• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.2 Analisis Data

4.2.4 Pengujian Hipotesis .1Uji t

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji F. Uji t digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Adapun tingkat signifikansi yang digunakan di dalam uji t ialah 5% (0,05).

H1: Internet Financial Reporting berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Berdasarkan hasil pengolahan data di atas dengan menggunakan uji t, di peroleh nilai t sebesar -0,427 dengan nilai signifikansi yaitu 0,672. Hasil uji t pada data menunjukkan bahwa variabel Internet Financial Reporting berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Internet Financial Reporting berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham ditolak.

Artinya bahwa ada atau tidaknya praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 tidak berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014 tersebut. Hal ini

mengindikasikan bahwa terdapat variabel lain yang mempengaruhi frekuensi perdagangan saham perusahaan.

H2: Tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Adapun hasil uji t dari data di atas menunjukkan bahwa nilai t pada variabel INFO adalah 2,057 dengan nilai signifikansi 0,047. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pengungkapan informasi website (INFO) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan diterima.

Artinya, transaksi perdagangan jual ataupun beli saham pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 dipengaruhi oleh tingkat pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2012-2014 tersebut. Hal ini juga sesuai dengan konsep teori sinyal, dimana teori sinyal menyatakan bahwa perusahaan dapat mengirimkan sebuah sinyal sebagai bentuk penyampaian informasi berupa penyampaian laporan keuangan yang positif serta dapat dipercaya dalam rangka untuk mengurangi asimetris informasi yang terjadi antara manajer perusahaan dengan pihak investor dan para pemangku kepentingan lainnya.

Semakin besar tingkat pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate, maka akan mempengaruhi keputusan investasi yang dilakukan oleh investor. Reaksi yang ditanggap dengan cepat oleh para investor akan mempengaruhi pergerakan harga saham perusahaan property dan real estate dan akan meningkatkan frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.

4.2.4.2 Uji F

Uji F digunakan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel independen secara serentak terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan pada uji F adalah 5% (0,05). Berikut hasil uji F berdasarkan hasil uji dengan menggunakan SPSS pada perusahaan property dan real estate tahun 2012-2014:

Tabel 4.9 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 624665.980 2 312332.990 2.383 .106a Residual 4979756.256 38 131046.217

Total 5604422.237 40

a. Predictors: (Constant), INFO, IFR

b. Dependent Variable: SQRTFREK Sumber: Output Statistik, 2015

H3: Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Berdasarkan hasil uji F di atas diperoleh nilai F 2,383 dengan signifikansi 0,106. Hal ini menunjukkan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat informasi website berpengaruh positif namun tidak signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan ditolak karena didukung oleh hasil data yang diperoleh dari pengujian statistik di atas.

4.3 Pembahasan

a. Hubungan Internet Financial Reporting (IFR) Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan.

Dari hasil pengujian hipotesis yang pertama (H1) yang dilakukan, Internet Financial Reporting memiliki pengaruh yang negatif dan tidak signifikan terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate yang terdapat di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2012-2014. Ada atau tidaknya penerapan praktik Internet Financial Reporting ini tidak mempengaruhi frekuensi perdagangan saham pada perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014 atau dengan kata lain belum tentu perusahaan property dan real estate yang menerapkan IFR memiliki frekuensi perdagangan saham yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan property dan real estate yang tidak menerapkan IFR.

Bila dikaitkan dengan teori pasar efisien yang menyatakan bahwa pasar modal yang efisien merupakan pasar yang harga-harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Husnan 2005:256). Hal ini tidak sesuai dengan hasil uji statistik yang telah dilakukan pada perusahaan property dan real estate selama tahun 2012-2014. Praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan real estate selama tahun tersebut terbukti masih belum mampu untuk mempengaruhi para investor untuk merespon informasi pada perusahaan tersebut secara cepat.

Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang menyebabkan para investor masih belum dapat merespon informasi yang berasal dari praktik Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan real estate. Faktor-faktor tersebut antara lain seperti kurang lengkapnya informasi keuangan yang dicantumkan atau diberikan oleh perusahaan-perusahaan tersebut melalui Internet Financial Reporting yang diunggah perusahaan melalui internet atau website yang mengakibatkan para investor sulit untuk memprediksi kinerja dan prospek perusahaan dimasa mendatang dan sulit untuk mengambil keputusan yang berkenaan dengan pengambilan keputusan investasi.

Disamping itu, pihak investor yang kesulitan dalam memprediksi kinerja serta prospek perusahaan dimasa mendatang yang diakibatkan kurang lengkapnya kebutuhan informasi keuangan yang ada pada Internet Financial Reporting pada perusahaan property dan real estate lebih memilih untuk

mengakses informasi yang lebih cepat melalui beberapa situs yang menyajikan perkembangan kinerja keuangan serta informasi keuangan perusahaan seperti www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com yang mana situs tersebut lebih menyajikan informasi keuangan secara lengkap dibandingkan dengan Internet Financial Reporting yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate. Beberapa hal inilah yang menyebabkan variabel Internet Financial Reporting tidak berpengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate.

b. Hubungan Tingkat Pengungkapan Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang kedua (H2) di atas diperoleh kesimpulan bahwa tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Bila dikaitkan dengan teori sinyal yang menyatakan bahwa jika manajer mempunyai keyakinan bahwa prospek perusahaan baik, dan karenanya ingin agar harga saham meningkat, ia ingin mengkomunikasikan hal tersebut ke investor. Manajer bisa melakukan pengungkapan informasi lebih, sebagai sinyal yang lebih credible (Hanafi, 2005:316). Teori ini sesuai dengan hasil pengujian statistik yang dilakukan pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di BEI selama tahun 2012-2014 yang mana tingkat pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate mampu mempengaruhi frekuensi perdagangan saham perusahaan.

Hal ini disebabkan karena tingkat pengungkapan informasi website yang dilakukan oleh perusahaan property dan real estate telah cukup memberikan informasi yang lengkap kepada pihak investor selaku pihak yang akan menilai kinerja dan prospek perusahaan tersebut dimasa mendatang serta mengambil keputusan yang berkenaan dengan investasi. Pengungkapan informasi yang dilakukan oleh perusahaan tentunya akan mengurangi terjadinya asimetris informasi. Asimetris informasi tidak akan terjadi pada perusahaan yang mengungkapkan informasi yang mereka miliki secara lengkap.

Karena perusahaan yang menerapkan pengungkapan informasi tentunya sudah memberikan informasi mengenai profil dasar perusahaan, berita perusahaan terbaru, berita terkait event ataupun kegiatan operasional yang perusahaan lakukan, informasi mengenai laporan keunngan perusahaan, serta informasi mengenai perkembangan saham perusahaan tersebut. Hal ini tentunya akan memberikan kemudahan akses informasi bagi pihak investor dalam memperoleh informasi yang berkaitan dengan perusahaan sehingga asimetris informasi antara pihak manajer perusahaan dengan pihak investor dapat berkurang atau bahkan tidak terjadi sama sekali dikarenakan pihak investor dan pihak manajer perusahaan sama-sama mengetahui perkembangan dan informasi perusahaan.

Dampak yang ditimbulkan dari adanya pengungkapan informasi yang dilakukan secara lengkap adalah adanya peningkatan harga saham yang mana semakin meningkatkan minat para investor untuk berinvestasi dan

akhirnya frekuensi perdagangan saham perusahaan pun meningkat. Oleh karena itu, tingkat pengungkapan informasi website memiliki pengaruh terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate. c. Pengaruh Internet Financial Reporting dan Tingkat Pengungkapan

Informasi Website Terhadap Frekuensi Perdagangan Saham Perusahaan Secara Serentak.

Hasil pengujian hipotesis yang ketiga (H3) menyatakan bahwa Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh positif namun tidak signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh karena itu, Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website tidak berpengaruh secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan. Pada uji secara serentak terhadap variabel Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website diperoleh derajat kebebasan pembilang/df1(k) = 2 dan derajat kebebasn penyebut/df2 (n-k-1) = 38, dan diperoleh nilai F tabel yaitu 3,24. Berdasarkan hasil uji F sebelumnya, diperoleh F hitung yaitu 2,383. Maka diperoleh hasil Fhitung lebih kecil daripada Ftabel (2,383 < 3,24). Selain itu nilai signifikansi dari uji F di atas adalah 0,106. Oleh karena itu, variabel Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website tidak berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan property dan real estate. Hal ini disebabkan karena sebelumnya variabel Internet Financial Reporting memiliki pengaruh yang negatif

terhadap variabel frekuensi perdangangan saham perusahaan. Sebaliknya, variabel tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh secara positif terhadap variabel frekuensi perdagangan saham perusahaan. Oleh sebab itu, ketika terjadi pengujian secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham, variabel tersebut menjadi positif, akan tetapi tidak signifikan. Selain itu, nilai Ftabel dari hasil uji F di atas menunjukkan nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan Fhitung. Maka daripada itulah hipotesis yang menyatakan Internet Financial Reporting dan tingkat pengungkapan informasi website berpengaruh signifikan secara serentak terhadap frekuensi perdagangan saham perusahaan ditolak.

BAB V

Dokumen terkait