasialnya di atas rata-rata dengan siswa yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata.
Sebelum melakukan uji hipotesis pertama maka perlu dipastikan terlebih dahulu adanya perbedaan antara kecerdasan spasial yang di atas rata-rata dengan yang di bawah rata-rata. Yaitu dengan melakukan uji beda berdasarkan
72
grup tersebut. Hasil analisis menunjukan nilai F hitung sebesar 0,578 dengan probabilitas 0,449 (>0,05) hal ini berarti kedua grup memiliki varians yang sama, sedangkan nilai t hitung pada asumsi varians sama adalah sebesar 14,034 dengan probabilitas 0,000 (<0,05) hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara kecerdasan spasial siswa yang di atas rata-rata dengan kecerdasan spasial siswa yang di bawah rata-rata.
Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis yang pertama. Hasil analisis secara umum ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 18. Ringkasan Grup Satistik Uji Hipotesis Pertama
Group Statistics
Spasial N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Gambar >= 12.72 49 81.3061 2.17183 .31026
< 12.72 46 76.9348 1.62484 .23957
Tabel analisis di atas menunjukan untuk sampel dengan skor kecerdasan spasial di atas rata-rata (12,72) ada 49 siswa, memiliki nilai kemampuan menggambar teknik rata-rata 81,3061. Sedangkan untuk sampel dengan skor kecerdasan spasial di bawah rata-rata (12,72) ada 46 siswa, memiliki nilai kemampuan menggambar teknik rata-rata 76,9348.
Tabel 19. Ringkasan Tes Sampel Independen Hipotesis Pertama
Independent Samples Test Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Gambar Equal variances assumed 2.595 .111 11.052 93 .000 4.37134 .39554 3.58588 5.15680 Equal variances not assumed 11.152 88.676 .000 4.37134 .39199 3.59243 5.15025
73
Pada tabel di atas terlihat bahwa F hitung untuk kemampuan menggambar teknik adalah 2,595 dengan probabilitas 0,111. Karena probabilitas > 0,05, maka kedua varians adalah sama. Untuk itu, digunakan Equal variances assumed (diasumsi kedua varians sama) pada nilai t hitung. Terlihat bahwa t hitung untuk kemampuan menggambar teknik dengan Equal variances assumed adalah 11,052 dengan p (2 ekor) 0,000. Karena p 1 ekor (0,000/2=0,000) < 0,05, maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan ada perbedaan kemampuan menggambar teknik yang nyata di antara siswa yang kecerdasan spasialnya di atas rata-rata dengan siswa yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata. Dengan kata lain, siswa yang kecerdasan spasialnya di atas rata-rata mempunyai rata-rata kemampuan menggambar teknik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kecerdasan spasialnya di bawah rata-rata. Secara lengkap hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 6.1 halaman 129.
2. Pengujian Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua menyatakan bahwa kemampuan menggambar teknik siswa yang kecerdasan matematisnya di atas rata-rata lebih tinggi dari pada siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata. Hipotesis kedua ini mengandung asumsi bahwa kecerdasan matematis siswa yang di atas rata-rata (tinggi) berbeda dengan yang di bawah rata-rata (rendah). Begitu juga dengan kemampuan menggambar tekniknya, terdapat perbedaan antara siswa yang kecerdasan matematisnya di atas rata-rata dengan siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata.
Sebelum melakukan uji hipotesis kedua maka perlu dipastikan terlebih dahulu adanya perbedaan antara kecerdasan matematis yang di atas rata-rata
74
dengan yang di bawah rata-rata. Yaitu dengan melakukan uji beda berdasarkan grup tersebut. Hasil analisis menunjukan nilai F hitung sebesar 0,122 dengan probabilitas 0,728 (>0,05) hal ini berarti kedua grup memiliki varians yang sama, sedangkan nilai t hitung pada asumsi varians sama adalah sebesar 13,366 dengan probabilitas 0,000 (<0,05) hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara kecerdasan matematis siswa yang di atas rata-rata dengan kecerdasan matematis siswa yang di bawah rata-rata.
Langkah selanjutnya adalah pengujian hipotesis yang kedua. Hasil analisis secara umum ditunjukan pada tabel berikut.
Tabel 20. Ringkasan Grup Satistik Uji Hipotesis Kedua
Group Statistics
Matematis N Mean Std. Deviation Std. Error Mean Gambar >= 13.46 48 81.0000 2.31553 .33422
< 13.46 47 77.3404 2.22902 .32514
Tabel analisis di atas menunjukan untuk sampel dengan skor kecerdasan matematis di atas rata-rata (13,46) ada 48 siswa, memiliki nilai kemampuan menggambar teknik rata-rata 81,0000. Sedangkan untuk sampel dengan skor kecerdasan matematis di bawah rata-rata (13,46) ada 47 siswa, memiliki nilai kemampuan menggambar teknik rata-rata 77,3404.
Tabel 21. Ringkasan Tes Sampel Independen Hipotesis Kedua
Independent Samples Test Levene's
Test for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Std. Error Difference 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Gambar Equal variances assumed .036 .851 7.845 93 .000 3.65957 .46647 2.73326 4.58589 Equal variances not assumed 7.848 92.974 .000 3.65957 .46628 2.73363 4.58552
75
Pada tabel di atas terlihat bahwa F hitung untuk kemampuan menggambar teknik adalah 0,036 dengan probabilitas 0,851. Karena probabilitas > 0,05, maka kedua varians adalah sama. Untuk itu, digunakan Equal variances assumed (diasumsi kedua varians sama) pada nilai t hitung. Terlihat bahwa t hitung untuk kemampuan menggambar teknik dengan Equal variances assumed adalah 7,845 dengan p (2 ekor) 0,000. Karena p 1 ekor (0,000/2=0,000) < 0,05, maka H0 ditolak. Dapat disimpulkan ada perbedaan kemampuan menggambar teknik yang nyata di antara siswa yang kecerdasan matematisnya di atas rata-rata dengan siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata-rata-rata. Dengan kata lain, siswa yang kecerdasan matematisnya di atas rata-rata mempunyai rata-rata kemampuan menggambar teknik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang kecerdasan matematisnya di bawah rata-rata. Secara lengkap hasil analisis dapat dilihat pada lampiran 6.2 halaman 130.