• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil analisis, keterbatasan penelitian yang ditulis, dan saran-saran yang bermanfaat bagi investor, masyarakat, dan peneliti selanjutnya

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penggabungan Badan Usaha

Suatu perusahaan akan tumbuh apabila sumber daya yang ada digunakan secara efektif dan efisien, dan untuk itu dibutuhkan sebuah sistem manajerial dan informasi akan konsumen dan pasar yang kuat. Selain itu di suatu titik terkadang suatu perusahaan menghadapi suatu kendala seperti dana yang terbatas. Memerlukan dana investasi ysng besar agar kegiatan operasi perusahaan lancar dan maju, sehingga solusi merjer dan akuisisi menjadi salah satu pilihan.

Suatu perusahaan dapat dimungkinkan diambil alih oleh perusahaan, badan atau organisasi lain dengan cara pengambil alihan saham yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan pengambil alih dapat mengambil alih sebagian atau seluruh perusahaan yang diambil alih.

Pada akuisisi perusahaan yang diambil alih tidak dapat beroperasi sediakala apabila perusahaan yang telah diambil alih tersebut telah dibeli seluruh asset yang dimilikinya. Jenis penggabungan usaha dapat dibedakan menjadi tiga yaitu akuisisi, penyatuan pemilikan (merjer), dan afiliasi, namun dalam skripsi ini peneliti memfokuskan pada merjer dan akuisisi.

9

B. Merjer

Beberapa ahli telah mencoba mengemukakan pendapat mereka mengenai merjer, antara lain :

1. Menurut Horne (1995:650), merjer adalah “A merger is a combination of two corporation in which only one survives”.

2. Sedangkan menurut Weston dan Copeland (1985 :3) “ Merger mean any transaction that forms one economic unit form or more previous

one’s “.

Berdasarkan kedua pengertian diatas, merjer merupakan penggabungan antara dua atau lebih perusahaan menjadi satu perusahaan, sehingga diharapkan manajemen dapat bertanggung jawab atas perusahaan yang diambil alih tanpa harus menghapus perusahaan

1. Tipe Merjer

Menurut Weston dan Brigham ada empat jenis merjer yaitu : a. Horizontal Merger

penggabungan dari beberapa perusahaan yang sejenis, misalnya perusahaan makanan dengan perusahaan makanan. Keuntungannya menghilangkan fasilitas yang rangkap, dapat menaikkan total permintaan karena penawaran produk jadi lebih luas.

10 b. Vertical Merger

Penggabungan dua perusahaan atau lebih antara produsen dan supplier, seperti perusahaan minyak goreng dengan perkebunan kelapa sawit, sehingga memberikan pegendalian yang lebih besar terhadap pembelian dan distribusi

c. Congeneric merger

Penggabungan dua perusahaan atau lebih yang masing-masing tidak beroperasi pada produk yang sama, namun masih mempunyai hubungan yang erat, seperti bank dengan perusahaan asuransi. Jenis merger ini memberikan keuntungan antara lain pemanfaatan dana yang lebih efektif dan efisien dalam pemasaran dan berbagi keuntungan

d. Conglomerate merger

Penggabungan dua perusahaan atau lebih yang masing-masing tidak mempunyai hubungan satu sama lain, seperti manufaktur dan properti.

Bila ditinjau dari prosesnya, merjer dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: (Husnan, 2002)

a. Friendly merger

Proses ini disepakati oleh dua belah pihak dengan cara sebagai berikut: Pertama, mengidentifikasikan perusahaan yang akan menjadi target merjer dan akuisisi. Kedua, menetukan harga beli

11

yang bersedia dibayarkan pada perusahaan target. Ketiga, manajer perusahaan yang akan membeli menghubungi perusahaan target untuk melakukan negosiasi. Jika pemegang saham perusahaan target menyetujui, maka penggabungan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik melalui pembayaran tunai atau pembayaran dengan saham perusahaan.

b. Hostile takeover

Proses ini terjadi jika perusahaan target yang akan di merjer tersebut berkeberatan dengan alasan harga yang ditetapkan terlalu rendah (undervalue) atau karena manajer takut kehilangan jabatannya, sehingga terkadang pihak manajer melakukan berbagai cara untuk menggagalkan.

C.Akuisisi

Akuisisi merupakan salah satu bentuk pengambilalihan. Akuisisi dapat dibedakan menjadi akuisisi saham dan akuisisi asset. Akuisisi saham merupakan pengambil-alihan atau pembelian saham suatu perusahaan dengan menggunakan kas, saham, atau sekuritas lain. Akuisisi saham biasanya melalui tahap penawaran (tender offer) oleh perusahaan penawar (bidder firm) kepada para pemegang saham perusahaan target. Akuisisi ini tidak membutuhkan persetujuan pihak manajemen dan dapat dilakukan meskipun pihak manajemen tidak menyetujui pembelian saham perusahaan. Oleh karena itu akuisisi ini

12

disebut bentuk pengambil-alihan yang tidak besahabat (hostile take over), sedangkan akuisisi asset dilakukan dengan cara membekukan sebagian aset perusahaan target oleh perusahaan pengakuisisi. Akuisisi jenis ini membutuhkan suara pemegang saham.

Pengertian lain akuisisi menurut Ang (1997) merupakan tindakan pembelian saham suatu perusahaan yang melebihi 50 % dari modal ditempatkan dan disetor penuh perusahaan target. Tindakan pembelian saham yang melebihi 50% tentunya berasal dari divestasi pemegang saham lama perusahaan target. Dalam proses akuisisi, dalam jangka pendek dapat menguntungkan pihak yang diakuisisi (perusahaan target).

Tindakan akuisisi ini merupakan bentuk penyelamatan perusahaan target yang bersifat jangka pendek, ada yang memperkuat bisnis inti

acquirer atau semata-mata sebagai diversifikasi usaha yang nilainya menguntungkan

1. Tipe Akuisisi

Menurut Go (1992), akuisisi sebagai salah satu bentuk kombinasi bisnis dapat dibedakan dalam 2 tipe, yaitu :

a. Akuisisi Finansial (Financial Acquisition)

Akuisisi finansial merupakan suatu tindakan akuisisi terhadap satu atau beberapa perusahaan tertentu yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan finansial. Kecenderungannya adalah usaha membeli perusahaan target dengan harga semurah

13

mungkin, untuk menjual kembali dengan harga jual yang lebih tinggi

b. Akuisisi Strategis (Strategic Acquisition)

Akuisisi strategis merupakan suatu akuisisi yang dilaksanakan dengan tujuan untuk menciptakan sinergi dengan didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan jangka panjang. Sinergi ini tidak hanya terbatas pada sinergi keuangan, tetapi juga mencakup sinergi produksi, sinergi distribusi, sinergi pengembangan teknologi atau gabungan dari sinergi-sinergi tersebut.

D.

Tujuan Merjer dan Akusisi

Merjer dan akusisi dilakukan agar nilai dari perusahaan meningkat. Oleh karena itu, dalam melakukan merjer dan aksusisi setiap tindakan harus dievaluasi sehingga kerugian yang mungkin muncul dapat dihindari. Menurut Harnowo (2000) tujuan dilakukannya merjer dan akusisi antara lain :

1. Efisiensi atau Sinergi

Merjer dapat meningkatkan efisiensi yang diperoleh melalui sinergi, yang berarti nilai gabungan kedua perusahaan tersebut lebih besar dari penjumlahan masing-masing nilai perusahaan yang digabungkan (2+2=5). Sinergi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu:

14

a. Operating synergy

Kombinasi dari beberapa operasi sehingga dapat menekan biaya dan menaikkan penghasilan. Operating synergy terjadi pada perusahaan yang melakukan ekspansi pada bisnis yang sama sehingga dapat menekan biaya rata-rata karena biaya tetap menurun (memperoleh economic of scale), atau melakukan diversifikasi ke sektor yang masih berkaitan (related diversification), misalnya perusahaan garmen yang bergabung dengan perusahaan tekstil, perusahaan rokok yang bergabung dengan perusahaan perkebunan tembakau.

b. Financial synergy

Financial synergy berasal dari penghematan yang dinikmati perusahan yang berasal dari sumber pendanaan. Jenis sinergi ini diperoleh dari conglomerate merjer.

c. Management synergy

Sinergi yang dinikmati oleh perusahaan karena kombinasi dari beberapa manajemen. Misalnya manjemen perusahaan A kurang efisien dibandingkan dengan manajemen perusahaan B, maka merjer dapat menjadi jalan untuk meningkatkan efisiensi. Peningkatan efisiensi disini mensyaratkan kedua perusahaan yang digabung memiliki bidang kegiatan yang sama (merger horisontal).

15 2. Diversifikasi

Harnowo (2000) berpendapat bahwa motivasi yang melatar belakangi terjadinya merjer adalah berbagai jenis bidang usaha atau diversifikasi. Dengan dimiliki bidang usaha yang beraneka ragam, maka suatu (kelompok) perusahaan dapat menjaga stabilitas pendapatannya. Bentuk merjer yang relevan disini adalah merger konglomerat, khususnya product-extension merger.

3. Kekuatan Pasar

Kekuatan pasar akan diperoleh apabila diterapkan pada merjer horisontal, sebab penggabungan dua atau lebih perusahaan yang sebelumnya saling bersaing menjual produk yang sama, dengan saling bergabungnya kedua perusahaan secara teoritik akan meningkatkan penguasaan pasar.

4. Keuntungan Pajak

Keuntungan pajak diperoleh melalui pengurangan kewajiban pembayaran pajak. Misalnya acquiring company adalah perusahaan yang senantiasa memperoleh keuntungan yang besar, sehingga kewajiban pembayaran pajaknya besar. Target company merupakan perusahaan yang telah lama merugi, sehingga ia memiliki fasilitas pembebasan pajak akibat akumulasi kerugian. Ketika keduanya bergabung, fasilitas pembebasan pajak yang semula dimiliki oleh

16

memperoleh keuntungan dari pengurangan kewajiban pajak tersebut. Bentuk merjer yang relevan adalah merjer konglomerat, horisontal atau vertikal.

5. Undervaluation

Motivasi merjer timbul karena keinginan untuk memperoleh keuntungan dari harga yang rendah dari suatu perusahaan. Apabila merjer ini dilakukan maka acquiring company akan memperoleh keuntungan berupa selisih harga perusahaan yang digabungkan.

6. Prestise atau Nama Besar

Harnowo (2000) berpendapat bahwa merjer dilakukan bukan karena motivasi ekonomi tetapi karena prestise atau nama besar. Melalui merjer sebuah perusahaan akan menjadi semakin besar dengan demikian akan meningkatkan prestise pemilik dan direksi perusahaan yang menerima penggabungan. Disamping itu, dengan semakin membesarnya perusahaan berarti renumerasi bagi anggota Direksi akan menjadi bertambah pula.

E.Kelebihan dan Kelemahan Merjer dan Akusisi

Setiap jenis usaha merjer dan akuisisi memiliki kelebihan dan kekurangan antara lain : (Harnowo,2000)

1. Merjer

17

a. Merjer biasanya lebih murah dibandingkan dengan bentuk akuisisi karena secara hukum semua aktiva dan pasiva kedua (atau lebih) perusahaan otomatis menjadi satu pada saat bergabung/melebur dan bisa dilakukan tanpa melikuidasi acquired company , dimana diketahui bahwa biaya likuidasi akan bisa menjadi sangat mahal.

b. Merjer selain dapat dilakukan secara murah, juga dapat dilakukan secara cepat dimana dapat dihindari semua proses pengalihan (balik nama,

royalti atas hak-hak jaminan) yang diperlukan dari masing-masing asset. Kelemahan merjer :

a. Merjer memerlukan persetujuan dari pemegang saham masing-masing perusahaan dimana prosesnya akan memakan biaya dan waktu.

b. Pemegang saham dari acquired company yang tidak setuju memiliki

appraisal rights dimana ia dapat meminta aquiring company untuk membeli sahamnya berdasarkan fair value, dimana seringkali tidak tercapai kesepakatan tentang harga fair value yang berakibat kepada proses legal yang menjadi mahal.

2. Pengambilalihan/Akuisisi Saham

Kelebihan akusisi saham :

a. Perusahaan pengakuisisi dapat mem”bypass” direksi perusahaan target

dengan langsung melakukan transaksi dengan pemegang saham.

b. Perusahan melakukan akuisisi saham secara bertahap (untuk tujuan melakukan merjer nantinya) untuk menghindari pemegang saham

18

minoritas yang tidak setuju dimana nantinya diharapkan agar secara

bertahap akhirnya terjadi “completely absorbed acquisition” yang pada

hakekatnya merupakan merjer.

Kelemahan akusisi saham : akuisisi saham biasanya berakhir dengan hostile takeover, dimana adanya pertentangan dari pihak manajemen atau pemegang saham minoritas/publik yang dapat mengakibatkan biaya akuisisi yang mahal dibandingkan biaya merjer.

3. Akuisisi Aset

Kelebihan akusisi aset:

Banyak perusahaan melakukan akuisisi aset, ketimbang akusisi saham dengan alasan atau pertimbangan sebagai berikut:

a. Untuk menghindari keharusan memikul utang yang tidak tercatat di pembukuan (unrecorded liabilities).

b. Menghindarkan untuk melaksanakan perjanjian-perjanjian yang tidak diinginkan oleh pembeli, yang terpaksa harus dilaksanakan apabila dilakukan dengan akuisisi saham. Perjanjian-perjanjian tersebut misalnya yang berkaitan dengan perburuhan, perjanjian sewa, perjanjian pembelian dan lain-lain.

c. Menghindari timbulnya permasalahan dengan pemegang saham minoritas, jika dilakukan melalui akuisisi saham (hostile takeover).

19 Kelemahan akusisi aset:

a. Prosedur yang rumit untuk menentukan pembelian asset tesebut, yaitu yang menyangkut balik nama, royalti atas hak-hak jaminan seperti hipotik dan hak tanggungan.

b. Legal prosedur untuk mentransfer asset-aset tersebut akan memakan biaya yang tinggi.

Suatu perusahaan mengadakan merjer dan akusisi memiliki harapan bahwa dengan dilakukannya merjer dan akusisi nilai gabungan dari perusahaan meningkat, selain itu personel yang handal dan dana yang mendukung diharapkan dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keuntungan perusahaan, sehingga nilai saham perusahaan akan meningkat.

F.Pengujian Kandungan Informasi

Reaksi pasar modal terhadap kandungan informasi dalam suatu peristiwa dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal return yang merupakan selisih antara return aktual dengan return yang diekspektasikan oleh investor (Hartono, 2003:412). Suatu pasar akan bereaksi apabila di dalam pengumuman tersebut memiliki kandungan informasi. Jika pengumuman mengandung informasi, maka pasar diharapkan akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar.

20

Reaksi pasar tersebut dapat dipengaruhi oleh tingkat keuntungan yang diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau menggunakan abnormal return yang diukur dengan Market Adjusted

Model, Suatu peristiwa yang mengandung informasi akan memberikan

abnormal return kepada investor, namun peristiwa yang tidak mengandung informasi tidak akan memberikan abnormal return kepada investor (Hartono, 2003:411).

1. Return

Return merupakan hasil atau keuntungan yang diperoleh pemegang saham sebagai hasil dari investasinya. Return juga merupakan imbalan atas keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Eduardus, 2010:47).

Hartono (2003:109) membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi (realized return) dan return ekspektasi (expected return).

a. Return Realisasi (Realized Return)

Return realisasi (realized return) merupakan return yang sudah terjadi dan dihitung berdasarkan data historis. Return ini merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya secara relatif. Return

realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai penentuan return dan risiko dimasa mendatang yang bersifat tidak pasti.

21

b. Return Ekspektasi (expected return)

Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan investor). Return yang sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke – t yang merupakan selisih harga sekarang dengan harga sebelumnya. Sedangkan return yang diharapkan merupakan return yang harus diestimasi. Return ekspektasi dengan metode pasar dilakukan dengan dua tahap, yaitu : membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan menggunakan model ekspetasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela.

2. Abnormal Return

Abnormal return merupakan selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dikurangi return yang diharapkan atau return ekspektasi (Hartono, 2009:110).Dengan kata lain abnormal return merupakan kelebihan dari

return yang sesungguhnya terhadap return normal. abnormal return

umumnya menjadi fokus dalam studi yang mengamati reaksi harga atau efisiensi pasar.

Abnormal return akan terjadi apabila pengumuman merjer dan akuisisi mempunyai kandungan informasi dalam pasar modal yang efisien, harga saham dan tingkat pengembalian bereaksi dengan adanya pengumuman merjer dan akuisisi sehingga dengan memanfaatkan

22

informasi publik (public information), maka perusahaan dapat memperoleh keuntungan diatas normal.

Jika digunakan abnormal return maka dapat dikatakan bahwa suatu pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberi abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar seperi tampak pada gambar berikut ini:

Gambar 2.1

Kandungan Informasi Suatu Pengumuman

Peristiwa Reaksi Pasar Terhadap Hasil

Kandungan Informasi

Sumber : Hartono (2003) dalam Teori Portofolio dan Analisis Investasi

Menurut Hartono (2003) terdapat tiga model yang digunakan untuk mengestimasi abnormal return yaitu, model yang disesuaikan dengan rata-rata (Mean Adjusted Model), model pasar (Market Model), model yang disesuaikan dengan pasar (Market Adjusted Model), dimana :

Pengumuman peristiwa

Ada abnormal return

Tidak ada abnormal return Ada kandungan informasi Tidak ada kandungan informasi

23

a. Mean Adjusted Model

Model yang disesuaikan rata-rata (mean Adjusted Model), pada model ini menganggap return ekspetasi bernilai tetap dan sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi return yang diharapkan dihitung dengan cara membagi return realisasi suatu perusahaan pada periode estimasi dengan lamanya periode estimasi (estimation period) sebagai berikut :

Keterangan :

ERi,t = Return Ekspektasi saham i pada periode peristiwa t Ri,j = Return Realisasi saham i pada periode estimasi ke-j T = lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2

b. Market Model

Perhitungan return ekspetasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap yaitu (1) membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2) menggunakan model ekspetasi ini untuk mengestimasi return ekspetasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknis regresi OLS ( Ordinary least Square) dengan persamaan :

Σ

Ri,t

t2 j=t1

ERi,t =

24

Rij = ii.RMji.j

Dimana:

Rij = Return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

i

 = Intercept untuk sekuritas ke-i

j

 = Koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i RMj= Return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dihitung dengan rumus: RMj=(IHSGj-IHSGj-t)/IHSGj-1

i

 = kesalahan residu sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j

c. Market Adjusted Model

Hartono (2003) mengganggap bahwa penduga yang terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan periode estimas untuk membentuk model estimasi, rumusnya sebagai berikut

25 Dimana:

ARit = abnormalreturn saham i pada hari t

Rit = actual return saham i pada hari t

Rm = return pasar pada hari t (IHSG hari t)

G. Perumusan Hipotesis

Kandungan Informasi yang terdapat dalam peristiwa merjer dan akuisisi memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi segala macam bentuk transaksi perdagangan yang terjadi di pasar modal. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Hartono (2000) bahwa para pelaku pasar modal akan mengevaluasi setiap pengumuman yang diterbitkan oleh emiten, sehingga hal tersebut akan menyebabkan beberapa perubahan pada transaksi perdagangan saham, misalnya adanya perubahan pada volume perdagangan saham, perubahan pada harga saham, bid/ask spread, proporsi kepemilikan, dan lain-lain. Penelitian ini memiliki tujuan untuk melihat reaksi pasar terhadap pengumuman merjer dan akuisisi.

Nike (2009) menjelaskan bahwa pasar bereaksi terhadap pengumuman merjer dan akusisi yang ditandai dengan abnormal return positif. Rina (2009) menjelaskan dalam penelitiannya bahwa pasar tidak bereaksi dengan adanya pengumuman merjer dan akusisi yang ditunjukkan

26

dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan terhadap abnormal return perusahaan.

Hal ini mengindikasikan bahwa pengumuman yang masuk ke pasar memiliki kandungan informasi, sehingga direaksi oleh para pelaku di pasar modal. Suatu pengumuman memiliki kandungan informasi jika pada saat transaksi perdagangan terjadi, terdapat perubahan terutama perubahan harga saham.

Hipotesis pada penelitian ini adalah:

H1: peristiwa merjer dan akuisisi yang direaksi oleh pasar (investor dan pemegang saham) mengandung abnormal return.

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan metodologi studi peristiwa (event study). Event study digunakan untuk menguji kandungan informasi suatu pengumuman. Peristiwa atau kejadian yang dipilih dalam penelitian ini adalah peristiwa pengumuman merjer dan akuisisi perusahaan terbuka dimana fokus penelitian ini adalah dampak dari event tersebut terhadap

abnormal return saham untuk tahun 2010-2014.

B.Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian : Bursa Efek Indonesia dan Pojok BEI Universitas Sanata Dharma

2. Waktu Penelitian : Penelitian dilaksanakan pada Febuari 2014

C.Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

-Pusat Referensi Pasar Modal

-Pojok Bursa, Universitas Sanata Dharma -Perusahaan yang listing di BEI

2. Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah perusahan publik yang terdaftar di BEJ yang pernah melakukan merjer dan

28

akuisisi, dan perusahaan tersebut mengumumkan aktivitasnya tersebut pada periode 2010-2014.

D.Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yang digunakan didalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI dengan periode penelitian selama 4 tahun yaitu dari tahun 2010-2014 dimana perusahaan yang melakukan merjer dan akuisisi sejumlah 24 perusahaan.

2. Sampel

Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari adanya misspesifikasi dari penentuan sampel penelitian yang memungkinkan akan pengaruhnya terhadap hasil akhir dari hasil penelitian adapun sampel dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang menjadi populasi dan telah melakukan merjer dan akusisi pada tahun tersebut.

Pemilihan dan penentuan dari sampel populasi yang ada tersebut dilakukan dengan metode Purposive Sampling, bahwa bagian populasi dari yang dijadikan sampel sesuai dengan kriteria yang diajukan. Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang melakukan pengumuman merjer dan akuisisi, dan terdaftar di BEI dalam berbagai sektor dan industri. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang melakukan merjer dan akuisisi pada periode 2010-2014 dan informasinya diketahui dengan jelas.

29

2. Perusahaan tidak melakukan kegiatan lain seperti pengumuman deviden, stock split, dan kegiatan lainnya yang dapat mempengaruhi peristiwa merjer dan akuisisi selama periode pengamatan.

Berdasarkan kriteria yang dikemukakan, diperoleh 24 perusahaan dari 25 perusahaan yang akan menjadi sampel penelitian, perusahaan-perusahan tersebut adalah :

Tabel 3.1

Data Perusahaan Yang Melakukan Merjer dan Akuisisi No Kode Nama Perusahaan Pengambilalih dan yang

Diambilalih

Tanggal Merjer dan Akusisi

1 AALI Pengambil alih : ASTRA AGRO LESTARI Diambilalih : PALMA PLANTASINDO

24 JULI 2014

2 AISA Pengambilalih : TIGA PILAR SEJAHTERAFOOD Diambilalih : GOLDEN PLANTATION

22 MEI 2014

3 APLN Pengambilalih : AGUNG PODOMORO LAND Diambilalih : WAHANA SENTRA SEJATI

25 MARET 2014

4 ASII Pengambilalih : ASTRA INTERNASIONAL Diambilalih : ASURANSI VIVA INDONESIA

7 JULI 2014

5 AUTO Pengambilalih : ASTRA OTOPART Diambilalih : PAKUAKUINA

16 MEI 2013

6 BBCA Pengambilalih : BANK BCA

Diambilalih : CENTRAL SENTOSA FINANCE

24 FEBRUARI 2014

7 BMRI Pengambilalih :BANK MANDIRI

Diambilalih :ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA

3 JUNI 2014

8 BNLI Pengambilalih: BANK PERMATA

Diambilalih :GENERAL ELECTRIC FINANCE INDONESIA

29 DESEMBER 2010

9 BTPN Pengambilalih :BANK TABUNGAN PENSIUN NASIONAL

Diambilalih :BANK SAHABAT PURBA DANARTA

25 FEBRUARI 2014

10 ENRG Pengambilalih :PERTAMINA HULU ENERGI OIL & GAS

Diambilalih :NATUNA 2 B.V

16 JANUARI 2014

11 EXCL Pengambilalih :XL AXIATA Diambilalih : AXIS

4 APRIL 2014

12 HRUM Pengambilalih : HARUM ENERGY Diambilalih : KARYA USAHA PERTIWI

2 JULI 2013

13 INTP Pengambilalih :INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA

Diambilalih : TABARATUH MANUNGGAL

8 JANUARI 2014

14 KPIG Pengambilalih : MNC LAND

Diambilalih : BALI NIRWANA RESORT

17 SEPTEMBER 2013

15 MDLN Pengambilalih : MODERLAND REALITY Diambilalih :MITRA SINDA SUKSES

30 SEPTEMBER 2013

16 META Pengambilalih : TELKOM INFRA NUSANTARA Diambilalih :TARA CELL INTRABUANA

5 MARET 2014

17 MYRX Pengambialih : HANSON INTERNATIONAL Diambilalih :

10 JUNI 2014

18 NRCA Pengambilalih : NUSA RAYA CIPTA Diambilalih :BHASKARA UTAMA JAYA

13 DESEMBER 2013

30 19 PALM Pengambilalih : MUTIARA AGAM

Diambilalih : INTI GLOBAL LAKSANA

Dokumen terkait