• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pentingnya penggunaan Tanda Baca Pada Kemampuan Menulis ( Mengarang) Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2007:3) bahwapembelajaran

LANDASAN TEOR

POLA: PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF ( PPR)

D. Pentingnya penggunaan Tanda Baca Pada Kemampuan Menulis ( Mengarang) Menurut Suparno dan Mohammad Yunus (2007:3) bahwapembelajaran

Bahasa Indonesia menekankan pada pemerolehan empat keterampilan berbahasa.Keempat keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.Keempat keterampilan berbahasa disajikan secara terpadu namun dimungkinkan untuk memberikan penekanan pada salah satu keterampilan, misalnya keterampilan menulis.Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang bersifat produktif, artinya keterampilan menulis merupakan keterampilan yang menghasilkan tulisan.Menulis secara umum dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya.Sebagai suatu

keterampilan berbahasa, menulis merupakan kegiatan yang kompleks karena penulis dituntut untuk dapat menyusun dan mengorganisasikannya dalam formulasi ragam bahasa tulis.Di balik kerumitannya, menulis mengandung banyak manfaat bagi pengembangan mental, intelektual dan sosial siswa.

Selanjutnya Suparno dan Mohammad (2007:4) juga mengungkapkan jika melalui kegiatan menulis paragraf siswa dapat mengkomunikasikan ide/gagasan dan pengalamannya. Siswa juga dapat meningkatkan dan memperluas pengetahuannya melalui tulisan-tulisannya. Di samping itu ada beberapa manfaat yang dapat dipetik/diperoleh dari menulis, antara lain: (1) peningkatan kecerdasan, (2) pengembangan daya inisiatif dan kreatifitas, (3) penumbuhan keberanian, dan (4) pendorong kemauan dan kemampuan mengumpulkan informasi. Menulis merupakan modal pokok untuk belajar pada tingkat selanjutnya. Pengetahuan dan kemampuan menulis akan menjadi dasar pada pembelajaran, peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa pada kelas lanjut. Apabila dasar itu baik, kuat maka hasil pengembangannya juga akan baik pula. Sebaliknya, apabila dasar itu kurang, maka hasil pengembangannya juga tidak akan maksimal. Penguasaan bahasa tulis diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, dalam kenyataannya pengajaran menulis kurang mendapatkan perhatian.

Tulisan dari Suparno dan Mohammad tersebut di atas juga dikuatkan oleh pendapat Pelly, 1992 (Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) yang mengatakan bahwa pelajaran menulis yang dulu merupakan pelajaran dan latihan pokok kini kurang mendapat perhatian dari para siswa maupun para guru. Pelajaran mengarang

sebagai salah satu aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia, khusunya keterampilan menulis kurang ditangani secara sungguh-sungguh.

Badudu, 1985 (dalam Haryadi dan Zamzami, 1996: 75) berpendapat bahwa rendahnya mutu kemampuan menulis siswa disebabkan oleh kenyataan bahwa pengajaran mengarang dianaktirikan. Penggunaan tanda baca sangatlah penting dalam menyusun karangan dengan maksud agar penulis atau pengarang dapat lebih mudah dalam menyampaikan isi karangannya kepada pembaca sehingga pembaca dapat memahami isi karangan dengan cepat.

Selain itu, dapat mengenal dan mengetahui tanda baca yang digunakan dan penempatannya dalam sebuah karangan.Tanda baca merupakan unsur yang sangat penting dalam penggunaan bahasa tulis, terlebih dalam tulisan resmi seperti pada penulisan karya ilmiah. Penggunaan tanda baca akan memudahkan pembaca dalam mengidentifikasi maksud dari suatu tulisan. Dalam hal ini, penggunaan tanda baca sangat memegang peranan penting dalam suatu kalimat. Jika penggunaan tanda baca diabaikan oleh pemakai bahasa, khususnya kalimat, pembaca akan susah dalam memahami apa sebenarnya maksud dari kalimat itu. Adanya tanda baca, dapat membantu pembaca memahami suatu tulisan dengan tepat. Sebaliknya, tidak adanya tanda baca, akan menyulitkan pembaca memahami suatu tulisan, bahkan mungkin dapat mengubah pengertian dari suatu kalimat.

Tanda baca adalah simbol yang tidak berhubungan dengan fonem (suara) atau kata dan frasa pada suatu bahasa, melainkan berperan untuk menunjukkan struktur dan organisasi suatu tulisan, dan juga intonasi serta jeda yang dapat

diamati sewaktu pembacaan.Aturan tanda baca berbeda antar bahasa, lokasi, waktu, dan terus berkembang. Beberapa aspek tanda baca adalah suatu gaya spesifik yang karenanya tergantung pada pilihan penulis. Beberapa jenis tanda baca yang penting antara lain adalah:

1. Titik (.) berfungsi untuk menandai akhir kalimat berita, atau untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

2. Koma (,) berfungsi untuk memisahkan anak kalimat atau hal-hal yang disebutkan dalam kalimat, juga untuk keperluan singkatan, gelar, dan angka-angka.

3. Tanda ((..)) kurung berfungsi untuk menjelaskan suatu istilah yang belum banyak diketahui oleh banyak manusia yang baik juga ada yang jahat di dunia ini.

4. Tanda (`) kutip satu berfungsi untuk mengasosiasikan suatu istilah. 5. Tanda ("...") petik berfungsi untuk menandai kalimat langsung atau

percakapan dalam naskah drama.

6. Tanda (!) seru berfungsi untuk menegaskan, memberi peringatan bahwa kalimat yang bertanda seru tersebut perlu untuk diperhatikan.

7. Tanda (?) tanya berfungsi untuk melengkapi kalimat tanya.

8. Tanda (...-...) hubung berfungsi untuk menghubungkan penggalan kata, kata ulang, rentang suatu nilai.

Menurut Poerwadarminta (1981 : 14 ), adanya penggunaan tanda baca dalam menyusun karangan adalah dengan maksud untuk membantu pengarang atau penulis dalam memperjelas dan mempertegas isi karangan yang disampaikan kepada pembaca. Sehubungan dengan tanda baca ada yang menyatakan bahwa karangan selalu berupa bahasa tertulis, dimana dalam beberapa hal tidak sama dengan bahasa lisan. Banyak alat – alat bahasa seperti : lagu, jeda, intonasi, apabila dilukiskan dalam bahasa tulisan maka akan menemui kesulitan dalam membaca, dan untuk menutupi kesulitan – kesulitan itu maka dibuatkanlah tanda baca

Secara teoritis di dalam memahami tentang penggunaan serta penempatan tanda baca akan dapat mempengaruhi hasil suatu karangan untuk menunjang peningkatan keterampilan dalam berbahasa. Kemampuan menulis didapat melalui latihan yang intensif dan terus-menerus sesuai dengan tingkat kognitif siswa.

Tanda baca yang sering digunakan dalam penulisan sebuah kalimat, paragraf, atau karangan seperti tanda baca titik ( . ), tanda baca koma ( , ), tanda baca titik koma ( ; ), tanda baca titik dua ( : ), tanda baca hubungan ( - ), Tanda Baca Tanya ( ? ), tanda baca seru ( ! ), ini sudah sesuai ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD).

Kemampuan menulis dapat diterapkan dalam pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Kemampuan menulis ini terdapat pada aspek menulis yang dikuatkan pada kompetensi dasar yaitu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital,

dan tanda baca yang tepat. Kemampuan mengarang adalah pekerjaan merangkai kata, kalimat, alinea atau paragraph untuk menjabarkan dan mengulas topic guna memperoleh hasil akhir berupa karangan. Menurut pendapat Widyamartaya dan Sudiati ( 1997:77 ), mengarang adalah keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan penyampaian melalui bahasa tertulis kepada pembaca. Sedangkan menurut Gie ( 2002:3 ), mengarang adalah mengarang adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.

Berdasarkan pendapat di atas dapat diartikan mengarang adalah kegiatan mengungkapkan gagasan atau ide seseorang dengan menuliskan dalam bentuk kata, kalimat, alinea atau paragraph supaya gagasan atau ide tersebut dapat tersampaikan kepada masyarakat pembaca.

Dokumen terkait