• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hal – hal yang belum diatur dalam Petunjuk Pelaksanaan ini akan diatur dalam Prosedur Operasioanl Standar (POS).

Petunjuk Pelaksanaan ini terbuka untuk disempurnakan dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan Kabupaten/Kota .

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1. Nama Kebutuhan Peta

NO NAMA KEBUTUHAN PETA SKALA

1 Peta orientasi wilayah administratif kota 1 : 25000

2 Peta rencana tata guna lahan kota 1 : 25000

3 Peta arah pengembangan wilayah kota 1 : 25000

4 Peta infrastruktur eksisting pada wilayah perkotaan 1 : 25000

5 Peta deliniasi sebaran lokasi kawasan permukiman kumuh

kota 1 : 25000

6 Peta deliniasi pada permukiman kumuh kota 1 : 5000

7 Peta status legalitas lahan pada wilayah perencanaan

(planning area) 1 : 5000

8 Peta kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan pada

wilayah perencanaan 1 : 5000

9 Peta keberadaan lahan kosong pada wilayah perencanaan

(dalam delineasi kawasan permukiman dan menjelaskan

status kepemilikan)

1 : 5000

10 Peta sebaran lokasi banjir/genangan pada wilayah perkotaan 1 : 5000

11 Peta rencana infrastruktur (jalan, drainase, air minum

perpipaan, persampahan, jaringan air limbah) pada sistem

perkotaan

1 : 5000

12 Peta batas area rencana (planning area) penanganan setiap

tahunnya pada kawasan kumuh kota 1 : 5000

13 Peta tata guna lahan pada area rencana penanganan kawasan

kumuh kota 1 : 5000

Lampiran 2 : Sumber-Sumber Rujukan Data, Informasi, Kebijakan, Program, Rencana, Kegiatan yang digunakan dalam Penyusunan rp2kp-kp

Lampiran 3: Form Kajian-Kajian Kebijakan dan Program/Kegiatan Sektoral Penanganan permukiman Kumuh Perkotaan

Kabupaten/Kota : ……… A. Kajian Kebijakan

No Produk

Hukum Kebijakan Tujuan

Strategi dan Rencana Kegiatan Komponen Program Sumber dana dan Waktu 1 2 3 4 5 Dst.

B. Kajian Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

Catatan

*) - Kajian yang dilakukan mencakup program/kegiatan yang dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota dan keterlibatan swasta

- Kajian Program/Kegiatan Sektor Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan meliputi Program/Kegiatan yang telah/sedang berjalan dan yang masih dalam tahap rencana **) Skala Penanganan yang dimaksud adalah menyesuaikan dengan fungsi dan pengelolaan

infrastruktur tersebut. No Program/ Kegiatan Sektoral *) Lokasi Kumuh (Kelurahan) Lokasi dan Luas Penanganan (Cakupan Pelayanan) Skala Penanganan Lingkungan ** Sumber dana Tahun Komponen Infrastruktur 1 2 3 4 5 Dst.

Lampiran 4 : Gambar Contoh Keterpaduan Persoalan, Potensi dan Rencana Penanganan Permukiman kumuh dengan permukiman Rawan Sanitasi Kota dan Perencanaan Sektor Lainnya

Lampiran 5a : Contoh Perumusan strategi Pencegahan Permukiman Kumuh Skala Kota dari hasil proses sebelumnya; Refleksi Perkara Kumuh & Penyepakatan Visi Permukiman Kota, Konsolidasi data kumuh/Profil Permukiman Kumuh serta hasil Kajian kebijakan dan perencanaan permukiman kota.

N0

Kondisi Faktual Dan Isu Kumuh Kota (Hasil RPK/Refleksi Perkara Kumuh &

Kajian Awal)

Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh (Hasil Kajian kebijakan

& rencana eksisting)

Kebutuhan Pencegahan Konsep pencegahan Strategi Pencegahan

1. URBANISASI & KEMISKINAN

• Urbanisasi gak terkontrol

• Kumuh identik dengan Kemiskinan

• Banyak pendatang yang tidak memiliki lahan

• Urbanisasi dan prilaku/budaya

• Lemah perencanaan dan keterbatasan

sumber daya

• Lemah pengendalian pemb & rencana

Pengendalian urbanisasi

• Kaum urban menempati

kawasan permukiman yang sudah disediakan.

• Kaum urban mentaati

aturan yang dikendalikan kota • Sosialisasi • Pelayanan informasi • Pengendalian • Penegakan aturan • Menyediakan lapangan kerja khususnya masyarakat MBR dikawasan kumuh

•Meningkatkan sistem regulasi

urbanisasi,

•Penempatan kaum urban

disesuaikan dengan tujuan ijin tinggal.

•Pelibatan semua unsur dalam

pengendalian dan penempatan kaum urban sesuai ijin tinggal

•Konsistensi penerapan perda/

peraturan urbanisasi

•Membangun ekonomi kreatif

yang diprakarsai oleh SKPD perdagangan dan UKM

2. WASDAL & KELEMBAGAAN

• Mekanisme kendali mandul kerena lembaga tidak ada

• Pembiaran kondisi/ tidak peduli

• Pembiaran oleh pemerintah mendirikan bangunan, mendirikan usaha

• Adanya pembiaran dari pemerintah

• Pengendalian pembangunan

permukiman pada kawasan yang tidak sesuai peruntukanya

• Ada lembaga khusus

yang menangani pengendalian

permukiman

• Kota memiliki perencaan permukiman masa depan yang jelas.

• Kota memiliki lembaga

perencana dan pengendalian pembangunan yang efektif • Pemberdayaan masyarakat

• Sosialisai & edukasi mengenai aturan dan ketentuan teknis pembangunan

kawasan permukiman perkotaan

• Memfungsikan kelembagaan

yang ada sebagai pengawasan dalam hal kesesuaian tataruang, aturan, SPM dan standar teknis.

• Penerapan sangsi yang jelas

solusinya

N0

Kondisi Faktual Dan Isu Kumuh Kota (Hasil RPK/Refleksi Perkara Kumuh &

Kajian Awal)

Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh (Hasil Kajian kebijakan

& rencana eksisting)

Kebutuhan Pencegahan Konsep pencegahan Strategi Pencegahan

3 PERENCANAAN & REGULASI

• Kebijakan yang tidak adil

• Ketidaksiapan kota menghadapi pertumbuhan / perkembangan

• Zonasi/ tata ruang tidak jelas

• Rencana kota tidak diterapkan

• Kota tidak direncanakan sebagai pusat pertumbuhan

• Ketidaksesuaian dengan rencana/ peraturan

• Tidak ada aturan yang jelas dalam pengelolaan lingkungan

• Rencana kota tidak jelas

• Rencana kota tidak mengakomodasi kemajuan bangsa • Kebijakan dan perencanaan yang menghambat penangan kumuh harus segera dilakukan penyesuain terhadap kondisi yang ada guna mendukung

penanganan kumuh.

• Kota memiliki visi

permukiman yang jelas

• Penerapan aturan bagi

semua kalangan dengan tegas

• Kota mempersiapkan

daya dukung dan daya

tampung demi permukiman layak huni

• Warga memahami

kebijakan dan rencana permukiman kota

• Pengaturan untuk

menciptakan

permukiman yang layak huni.

• Ada lembaga yang

khusus menciptakan permukiman layak huni

• Sosialisasi

• Pelayanan informasi

• Pengendalian

• Penegakan aturan

• Kampanye penyadaran

(web, TV, radio, poster)

•Mereview kebijakan dan

perencanaan kota terkait perencanaan permukiman layak huni

•Penyepakatan dan penegakan

aturan yang bisa menciptakan permukiman layak huni

•Pelibatan semua unsur dalam

menciptakn permukiman kota layak huni

•Mendorong Gerakan sosial

permukiman layak huni

•Penyediaan pelayanan dasar

sesuai SPM

•Penyediaan ruang publik hijau

untuk semua

4 PERILAKU DAN KAPASITAS

• Tidak disiplin / taat peraturan

• Masyarakat yang tidak disiplin terhadap kebersihan lingkungannya.

• Tidak tahu kondisi yang lebih baik →

tidak punya cita cita

• Miskin = hidup seadanya.

• Peraturan kota

sinergi dengan aturan bersama yang dibuat warga kawasan soal permukiman layak huni. • Warga memiliki harapan/visi hidup dipermukiman layak huni • Warga memahami untungnya hidup dipermukiman yang layak

• Warga mentaati aturan

demi terciptanya permukiman layak huni

• Pemberdayaan

masyarakat

• Kampanye penyadaran

(web, TV, radio, poster)

• Kesepakatan terhadap aturan

bersama.

• Mendorong gerakan sosial

permukiman layak huni.

• Mendorong even rutin yang

mendukung permukiman layak huni.

• Peningkatan pendapatan kaum

miskin

N0

Kondisi Faktual Dan Isu Kumuh Kota (Hasil RPK/Refleksi Perkara Kumuh &

Kajian Awal)

Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh (Hasil Kajian kebijakan

& rencana eksisting)

Kebutuhan Pencegahan Konsep pencegahan Strategi Pencegahan

5 VISUAL FISIK

• Hunian tidak teratur

• Banyak kontrakan pendatang

• Kostan tingkat 3 menutup sinar matahari

• Bangunan hunian yang tidak layak huni

• Masih berpikir individu dalam membangun rumah

• Membangun rumah tidak sesuai IMB / tidak teratur

• Penumpukan sampah

• Tidak ada sarana kebersihan dan pengelolaan sampah

• Kualitas sapras tidak layak / sesuai kebutuhan

• Kurangnya RTH

• Buang sampah disembarang tempat

• Banyak anak kecil main digang

• Kurang mampu masyarakat membangun mck pribadi

• Akses jalan rusak

• Tidak ada saluran air bersih

• Genangan air

• Saluran tidak berfungsi

• Tidak tersedia sanitasi dipermukiman

• Ternak berkeliaran

• Jemuran dijalan dan pagar

• Gang kecil belok-belok

• Gersang sumpek

• Gak ada cahaya matahari gelap

• Pengendalian pembangunan

permukiman pada kawasan yang tidak sesuai peruntukanya

• Pembangunan sarana

prasarana dasar sesuai SPM

• Pemeliharaan sarana dan prasarana yang sudah dibangun.

• Sosialisasi dan edukasi mengenai aturan dan ketentuan teknis pembangunan kawasan permukiman kota.

• Konektifitas jaringan;

jalan, drainase, saluran limbah, air bersih, persampahan skala kota

hingga skala lingkung/kawasan

• Pemenuhan kebutuhan

sarana dan prasarana permukiman sesuai dengan SPM

• Pemberdayaan

masyarakat

• Sosialisai & edukasi mengenai aturan dan ketentuan teknis pembangunan kawasan permukiman perkotaan • Membangun kepedulian gerakan permukiman layak huni. • Menciptakan dan menerapkan aturan bersama disetiap kawasan

• Meningkatkan sistem regulasi terhadap kesesuain perijinan, kesesuaian tata ruang, SPM, aturan dan standar teknis.

• Memfungsikan operasional dan

pemeliharaan terhadap sarana dan prasarana yang sudah ada.

Lampiran 5b : Contoh Perumusan strategi Peningkatan kualitas Permukiman Kumuh Skala Kota dari hasil proses sebelumnya; Refleksi Perkara Kumuh & Penyepakatan Visi Permukiman Kota, Konsolidasi data kumuh/Profil Permukiman Kumuh serta hasil Kajian kebijakan dan perencanaan permukiman kota.

N0

Kondis Faktual Dan Isu Kumuh Kota (Hasil RPK/Refleksi Perkara Kumuh , visi permukiman kota & Kajian Awal serta profil

kumuh kota)

Kebijakan Penanganan Permukiman Kumuh (Hasil Kajian kebijakan

& rencana eksisting)

Kebutuhan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

Konsep Peningkatan kualitas permukiman kumuh

Strategi Peningkatan kualitas Permukiman Kumuh

1.

Tingkat kekumuhannya sudah sangat tinggi atau kondisi lingkungan permukiman yang sudah tidak layak huni, dimana infrastruktur yang tersedia sangat terbatas, kepadatan bangunan sangat tinggi, KDB tinggi, lahan terbatas, namun status lahan umumnya merupakan lahan hak milik, dan berada di permukiman pusat kota

Pembangunan dan pengelolaan rumah susun/vertikal.

Penyediaan fasiltasi Rumah dan sarana prasarana Lingkungan permukiman yang layak

Pembangunan Rumah Susun Milik ini

dilakukan oleh Pihak Perumnas bekerjasama dengan Pemda. Penguasaan tanah dilakukan dengan sistem ganti rugi, sedangkan sistem penjualannya dilakukan dengan pemberian subsidi terhadap penduduk asli, dibandingkan dengan harga jual terhadap penduduk pendatang

Peremajaan kota

2.

permukiman kumuh yang berada pada lahan-lahan yang ilegal (bantaran sungai, taman kota, sempadan pantai, dll) yang umumnya ditempati oleh kaum migran yang sebagian besar merupakan pekerja informal dan buruh dengan tingkat pendapatan yang rendah

Pembangunan dan pengelolaan rumah susun/vertikal.

Penyediaan fasiltasi Rumah dan sarana prasarana Lingkungan permukiman yang layak

Pembangunan Rumah Susun Sewa Peremajaan kota

3. Permukiman kumuh sedang menempati

daerah-daerah bantaran / sempadan,

Pengadaan Perumahan dan perrmukiman dengan dukungan Fasilitas Subsidi Perumahan Pembebasan/pengam anan bantaran dari aktifitas fungsi lindung.

Konsep rumah sederhana dan rumah sangat sederhana (RS dan RSS) dengan Rumah Sederhana Sehat (Rs Sehat / RsH) yang dituangkan dalam Keputusan Menteri Kimpraswil Nomor 403/KPTS/M/2002

Pembangunan

Rumah Sederhana Sehat (RsH)

4.

Permukiman kumuh dengan tingkat kekumuhan kurang kumuh sampai Kumuh sedang dimana infrastruktur terbatas atau kurang, sering terkena banjir atau genangan, merupakan kampung kampung tua, dan pendapatan perkapita masyarakat rendah

program untuk memperbaiki komponen infrastruktur Peningkatan kualitas perumahan dan sapras lingkungan permukiman menjadi layak

Meningkatkan mutu kehidupan, terutama bagi golongan masyarakat yang berpenghasilan rendah melalui penataan lingkungan dan peningkatan serta penyediaan prasarana dasar, sehingga akan meningkatkan jumlah keluarga yang bertempat tinggal pada rumah-rumah yang layak huni dan sehat

Penataan lingkungan atau perbaikan kampung

5.

• Tingkat penguasaan lahan secara tidak sah (tidak memiliki bukti primer pemilikan/ penghunian) oleh masyarakat cukup tinggi.

• Tata letak permukiman tidak/kurang

berpola, dengan pemanfaatan yang beragam (tidak terbatas pada hunian).

• Berpotensi untuk dikembangkan menjadi

kawasan fungsional yang lebih strategis dari sekedar hunian.

Penataan ulang

permukiman di atas lahan yang selama ini telah dimanfaatkan sebagai lokasi permukiman dan strategis Layak sebagai permukiman dan strategis sebagai fungsi lainya

Penataan ulang permukiman di atas lahan yang selama ini telah dimanfaatkan sebagai lokasi permukiman dan Mengembangkan menjadi kawasan fungsional yang lebih strategis

Program Land Consolidation

(penataan ulang permukiman)

6.

Permukiman berada pada kawasan permukiman tidak layak sehingga perlu direhabilitasi dan dapat memberikan nilai ekonomi, sosial, dan estetika serta fisik lingkungan bagi kehidupan kota.

Pengurangan resiko bencana

Penyelamatan jiwa penduduk dari resiko bencana. Perumahan dan permukiman dilokasi baru yang layak

program penataan permukiman kumuh melalui pemindahan penduduk yang biasanya memakan waktu dan biaya sosial cukup besar, termasuk kemungkinan timbulnya keresahan bahkan kerusuhan oleh masyarakat

Resettlement (pemindahan penduduk)

7.

Keterbatasan sarana dan sanitasi lingkungan di permukiman Kumuh perlu diatasi dengan pengadaan infrastruktur sanitasi lingkungan skala kota (yang secara teknis maupun pengadaan belum bisa dilaksanakan oleh kelompok masyarakat). Kewenangan penanganan pelaksanaan peningkatan kualitas permukiman Terlayaninya sarana dan prasarana peningkatan kualitas permukiman baik dalam kawasan maupun antar kawasan dalam kota

• Penanganan persolalan jaringan

infrastruktur skala kota sebagai solusi peningkatan kualitas permukiman skala kota dan skala kawasan.

• Identifikasi jenis infrastruktur

peningkatan kualitas permukiman berdasarkan kualitas penanganan.

• Pengadaan skala kota

• Monitoring skala kota.

Peningkatan kualitas permukiman kumuh skala kota

Lampiran 6a : Contoh Matrik Program / Kegiatan Pencegahan Permukiman Rawan Kumuh untuk 5 tahun

Program Kegiatan Indikator Kinerja Penanggung

jawab Target % / Tahun 1 2 3 4 5 Pengendalian Urbanisasi • Sosialisasi • Pelayanan informasi • Pengendalian • Penegakan aturan

• Menyediakan lapangan kerja khususnya masyarakat MBR dikawasan kumuh

• Kaum urban menempati kawasan

permukiman yang sudah disediakan.

• Kaum urban mentaati aturan

yang dikendalikan kota

• Kaum urban berpenghasilan

cukup dinas kependudukan, dinas perekonomian, 0% 30% 40% 20% 10% Perubahan Prilaku dan peningkatan kapasitas masyarakat (pemberdaya an)

• Mendorong gerakan sosial permukiman layak huni.

• Membangunan Kesepakatan terhadap aturan

bersama mewujudkan permukiman layak huni.

• Mendorong berbagai even rutin yang mendukung

permukiman layak huni.

• Peningkatan pendapatan kaum miskin

• Warga memiliki harapan/visi

hidup dipermukiman layak huni

• Warga memahami untungnya

hidup dipermukiman yang layak

• Warga mentaati aturan demi

terciptanya permukiman layak huni

Dinas PU,

Kependudukan, dinas kesehatan, dinas pendidikan, dinas lingkungan hidup, Dinas pertanian, perikanan, peternakan, industri dan perdagangan 5% 30% 20% 40% 10% Pengawasan dan pengendalian lingkungan permukiman

• Memfungsikan kelembagaan yang ada sebagai

pengawasan dalam hal kesesuaian tataruang, aturan, SPM dan standar teknis.

• Penerapan sangsi yang jelas solusinya

• Sosialisai & edukasi mengenai aturan dan

ketentuan teknis pembangunan kawasan permukiman perkotaan

• Kota memiliki lembaga

perencana dan pengendalian pembangunan yang efektif

• Warga membangun sesuai aturan yang berlaku

Bapeda PU

Kependudukan

30% 20% 30% 20%

Dukungan •Mereview kebijakan dan perencanaan kota terkait • Kota memiliki visi permukiman Bapeda 10% 20% 20% 20% 20%

Perencanaan dan regulasi dalam menciptakan lingkungan layak huni

perencanaan permukiman layak huni

•Penyepakatan dan penegakan aturan yang bisa

menciptakan permukiman layak huni

•Pelibatan semua unsur dalam menciptakn

permukiman kota layak huni

•Mendorong Gerakan sosial permukiman layak huni

•Penyediaan pelayanan dasar sesuai SPM Penyediaan ruang publik hijau untuk semua

yang jelas

• Penerapan aturan bagi semua

kalangan dengan tegas

• Kota mempersiapkan daya

dukung dan daya tampung demi permukiman layak huni

• Warga memahami kebijakan dan

rencana permukiman kota

• Pengaturan untuk menciptakan

permukiman yang layak huni.

• Ada lembaga yang khusus

menciptakan permukiman layak huni Pengelolaan Kawasan Bantaran/ Sempadan (Sungai, Pantai, Danau, KA, SUTET, dll)

Pencegahan & Penertiban Kawasan Bantaran Tidak ada penambahan

permukiman

Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Kelautan, PT. KAI, PU, BWS, dll

Lampiran 6b : Contoh Matrik Program / Kegiatan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh untuk 5 tahun

Program Kegiatan Indikator Kinerja Penanggung

jawab

Target % / Tahun

1 2 3 4 5

Peremajaan Kota

Penataan Kawasan Bantaran 90 % kawasan tertata 30% 50% 20 %

Pembangunan Rumah Susun milik

Penyediaan fasiltasi Rumah dan sarana prasarana Lingkungan permukiman yang layak

Dinas PU

Pemda 20% 30% 30% 20%

Pembangunan Rumah Susun Sewa

Penyediaan fasiltasi Rumah dan sarana prasarana Lingkungan permukiman yang layak

Dinas PU

Pemda 20% 30% 30% 20%

Pembangunan Rumah Sederhana Sehat (RsH)

Pembangunan rumah sehat sederhana dan penyediaan fasilitas lingkungan permukiman layak huni.

Dinas PU

Pemda 20% 30% 30% 20%

Program Perbaikan Kampung Peningkatan kualitas perumahan dan sapras

lingkungan permukiman menjadi layak

Dinas PU

Pemda 20% 30% 30% 20%

Resettlement (pemindahan penduduk)

Penyelamatan jiwa penduduk dari resiko bencana.

Perumahan dan permukiman dilokasi baru yang layak

BPN, PU, Satpol

PP, Bappeda 20% 30% 30% 20%

Land Consolidation Layak sebagai permukiman dan strategis

sebagai fungsi lainya BPN, PU, Bappeda 20% 30% 30% 20%

Pembangunan akses

infrastruktur skala kota

Jaringan jalan skunder

100 % kawasan permukiman kumuh terlayani infrastruktus skala kota dan terkoneksi dengan skala lingkungan

PU 20% 20% 30% 30% 20%

Jaringan air minum skunder

PU 20% 30% 30% 20%

Jaringan drainase skunder

PU 20% 30% 30% 20%

Sistem Pengelolaan sampah Kota

Dinas Kebersihan 20% 30% 30% 20%

Sistem IPAL Kota

PU 20% 30% 30% 20%

Lampiran 7a : Contoh Matrik Kegiatan Tahunan Pencegahan Permukiman Kumuh

No Program Kegiatan

Lokasi dan Luas

Penanganan Target Volume Anggaran

Sumber pendana an Penanggung Jawab kegiatan 1 Pengendalian Urbanisasi

• Sosialisasi, Pelayanan informasi

• Pengendalian • Penegakan aturan Kel A, B, C,D,E 30 % Kawasan 500 RT 500 jt APBD Dinas kependuduk an 2 Perubahan Prilaku dan peningkatan kapasitas masyarakat

• Mendorong gerakan sosial permukiman layak huni.

• Membangunan Kesepakatan terhadap aturan bersama

mewujudkan permukiman layak huni.

• Mendorong berbagai even rutin yang mendukung

permukiman layak huni.

Kel A, B, C (....ha) 30 % kawasan 500 RT 500 jt APBD Dinas lingkungan hidup 3 Pengawasan dan pengendalian lingkungan permukiman

• Memfungsikan kelembagaan yang ada sebagai

pengawasan dalam hal kesesuaian tataruang, aturan, SPM dan standar teknis.

• Penerapan sangsi yang jelas solusinya

• Sosialisai & edukasi mengenai aturan dan ketentuan teknis pembangunan kawasan permukiman perkotaan

Kel A, B,

C,D,E 30% 500 RT 500 jt APBD Bapeda

PU

3 Pengadaan

infrastruktur sanitasi lingkungan

Pembangunan IPAL Kel A, B, C

(....ha) 10% ... unit 4 Miliar

APBD

Dinas PUPR

Pembangunan Jaringan Air Bersih Kel A, B, C

(...ha) 10% ... m 3 Miliar APBD

4 pengadaan

infrastruktur Jalan Drainase

Pembangunan Jaringan Jalan

Kel A, B, C 10% ... m 15 Miliar APBD,

APBN Pembangunan Jaringan Drainase

Kel A, B, C 10% ... m 8 Miliar APBD,AP

BN

5 Program

Perbaikan Kampung

Sosialisasi Kel A , RW 1 100% 100 jt APBD

Dinas PUPR

Penyusunan Rencana Kel A , RW 1 100% 250 jt APBD

Pembangunan Fisik

Kel A , RW 1 50% 18 Miliar APBN

Swasta Dst

Lampiran 7b : Contoh Matrik Kegiatan Tahunan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh

No Program Kegiatan

Lokasi dan Luas

Penanganan Target Volume Anggaran

Sumber pendanaan Penanggung Jawab kegiatan 1 Peremajaan Kota

• Pembangunan Rumah Susun milik Kawasan 1,2,3 (20

ha) 20 % Kawasan 200 Kepala Rumah Tangga 10 M APBD APBN Perbangkan Dinas kependuduk an

• Program Perbaikan Kampung Kawasan 4,5,6

(20.ha) 20 % kawasan 300 Kepala Rumah Tangga 5 M APBD APBN Dinas lingkungan hidup

• Resettlement (pemindahan penduduk) Kawasan 7,8 (5 ha) 20%

Kawasan 100 Kepala rumah tangga 5 M APBD APBN 2 Pembanguna n akses infrastruktur skala kota

Jaringan jalan skunder Kawasan 7,8,9,10 (20 ha)

20% ...m ...M APBD

APBN

PU

Jaringan air minum skunder Kawasan 7,8,9,10 (20.ha)

20% ... m .... M APBD

APBN

PDAM PU

Jaringan drainase skunder Kawasan 7,8,9,10 (20 ha)

20% ... m ....M APBD

APBN

Dinas PUPR

Sistem Pengelolaan sampah Kota Kawasan 7,8,9,10 (20 ha)

20% ... m ....M APBD

APBN

Dinas Kebersihan

Sistem IPAL Kota Kawasan 7,8,9,10

(20.ha) 20% ... m ....M APBD APBN PU Lingkungan Hidup Dst 46

Lampiran 8a : Penilaian Lokasi Prioritas

Penilaian lokasi dilakukan untuk menilai hasil identifikasi lokasi yang telah dilakukan terhadap aspek berikut:

1. Kondisi Kekumuhan

Penilaian lokasi berdasarkan aspek permasalahan kekumuhan terdiri atas klasifikasi : a. Kumuh kategori ringan;

b. Kumuh kategori sedang; dan c. Kumuh kategori berat. 2. Legalitas Lahan

Penilaian lokasi berdasarkan aspek legalitas lahan terdiri atas klasifikasi : a. Status lahan legal; dan

b. Status lahan tidak legal. 3. Pertimbangan Lain

Penilaian berdasarkan aspek pertimbangan lain terdiri atas : a. Pertimbangan lain kategori rendah;

b. Pertimbangan lain kategori sedang; dan c. Pertimbangan lain kategori tinggi. Identifikasi Lokasi

1. Identifikasi Satuan Perumahan dan Permukiman

Identifikasi satuan perumahan dan permukiman merupakan tahap identifikasi untuk menentukan batasan atau lingkup entitas perumahan dan permukiman dari setiap lokasi dalam suatu wilayah Kabupaten/Kota. Penentuan satuan perumahan dan permukiman untuk perumahan dan permukiman dilakukan dengan pendekatan administratif. 2. Identifikasi Kondisi Kekumuhan

Identifikasi kondisi kekumuhan merupakan upaya untuk menentukan tingkat kekumuhan pada suatu perumahan dan permukiman dengan menemukenali permasalahan kondisi bangunan gedung beserta sarana dan prasarana pendukungnya. Identifikasi kondisi kekumuhan dilakukan berdasarkan kriteria perumahan kumuh dan permukiman kumuh. 3. Identifikasi Legalitas Lahan

Identifikasi legalitas lahan merupakan tahap identifikasi untuk menentukan status legalitas lahan pada setiap lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh sebagai dasar yang menentukan bentuk penanganan.

Identifikasi legalitas lahan meliputi aspek : a. Kejelasan Status Penguasaan Lahan

Kejelasan status penguasaan lahan berupa :

- Kepemilikan sendiri, dengan bukti dokumen sertifikat hak atas tanah atau bentuk dokumen keterangan status tanah lainnya yang sah; atau

- Kepemilikan pihak lain (termasuk milik adat/ulayat), dengan bukti izin pemanfaatan tanah dari pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dalam bentuk perjanjian tertulis antara pemegang hak atas tanah atau pemilik tanah dengan pengguna tanah.

b. Kesesuaian Dengan Rencana Tata Ruang

Kesesuaian dengan rencana tata ruang merupakan kesesuaian terhadap peruntukan lahan dalam rencana tata ruang, dengan bukti Surat Keterangan Rencana

Kabupaten/Kota (SKRK). 4. Identifikasi Pertimbangan Lain

Identifikasi pertimbangan lain merupakan tahap identifikasi terhadap beberapa hal lain yang bersifat non fisik untuk menentukan skala prioritas penanganan perumahan kumuh dan permukiman kumuh. Identifikasi pertimbangan lain meliputi aspek :

a. Nilai Strategis Lokasi

Nilai strategis lokasi merupakan pertimbangan letak lokasi perumahan atau permukiman pada:

- Fungsi strategis Kabupaten/Kota; atau - Bukan fungsi strategis Kabupaten/Kota. b. Kependudukan

Kependudukan merupakan pertimbangan kepadatan penduduk pada lokasi perumahan dan permukiman dengan klasifikasi :

- Rendah yaitu kepadatan penduduk di bawah 150 jiwa/ha; - Sedang yaitu kepadatan penduduk antara 151-200 jiwa/ha; - Tinggi yaitu kepadatan penduduk antara 201-400 jiwa/ha; - Sangat padat yaitu kepadatan penduduk di atas 400 jiwa/ha. c. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya

Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya merupakan pertimbangan potensi yang dimiliki lokasi perumahan atau permukiman berupa:

- Potensi sosial yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan;

- Potensi ekonomi yaitu adanya kegiatan ekonomi tertentu yang bersifat strategis bagi masyarakat setempat;

- Potensi budaya yaitu adanya kegiatan atau warisan budaya tertentu yang dimiliki masyarakat setempat.

Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan berdasarkan formula penilaian tersebut diatas,

selanjutnya lokasi perumahan kumuh dan permukiman kumuh dapat dikelompokkan dalam berbagai klasifikasi sebagaimana ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:

Tabel Formula Penilaian Dalam Penentuan Skala Prioritas Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan

Nilai Keterangan

Berbagai Kemungkinan Klasifikasi

A1 A2 A3 A4 A5 A6 B1 B2 B3 B4 B5 B6 C1 C2 C3 C4 C5 C6

Tingkat Kekumuhan (Total

Nilai A)

71 – 95 Kumuh Berat x x x x x x

45- 70 Kumuh Sedang x x x x x x

19 – 44 Kumuh Ringan x x x x x X

Pertimbangan Lain (Total

Nilai B) 7 – 9 Pertimbangan Lain Tinggi x x x x x x 4 – 6 Pertimbangan Lain Sedang x x x x x x 1- 3 Pertimbangan Lain Rendah x x x x x X

Legalitas Lahan (Total Nilai

C) (+) Status Lahan Legal x x x x x x x x x (-) Status Lahan Tidak Legal x x x x x x x x x Skala Prioritas Penanganan 1 1 4 4 7 7 2 2 5 5 8 8 3 3 6 6 9 9

Sumber : Rancangan Peraturan Menteri PU tentang Pedoman Teknis Peningkatan Kualitas

Dalam dokumen Petunjuk Pelaksanaan Program KOTAKU Ting (Halaman 40-66)

Dokumen terkait